Kamis, 16 Mei 2013

KESUKSESAN YANG PENTING UNTUK DICAPAI


Oleh David C. McCelland

Banyak orang di dunia ini, secara psikologis, dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok minoritas yang berkompetisi dengan kesempatan dan keinginan untuk bekerja keras dalam mencapai suatu kesuksesan, dan kelompok mayoritas yang tidak peduli dengan itu semua.
Selama dua puluh tahun, para psikolog mencoba meredam misteri tentang dikotomi ini, kebutuhan ini adalah target, kecelakaan, keturunan, atau hasil dari lingkungan?. Apakah hasil kerja personal, motivasi manusia yang tertutup, atau kombinasi dari keduanya?. Lebih penting dari itu apakah ini adalah cara untuk mencapai sukses ketika dalam lingkup kelompok. Siapa yang mengerti akan hal itu?.
Ketika kita tidak mempunyai jawaban yang lengkap dari pertanyaan itu, pekerjaan yang kita kerjakan memberi sebagian jawabannya. Ini adalah keinginan alami manusia, keinginan akan banyak hal, dapat dicari, dicoba, tentunya dalam lingkup suatu kelompok.
Kita coba ambil satu contoh, beberapa tahun yang lalu, penelaahan secara seksama dilakukan oleh 450 pekerja yang dikeluarkan dari perusahaan di Erie, Pennsylvania. Para pekerja tersebut sebagian besar hanya diam di rumah dan hanya sibuk menunggu lowongan pekerjaan dari Jasa Pelayanan Pekerjaan Amerika Serikat. Tapi kelompok minoritas dari mereka mempunyai sifat yang berbeda, ketika hari itu mereka diberhentikan dari pekerjaan, mereka langsung sibuk mencari pekerjaan.
Mereka mencari di Kantor tenaga Kerja Pennsylvania, mereka sibuk belajar cara membuat surat, teknik mengawasi organisasi, sibuk di gereja, dan masuk dalam organisasi lainnya. Mereka mengikuti pelatihan untuk menambah keahlian, sedangkan kelompok mayoritas hanya menunggu jawaban dari Kantor Tenaga Kerja tersebut. Akhirnya kelompok minoritas tersebut menjadi berbeda, setiap orang mempunyai cara tersendiri dalam mengatasi masalah, mereka butuh pekerjaan, uang, makanan, tempat tinggal, keamanan pekerjaan, dsb. Hanya kelompok minoritas yang punya perhatian dalam mencari apa yang mereka inginkan. Kenapa?
Ahli psikologi percaya bahwa mereka bisa menjawab pertanyaan tadi, mereka mempunyai semangat untuk berubah dalam diri dan mampu merubahnya menjadi suatu kesenangan, itu yang disebut dengan “Motif A”, yang artinya mempunyai semangat lebih dari orang lain.
Ketika menghadapi situasi pekerjaan berat mereka merancang tujuan mereka dan mengukur seberapa besar kesulitan yang akan dihadapi. Di Laboratorium Psikologi, situasi seperti itu bisa diciptakan dengan mudah dengan cara yang sederhana, hanya dengan menyuruh melemparkan cincin ke kail dengan jarak tertentu, kebanyakan orang akan melempar secara acak, kadangkala dekat lalu jauh (tidak konsisten), tetapi untuk orang dengan “Motif A” akan bertindak seksama, mereka berdiri agak dekat dengan jarak yang tidak terlalu dekat ataupun tidak terlalu jauh dan mereka yakin dengan posisi itu bahwa tujuan dapat dengan mudah diraih. Dengan cara itu mereka mampu menggapai tujuan yang mereka rancang, perkiraannya sepertiga dari tujuan mereka akan berhasil, mereka selalu merancang kesempatan sekecil apapun untuk diri mereka sendiri.
Tapi mereka berpikir secara egois, tidak berani mengambil risiko/bermain judi, tidak berani melempar dadu padahal sepertiga kesempatan tersebut berbuah keberhasilan, sepertiga untuk pemecahan masalah dan sisanya tergantung nasib. Mereka berpikir dan bertindak seperti bermain judi hanya untuk orang yang tidak mempunyai prinsip meskipun hasilnya cenderung sama. Mereka memilih bekerja dengan masalah daripada berganti dengan kegiatan yang lain.
Tujuan mereka adalah fokus pada tujuan pribadi daripada hadiah dari keberhasilannya. Keunggulan adalah karakteristik orang dengan “Motif A”, pilihan paling kuat dalam bekerja  dan fokus pada umpan balik dari pekerjaannya. Misalnya dalam bermain golf, menjadi salesman, tapi tidak untuk seorang pengajar/pembimbing konseling. Pemain golf mengetahui dengan pasti nilai pukulan mereka di bawah par antara dirinya dengan lawan sehingga bisa mengukur hasil kerja keras mereka dengan lawan yang mereka hadapi. Sementara seorang pengajar tidak ada umpan balik yang nyata seberapa baik mereka mengajar murid-muridnya.

Keinginan Manusia Tipe-n
Bagaimana kita mengerti orang yang berperilaku seperti itu?. Jawaban sederhana karena mereka menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan sesuatu yang dirasakan lebih baik. Dalam kenyataannya, ahli psikologi mengukur kekuatan tipe A dengan mengambil sampel secara langsung (membuat cerita dari suatu gambar) dan menghitung frekuensi dia bercerita dibanding dengan sampel lain. Hasilnya objektif karena merupakan hasil analisis komputer dengan hasil berupa nilai n, tidak terlalu sulit untuk memahami mengapa seseorang berpikir ingin lebih, seperti mencari pekerjaan, menjadi orang sederhana, pencapaian tujuan, tidak suka bermain judi (berpikir bahwa tidak ada batasan tujuan), mempersiapkan situasi kerja yang akan dihadapi. Tapi kenapa banyak orang mencari jawaban lain. Mereka berharap mendapat jawaban dari pengarahan orang tua di rumah yang memberi semangat dan motivasi, orang yang mempunyai semangat, mempunyai sifat yang luar biasa tapi tidak mempunyai wewenang dalam pencapaian tujuan anda.
Pengetahuan adalah cara yang tepat dalam membantu ide dalam pencapaian motivasi. Contoh, banyak kebijakan umum tentang bisnis sebagian besar berdasarkan orang yang bekerja keras, jika mereka mempunyai suatu ide itu dianggap tidak salah, karena mereka adalah acuan kebijakan tersebut. Terbukti hanya 50% mayoritas pencari kerja di Erie yang termasuk tipe-n sisanya tidak suka bekerja keras, atau terkadang bekerja keras ketika ada sesuatu yang lebih (balas jasa). Apakah ini bisa disimpulkan bahwa pekerja di Erie tidak mempunyai motivasi pribadi. Tapi itu semua tergantung dari motif yang ditampilkan dari cara mereka tersendiri, dan hanya termotivasi ketika ada pilihan A, B, atau C yang dirasakan lebih menguntungkan.
Penemuan sederhana bahwa para pekerja berpikir mereka harus memilih partner dari teman sendiri? Atau orang lain yang tahu cara mengatasi masalah. Itu semua tipe-n yang lebih tinggi (ingin punya tujuan), meskipun termasuk tipe-n yang rendah (ingin punya kerabat/bersosialisasi) yang juga memilih teman terbaik. Itu semua bukan motivasi, tetapi motif sederhana yang terlalu kuat dibandingkan beban kerja yang dihadapi. Keinginan lain dipelajari oleh ahli psikologi, secara mudahnya, keinginan akan kekuatan sering kali membuat pusing dan menghambat pencapaian tujuan karena keduanya merupakan kegiatan yang berdiri sendiri. Orang yang dengan keinginan akan kekuatan ingin mempunyai perhatian, pengakuan, dan cenderung mengatur orang lain. Mereka lebih aktif dalam kehidupan politik dan terutama jalan untuk mengontrol komunikasi baik dari tingkat atas maupun sampai tingkat bawah, orang semacam ini mempunyai nilai n tinggi tetapi tidak fokus dalam menyelesaikan masalah dan pekerjaan sehari-hari .
Kita bisa mempelajari bahwa tidak semua pencari kerja punya tujuan yang besar, mempunyai nilai n tinggi. Ilmuwan besar, singkatnya mereka bekerja dengan karakteristik dan motif yang lain. Seorang politikus harus mempunyai kekuatan lebih dalam hubungan, ilmuwan harus mampu bekerja dalam waktu relatif lama tanpa adanya umpan balik dari orang lain. Di lain pihak, seorang pembisnis dengan posisinya mempunyai peran yang nyata, jika dia seorang sales maka mempunyai nilai n yang tinggi. Situasi ini nyata di kalangan komunis di negara Polandia, dalam bidang ekonomi, seorang manajer disebut sukses apabila ia mampu memanfaatkan waktu, pengaturan tujuan, dan menjaga kestabilan bisnis mereka.

Motivasi dan Separuh Kebenaran
Sejak penelaahan seksama tentang motivasi yang merupakan setengah dari kebenaran, itu juga diikuti bahwa kebenaran adalah ketika orang menceritakan motif/alasannya. Setelah itu mereka sering mencurahkan ide-ide tentang alasan pribadi dan pandangan-pandangan yang umum. Fakta umum tersebut sangat menarik untuk ditelaah, atau seorang pebisnis yang hanya fokus dalam menghasilkan uang, atau mayoritas pencari kerja di Erie yang membutuhkan pekerjaan, tetapi penelitian yang seksama tentang sesuatu yang dipikirkan dan bagaimana menghabiskan waktu untuk sesuatu yang dianggap berbeda.
Ini membutuhkan teknik pengukuran khusus untuk mengidentifikasi tipe-n lain dan motif yang lain pula. Orang=orang berkata dan percaya tidak selamanya yang terdekat dengan sesuatu yang tersembunyi mempengaruhi gaya hidup seseorang daripada politikus, agamawan, atau pekerja sosial. Tipe-n menghasilkan orang yang giat berusaha dalam setiap jabatan baik pimpinan/ manajer, Demokratis/Republik, Katolik/Protestan, Kapitalis/Komunis.
Di manapun orang memulai berpikir tipe-n, berpikir untuk berpindah. Orang dengan nilai n tinggi mempunyai tujuan yang pasti dan mudah dipromosikan dengan cepat, karena mereka menjaga motivasi dalam mengerjakan pekerjaan. Perkumpulan dengan orang-orang seperti itu akan cepat berkembang. Perbandingan antara dua perusahaan di Meksiko, perusahaan  pertama mempunyai pimpinan yang punya nilai n tinggi dan perusahaan itu berkembang dengan cepat dibandingkan dengan nilai n dari pimpinan tersebut. Negara yang mempunyai perusahaan seperti itu akan meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Fenomena itu merupakan hubungan antara nilai n dalam literatur populer (lagu populer/cerita populer) dan rata-rata perkembangan ekonomi nasional negara yang berpikir ingin berkembang sepanjang waktu ternyata lebih baik dalam perkembangannya. Fenomena tersebut hasil studi kuantitatif yang menunjukkan kenyataan di zaman Yunani Kuno, Spanyol di zaman Pertengahan, Inggris tahun1400-1800, termasuk Negara kontemporer maupun Kapitalis/Komunis, berkembang/tidak berkembang.
Perbedaan dua cerita tersebut adalah mana yang memiliki nilai n lebih tinggi?. Mana yang menggambarkan perkembangan menuju yang lebih baik?.
Cerita dari “Don’t Ever Owe a Man” ……”dunia dalam ilusi, istri anak, kuda-kuda peliharaan, sapi adalah hiasan belaka. Setiap benda akan hilang, jadi kita tidak seharusnya bangga setelah meraih sesuatu. Kita hanya berserah diri pada tuhan, kita menghabiskan waktu tanpa masalah, jadi lebih baik mengetahui arti hidup yang sebenarnya”…..
Cerita dari How Do I Like to Learn……”saya belajar di Sekolah Menengah Teknik, saya awalnya merasa bahagia, menangis karena bahagia, tetapi belajar itu tidak mudah. Awalnya saya kesulitan tentang apa yang diajarkan oleh para pengajar. Saya selalu mendapat nilai merah setiap kali ujian. Anak lelaki yang duduk di di depan saya sangat antusias dan menaruh perhatian pada saya, kemudian dia memberi tahu cara mengatasinya. Saya tidak langsung melaksanakannya, saya harus punya sebuah metode sendiri. Saya akan menghadapi ujian, saya belajar sampai tengah malam lalu mengulangnya di pagi hari, sedikit demi sedikit nilai merah saya berkurang dan akhirnya saya lulus dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi”…..
Kebanyakan pembaca setuju tanpa pengetahuan tipe-n pada cerita kedua membutuhkan perhatian lebih daripada cerita pertama yang datang dari seorang pelajar kontemporer India yang kini surat-suratnya muncul di buku jurnal Komunis China yaitu Horatio Alger.
Tingkat n mutlak dibutuhkan untuk mengerjakan sesuatu yang lain, Inggris pada tahun 1925 adalah negara yang anak-anak kecilnya mempunyai nilai n peringkat ke 25, lalu tahun 1950 turun menjadi peringkat ke 27 dari 39 negara yang akibatnya berpengaruh pada ekonomi dan semangat berusaha para warganya.

Ekonomi dan Nilai n
Jika psikologi dapat mendeteksi nilai n individu/negara maka dampaknya terhadap lingkungan apakah lingkungan dapat mendongkrak perkembangan ekonomi?. Diagnosa dan deteksi tidak cukup, Inggris dan India membutuhkan nilai n lebih yaitu dengan semangat tinggi berbisnis. Dalam banyak kasus observasi ternyata lingkungan lokal merupakan hal yang butuh perhatian, daerah tersebut lambat dalam perhatian daripada perhitungan nilai n. apa sebenarnya yang dibutuhkan dalam metode pengembangan nilai n individu/negara?.
Sejak tahun 1960, ahli psikologi Harvard mempelajari teknik desain untuk menyempurnakan tujuan, seorang pebisnis yang bekerja membutuhkan karakteristik orang yang tinggi nilai n-nya. Kita mempunyai alasan kuat tentang sukses, setengah dari ahli psikologi Amerika Serikat yang ahli dalam analisis melihat bahwa dasar utama adalah sejak masa kanak-kanak yang tidak akan berubah dan merupakan efek konseling pribadi dalam jangka waktu yang panjang.
Di lain pihak, kita bisa menjadi tidak profesional, seperti yang diutarakan oleh Dale Carriegie dia adalah seorang misionaris gereja penganut paham Komunis yang merasa dapat merubah masa dewasa seperti yang dia inginkan. Penelaahan  selama 7-10 hari menyatakan bahwa latihan untuk para pebisnis ternyata dapat meningkatkan nilai n mereka.

Empat  Tujuan Utama
1.      Sistem ini didesain untuk berpartisipasi aktif bagaimana cara berpikir, beraksi seperti orang yang mempunyai  nilai n tinggi, sederhananya orang akan diajarkan menyusun suatu cerita lalu merangkainya sesuai dengan tujuan pribadi mereka.
2.      Latihan berupa simulasi yang didesain seperti kehidupan nyata untuk mencapai tujuan tersebut dalam waktu dua tahun dan akan dievaluasi setiap enam bulan dalam perkembangannya.
3.      Latihan menambah teknik dalam pengetahuan pribadi, sederhananya adalah bermain lempar koin, dia akan menganalisis perbedaan satu sama lain dan diharapkan dapat mengurangi hambatan pencapaian tujuan. Disajikan pula forum diskusi yang menjelaskan segala sesuatu tentang tujuan yang tidak masuk akal. Diskusi ini dipimpin oleh orang yang mempunyai pengalaman, perhatian dalam mengembangkan diri, mampu membuat kesan dan mampu menambah rasa kekerabatan. Dalam forum ini para peserta bebas dalam mengemukakan pendapat dan gagasan tanpa adanya batasan.
4.      Latihan ini mempelajari bagaimana tiap orang berharap dan takut, sukses dan gagal, juga pengalaman emosional dalam kehidupan sehari-hari dan pengalaman lainnya. Anggota baru membantu anggota lama untuk mencapai tujuannya, bantuan dan simpati tersebut sangat dibutuhkan. Efek yang sama juga dirasakan oleh para kelompok pencinta alkohol, mereka tidak yakin latihan ini berarti, mereka tidak mempunyai kesempatan untuk keluar dari lingkungan tersebut tanpa masalah, dan pasti membutuhkan banyak teknik untuk merubahnya.
Latihan diberikan juga pada para manajer di Amerika Serikat, sebagian wilayah Meksiko, tujuannya untuk memotivasi para pelajar, pebisnis di India, Bombay, dan kota kecil lainnya seperti Andhra Pradesh. Setelah latihan  ini dua tahun kemudian salah seorang peserta yang mengikutinya merasa lebih baik (menghasilkan banyak uang, promosi jabatan, perkembangan bisnis) daripada orang yang tidak mengikuti pelatihan tersebut
            Berdasarkan hasil dari Kakiarda, selama dua tahun dari 9 rangkaian pembelajaran, 18% dari 52 peserta mempunyai sesuatu yang tak biasa dalam bisnisnya. Dalam 18 bulan mengikuti 25 rangkaian pembelajaran hampir 50% melakukan kegiatan yang luar biasa. Dan ini dilakukan di bidang bisnis di India. Data dari pusat kota menyebutkan bahwa kegiatan yang luar biasa di wilayah tersebut sebelum pelatihan hanya ada 20%. Setelah adanya pelatihan tersebut pemilik toko radio memulai bisnis obat-obatan, pemilik bank membuka cabang baru yang mengurusi masalah pinjam meminjam, seorang politikus membuat organisasi pelabuhan yang ramai sepanjang waktu, dsb. Faktanya, hanya membayar untuk 10 hari latihan dan ditambah diskusi setiap 6 bulan, banyak orang membuka bisnis dan industri di kota yang dulu statis dan kini menjadi semakin berkembang.
            Janji dari metode tersebut adalah menambah motivasi yang besar, menambah peluang, dan solusi bagi negara yang belum berkembang, meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Cocok bagi pebisnis yang ingin meningkatkan kinerja bisnisnya dan untuk memperluas jaringan. Menurut data, Kaum Negro Amerika mempunyai nilai n rendah, tidak terlalu aneh karena sistem sosial mereka tertutup, ditambah berbagi macam hambatan lingkungan membuat mereka semakin terpuruk. Metode ini diperlukan untuk menggairahkan motivasi yang memberikan keuntungan dan kesempatan untuk maju.

Reaksi Yang berlebihan
            Sebuah kata peringatan “Kapan pun saya berbicara tentang penemuan-penemuan baru dan potensi-potensi besar, para pendengar akan bertolak belakang. Orang-orang bersikap skeptis dan beralasan bahwa motivasi tidak bisa merubah apapun. Itu semua karena perkembangan perubahan yang cepat dalam mengatasi masalah, tanggapan itu justru tidak ada titik temunya”. Apakah yang telah ditelaah selam 20 tahun penelitian dan ribuan dolar biayanya ternyata hasil yang dijanjikan adalah tidak ada?.
           
Kebutuhan akan Motivasi
                        Kita tidak punya cara pembelajaran untuk mengembangkan nilai n dari orang yang berpenghasilan rendah. Anggapan pertama, latihan di musim panas oleh anak-anak umur 14 tahun, kita menamakannya anak dari golongan menengah yang cenderung stabil di sekolah, tetapi anak dari golongan rendah ada perkembangan setelah satu tahun berkutat dengan nilai rendah di sekolah (gambar 1). Kenapa?. Kita berasumsi bahwa ketika mereka kembali ke lingkungan yaitu orang tua dan teman seharusnya memberikan motivasi dan arahan yang diperlukan, mereka cenderung menemui kesulitan-kesulitan di lingkungan rumah dan itu muncul dari keraguan mereka akan motivasi dari orang tua mereka dan karena itulah mereka mempunyai nilai n yang rendah dibanding dengan anak yang dari golongan menengah yang mendapat motivasi yang cukup dari lingkungan mereka. Tetapi nilai n dari anak golongan menegah akan kembali turun jika mereka terlena akan keberhasilan. Jadi kita tidak hanya mempelajari bagaimana meningkatkan nilai n tetapi juga menjaga agar nilai tersebut tetap stabil.
            Banyak teknik latihan seperti tes bagi pilot yang memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk menyempurnakannya. Tetapi lingkungan seharusnya menjadi sarana yang tepat untuk memberi motivasi bagi sumber daya yang potensial agar bisa lebih baik.
            Dalam studi yang dilakukan oleh Harvard University, kelompok di bawah 14 tahun yang diberi rangkaian latihan selama 6 bulan memberi bantuan agar mereka bisa lebih baik di sekolah. Kebanyakan anak diberi motivasi tambahan peningkatan nilai n (garis stabil). Hanya anak yang terus berlatih selama dua periode masuk dalam golongan menengah dan diberi latihan peningkatan nilai n. Ahli psikologi beranggapan bahwa kelas rendah cenderung lekas putus asa meskipun telah diberi pelatihan nilai n karena mereka kembali ke lingkungan yang minim dorongan motivasi baik dari orang tua maupun teman-teman lingkungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar