Sabtu, 27 April 2013

SANITASI DAN PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI PANGAN PENERAPAN SANITASI DI PT. TRIODAYA MAKMUR PURBALINGGA part 1


I.       PENDAHULUAN
Lingkungan produk pangan pada dasarnya rentan terhadap kemungkinan terjadinya pencemaran baik pencemaran fisik, kimia, mikrobiologis dan biologi. Kasus-kasus keracunan pangan pada umumnya akibat pencemaran pangan oleh mikroba pathogen atau pembentuk racun.  Terjadinya kasus-kasus keracunan sebagaian besar diakibatkan oleh kondisi sanitasi yang tidak memadai. Salah satu cara untuk mencegah pencemaran pangan adalah dengan cara sanitasi. 
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Dilihat dari pentingnya sanitasi maka sanitasi merupakan syarat mutlak bagi berdirinya industri pangan. Karena baik secara langsung maupun tidak langsung sanitasi mempengaruhi hasil produksi terutama untuk mutu dan keawetan produk. Selain itu sanitasi juga merupakan tolak ukur kelayakan produk dari suatu industri pangan dan menunjukkan eksistensi suatu industri pangan tersebut.
Sanitasi dapat pula diartikan sebagai segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan. Dalam praktek di industri pangan tindakan sanitasi pangan meliputi (1) pengendalian pencemaran, (2) pembersihan dan (3) tindakan aseptik.  Pengendalian pencemaran mencakup pembuangan sampah dan menjauhi pencemar.  Pembersihan dilakukan dengan pencucian sedangkan tindakan aseptik dilakukan dengan peralatan atau sarana untuk menghindari mikroba.
Penerapan sanitasi pada industri pangan haruslah continue dan menyeluruh. Sanitasi harus dilakukan mulai dari pengadaan bahan sampai pemasaran produk akhir hingga ke tangan konsumen. Penerapan sanitasi yang sempurna pada industri pangan dapat menghindari produk akhir terkena cemaran bahaya fisik, kimia dan biologis yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi konsumen yang mengkonsumsi produk akhir tersebut.
Sanitasi dalam pabrik makanan merupakan suatu sistem penjagaan lingkungan yang meliputi penciptaan kebersihan lingkungan, cara kerja higienis, penjagaan kesehatan pekerja serta pembinaan sikap kedap, kebiasaan dan tingkah laku bersih.  Cara kerja higienis yaitu cara kerja dengan menghindari masuknya kuman.
Kebersihan lingkungan pabrik makanan itu sendiri meliputi kebersihan seluruh bangunan industri dan sekitarnya.  Kebersihan yang mendapat perhatian istimewa ialah tempat pengolahan, fasilitas, dan manusia pekerja yang akan bersinggungan atau dilewati produk pangan.  Ada sarana atau fasilitas tertentu dalam wilayah pabrik yang menjadi fokus sanitasi yaitu ruang pengolahan (lantai, dinding, atap, dan udara), peralatan pengolahan, air, sistem pembuangan sampah dan limbah industri.
Dalam paper ini, sanitasi pada PT. Triodaya Makmur kabupaten Purbalinga yang bergerak dalam proses pembuatan tepung tapioka akan di bahas dan di evaluasi. Informasi-informasi terkait sanitasi PT. Triodaya Makmur kabupaten Purbalinga didapatkan dari laporan kerja praktek milik Lilis Susanti tahun 2007.












II.    TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam industri pangan modern program sanitasi merupakan bagian penting dari sistem pengawasan mutu.  Sebagai subsistem penting dalam pengawasan mutu, program sanitasi terus dibina dengan kegiatan dan teknologi yang terus berkembang serta dengan kegiatan sanitasi yang teratur dan disiplin.  Kebiasaan dan sikap sanitasi ditanamkan pada seluruh karyawan industri.  Bangunan dan lingkungan pabrik dibangun dengan memperhatikan syarat sanitasi.
Dalam dunia industri modern program sanitasi tidak hanya untuk menjaga produk, namun juga merupakan usaha menjaga mutu lingkungan dan mutu kehidupan masyarakat. Kegiatan sanitasi memerlukan investasi, tenaga, dan biaya.  Persyaratan sanitasi dapat mengakibatkan biaya sanitasi yang sangat tinggi, yang tak terpikul oleh industri dan akibatnya menghambat perkembangannya.
Ekses negatif dari sanitasi yang berlebihan adalah terjadinya penurunan mutu produk pangan. Peningkatan sanitasi memang meningkatkan mutu kebersihan dan sanitasi pangan, namun peningkatan mutu sanitasi ini dapat mengorbankan mutu pangan dari segi lain.  Aspek lain dari mutu pangan yang menjadi korban biasanya dalam hal rasa dan aroma.  Misalnya penggunaan zat kimia saniter yang berlebihan dapat meningkatkan mutu keawetan pangan namun menyebabkan bau obat yang tidak dikehendaki.
Jadi persyaratan sanitasi industri pangan di suatu masyarakat atau negara perlu dikembangkan secara proporsional sesuai dengan kondisi dan faktor-faktor pendukungnya. Menurut Soekarto (1990) sasaran sanitasi dalam menjaga mutu pangan meliputi :
(1)   Mencegah pencemaran oleh mikroba pembusuk
(2)   Mencegah pencemaran oleh mikroba patogen
(3)   Mencegah pencemaran oleh serangga atau benda asing
(4)   Mencegah agar bebas dari polutan dan mikroba yang menjadi indikator sanitasi
(5)   Mempertahankan kondisi bersih
Banyak kasus kegagalan produksi dialami dalam proses pengolahan pangan yang disebabkan karena tingkat sanitasi yang rendah.  Dalam pembuatan makanan fermentasi seperti tempe, tape atau minuman anggur sering ditemui kegagalan atau produknya bermutu rendah dan jika ditelusuri penyebabnya berasal dari lingkungan atau kebiasaan yang kurang saniter.
Menurut Soekarto (1990) dalam program sanitasi ada beberapa daerah penting yang menjadi fokus kegiatan sanitasi.  Beberapa daerah fokus sanitasi yaitu : lokasi pabrik, konstruksi dan tata letak bangunan, rancangan dan tata letak peralatan, instalasi air, dan sistem pembuangan limbah.
1.      Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik atau industri mempunyai pengaruh langsung pada sanitasi, terutama dalam hubungannya dengan kebersihan lingkungan dan pelayanan pembuangan.  Lingkungan yang kotor dan tidak tersedia sarana pembuangan akan merupakan sumber pencemaran serta menyulitkan tindakan sanitasi.
Pemerintah setempat biasanya menyediakan tempat khusus untuk industri dan pelayanan pembuangan.  Dengan demikian biayanya lebih murah dan dapat dipikul bersama.  Sungai dengan cukup air, daerah tidak becek (kering) serta sumber air yang cukup merupakan lokasi yangg ideal untuk industri pangan, disamping sarana tranportasi yang cukup.
2.      Bangunan
Rancangan konstruksi dan tata letak bangunan memegang peranan penting dalam sanitasi terutama untuk menciptakan kondisi sanitasi dan memudahkan tindakan sanitasi. Bangunan tempat makanan diolah perlu sirkulasi udara, cahaya dan ruang gerak yang cukup.  Tiap pelosok ruangan harus dapat mudah dibersihkan.  Daerah sumber pencemaran seperti kamar mandi / WC, got pembuangan, tempat sampah perlu dijauhkan dari tempat pengolahan dan penimbunan makanan.  Lantai ruang kerja pengolahan perlu dijaga tetap bersih dan mudah dibersihkan.


3.      Peralatan
Peralatan pengolahan , wadah, atau peralatan lain yang kontak langsung dengan makanan biasanya menjadi sumber pencemaran, karenanya harus dipilih yang mudah dibersihkan dan terbuat dari bahan yang tahan karat. Tata letak peralatan disamping harus memenuhi urutan proses juga perlu memenuhi persyaratan sanitasi yaitu mudah dibersihkan, mudah bongkar pasang dan mudah operasinya. 
4.      Instalasi Air
Tiap-tiap industri pangan memerlukan air, karena itu perlu instalasi air yang memadahi.  Instalasi air terdiri dari sumber air, pembersihan air, reservoir, sistem penyambung (pipa-pipa).  Tiap-tiap instalasi air perlu dilengkapi dengan sistem sanitasi.  Macam-macam jenis air perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan yaitu untuk mencuci, pengolahan, untuk generator uap, sebagai bahan pencampur makanan dan mungkin untuk laboratorium.  Masing-masing jenis kebutuhan air kadang-kadang perlu dipisah dan sarana khusus serta mempunyai sistem penyambung dan sistem sanitasi yang terpisah pula.
5.      Sistem Pembuangan
Tiap-tiap industri pangan akan menghadapi masalah pembuangan cairan limbah, sampah, dan masalah polusi.  Sampah-sampah industri pangan terdiri dari sampah padat yang berasal dari sisa-sisa bahan dan sampah cairan yang berasal dari pencucian. Sampah-sampah ini akan menjadi sumber kontaminasi dan polusi, karenanya perlu penanganan udara sanitasi.  Kedua macam sampah itu memerlukan sistem pembuangan yang berbeda.  Penanganan yang penting pada industri pangan yaitu penempatan sampah yang jauh dari ruang pengolahan.
Bagian terpenting dari sanitasi pangan adalah kebersihan. Dalam pengertian kebersihan di sini tercakup juga sikap karyawan, kebiasaan dalam perusahaan dan perilaku serta tindakan kebersihan, jadi tindakan kebersihan meliputi kebersihan air, udara lingkungan, bangunan, peralatan dan personalia (Soekarto, 1990).


1.      Kebersihan Air Pencuci
Air merupakan sarana dan kebutuhan utama dalam kebersihan industri pangan.  Dalam industri pangan air pencucian digunakan untuk pencucian ruang dan alat, dan air untuk kebersihan umum (WC dan kamar mandi). Air pencuci pun penggunaannya bermacam-macam yaitu air pencuci lantai, pencuci bahan baku, pencuci peralatan bagian luar, pencuci peralatan bagian dalam.  Masing-masing jenis air pencuci itu berbeda peranannya demikian pula pengaruhnya terhadap tingkat sanitasi perusahaan industri pengolahan pangan.  Penggunaan air pencuci ini dapat mempengaruhi mutu produk. Air pencuci yang dipergunakan beberapa kali dapat menjadi sumber kontaminasi, karenanya mutu air pencuci perlu terus menerus dimonitor. 
2.      Udara Bersih
Ruangan tempat pengolahan memerlukan udara bersih.  Udara menjadi kotor jika mendapat pencemaran debu, bau-bauan, atau gas pengotor atau mikroba.  Spora mikroba biasanya mudah diterbangkan oleh angin dan kemudian mengotori udara.  Jadi udara kotor juga menjadi sumber kontaminasi. 
Udara dalam ruangan pengolahan dibersihkan dengan penggantian udara bersih secara terus menerus.  Hal ini dapat dilakukan dengan sistem ventilasi atau AC (Air Conditioner).  Untuk itu diperlukan lingkungan yang dapat menjamin persediaan udara bersih. 
3.      Kebersihan Personalia / Pekerja
Kebersihan dan higiene pekerja industri makanan sangat penting.  Pekerja juga merupakan sumber pencemaran.  Yang sangat penting dijaga adalah agar pekerja tidak sampai menulari mikroba patogen karena pencemaran ini tidak terlihat, tetapi jika terjadi resikonya berat yaitu peracunan makanan. Kebersihan pekerja dilakukan dengan pakaian dan badan bersih, sikap dan kebiasaan higienis, pemeriksaan dokter, dan penjagaan kesehatan secara teratur.
Perananan managemen dan disiplin sangat penting dalam menjaga kebersihan pekerja.  Bagian tubuh pekerja yang sangat mudah mengotori adalah tangan, kepala terutama daerah muka, rambut, dan kaki (Jenie, 1987).  Daerah-daerah ini perlu mendapat sarana pencegahan kontaminasi seperti sarung tangan, sepatu khusus, penutup kepala dan mulut.
4.      Kebersihan Peralatan
Alat pengolah dan wadah pangan perlu selalu dijaga kebersihannya, karena ini juga merupakan sumber pencemaran yang penting.  Peralatan untuk makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi (baik desain maupun bahan konstruksinya) yaitu mudah dibongkar pasang dan mudah dicuci.  Bahan yang mudah berkarat atau kasar permukaannya menjadi tempat sisa-sisa makanan dan kotoran yang kemudian menjadi tempat berkembang biak mikroba.
Pembersihan alat perlu dilakukan secara rutin dengan prosedur dan sistem uji kebersihan yang baku.  Cara pembersihan juga disesuaikan dengan jenis kotoran atau jenis makanan.  Pencemaran dengan sisa-sisa makanan berlemak susah dibersihkan.  Jika kotoran lemak tidak bersih akan cepat menghasilkan bau tengik yang akan disebarkan pada makanan.
5.      Kebersihan Lantai dan Dinding
Lantai dan dinding ruang pengolahan pangan juga menjadi sumber pencemaran yang penting.  Karena itu lantai dan dinding harus selalu dibersihkan.  Desain ruangan dan tata letak peralatan dibuat agar pembersihan lantai dan dinding mudah dilakukan.  Lantai yang tidak rata dan permukaan yang kasar  akan menyulitkan pembersihan, tetapi lantai yang halus permukaannya akan menjadi licin jika kena air dan membahayakan pekerja.
Seperti halnya peralatan, lantai dan dinding juga menjadi tempat sisa-sisa atau penumpukan makanan. Jika tidak segera dibersihkan akan menjadi sumber pencemaran.
Standar sanitasi industri pangan biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan pemerintah atau undang-undang, yang memuat tata cara atau pedoman penyelenggara proses industri yang bersih dan bebas dari pencemaran produk pangan.  Pedoman penyelenggaraan praktek sanitasi dalam industri pangan ini disebut ”Good Manufacturing Practices” (GMP).
Di Indonesia telah ada undang-undang / peraturan yang secara khusus mengatur sanitasi untuk industri pangan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan.  Beberapa aspek higiene atau sanitasi yang menyangkut produk pangan telah dimuat dalam berbagai peraturan, misalnya dalam Codex susu, peraturan daerah tentang rumah pemotongan hewan, Standar Mutu Air PAM, dan peraturan daerah tentang penanganan limbah industri.  Peraturan atau ketentuan tersebut pada umumnya ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Bagi industri pangan tersendiri belum ada ketentuan-ketentuan khusus yang langsung mengatur tindak dan persyaratan sanitasi untuk tujuan peningkatan mutu produk pangan.  Selama ini industri pangan di Indonesia mengadopsi standar sanitasi seperti GMP dari negara industri, karena belum ada ketentuan dari Pemerintah Indonesia.
GMP selama ini sudah diterima secara meluas oleh negara-negara industri, sehingga kemampuan menerangkan GMP secara cermat dalam industri pangan dijadikan tolak ukur dalam menilai kemampuan industri pangan dalam mengembangkan diri menuju era industrialisasi.











III. PENERAPAN SANITASI DI PT. TRIODAYA MAKMUR KABUPATEN PURBALINGGA
Seperti yang telah kita ketahui sanitasi merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi bagi industri pangan. Penerapan sanitasi harus dilakukan secara continue dan menyeluruh agar diperoleh kualitas produk akhir yang baik sehingga menarik minat konsumen dan meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat.
Sanitasi lingkungan pabrik beserta isinya akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dan kelangsungan perusahaan. Sanitasi berhubungan dengan kelangsungan proses produksi dan kualitas produk. Sanitasi meliputi lingkungan pabrik, ruangan pengolahan, bahan baku yang digunakan, karyawan yang bekerja dan limbah yang dihasilkan.
Sanitasi diperlukan untuk melindungi produk supaya kualitas produk dapat terjaga dengan baik dan stabil. Dalam sanitasi yang sangat diperhatikan adalah sanitasi pekerja, sanitasi peralatan dan sanitasi ruang.
1.      Sanitasi Pekerja
Produk erat sekali hubngannya dengan para pekerja, baik burk suatu tergantung dari para pekerja itu sendiri. Untuk itu perlu adanya sanitasi pekerja agar produk yang sudah maupun yang belum jadi tidak mudah terkontaminasi. Adapun tindakan-tindakan yang diambil perusahaan dalam mencegah kontaminasi itu sendiri diantaranya adalah :
a.       Pekerja yang bekerja dibagian pembongkaran bahan baku harus memakai sepatu tahan air.
b.      Pekerja yang bertugas dibagian pati basah, harus mencuci tangan bila mau mengecek kelembutan parutan, mengatur aliran ekstrak aci dan ampas dan pengontrolan yang lain.
c.       Pekerja yang bekerja dibagian pengambilan pati basah, diharuskan mencuci tangan dan semua bagian tubuh yang berhubungaan dengan pati basah.
d.      Pekerja yang bekerja dibagian pengeringan diharuskan memakai masker atau penutup hidung, penutup kepala, kaos tangan dan sepatu plastik anti air.
Sanitasi karyawan meliputi kebersihan tubuh sebelum dan sesudah bekerja. Pabrik tepung tapioka PT. Triodaya Makmur telah membuat peraturan untuk keperluan sanitasi terhadap karyawan, peraturan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Harus membersihkan tubuh sebelum dan sesudah bekerja minimal mencuci tangan dan kaki.
2.      Menggunakan sepatu boot.
3.      Menggunakan penutup hidung dan mulut/masker untuk karyawan bagian pengeringan.
4.      Karyawan ikut bertanggungjawab terhadap kelancaran proses produksi dengan bekerja sesuai bidang pekerjaannya.
5.      Ikut menjaga kebersihan tempat dan lingkungan pabrik.
6.      Menggunakan peralatan sesuai fungsinya.
Perusahaan telah menyadari arti sanitasi bagi kesehatan karyawan yang sekaligus menjaga kualitas produk, namun demikian tidak semua karyawan menyadari arti penting sanitasi terutama bagi kesehatan mereka sendiri. Khusus karyawan bagian pengeringan, kebanyakan dari mereka enggan menggunakan masker meskipun perusahaan telah menyediakannya. Mereka tidak mau menggunakan dengan alasan merepotkan. Padahal pada bagian pengeringan banyak partikel tepung yang beterbangan sehingga kemungkinan besar akan terhirup oleh pernapasan bagi yang berada di ruangan pengeringan.
2.      Sanitasi Peralatan
Sanitasi peralatan diperlukan untuk menjaga kebersihan peralatan. Hal ini dilakukan dengan cara membersihkan semua peralatan setelah proses produksi berlangsung. Pembersihan dilakukan dengan menyikat dan menyemprotkan air ke seluruh bagian alat. Sedangkan untuk peralatan  pengering digunakan semburan angin yang cukup kencang agar kebersihan tetap terjaga sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak enak. Air yang digunakan untuk membersihkan alat biasanya dicampur dengan kaporit dengan tujuan untuk menjaga alat lebih bebas kuman. Sedangkan udara yang digunakan disemburkan dari blower.
Kebersihan peralatan dilakukan dengan mencuci setelah selesai operasi dilakukan oleh karyawan secara borongan dengan tanggung jawab diserahkan pada masing-masing mandor sanitasi terhadap peralatan, baik yang besar maupun yang kecil, meliputi:
1.      Peralatan Kecil
Peralatan kecil seperti sekop dan garok harus segera dibersihkan setelah pemakaian dengan tujuan untuk menghindari kontaminan terhadap produk oleh mikrobia yang mungkin menempel pada peralatan sebab pati yang melekat merupakan media yang bagus bagi pertumbuhan mikrobia.
2.      Peralatan Besar
Proses pencucian peralatan besar dilakukan setelah operasi-operasi atau sebelum digunakan. Perusahaan telah menyadari pembersihan alat penting untuk keawetan peralatan dan kelancaran proses produksi. Peralatan memiliki pori-pori seperti sintung dbersihkan dengan hati-hati agar ukuran mesh tidak berubah. Alat pencuci bahan baku yaitu sintung atau konveyor sendokan dan gelebeg dibersihkan dengan penyikatan dan dibilas dengan air selang, setelah itu dijalankan tanpa bahan baku. Alat pengeringan dilakukan pembersihan saat alat sedang tidak beroperasi.
3.      Sanitasi ruangan
Selain sanitasi terhadap karyawan dan peralatan kebersihan lingkungan kerja juga menjadi perhatian utama. Kebersihan tempat kerja akan meminimalkan kontaminan yang dapat merusak produk. Kebersihan tempat pengolahan dan lingkungan sekitar pabrik di jaga dengan pembersihan secara teratur serta pembuangan limbah sesuai tempatnya.
Sanitasi ruangan harus dijaga dengan baik, hal ini dapat dilakukan dengan pembersihan terhadap semua kotoran yang berceceran dilantai maupun kotoran yang ada di dinding dan diatap karena adanya aktifitan serangga. Lantai disikat setiap seminggu sekali, sedangkan pembersihan dinding dapat dilakukan seperlunya yaitu apabila sudah terlihat kotor.
Pembersihan ruang-ruang pengolahan dilakukan setelah selesai operasi dengan mempekerjakan karyawan secara khusus dan pembersihan ruang karyawan dilakukan setelah digunakan. Ruangan pengeringan dibersihkan setiap hari.
·        Penanganan Limbah di PT. Triodaya Makmur
Seperti kebanyakan industri-industri pada umumnya yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, industri tepung tapioaka inipun menghasilkan bahan-bahan buangan yang dibuang ke lingkungan di sekitar pabrik yang biasa disebut limbah. Apabila limbah ini tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan pencemaran. Sanitasi limbah dilakukan untuk meminimalkn daya cemar terhadap lingkungan. Secara umum limbah yang dihasilkan dari PT. Triodaya Makmur dapat digolongkan menjadi:
1.      Limbah Cair
Limbah cair yang berasal dari PT. Triodaya Makmur sebagian besar berasal dari proses pencucian singkong dan pengendapan ekstrak aci. Limbah cair tersebut pada akhirnya akan dibuang ke sungai serayu, yang berjarak ± 500 meter dari lokasi pabrik dengan menggunakan pipa khusus. Larutan yang telah mengalami pengendapan akan dibuang langsung ke sungai. Sedangkan hasil penyaringan akan dilarikan ke lokasi penjemuran yang berjarak 800m dari pabrik.
Proses penanganan limbah cair di PT. Triodaya Makmur adalah dengan menambahkan M-bio pada semua cairan sebelum di buang ke sungai. M-bio merupakan kultur campuran dari mikrobia yang menguntungkan. M-bio berfungsi sebagai inokulan untuk meningkatkan proses dekomposisi bahan organik dan membentuk senyawa anti bakteri penyebab bau busuk. Dosis yg digunakan setiap hari tidak tentu tergantung dari jumlah limbah cairnya.
            Cairan dari sisa pencucian mudah untuk dijernihkan dengan pengendapan dan penyaringan secara tepat sehingga setelah melalui penyaringan cairan sudah di anggap layak untuk di buang ke sungai. Limbah cair diberi M-bio untuk mengurangi bau mikroba, membantu dekomposisi bahan organik secara fermentasi yang menguntungkan dan menimbulkan bau harum, melarutkan zat organik atau anorganik, membentuk senyawa anti bakteri, mencegah patogen dan menghilangkan fermentasi yang merugikan.
2.      Limbah Padat
Limbah padat PT. Triodaya Makmur adalah onggok atau hasil sampingan dari proses produksi tepung tapioka. Rata-rata 2 ton/hari onggok yg dihasilkan selanjutnya di press untuk mempercepat proses pengeringan setelah di jemur sehingga pembusukan akibat tumbuhnya jamur tidak sempat terjadi. Pemisahan limbah padat dan cair dilakukan dengan penyaringan, hasil limbah padat yang masih bercampur air selanjutnya disalurkan lewat pipa menuju ke tempat penjemuran onggok yg berada di seberang sungai serayu. Di tempat ini akan di saring lagi dengan saringan yang berputar yang bejumlah dua unit. Onggok yang dihasilkan di tampung di bak penampungan. Setelah berkumpul di angkut ke tempat pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan tenaga matahari. Onggok yang telah kering ditaruh dalam gudang dan selanjutnya dijual atau digunakan sebagai pangan ternak dan pencampuran pembuatan saos.

3.      Limbah Gas
Limbah gas utama dari PT. Triodaya Makmur berasal dari cerobong asap yang dihasilkan dari mesin-mesin diesel yang menggunakan bahan bakar,  debu dari partikel-partikel pati yang halus serta bau dari ekstrak aci dan onggok yang sangat menyengat. Untuk meminimalkan gas buangan dari mesin sehingga tidak terhisap oleh makhluk hidup maka dibuat cerobong-cerobong asap yang tinggi. Sedangkan untuk bau yang kurang sedap akibat dari penjemuran, diantisipasi dengan melakukan penjemuran di tempat yang berjauhan dari pemukiman penduduk.

8 komentar:

  1. Balasan
    1. Soekarto, S.T., 1990. Dasar-Dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Departemen Pendidikan dan
      Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
      Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor.
      Soekarto. 1990. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil
      Pertanian. Jakarta: Bhatara Aksara.
      Jenie, Betty Sri Laksmi & Winiati Pudji Rahayu. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Yogyakarta: Kanisius.
      Purnawijayanti, Hiasinta A. 2001. Sanitasi Higiene & Keselamatan Kerja Dlm Pengolh Makanan. Yogyakarta: Kanisius.
      mungkin itu informasi referensi yang bisa saya berikan.
      Terima kasih sudah berkunjung, semoga bisa bermanfaat bagi Saudari erlita agriani.

      Hapus
  2. terima kasih atas makalh ini pak
    sangat membantu

    BalasHapus
  3. Kepada yth
    Perusahaan BUMN & SWASTA
    Up : Bagian Pengurus TENDER & GARANSI BANK
    Hal : Penawaran Bank Garansi & Surety Bond ( Non Collateral )

    Dengan Hormat,

    Terlebih dahulu perkenalkan kami dari PT.CAHAYA INDAH PAMULANG, sebagai Jasa Asuransi & Bank Garansi Bersertifikat AAUI No.0709000175, dalam kesempatan ini kami bermaksud untuk menawarkan Jaminan Peng-Coveran Garansi Bank & Asuransi yang di Back-Up oleh Perusahaan Perbankan & Asuransi Pemerintah Maupun Asuransi Swasta. Adapun hal-hal yang kami tawarkan adalah sebagai berikut :

    1.SURETY BOND ( ASURANSI )
    Asuransi pemerintah di antaranya : ASKRINDO, JASINDO, ASEI ,DLL.Asuransi swasta adalah : MEGA PRATAMA, INTRA ASIA, RAYA, VICTORIA, BOSOWA PERSIKOP dan Asuransi swasta umum lainnya, yang sudah terdaftar di DEPARTMENT KEUANGAN RI.

    2.BANK GUARANTEE (BANK GARANSI)
    Bank Garansi diantaranya adalah :BRI,BNI,DKI,SUMUT,SUMSEL,LAMPUNG dan bank yang lainya.

    Demikianlah surat penawaran ini kami sampaikan, semoga ini bisa menjadi langkah awal kita untuk menjalin kerja sama dengan baik dan dapat berkesinambungan di masa yang akan datang. Atas perhatian dan pertimbanganya kami ucapkan terima kasih.


    Proses Cepat, Tanpa Agunan / Non Collateral
    Untuk Informasi Lebih Lanjut Hub :
    Marketing : Pardi Alakbar
    Hp : 0812 9311 6363
    Email : pardialakbar.ptcip@gmail.com

    BalasHapus
  4. Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller, waste water treatment, Loundry oli ,dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
    Tommy (081310849918)
    Terima kasih

    BalasHapus