Sabtu, 06 Juni 2009

Sri Mulyani: Membuat UU Tak Seperti Bikin Donat

JAKARTA - Naik-turunnya harga minyak mentah di luar kebiasaan tidak hanya membuat Menteri ESDM pusing tujuh keliling, tapi Menteri Keuangan Sri Mulyani juga ikutan pusing.

Masalahnya, Sri Mulyani yang juga plt menko perekonomian ini ikut diberondong pertanyaan. Tentunya, pertanyaan mengenai perkembangan harga minyak mentah yang akan berimbas pada ketahanan APBN 2009, yang dipatok USD80 per barel.

"Kan membuat UU tidak seperti bikin kue donat. Setiap hari bisa diangkat dari oven. Nanti tutup tahun evaluasi, kita sampaikan laporkan ke DPR, situasinya seperti apa?" ujarnya, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (30/12/2008).

Menurut jebolan dirut IMF ini, pada 2009, kemungkinan apapun bisa terjadi. Karena perjalanannya masih 12 bulan ke depan. "Jadi kita waspada saja terus," tutupnya.

Sekadar diketahui, harga minyak mentah dunia saat ini sudah berada di level USD42 per barel. Pada dua pekan yang lalu si emas hitam ini melandai di level USD34 per barel.


Dikutip dari http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/12/30/209/178098/sri-mulyani-membuat-uu-tak-seperti-bikin-donat/sri-mulyani-membuat-uu-tak-seperti-bikin-donat

Fachmi Moctar: Masak Lampu Taman Lebih Terang dari Matahari?

SUKABUMI - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku tak habis pikir atas sikap masyarakat Indonesia, yang banyak tidak percaya Tuhan.

Itulah yang dilontarkan Fahmi, saat memaparkan materi dalam Outing dan Sarasehan Wartawan PLN Tahun 2009, di Situ Gunung Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (30/5/2009).

Rasa keherannya ini disimpulkan dari sikap masyarakat yang lebih percaya akan lampu ketimbang cahaya matahari. Pasalnya, di siang hari masih banyak yang menyalakan lampu padahal suasana langit sudah terang benderang.

"Saya lihat banyak masyarakat yang tidak percaya Tuhan. Buktinya, siang-siang saja lampu taman masih menyala. Seperti lampu tamannya lebih terang dari sinar matahari," candanya.

Disebutkannya, pemakaian listrik oleh konsumen Indonesia masih cenderung konsumtif dan tidak efisien. Di sisi lain rata-rata pertumbuhan penjulan energi per tahun sebesar 6,8 persen, menunjukan kemampuan suplai yang masih rendah.

Dikutip dari http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/05/30/209/224590/fachmi-moctar-masak-lampu-taman-lebih-terang-dari-matahari

“Kitab Suci Bagi Studi Public Relations ”

Judul Resensi Buku : “ Kitab Suci Bagi Studi Public Relations ”
1. Judul Buku : EFFECTIVE PUBLIC RELATIONS
2. Penulis : Scott M. Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom
3. Pengalih Bahasa : Tri Wibowo, B.S.
4. Penerbit : Pearson Education Inc. (2006)
  Kencana; Prenada Media Group, Jakarta
5. Cetakan : Kedua, Edisi Kesembilan Juli 2007
6. Tebal : 572 halaman; 23 cm, softcover
7. Dimensi : 19 x 25 cm, 0,99 kg
8. Bahasa : Indonesia (Inggris; Asli)
9. Kategori : Jurnalistik & Publikasi tentang Kehumasan
10. Harga : Rp 138.000,-
11. Peresensi : Indra Achmadi

Dalam dunia Public Relations (PR), baik itu dunia praktisi maupun dunia teoritisi, telah menyebut buku Effective Public Relations ini sebagai sebuah “legenda hidup” selama lebih dari lima dekade (edisi pertama tahun 1952). Agar tetap unggul dan efektif dalam dunia PR yang kompetitif, setiap PR harus adaptif terhadap perubahan.
Buku inilah yang memberikan bentuk awal public relation, dan ia pulalah yang mengembangkan wajah public relations sebagaimana terlihat sekarang: substantif, profesional, dan kontekstual.
Effective Public Relations (EPR) telah menjadi salah satu dari sedikit buku klasik di bidangnya. Sejak edisi pertamanya terbit pada 1952, Scott M. Cutlip dan Allen H. Center telah memainkan peran utama dalam memajukan Public Relations (PR) ke arah status profesional. Edisi kesembilan ini berfungsi sebagai referensi utama bagi siapa saja yang menggeluti PR, baik itu praktisi maupun akademisi di seluruh dunia.
Buku inilah yang kemudian diakui dunia sebagai “kitab suci”-nya orang-orang PR, bukan saja karena buku ini selalu diperbarui, disesuaikan, dan memuat ide-ide baru dari berbagai penyumbang dari seluruh antero dunia, tapi konsistensinya untuk selalu di depan dalam bidang ini.
Selama bertahun-tahun buku EPR ini telah dianggap sebagai “kitab sucinya studi public relations” dan biasanya hanya disebut sebagai “Cutlip dan Center”. Seorang konsultan dan konselor pernah berkata “Cutlip dan Center adalah orang-orang yang memberi substansi dan legitimasi bagi praktik kita, mulai dari jurnalisme hingga profesi lainnya.”
Banyak dari ide dan ambisi mereka yang dimuat dalam edisi pertama masih menjadi landasan bagi praktik dan studi public relations yang selanjutnya disingkat PR. Akan tetapi, peran dan fungsi buku EPR ini telah berubah. Buku ini tak lagi berfungsi sebagai ensiklopedi PR yang komprehensif, sebab bidang studi ini telah berkembang pesat dan membutuhkan lebih dari satu buku untuk membahas semuanya. Buku ini juga bukan satu-satunya referensi akademik atau profesional yang kredibel. Pendidikan dan profesi PR tak lagi bisa ditampung hanya dalam satu buku. Meski demikian, buku ini masih menjadi referensi dasar bagi bidang PR di seluruh dunia. Inilah buku yang dipakai oleh semua orang yang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian akreditas. Ini pulalah buku yang paling sering dikutip dalam literatur PR, dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Cina, Italia, Korea, Latvia, Rusia, dan Spanyol (dan bahasa Indonesia, yang diterbitkan oleh Prenada Media). Seperti dikatakan oleh seorang pengulas “Karya Cutlip, Center, dan Broom ... [adalah] standar untuk menentukan mutu semua buku ajar PR.”
Apa yang akan Anda pelajari dalam buku ini? Pertama, Anda akan mempelajari konsep-konsep dasar yang dibutuhkan untuk memahami apa itu PR dan bagaimana PR dipraktikkan dalam beragam setting. Kedua, Anda akan mempelajari konsep, teori, prinsip, dan proses PR. (Buku PR lainnya mencakup teknik dan studi kasus). Ketiga, Anda akan mempelajari informasi terkini dan contoh-contoh baru untuk membantu Anda memahami praktik PR kontemporer. Untuk membantu proses pengkajian ini, setiap bab akan diawali dengan panduan studi (study guide) yang menjelaskan garis besar tujuan pembelajaran spesifik yang akan membantu Anda mempelajari dan menguasai materi. Materi disampaikan dengan cara yang menarik dan sangat inspiratif. Tidak ketinggalan, disertai juga foto-foto yang menarik, yang mewarnai seluruh buku ini. Buku ini adalah buku jurnalistik & publikasi yang disampaikan dengan cara yang "ngepop". Setiap bab dilengkapi dengan foto, ilustrasi, kutipan, kesimpulan, komentar penulis, dan bahkan juga terdapat informasi sumber tambahan referensi yang dapat membantu memperkaya Anda dalam mempelajari setiap materi pada setiap akhir bab yang diuraikan mendahuluinya, yang terkait langsung dengan uraian pada tiap bab tersebut. Satu lagi poin plusnya adalah terdapatnya kolom-kolom yang dinamakan “exhibit” untuk menempatkan atau memaparkan informasi tambahan lain.
Edisi kesembilan ini berisi data baru, ide baru, contoh baru, dan kontribusi dari banyak orang yang memengaruhi baik itu isi maupun gaya buku yang akan Anda baca ini. Ulasan-ulasan yang cermat dipadukan dengan diksi/ pilihan kata yang tepat turut mewarnai dan memberi makna yang luas dari buku ini. Penulis ingin memberi suatu kesan yang simple, komunikatif, lugas, mudah dimengerti serta mudah diterima oleh siapa saja.
Buku ini membahas hubungan antara organisasi dengan publik stakeholder-nya yakni orang –orang yang terlibat atau saling tergantung dengan organisasi-organisasi tersebut. Istilah public relations (PR) mengacu pada manajemen hubungan organisasi-publik dan ini merupakan salah satu bidang yang paling cepat berkembang dalam dunia profesional di seluruh dunia.
Namun, dalam perbincangan sehari-hari dan di media massa, orang menggunakan istilah PR untuk menyebut banyak hal, dan definisinya sering tidak positif. Misalnya, beberapa orang mengatakan “ini sekadar soal PR” sebagai deskripsi peyoratif untuk hal-hal yang mereka anggap sebagai tindakan publik yang tidak mulus. Menurut para pengkritik, PR adalah “sebuah industri yang didesain untuk mengubah persepsi, membentuk ulang realitas dan merekayasa kepatuhan.” Ada pihak lain yang mengatakan “PR yang baik” atau “PR yang hebat” apabila PR itu muncul di media. Mereka menyamakan PR dengan segala sesuatu yang menarik liputan media: “kami menganggapnya begitu karena begitulah yang kami rasakan.” Sementara ada pula yang menganggap PR sebagai upaya untuk menyembunyikan kebenaran atau “memelintir” berita buruk menjadi berita positif. Seorang penulis mengatakan, “istilah PR dan relasi publik telah diterima luas sebagai singkatan yang bermakna penipuan dan muslihat.” Bahkan, yang lebih parah adalah pandangan yang telah dianut lama yang menyatakan bahwa orang-orang PR “menarik benang yang mengontrol pikiran publik, yang menguasai kekuatan lama dan menciptakan cara baru untuk mengikat dan menguasai dunia. Terlepas dari hal tersebut di atas, buku ini bukan tentang pandangan negatif terhadap PR.
Edisi kesembilan ini dibagi menjadi empat bagian yang terdiri dari tujuh belas bab. Bagian I mendeskripsikan bidang ini yaitu PR dan mendefinisikan konsep-konsep dasarnya; bagian ini juga mendeskripsikan apa yang dilakukan para praktisi di mana mereka bekerja, serta menyebutkan tokoh-tokoh historis dan melacak asal usul praktik PR yang dilakukan sekarang yang dibagi dalam empat bab. Bagian II memperkenalkan prinsip dan teori yang mendasari dan memedomani praktik PR. Bagian ini juga membeberkan konteks profesi, etika, hukum, konteks internal dan eksternal, serta media dan hubungan media. Di dalam kerangka teori sistem, bab pada bagian ini juga menyajikan teori komunikasi dan teori opini publik. Teori-teori tersebut sangat penting untuk memehami fungsi PR yang di bahas dalam enam bab. Bagian III mengaplikasikan teori ke dalam praktik dengan menjelaskan secara detail “empat langkah proses PR.” Ada empat bab yang menjelaskan langkah-langkah perencanaan strategis yang dibutuhkan untuk mengelola program PR. Secara garis besar, “proses manajemen” tersebut di bagi dalam empat bab. Bagian IV memberikan konteks untuk praktik tersebut dengan mengilustrasikan apa yang dilakukan PR dan bagaimana ia berfungsi dalam bisnis dan industri; organisasi pemerintah, militer, dan politik; organisasi nirlaba, asosiasi dagang dan masyarakat profesional, serta organisasi nonpemerintah lainnya yang diuraikan dalam tiga bab terakhir.
Ringkasnya buku ini mencakup banyak hal dalam teori dan praktik PR. Buku EPR ini tidak sekadar menyajikan ulasan singkat, dan studi kasus yang terlalu sederhana. Buku EPR ini akan memberi Anda dasar-dasar untuk studi kelanjutan yang membahas implementasi program PR dan taktik program pengembangan PR. Anda harus berhati-hati terhadap buku-buku lain yang mengklaim bisa menunjukkan cara meraih sukses dalam bidang PR tetapi tidak memberikan dasar-dasar pengetahuan yang kokoh. Bila Anda ingin menjadi PR yang efektif, maka mulailah dengan mempelajari dan mengaplikasikan jurus-jurus yang diberikan buku ini.

Guru SMP Raih Gelar Miss Indonesia 2009

JAKARTA - Karenina Sunny Salim asal DKI Jakarta, memang punya segalanya. Wanita kelahiran Jakarta 13 Juni 1986 ini, selain cantik, pintar, juga punya enam gelar diploma yakni di bidang public relations, sales and marketing, primary teaching, economics, performing arts dan music and arts.

Namun yang paling penting adalah dia punya jiwa sosial tinggi. Karenina pernah ikut menjadi pengajar bagi anak-anak korban tsunami Aceh, dan sampai kini masih aktif mengajar di SMP.

Karenina yang juga adik kandung mantan kekasih Andi Soraya, Steve Emanuel ini langsung sumringah setelah dinobatkan sebagai Miss Indonesia 2009, dalam malam final yang diselenggarakan di Jakarta Convention Centre, Jumat (5/6/2009). Dia berhasil mengalahkan dua pesaingnya yaitu Melati Putri Kusuma Dewi (Sulawesi Barat) yang menjadi runner up satu, Viviane (Bali) di posisi runner up dua.

Ketiganya langsung berpelukan untuk melepas rasa haru setelah penobatan Miss Indonesia 2009 yang dimenangkan perempuan asal DKI Jakarta ini. Mahkota Miss Indonesia 2009 langsung di sematkan oleh Miss Indonesia 2008, Sandra Angelia kepada Karenina. Tak ada isak tangis yang mengiringi penobatan Miss Indonesia ini, sepertinya memang mereka adalah para wanita yang tegar.

Dikutip dari http://celebrity.okezone.com/read/2009/06/06/13/226666/guru-smp-raih-gelar-miss-indonesia-2009

Menkum HAM No Comment Soal Prita

JAKARTA - Menteri Hukum dan HAM Andi Mattalata enggan mengomentar kasus yang menimpa Prita Mulyasari, ibu rumah tangga yang mendekam selama tiga minggu di LP Wanita Tangerang karena kasus pencemaran nama baik melalui surat pembaca.

"Kasus ini kan masih di pengadilan," kata dia kepada wartawan di Gedung Depkumham Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (5/6/2009).

Menurut Andi, dalam pembuatan Undang-Undang (UU) harus ada sinkronisasi. "Undang-undang apapun, yang digunakan pidananya relatif sama," kata dia.

Andi mengatakan, UU itu seperti swalayan. "UU itu kalau mau yang murah pakai yang ini, mau yang mahal pakai yang itu. Semestinya, harus ada standarisasi dan jangan pakai UU yang lama," jelasnya.

Ditambahkan, pelajaran buat Depkum HAM adalah harus memperhatikan mengenai masalah pidananya, sehingga para penegak hukum tidak pilih-pilih.

Dikutip dari http://news.okezone.com/read/2009/06/05/1/226493/1/menkum-ham-no-comment-soal-prita

Jumat, 05 Juni 2009

Kasus Persaingan LNG-Pemerintah Masuki Tahap Akhir

JAKARTA - Perkembangan terakhir kasus indikasi persaingan tidak sehat Donggi Senoro yang dilaporkan pihak PT LNG Energi Utama (LEU) mendekati tahap akhir proses klarifikasi. Pihak Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memanggil Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro Kamis (4/6/2009) ini untuk meminta keterangan.

Namun sayangnya, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro sedang berhalangan hadir maka hanya diwakili oleh staf ahli dari Departemen ESDM, M Teguh dan Kepala Biro Humas ESDM Sutisna Prawira yang menyerahkan laporan tertulis atas enam pertanyaan yang diajukan KPPU.

"Ada beberapa hal yang menjadi konsen pemerintah, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Pertama pemerintah belum menyetujui harga LNG dari kilang Donggi ke buyer Jepang (Chubu dan Kansai) dan BP Migas belum menetapkan harga. Lalu soal pemilihan partner ada di korporat (pertamina dan Medco) dan soal revisi plan of development (PoD) pengembangan Donggi Senoro," ujar Kepala Biro Humas Departemen ESDM Sutisna Prawira, di kantor KPPU, Jalan Ir H Djuanda, Jakarta, Kamis (4/6/2009).

Dijelaskannya, dalam kasus Donggi Senoro kewenangan pemerintah hanya seputar harga gas. Pemerintah pun masih mengevaluasi revisi harga gas LNG yang rencananya dipasok ke pembeli Jepang. Namun, intinya dia menyebutkan bahwa tidak ada hal yang baru dari keterangan yang diberikannya sebelumnya per 23 April 2009.

Selain harga gas yang menjadi konsen KPPU adalah laporan pihak LNG Energi Utama, kalau telah terjadi kekeliruan dalam proses beauty contest pemilihan mitra Pertamina dan Medco dalam pembangunan kilang LNG Donggi Senoro.

Di sisi lain, Ketua KPPU Benny Pasaribu, menyesalkan ketidakhadiran kepala BP Migas dan Menteri ESDM dalam dua kali pemanggilan untuk proses klarifikasi.

Direncanakan Selasa (9/6/2009) mendatang, KPPU akan memanggil lagi sekaligus mengumumkan hasil resume klarifikasi apakah akan masuk pemberkasan atau tidak.

"Seharusnya bisa, tapi kelihatannya UU kita belum bisa tegas untuk melakukan itu, tapi kelihatannya belum bisa kita lakukan itu," ungkapnya.


dikutip dari http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/06/04/277/226126/kasus-persaingan-lng-pemerintah-masuki-tahap-akhir

SBY Pilih Ekonomi Jalan Tengah

JAKARTA - Calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono lagi-lagi membantah telah dan akan menjalankan ekonomi kapitalistik. Dia memilih ekonomi jalan tengah.

"Bukan ekonomi yang menyerahkan segalanya kepada pasar, atau yang disebut kapitalisme yang fundamental, ataupun turunannya yang disebut neoliberalisme atau neolib. Bukan itu pilihan kita. Saya juga tidak memilih ekonomi komando yang semua dijalankan negara, yang dulu disebut ekonomi komunis," kata SBY saat berkampanye di arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta, Kamis (4/6/2009).

Sepanjang kampanye itu, puluhan ribu pendukung pasangan SBY-Boediono berkali-kali meneriakkan kata "lanjutkan".

Menurut SBY, kebijakan ekonomi jalan tengah adalah yang membawa manfaat bagi rakyat Indonesia. Sebaliknya, ideologi dan aliran neolib tidak tepat dianut, karena paham yang didasarkan pada paham kapitalisme itu mengedepankan mekanisme pasar dan membatasi peran pemerintah. Neoliberalisme juga mengannjurkan privatisasi, membatasi subsidi, mendorong liberalisasi perdagangan, dan memberi peran yang luas kepada perusahaan dan lembaga keuangan internasional.

"Kalau ini dianut, masyarakat bisa menjadi korban dan rasa keadilan tidak dapat dicapai. Pilihan kita adalah ekonomi jalan tengah, atau ekonomi terbuka berkeadilan sosial," tegasnya.

Pilihan tersebut tidaklah datang dari langit, kata dia, melainkan telah dijalankan dewasa ini melalui strategi pembangunan yang pro-pertumbuhan, pro-lapangan kerja, dan pro-kelompok miskin.

"Juga melalui politik dan desain APBN yang tidak hanya berorientasi pada stimulasi pertumbuhan, tapi juga pada jaring pengaman sosial. Juga melalui program-program pro-rakyat yang telah dan akan terus kita jalankan," papar dia.

Dia menyebutkan sejumlah program, seperti bantuan langsung tunai, beras untuk rakyat miskin, pendidikan gratis bagi yang miskin, berobat gratis bagi yang kurang mampu, bantuan sosial dan bantuan penyandang cacat, serta kelompok lanjut usia. Selain itu juga bantuan bagi rakyat yang mengalami bencana, PNPM Mandiri, dan skim kredit usaha rakyat.

"Ini bukan janji, tetapi bukti. Ini bukan wacana, tetapi nyata. Apa yang pemerintah jalankan selama ini tidak lain adalah ekonomi yang berpihak kepada rakyat, atau yang sering disebut ekonomi rakyat atau ekonomi kerakyatan," tutur dia.

SBY juga menegaskan pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan pemerataan bagi seluruh rakyat.


Dikutip dari http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/06/04/277/226264/sby-pilih-ekonomi-jalan-tengah

Hasil pemilihan Bakal Calon Rektor Periode 2009-2013

Hasil pemilihan Bakal Calon Rektor Periode 2009-2013 sbb.

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo


Prof. Dr. Ir. Mas Yedi Sumaryadi, MS


Dr. Haryadi, M.Sc.


Drs. Edy Yuwono, Ph.D


Ir. Purnama Sukardi, Ph.D


Drs. Sri Nugroho PR, MA


Dra. Yulia Sistina, M.Sc.Stud, Ph.D


Prof. Drs. Agus Irianto, M.Sc, Ph.D


Dr. Ir. Isdy Sulistyo, DEA

10 
Drs. Dedi Supriadi, MS
   


Setelah selesai pemilihan hasil dibahas di senat universitas dari empat besar untuk proses tahapan berikutnya penentuan nomor urut bakal calon dengan hasil urutan sbb.:

Dr. Haryadi, M.Sc.


Prof. Dr. Ir. Sudjarwo


Drs. Edy Yuwono, Ph.D


Prof. Dr. Ir. Mas Yedi Sumaryadi, MS
   


Pada hari sabtu tanggal 6 Juni 2009 sesuai jadwal bakal calon rektor akan menyampaikan visi misi dihadapan senat universitas, 5 orang perwakilan dosen/fakultas, 2 orang karyawan masing-masing unit kerja , mahasiswa 6 orang/fakultas serta 10 orang BEM dan UKM dengan Moderator Ir. Purnama Sukardi, Ph.D. Acara dilanjutkan Pemberian pertimbangan calon rektor melalui pemungutan suara di forum Senat Universitas (secara tertutup). Tahapan berikutnya adalah menentukan urutan 1-3 calon rektor dan dikirim ke Presiden melalui Mendiknas.


Dikutip dari http://www.unsoed.ac.id/cmsunsoed/detail/cat/dnmcid/id1d/1/id2d/263/hasil-pemilihan-bakal-calon-rektor--periode-2009-2013

Ir. Purnama Sukardi Ph.D Unggul di TPS Blater

Purwokerto,www.unsoed.ac.id- Pelaksanaan pemilihan rektor Unsoed tahap I telah selesai dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan, tanggal 3 Juni 2009. Hasil akhir penetapan 4 besar calon rektor belum ditetapkan secara resmi, KPU Pemilihan rektor sampai saat ini belum menerbitkan hasilnya. Sebagai gambaran pelaksanaan pemilihan, tim relawan dari UPT Puskom telah mewawancarai dan mengambil gambar pelaksanaan pemilihan di beberapa TPS sebagai berikut :Fakultas Peternakan :  
Ketua Panitia Pemilihan : Ir. Joko Santoso, SU 
Sekretaris Panitia Pemilihan : Nunung Nur Hidayat, MP
Lokasi Pemilihan : Ruang Seminar I Lantai 3 Fakultas Peternakan
Jumlah DPT : 108 orang
Suara Terbanyak  
 Prof. Dr.Ir Mas Yedi Sumaryadi,MS (81,8% suara pemilih)

 

Fakultas ISIP :  
Ketua Panitia : Suparman Supardjo, M. Si
Sekretaris : Mite Setiansyah, M.Si
Lokasi Pemilihan : Aula Fisip
Jumlah DPT : 134 orang
Suara Terbanyak Prof. Dr.Ir Mas Yedi Sumaryadi,MS (26% suara pemilih)

 

Fakultas Hukum :  
Ketua Panitia : Joko Susanto, SH, SU
Sekretaris Panitia : Agus Nugroho, SH, MM
Lokasi Pemilihan : Lobi Gedung Justisia II Fakultas Hukum
Jumlah DPT : 77 orang
Suara Terbanyak Prof. Dr.Ir Sudjarwo (58,6% suara pemilih)

 

Fakultas Ekonomi :  
Ketua Panitia : Drs. Rasyid Mei Mustofa
Sekretaris : Dra. Muliah Rosiani
Lokasi Pemilihan : Lantai 3 Gedung Roedhiro
Jumlah DPT : 129 orang
Suara Terbanyak Dr. Haryadi, MSc (63,3% suara pemilih)

 

Fakultas Sains & Teknik Blater :  
Ketua Panitia : Nastain, MT
Sekretaris : Rachmat Setiadi, M.Si
Lokasi Pemilihan : Aula Fakultas Sains dan Teknik Blater
Jumlah DPT : 
38 orang
Suara Terbanyak : 
Ir. Purnama Sukardi, Ph.D (45,8% suara pemilih)


Dikutip dari http://www.unsoed.ac.id/cmsunsoed/detail/cat/dnmcid/id1d/1/id2d/262/ir.-purnama-sukardi-ph.d-unggul-di-tps-blater