Rabu, 01 Mei 2013

KEPEMIMPINAN YANG BERKHARISMA


PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Permasalahan
Kepemimpinan merupakan sebuah kata yang sering kita dengar atau boleh dikatakan sangat familiar di telinga kita. Oleh karena itu kita akan membahas lebih dalam mengenai masalah kepemimpinan. Jika dikaitkan dengan teori yang ada ,kepemimpinan merupakan inti dari manajemen ,dan bisa dikatakan manajemen tidak dapat dijalankan tanpa adanya  pemimpin. Pemimpin adalah seseorang atau figur yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain ,yang mana untuk bersama-sama mencapai tujuan yang dinginkan ,hal ini terlihat dari kacamata secara objektif.
Untuk itu masalah kepemimpinan merupakan topik yang sangat menarik untuk terus dibicarakan, didiskusikan dan dikaji sepanjang abad ini. Hal ini tidak aneh karena sejak adanya manusia dimuka bumi ini sejak zaman Adam hingga sekarang manusia selalu bersentuhan dengan yang namanya kepemimpinan. Kenapa? Karena manusia, sebagai makhluk sosial, selalu hidup berkelompok, saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama yang akan dicapai. Tujuan antara manusia satu dan lainnya tentu saja berbeda, tetapi ada satu atau beberapa tujuan bersama yang menyatukan kelompok manusia tersebut sehingga mereka bersatu dan bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Untuk mencapai tujuan bersama  tersebut diperlukan seorang pemimpin yang bisa memimpin, mengkoordinir dan memandu kelompok manusia tersebut agar bekerja lebih efektif dan efisien. Makanya tidak aneh kalau setiap kelompok manusia selalu mempunyai pemimpinnya sendiri-sendiri, baik dari pemimpin sekelas pemimpin RT, pemimpin kampung, pemimpin desa maupun pemimpin negara, bahkan pemimpin dunia sekalipun.
Di setiap negara pasti membutuhkan seorang pemimpin yang mampu untuk memimpin  negaranya ke arah yang lebih maju  dan membawa rakyatnya agar lebih cerdas. Setiap rakyat yang mendiami suatu wilayah tertentu atau negara sangat merindukan sosok pemimpin yang ideal dalam arti sesuai dengan keinginan rakyat yang mampu mengemban amanat rakyat, mendahulukan kepentingan rakyat dapat dikatakan seorang pemimpin yang dekat pada rakyat. Memang tidak mudah mencari pemimpin seperti yang dijelaskan di atas, apalagi jika kita melihat perkembangan jaman sekarang ini dirasakan sangat susah, banyak sekali pemimpin yang mengobral janjinya rakyat sehingga membuat harapan semu kepada rakyat. Dalam mendeskripsikan pemimpin ideal, setiap orang memiliki pandangan yang berbeda ,namun pada inti persepsi sama yaitu pemimpin yang dapat mensejahterahkan rakyatnya dan dapat membawa negara pada perkembangan yang lebih baik. Salah jika kita masih mempunyai asumsi adanya sosok pemimpin yang ideal ,sangat tidak mungkin hal itu dapat terjadi dengan  mendambakan sosok tersebut di dalam kehidupan nyata ,karena tidak ada manusia yang sempurna di mata masyarakat.tidak mudah dalam membangun sosok seorang pemimpin yang ideal harus membutuhkan banyak proses yang dilaksanakan. Banyak sekali tipe-tipe kepemimpinan ideal ,salah satunya adalah pemimpin karismatik ,dimana seorang pemimpin yang memiliki daya tarik tersendiri sehingga mampu mempengaruhi orang lain.


2.      Rumusan Masalah
Ø      Bagaimana menjadi seorang pemimpin karismatik di mata masyarakat ,kualitas-kualitas yang harus dipenuhi?
Ø      Dampak seperti apakah dengan adanya pemimpin karismatik dalam memimpin suatu negara?
Ø      Bagaimana seorang pemimpin karismatik mengimplementasikan visi dan misi pada masyarakat?

 
PEMBAHASAN

Karismatik merupakan sebuah fenomena yang langka dan kompleks yang sulit dimanipulasi (Trice & Beyer, 1993). Orang yang menyokong pelatihan bagi para pemimpin agar menjadi karismatik telah merendahkan kesulitan mencapai campuran dengan kondisi yang tepat yang diperlukan bagi terjadinya atribusi karisma. Bahkan saat karisma dapat dicapai, hal ini merupakan fenomena yang tidak kekal. Kecuali jika diinstitusionalkan, perubahan yang dilakukan oleh pemimpin yang karismatik (atau organisasi baru yang didirikan oleh pemimpin itu) tidak akan bertahan.
Bentuk jiwa kepemimpinan yang tepat di masa reformasi sekarang ini, adalah:
§         Pemimpin harus taat sistem dan peraturan yang diterapkan di negeri ini.
Hal ini terlihat banyak para pemimpin bangsa yang terlibat tidak menaati peraturan yang diterapkan oleh negeri kita, peraturan yang seyogyanya dipatuhi para pemimpin tidak hanya peraturan perundang-undangan yang tertulis saja, akan tetapi harus juga dipatuhi terhadap norma-norma dan kaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat kita, sebab budaya kita selalu menekankan dan menjunjung tinggi moralitas.
§         Pemimpin harus rasional.
Dalam masa yang amat modern sekarang ini sangat dibutuhkan para pemimpin bangsa yang berfikiran maju dengan hal-hal yang masuk akal tidak memiliki rasa mistis ,seperti dalam membuat suatu kebijakan harus mengunakan batu-batu berkhasiat atau menggunakan keris sakti atau berbicara mengenai pemeliharaan jin.
§         Pemimpin harus mencari solusi masalah yang tengah dihadapinya.
Pada masa sekarang ini banyak pemimpin yang pintar berteori, jago berpidato, mahir berkomunikasi, lihai berdebat, dan pandai mencari popularitas. Namun tidak semua orang bisa menyelesaikan konflik, merancang kebijakan, mencari solusi, dan menangani masalah-masalah nasional yang komplek.

§         Pemimpin harus berani mengambil resiko
Artinya pemimpin yang dalam membuat keputusannya ia rela untuk mencoreng nama baiknya serta menjatuhkan popularitasnya demi untuk menjadikan kehidupan dan kemajuan yang lebih baik untuk masa yang akan datang.
§         Pemimpin jangan mengumbar janji.
Banyak pemimpin sekarang ini yang hanya memberikan janji-janji palsu yang sangat sulit untuk diwujudkan, sebab janji merupakan utang yang harus dibayar dan selalu diingat kepada orang yang dijanjikan tersebut.
§         Pemimpin tidak mendewakan kekuasaan.
Pemimpin yang baik hendaknya sadar bahwa kedudukan yang ia pegang merupakan amanah yang harus dilakukan sebaik mungkin sebab hal ini menyangkut kehidupan orang banyak. Jangan menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan diri sendiri, keluarga dan koleganya, tetapi lebih ditekankan untuk mementingkan masyarakat banyak.

1.      Pemimpin Karismatik Positif dan Negatif

Dalam membedakan antara pemimpin karismatik yang positif dan negatif telah menjadi masalah bagi teori kepemimpinan. Tidak selalu jelas apakah seorang pemimpin tertentu harus digolongkan sebagai karismatik positif atau negatif. Satu pendekatan adalah dengan menguji konsekuensi bagi pengikut.
 Karismatik negatif, memiliki orientasi kekuasaan secara pribadi. Lebih menekankan identifikasi pribadi daripada internalisasi. Secara sengaja berusaha untuk lebih menanamkan kesetiaan kepada diri sendiri daripada idealisme. Menggunakan daya tarik ideologis, tetapi hanya sebagai cara untuk memperoleh kekuasaan. Berusaha untuk mendominasi dan menaklukkan pengikut dengan membuat mereka tetap lemah dan bergantung pada pemimpin. Otoritas untuk membuat keputusan penting dipusatkan pada pemimpin. Keputusan dari para pemimpin ini mencerminkan perhatian yang lebih besar akan pemujaan diri dan memelihara kekuasaan daripada bagi kesejahteraan pengikut.
 Karismatik positif, memiliki orientasi kekuasaan sosial. Para pemimpin ini menekankan internalisasi dari nilai-nilai bukannya identifikasi pribadi. Berusaha untuk menanamkan kesetiaan kepada diri sendiri. Otoritas didelegasikan hingga batas yang cukup besar, informasi dibagikan secara terbuka, didorongnya partisipasi dalam keputusan, dan penghargaan digunakan untuk menguatkan perilaku yang konsisten dengan misi dan sasaran dari organisasi.

Dampak Negatif dari Karismatik
Dampak negatif yang mungkin terjadi dalam organisasi dipimpin oleh karismatik adalah:
1.      Keinginan akan penerimaan oleh pemimpin menghambat kecaman dari pengikut.
  1. Pemujaan oleh pengikut menciptakan khayalan akan tidak dapat berbuat kesalahan.
  2. Keyakinan dan optimisme berlebihan membutakan pemimpin dari bahaya nyata.
  3. Penolakan akan masalah dan kegagalan mengurangi pembelajaran organisasi.
  4. Proyek berisiko yang terlalu besar akan besar kemungkinannya untuk gagal.
  5. Mengambil pujian sepenuhnya atas keberhasilan akan mengasingkan beberapa pengikut yang penting.
  6. Perilaku impulsif yang tidak tradisional menciptakan musuh dan juga orang-orang yang percaya.
  7. Ketergantungan pada pemimpin akan menghambat perkembangan penerus yang kompeten.
  8. Kegagalan untuk mengembangkan penerus menciptakan krisis kepemimpinan pada akhirnya.

Seseorang pemimpin yang karismatik dapat mengabaikan atau menolak bukti bahwa visinya tidak realistis dan mengarah kepada kegagalan. Para pengikut yang percaya pada pemimpin itu akan terhalang untuk menunjukkan kekurangan atau menyajikan perbaikan yang membuat sebuah keputusan yang buruk menjadi makin mungkin terjadi.
Di luar semua konsekuensi yang merugikan tersebut, bahkan seseorang pemimpin yang karismatik tidak terkutuk untuk gagal. Terdapat banyak contoh mengenai karismatik narsistik yang mendirikan kerajaan politis, mendirikan perusahaan yang makmur atau memulai sekte agama baru dan mempertahankan kendali atas mereka disepanjang masa hidup mereka. Keberhasilan yang terus menerus mungkin bagi pemimpin yang memiliki keahlian untuk membuat keputusan yang baik, keterampilan politis untuk mempertahannkan kekuasaan, dan keberuntungan yang baik untuk berada dalam situasi yang menguntungkan.

Dampak Positif dari Karismatik:
Pemimpin yang karismatik positif biasanya menciptakan sebuah budaya yang berorientasi keberhasilan, sistem kinerja tinggi, atau organisasi yang dipicu oleh nilai secara langsung. Jika diperpanjang sebagai mode operasi normal, budaya keberhasilan tunggal akan menciptakan tekanan yang berlebihan, dan para anggota yang tidak mampu menoleransi tekanan ini akan mengalami penyimpangan psikologis. Sebuah budaya keberhasilan dalam satu subunit dari organisasi yang besar dapat mengakibatkan sifat elite, isolasi, dan kurangnya kerja sama yang dibutuhkan dengan subunit lainnya. Harrison menyimpulkan bahwa kondisi yang tidak terlalu menuntut, budaya itu harus memiliki keseimbangan yang lebih baik antara masalah tugas dan masalah manusia.
 
2.      Implikasi Praktis bagi Organisasi

Kepemimpinan karismatik itu beresiko. Tidaklah mungkin memprediksikan hasilnya saat orang memberikan terlalu banyak kekuasaan kepada seorang pemimpin dengan harapan yang sering kali tidak rasional agar ia benar-benar mampu memberikan sebuah visi masa depan yang lebih baik. Kekuasan itu seringkali disalahgunakan sementara visi itu tetap menjadi mimpi yang kosong. Sejarah telah dipenuhi oleh para pemimpin karismatik yang telah menyebabkan kematian yang tidak terhingga banyaknya, kehancuran, dan kesengsaraan dalam prosesnya membangun sebuah kerajaan, memimpin sebuah revolusi, atau mendirikan sebuah agama baru.
Kepemimpinan karismatik mengimplikasikan perubahan radikal dalam strategi dan budaya dari sebuah organisasi, yang mungkin tidak perlu atau tidak tepat bagi organisasi yang saat ini telah makmur dan berhasil. Sulit untuk membuat perubahan radikal dalan sebuah organisasi jika tidak ada krisis yang jelas. Jika terdapat sebuah koalisi yang kuat yang dipimpin oleh pemimpin karismatik yang memiliki visi yang bertentangan, organisasi dapat dirobek olek konflik yang mengganggu. Dalam hal ini menyatakan bahwa banyak pemimpin karismatik merasa amat sulit menerapkan visi radikal mereka dalam sebuah organisasi baru (misalnya, sebuah bisnis baru, partai politik, atau pergerakan sosial yang baru).
Akhirnya, kebanyakan penelitian deskriptif menyatakan bahwa seorang pemimpin karismatik tidak perlu mencapai perubahan besar dalam sebuah organisasi. Penelitian ini menemukan bahwa perubahan yang berhasil biasanya dihasilkan dari proses pemimpinan tranformasional, bukan dari tindakan seorang pemimpin yang karismatik
Menurut teori ciri kepemimpinan, ciri kepribadian, sosial, fisik dan intelektual yang menentukan keberhasilan seorang pemimpin. Berdasarkan riset yang telah dilakukan para ahli, terdapat 6 (enam) ciri pemimpin yang menentukan keberhasilan dalam memimpin, yaitu:
  • Adanya ambisi dan energi.
  • Hasrat untuk memimpin.
  • Kejujuran dan integritas
  • Percaya diri.
  • Kecerdasan dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan.
Ada satu hal lagi yang menurut penulis sangat menentukan keberhasilan seorang pemimpin, yaitu karisma. Karisma adalah suatu pesona seorang pemimpin dimata konstituennya yang menjadikan mereka mau dan dengan senang hati dipimpin oleh pemimpin tersebut.
Terdapat perbedaan pendapat terkait dengan karisma ini. Pendapat pertama, mengatakan bahwa karisma seorang pemimpin berasal dari “sono”nya, artinya karisma tersebut muncul pada seorang pemimpin karena faktor keturunan. Sebagai contoh, seorang Megawati Sukarno Putri dianggap memiliki karisma yang besar dimata pendukungnya. Karisma ini cenderung berasal dari orangtuanya yaitu Presiden Soekarno, presiden pertama RI. Mustahil Megawati bisa menjadi seperti sekarang ini jika dia bukan putri dari Soekarno. Pendapat kedua, menyatakan jika karisma itu dapat dibentuk dan diciptakan. Menurut pendapat ini seorang pemimpin karismatik adalah seorang pemimpin yang mempunyai pribadi yang menarik, mencintai rakyatnya dan memperjuangkan aspirasi rakyat yang dipimpinnya. Caranya bermacam-macam, bisa dengan usaha pribadi untuk membentuk perilaku sebagaimana seorang pemimpin karismatik ataupun dengan cara pembentukan opini tentang kekarismaan seseorang yang ingin dimunculkan sebagai pemimpin karismatik. Pembentukan opini ini dapat efektif dilakukan dengan bantuan media masa untuk kondisi sekarang, sedangkan pada masa dahulu dilakukan dengan “gethok tular” dari mulut ke mulut yang dibumbui dengan cerita tentang kepahlawanan, kesaktian ataupun kelebihan-kelebihan lainnya yang dipunyai oleh pemimpin tersebut.
Karisma sebenarnya dapat dibedakan atas 2 (dua) hal, yaitu :
Ø      Karisma yang sebenarnya (asli)
Yang dimaksud dengan karisma yang sebenarnya adalah kondisi riil tentang pesona pribadi seorang pemimpin. Pesona pribadi ini dikaitkan dengan kepribadian yang mengesankan, penampilan fisik yang menarik, daya empati kepada konstituennya, kedekatan dan keakraban dengan rakyatnya, pengorbanan nya dan memperjuangkan aspirasi pengikutnya.
Contoh riil karisma yang sebenarnya melekat pada pemimpin ini adalah kisah Nabi Musa. Bagaimana Nabi Musa sangat dicintai oleh Bani Israil, pengikutnya, karena pengorbanan dan perjuangan beliau dalam membela rakyat yang dipimpinnya. Karismanya memancar karena pribadi beliau yang menarik, penuh empati dengan rakyat, dan perjuangan beliau demi rakyat yang dipimpinnya dalam melepaskan diri dari penjajahan Belanda.
Ø      Karisma imitasi
Yang dimaksud dengan karisma imitasi adalah karisma yang berusaha dilekatkan pada seseorang dengan berbagai macam cara walaupun sebenarnya orang tersebut tidak mempunyai kekuatan kepribadian yang memancarkan karisma yang sesungguhnya. Jadi, sebenarnya orang tersebut tidak mempunyai sifat-sifat pribadi yang memunculkan karisma, tetapi dengan bantuan orang lain dan dengan cara-cara tertentu berusaha dipublikasikan kepada pengikut atau rakyatnya tentang karisma tokoh tersebut. Untuk kondisi sekarang, cara yang paling efektif adalah dengan memanfaatkan jaringan media massa secara intens.
Contoh untuk kondisi ini adalah kisah Megawati Soekarno Putri. Secara jujur kita mengetahui bahwa secara riil sebenarnya Megawati tidak memiliki karisma yang sebenarnya. Beliau tidak mempunyai kekuatan pribadi yang memancarkan pesona karisma sebagai seorang pemimpin. Namun dalam kondisi nyata beliau dianggap sebagai seorang pemimpin yang mempunyai karisma sangat besar di mata rakyatnya.
Seorang pemimpin tidak harus mempunyai karisma yang tinggi. Karisma hanyalah salah satu dari syarat untuk menjadi pemimpin. Bisa jadi seseorang menjadi pemimpin hanya karena faktor keturunan yang mewarisi kepemimpinannya dari orangtuanya, misalnya kasus tentang para raja zaman dahulu yang umumnya mewariskan tahtanya kepada anaknya. Atau bisa juga seseorang menjadi pemimpin karena secara kebetulan saja.
Belum tentu juga seseorang yang mempunyai karisma yang tinggi dapat menjadi pemimpin yang sukses. Karena kepemimpinan bukan hanya ditentukan oleh karisma saja. Sebagai contoh adalah kisah Pak Yusuf diatas. Secara pribadi beliau mempunyai karisma yang tinggi, tetapi beliau bukan seorang tokoh atau pemimpin, dia hanyalah seorang penjaga masjid.
Jika seseorang mempunyai karisma tinggi dan memegang jabatan sebagai seorang pemimpin, dia mempunyai peluang yang besar untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses. Namun di atas pemimpin yang sukses masih ada level yang lebih tinggi lagi buat pemimpin yang sukses, yaitu menjadi seorang pahlawan. Seorang pahlawan mempunyai jasa yang sangat besar terhadap rakyatnya dan akan terus diingat oleh rakyat yang dipimpinnya hingga beberapa generasi bahkan akan terus hidup dihati generasi sesudahnya. Untuk menjadi seorang pahlawan tidak cukup dengan syarat-syarat menjadi pemimpin di atas, namun diperlukan kondisi khusus yang akan dapat menjadikan seorang pemimpin itu pahlawan. Sejarah hanya menyediakan sedikit peluang dan kesempatan buat para pemimpin untuk menjadi seorang pahlawan

Ciri dan Perilaku Pemimpin
Atribusi pengikut dari karisma bergantung pada beberapa jenis perilaku pemimpin. Perilaku ini tidak diasumsikan untuk ada dalam setiap pemimpin karismatik hingga batas yang sama, dan relatif pentingnya setiap jenis perilaku untuk atribusi dari karisma bergantung hingga suatu batas pada situasi kepemimpinan.
Karisma akan lebih mungkin dihubungkan dengan pemimpin yang menyarankan sebuah visi yang amat tidak sesuai denga status quo, tetapi masih dalam ruang gerak penerimaan oleh para pengikut. Yaitu, para pengikut tidak akan menerima visi demikian sebagai tidak kompeten atau gila. Para pemimpin yang tidak karismatik biasanya mendukung status quo atau hanya memberikan sedikit atau tambahan perubahan.
Karisma akan lebih mungkin dihubungkan dengan pemimpin yang bertindak dalam cara yang tidak konvensional untuk mencapai visi itu. Metode pemimpin untuk mencapai sasaran yang ideal harus berbeda dari cara konvensional melakukan sesuatu untuk mengesankan pengikut bahwa pemimpin adalah luar biasa. Penggunaan strategi inovatif yang terlihat menghasilkan atribusi keahlian superior kepada pemimpin dari pengikutnya.
Para pemimpin akan lebih mungkin dipandang sebagai karismatik jika mereka membuat pengorbanan diri, mengambil resiko pribadi, dan mendatangkan biaya tinggi untuk mencapai visi yang mereka dukung. Kepercayaan terlihat menjadi komponen penting dari karisma, dan pengikut lebih mempercayai pemimpin yang kelihatan tidak terlalu termotivasi oleh kepentingan pribadi daripada oleh perhatian terhadap pengikut. Yang paling mengesankan adalah seorang pemimpin yang benar-benar mengambil resiko kerugian pribadi yang cukup besar dalam hal sataus, uang, posisi kepemimpinan atau keanggotaan dalam organisasi.
Para pemimpin yang kelihatan percaya diri mengenai usulan mereka akan lebih mungkin dipandang sebagai karismatik daripada para pemimpin yang kelihatan ragu dan bingung. Kecuali pemimpin menyampaikan kepercayaan diri, keberhasilan dari sebuah strategi yang inovatif dapat lebih dihubungkan dengan keberuntungan daripada keahlian. Keyakinan dan antusiasme seorang pemimpin dapat menular. Para pengikut yang yakin pemimpin tahu bagaimana mencapai sasaran bersama akan bekerja lebih keras, yang karenanya meningkatkan kemungkinan keberhasilan yang nyata.
Para pengikut akan lebih mungkin menghubungkan karisma dengan para pemimpin yang menggunakan pembuatan visi dan daya tarik persuasif daripada dengan pemimpin yang menggunakan otoritas atau proses keputusan partisipatif. Para pemimpin yang menggunakan otoritas untuk menerapkan sebuah strategi inovatif untuk mencapai sasaran penting dapat memperoleh lebih banyak kekuasaan keahlian jika strateginya berhasil, tetapi kecuali mereka menyampaikan sebuah visi yang menarik untuk membenarkan strategi itu, mereka tidak mungkin terlihat karismatik. Hal serupa, seorang pemimpin yang meminta pengikut untuk bertemu sebagai sebuah kelompok untuk mengembangkan sebuah strategi konsensus bisa memiliki pengikut yang puas dan amat termotivasi, tetapi pemimpin tidak akan terlihat luar biasa.
Risiko yang ada dalam penggunaan strategi baru membuat penting bagi pemimpin untuk memiliki keterampilan dan keahlian untuk membuat penugasan yang realitis dari batasa lingkungan dan kesempatan untuk menerapkan strategi itu. Penentuan waktu adalah kritis; strategi yang sama bisa berhasil pada satu waktu tetapi sepenuhnya gagal jika diterapkan lebih awal atau terlambat. Para pemimpin harus sensitif terhadap kebutuhan dan nilai-nilai pengikut dan juga dengan lingkungan untuk mengenali sebuah visi yang inovatif, relevan, tepat waktu dan menarik.

Proses Pengaruh
Proses pengaruh utama adalah identifikasi pribadi, yang pengaruhnya diperoleh dari keinginan seorang pengikut untuk menyenangkan dan meniru pemimpinnya. Pemimpin yang karismatik terlihat begitu luar biasa, disebabkan oleh wawasan strategis mereka, pendirian yang kuat, keyakinan diri, perilaku yang tidak konvensional dan energi yang dinamis, bahwa bawahan mengidolakan pemimpin mereka dan ingin menjadi seperti mereka. Persetujuan pemimpin menjadi sebuah ukuran dari nilai dan diri bawahan itu sendiri. Persetujuan ini memperlihatkan dengan pujian dan pengakuan akan perilaku dan keberhasilan bawahan, yang membangaun keyakinan diri dan rasa kewajiban yang lebih dalam untuk memenuhi harapan pemimpin itu di masa mendatang. Para pemimpin yang karismatik menciptakan sebuah rasa mendesak yang membutuhkan upaya yang lebih besar dari bawahan untuk memenuhi harapan yang tinggi. Banyak bawahan dari pemimpin karismatik melaporkan bahwa keinginan akan persetujuan pemimpin adalah sumber motivasi mereka yang utama. Pada waktu yang sama, terbukti bahwa pengikut juga termotivasi oleh ketakutan mengecewakan pemimpin dan ditolak.

Pengaruh dari seorang pemimpin yang karismatik juga disebabkan oleh internalisasi dari nilai dan keyakinan baru oleh para pengikut. Conger (1989) menekankan bahwa penting bagi para pengikut untuk mengambil sikap dan keyakinan pemimpin tentang pekerjaan daripada hanya meniru aspek buatan dari perilaku pemimpin seperti perangai, gerak tubuh, dan pola bicara. Seorang pemimpin yang karismatik yang menyatakan visi yang memberikan inspirasi berfungsi sebagai sebuah sumber motivasi intrinsik untuk menjalankan misi organisasi.

Kondisi yang Memudahkan
Variabel kontekstual amatlah penting bagi kepemimpinan karismatik karena atribusi dari kemampuan luar biasa bagi seorang pemimpin kelihatannya langka dan bisa amat bergantung pada karakteristik dari situasi. Satu variabel situasional penting adalah kekecewaan pengikut. Para pemimpin karismatik akan lebih mungkin untuk muncul saat terjadi krisis. Namun, tidak seperti Weber (1947), Conger dan Kanungo tidak mempertimbangkan krisis objektif menjadi sebuah kondisi yang perlu bagi kepemimpinan karismatik. Bahkan saat tidak hanya krisis asli, seorang pemimpin dapat menciptakan ketidakpuasan dengan kondisi saat ini dan secara simultan memberikan sebuah visi dari masa depan yang lebih menjanjikan. Pemimpin dapat menimbulkan sebuah krisis saat sebelumnya tidak ada, membuat panggung untuk memperlihatkan keahlian yang superior dalam menghadapi masalah dengan cara yang tidak konvensional. Hal serupa, pemimpin dapat mampu mendiskreditkan cara lama yang telah diterima dalam melakukan sesuatu untuk menyiapkan panggung untuk mengusulkan cara-cara baru. Dampak dari strategi yang tidak konvensional adalah lebih besar saat pengikut merasa bahwa pendekatan konvensional tidak lagi efektif.

 
PENUTUP

a.       Kesimpulan
Dengan apa yang telah dijelaskan di atas mengenai sosok pemimpin karismatik mulai dari  bentuk jiwa seorang pemimpin ,kualitas-kualitas yang harus dipenuhi ,proses apa saja yang dilaluinya ,memberikan dampak apa saja dengan adanya seorang pemimpin karismatik dalam suatu negara meliputi dampak positif maupun negatif  dan implikasi yang terjadi adanya seorang pemimpin ,maka  kita dapat menarik suatu kesimpulan untuk memberikan pengertian secara garis besar tentang sosok pemimpin yang karismatik. Karismatik merupakan sebagai hasil persepsi para pengikut dan atribut-atribut yang dipengaruhi oleh kumpulan-kumpulan aktual dan perilaku para pemimpin dalam konteks situasi kepemimpinan dan dalam kebutuhan-kebutuhan individual maupun kolektif para pengikutnya. Bila dikaitkan dengan seorang pemimpin ,bagaimana sosok tesebut dapat mengapresiasikan kekuatan yang luar biasa untuk memimpin suatu organisasi sehingga banyak orang berperilaku sesuai keinginan pemimpin atau dapat dikatakan menjadi pengikutnya yang setia karena sosok tersebut  memiliki daya tarik yang kuat. Kemunculan sosok pemimpin yang karismatik lebih banyak ditimbulkan oleh suatu keadaan yang tengah dihadapkan oleh sebuah krisis. Seorang pemimpin karismatik harus memiliki visi dan misi yang jelas ,dimana visi tersebut harus disesuaikan oleh perkembangan jaman yang mungkin banyak terjadi perubahan tak terduga.
Oleh karena itu, Pemimpin yang karismatik terlihat begitu luar biasa, disebabkan oleh wawasan strategis mereka, pendirian yang kuat, keyakinan diri, perilaku yang tidak konvensional dan energi yang dinamis, bahwa bawahan mengidolakan pemimpin mereka dan ingin menjadi seperti mereka.

b.      Saran
Seorang pemimpin tidak harus mempunyai karisma yang tinggi. Karisma hanyalah salah satu dari syarat untuk menjadi pemimpin. Bisa jadi seseorang menjadi pemimpin hanya karena faktor keturunan yang mewarisi kepemimpinannya. Keberhasilan seorang pemimpin karismatik tidak dapat diukur secara cepat dibutuhkannya suatu proses yang panjang  untuk menentukannya dan ini bukan hal yang mudah. Dengan adanya seorang pemimpin karismatik berarti kita mengharapkan sesosok pemimpin yang ideal. Para pemimpin akan lebih mungkin dipandang sebagai karismatik jika mereka membuat pengorbanan diri, mengambil resiko pribadi, dan mendatangkan biaya tinggi untuk mencapai visi yang mereka dukung. Hal yang perlu ditekankan yaitu banyak tipe-tipe pemimpin salah satu pemimpin yang berkarisma pada intinya semua pemimpin harus mampu mengemban amanat rakyat untuk meningkatkan kesejahteran rakyat maka dari itu diperlukan sesosok pemimpin sesuai dengan hati nurani rakyat.


DAFTAR PUSTAKA
Wang Muba.2009  Teori konsep diri dan Teori Atribusi serta konsekuensi dari kepemimpinan”,  www.google.com, Diakses tanggal 28 April 2009.   
Arissetyadi’s Blog. 2007, “Pemimpin yang Karismatik”.www.google.com, Diakses tanggal 28 April 2009.

6 komentar:

  1. Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung dan atas tanggapannya, semoga bermanfaat serta bisa saling share.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung dan atas tanggapannya, semoga bermanfaat serta bisa saling share.

      Hapus
  3. Balasan
    1. Alhamdulillah... Terima kasih sudah berkunjung dan atas tanggapannya, semoga bermanfaat serta bisa saling share.

      Hapus