Senin, 22 April 2013

ANALISIS DAMPAK FILM NARUTO DI TELEVISI


PENDAHULUAN

Latar Belakang.
Media massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Dalam kehidupan sehari hari media massa mempunyai peranan penting dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Dengan adanya media massa, masyarakat luas menjadi tahu peristiwa yang terjadi disekitarnya, bahkan di belahan dunia lain. Adanya media massa juga menjadikan identitas tersendiri bagi sebuah negara, negara yang menganut asas demokrasi dalam pemerintahannya biasanya akan memberikan ruang yang luas bagi keberadaan media massa sebagai instrumen untuk komunikasi massa. Media massa mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan sebuah negara, kehadirannya tidak bisa dielakkan dari keseharian hidup kita, bahkan saat ini seluruh lapisan masyarakat membutuhkan media massa untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan. Selain itu media massa memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari hari. Seolah olah masyarakat tidak bisa hidup tanpa media, contohnya satu hari saja seseorang tidak membaca koran maka ia akan merasa ada yang kurang di hari itu. Hal itu menunjukan bahwa media massa telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, kebutuhan primer masyarakat, dan menjadi acuan bagi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini media massa telah berkembang pesat dan tersedia dalam berbagai bentuk dan dapat diakses dengan mudah. Salah satunya adalah televisi. Media televisi menyajikan informasi dalam bentuk audio visual. Televisi dapat menyampaikan informasi secara cepat, dan efektif kepada masyarakat, sebagai sarana untuk membentuk karakter masyarakat melalui sugesti yang disampaikan.
Saat ini televisi telah menjadi sarana penyampaian informasi yang cepat, apapun yang terjadi di luar akan segera terungkap dengan cepat. Sehingga saat ini telah menjadi sarana konstruksi sosial bagi masyarakat, televisi dengan berbagai program yang disiarkannya, telah menjadi semacam “kiblat” bagi masyarakat dalam berbagai hal, seperti gaya hidup dan sebagainya.
Salah satu program yang marak ditayangkan di televisi adalah program film kartun yang menyajikan siaran hiburan, khususnya bagi anak anak. Tayangan ini menampilkan imajinasi, keseharian dan khayalan anak anak. Terkadang film kartun menayangkan adegan kekerasan, berdarah darah, pengejaran, bahkan pornografi, sehingga film kartun justru menjadi tidak layak ditonton. Apalagi tayangan ini ditayangkan pada jam yang mana semua “pasang mata” dapat menyaksikannya khususnya anak anak. Hal itu dapat mempengaruhi perkembangan mental anak. Salah satu tujuan dari media massa bagi masyarakat adalah memberikan hiburan, dalam konteks ini media dapat menyajikan program yang menghibur bagi pemirsanya. Akan tetapi dalam realitanya berita kriminal justru menimbulkan dampak negatif bagi anak anak sebagai pemirsanya. Tindak kekerasan justru menjadi konsumsi anak anak sehari hari. Makalah ini bertujuan menganalisis dampak sosial di masyarakat terkait berita film kartun yang terjadi yaitu konflik antara tujuan dari media massa yang sebenarnya dengan kenyataan di lapangan.
 

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori.
Teori yang digunakan dalam kasus ini menggunakan pendekatan psikologi sosial, yaitu teori kognisi sosial. Kognisi sosial adalah proses individu memilih, menafsirkan dan menggunakan informasi untuk membuat penilaian dan keputusan mengenai lingkungan sosialnya.  Individu dapat memproses jumlah informasi yang banyak dalam waktu yang cepat dan efektif.
Tinjauan Pustaka
Cerita ini mengisahkan tentang seputar kehidupan tokoh utamanya, Uzumaki Naruto, seorang ninja remaja yang berisik, hiperaktif, dan ambisius; dan petualangannya dalam mewujudkan keinginan untuk mendapatkan gelar Hokage, sebuah gelar bagi pemimpin sebuah desa shinobi (istilah lain dari ninja), Konohagakure (Desa Daun Tersembunyi). Namun ternyata Naruto memiliki masa lalu yang kelam, karena waktu kecil tubuhnya dipergunakan oleh Hokage ke-4, Minato Namikaze, untuk menyegel Kyuubi, siluman rubah ekor sembilan, yang menyerang desa Konoha 13 tahun yang lalu. Akibatnya, Naruto dikucilkan oleh penduduk desa.
Namun berkat para pembimbing ninjanya dan para sahabatnya, Naruto akhirnya tidak merasa sendirian lagi. Cerita Naruto ini sangat kuat menggambarkan hubungan persahabatan, pengorbanan, dan saling melindungi satu sama lain. Hebatnya cerita ini, setiap karakter dalam manga Naruto memiliki masa lalu dan karakter yang unik. Contohnya Uchiha Sasuke. Sasuke adalah teman satu tim Naruto selain Sakura. Ia adalah seorang ninja berbakat yang selalu menyendiri dan jarang bergaul. Sikapnya yang dingin serta kemampuan bertarung yang tinggi membuatnya digilai banyak wanita terutama Sakura. Sama halnya dengan Naruto, Ia memiliki masa lalu yang kelam dan -sama seperti Naruto- hidup sendirian; tanpa teman dan keluarga. Cita-citanya adalah untuk menjadi ninja yang kuat dan membunuh Uchiha Itachi, kakak kandungnya, yang bertanggung jawab atas kematian seluruh keluarga Uchiha, keluarganya Sasuke.
Yang menjadi salah satu kekuatan cerita Naruto adalah bahwa manga ini banyak mengambil nama-nama dari legenda cerita Jepang. Nama Naruto sendiri adalah nama sebuah kota di Prefektur (semacam propinsi) Tokushima, Jepang. Mahluk yang berada di dalam tubuh Naruto (Kyuubi) adalah Bijuu (monster) terkuat dalam Mitologi Jepang. Tubuhnya ditutupi bulu berwarna merah dimana itu melambangkan elemen api. Jiraiya, nama pertapa (sennin) legendaris yang merupakan guru Naruto adalah berasal dari cerita kuno Jiraiya Goketsu Monogatari ("Legenda Jiraiya si pemberani") dari literatur Jepang.
Namun yang membuat saya cukup menyukai Naruto adalah soundtrack pembuka dan penutup cerita yang bagus dan selalu berganti. Setiap beberapa episode, theme song-nya selalu berganti. Ini yang membuat film kartun produksi Studio Pierrot menjadi tidak membosankan. Sebagai seorang yang gampang bosan, menonton Naruto cukup membuat saya tidak akan melewatkan setiap episodenya. Namun sepertinya saya sarankan bagi orang tua yang memiliki anak di bawah umur 5 tahun agar didampingi dalam menonton cerita ini. Ada banyak adegan darah dan kekerasan yang ditunjukkan dalam cerita ini, meski hanya sebuah fiksi kartun belaka.
Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat ditarik perumusan masalah yaitu adanya kesenjangan antara fakta yang ada di lapangan dengan yang seharusnya. Dalam konteks ini berita kriminal justru banyak membawa dampak negatif di masyarakat, seperti masyarakat menjadi terbiasa dengan hal hal yang berbau kekerasan. Sedangkan fungsi berita yang sesungguhnya adalah menyampaikan informasi bagi masyarakat, menjadi media komunikasi, serta fungsi lainnya yang relevan. Analisis dampak juga akan disertakan dalam makalah ini.


PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Deskripsi Kasus.
Film kartun adalah film yang berisi imajinasi, umumnya ditonton oleh anak anak. Film yang menjadi kajian dalam makalah ini adalah film “Naruto”. Film ini dipilih karena selain kepopulerannya dikalangan anak anak, film ini dituding sebagai penyebab maraknya tindak kekerasan dikalangan anak anak. Dalam adegan film ini banyak ditampilkan adegan kekerasan yang banyak ditiru oleh anak anak sebagai penontonnya. Dalam beberapa kasus, tindak kekerasan ini telah menimbulkan korban jiwa, sehingga dampak film ini perlu ditelaah lebih lanjut.
Pengaruh Media Massa Pada Budaya
Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks, dampak bisa dilihat dari:
  1. Skala kecil (individu) dan luas (masyarakat).
Dalam skala kecil pengaruh media massa dapat terjadi dalam lingkup yang kecil seperti individu, kelompok bermain dan sebagainya. sedangkan dalam skala besar terjadi di masyarakat.
  1. Kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan lambat (puluhan tahun/ abad) dampak itu terjadi.
Analisis.
Dampak tayangan “Naruto” dapat terjadi baik dalam tempo yang lambat maupun cepat. Dalam konteks ini dampak film tersebut terhadap tindak kekerasan berlangsung dengan sangat cepat. Hanya selang beberapa waktu setelah film itu beredar, tindak kekerasan langsung menjadi kebiasaan dikalangan anak anak. Ekspansi film “Naruto” juga dilakukan dalam berbagai bentuk media massa, sehingga terbentuklah image atau pencitraan terhadap tokoh yang ada, sebagai sosok yang kuat, gagah, dan pemberani yang selalu siap menghadapi apapun dengan jalan kekerasan.
Pencitraan itulah yang akhirnya ditiru oleh anak anak sebagai bentuk imitasi ataupun identifikasi sebagai seorang anak yang sedang berusaha membangun jati dirinya. Akan tetapi anak anak belum mengerti sepenuhnya apa yang dilihatnya adalah tidak tepat. Sehingga yang terjadi adalah tindak kekerasan yang akhirnya berakhir pada kematian. Dampak tersebut telah terjadi secara luas, perlahan lahan media massa dapat menguak para korban yang berjatuhan layaknya dampak tayangan “Smackdown” beberapa tahun yang lalu.

Arah Konflik.

Konflik sosial dalam tema ini adalah pertentangan antara fungsi media massa yang sebenarnya dengan kenyataan di lapangan. Fungsi-fungsi media massa pada budaya antara lain:

  1. Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.
  2. Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah.
  3. Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan.
  4. Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).
Analisis.
Hal yang bertentangan yaitu fungsi hiburan yang sebenarnya, tidak sesuai dengan kenyataan. Film ini justru mengajarkan budaya kekerasan pada anak anak, yang pada akhirnya akan menimbulkan dampak negati yang telah terjadi selama ini. Media massa khususnya televisi efektif untuk mempengaruhi seseorang. Pengaruh terhadap individu menjadi sangat kuat, yaitu mengajarkan bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka sebagai penyihir seperti Harry Potter, atau putri raja seperti tokoh Disney. Dalam hal ini kekerasan merupakan cara seorang individu berhubungan dengan lingkungannya.
Media Massa dan Proses Sosialisasi
Tanpa mengikari fungsi dan maafaat media massa dalam kehidupan masyarakat, disadari adanya sejumlah efek sosial negatif yang ditimbulkan oleh media massa. Karena itu media massa dianggap ikut bertanggung jawab atas terjadinya pergeseran nilai-nilai dan perilaku di tengah masyarakat seperti menurunnya tingkat selera budaya, meningkatnya kejahatan, rusaknya moral dan menurunnya kreativitas yang bermutu..
Hampir setiap hari umumnya anak anak dihadapkan pada tayangan yang menyangkut perilaku kekerasan seperti pembunuhan, perampokan, pornografi dan bentuk-bentuk yang lain. Akibat logis dari keadaan tersebut bahwa segala sesuatu yang digambarkan serta disajikan kepada anak anak akan membantu dan mengembangkan kemampuan menentukan sikap pada individu-individu di tengah masyarakat dalam menentukan pilihan mengenai apa yang patut ditempuhnya untuk kehidupan sosial mereka. Dalam hal ini jalan kekerasan menjadi pilihan.
Pemberian masalah kekerasan melalui media massa mempunyai aspek positif dan negatif. Pengaruh media massa yang bersifat halus dan tersebar (long term impact) terhadap perilaku seolah-olah kurang dirasakan pengaruhnya, padahal justru menyangkut masyarakat secara keseluruhan.
Hasil dari berbagai penelitian menyatakan bahwa efek langsung komunikasi massa pada sikap dan perilaku khalayaknya, kecil sekali, atau belum terjangkau oleh teknik-teknik pengukuran yang digunakan sekarang.
Media Massa sebagai Agen Sosialisasi
Kemungkinan dan proses bagaimana terjadinya peniruan terhadap apa yang disaksikan atau diperoleh dari isi media massa dapat dipahami melalui beberapa teori. Yang pertama adalah teori peniruan atau imitasi. Kemudian teori berikutnya tentang proses mengidentifikasi diri dengan seseorang juga menjelaskan hal yang sama. Sedangkan teori social learning mengungkapkan faktor-faktor yang mendorong anak anak untuk belajar dan mampu berbuat sesuatu yang diperolehnya dari interaksi sosial di tengah masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.
            Film “Naruto” adalah dalah satu film yang digemari anak anak. Tetapi film ini mengandung banyak unsur unsur kekerasan, sehingga dapat menganggu perkembangan mental seorang anak. Film “Naruto” dituding banyak pihak sebagai penyebab dari serangkaian kematian anak anak akibat meniru adegan dalam film tersebut. hal itu menimbulkan konflik sosial maupun konflik kepentingan. Pengelola stasiun TV tidak bisa langsung menghentikan tayangan tersebut karena adanya kepentingan dari pemasang iklan. Disisi lain dampak sosial yang terjadi di masyarakat tidak bisa terus menerus dibiarkan.
Media massa mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi anak anak. Karena pada masa itu anak anak sedang dalam proses pencarian jati diri, sehingga apa yang dilihatnya akan diterima secara “taken for granted” mereka belum mengetahui tentang baik buruknya hal tersebut. hal itu bertentangan dengan salah satu fungsi yaitu hiburan.
Saran.
Para orang tua hendaknya mengawasi apa yang disaksikan oleh anaknya, memberikan pengertian tentang baik buruknya suatu hal yang ditayangkan. Memberikan batasan yang sesuai kepada anak, karena arus komunikasi saat ini sangat sulit untuk dibendung. Sehingga peranan orang tua secara maksimal merupakan hal yang bijaksana.
Media massa sebagai agen sosialisasi seharusnya lebih selektif dalam memilih tayangan yang berkualitas, dan dapat menganalisis dampak sebuah tayangan serta menempatkannya dalam jam tayang yang tepat. Karena sosialisasi yang dilakukan melalui audio visual merupakan instrumen yang efektif dalam mempengaruhi seseorang atau siapapun termasuk anak anak. Unsur kehati hatian mutlak diperlukan secara komprehensif, agar tidak lagi menimbulkan dampak buruk dimasa mendatang.


DAFTAR PUSTAKA 
Arifin, Anwar. 2003. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sosiologi Komunikasi Massa www.wordpress.co.id. Diakses pada October 18 2008.
Media Massa www.wikipedia.co.id. Diakses pada October 18 2008. 
Naruto www.wikipedia.co id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar