Rabu, 01 Mei 2013

Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Banyumas Ikut Serta Menjaga dan Melestarikan Budaya Banyumas


A.     Latar Belakang Masalah
Budaya bangsa berisi nilai-nilai unggul dari budaya lokal. Budaya bangsa yang demikian akan membentuk sebuah warisan budaya bangsa (cultural heritage) bagi bangsa Indonesia. Semua budaya yang beraneka ragam di dunia ini harus dilindungi dan diakui keberadaannya serta dipelihara sebagai buah pikir manusia yang sama nilainya. Seiring dengan pernyataan tersebut, Indonesia adalah negeri dengan sejuta pesona budaya dari beragam suku, bangsa, dimana kedudukan dari masing-masing budaya lokal itu adalah sama, sehingga harus dilindungi.
Budaya Banyumas merupakan budaya lokal yang juga mempunyai nilai-nilai unggul dan perlu dilestarikan sebagai warisan budaya bangsa. Kata “lokal” disini tidak menunjuk pada wilayah geografis, karena budaya Banyumas sendiri tak terbatas pada willayah administratif/Kabupaten Banyumas, melainkan lebih luas, yaitu Eks Karasidenan Banyumas, bahkan sampai ke Pantai Utara Jawa Tengah Bagian Barat (Pemalang, Tegal, dan Brebes).
Banyumas mempunyai kedudukan yang unik dalam merangka besar kebudayaab Jawa. Secara antropologis, Banyumas berada di antara dua kebudayaan besar yang berkembang di Pulau Jawa, yaitu kebudayaan Jawa yang berpusat di Surakarta, Yogyakarta, dan kebudayaan Sunda. Kedudukan Banyumas yang berdiri di antara dua kebudayaan tersebut menyebabkan adanya beberapa bagian budaya Banyumas yang tidak dapat dimasukkan atau dikategorikan sebagai budaya Jawa, demikian pula budaya Sunda yang memberi pengaruh tak sedikit pada budaya Banyumas.
Banyumas selain memiliki keunikan berdasarkan faktor antropologis dan historis juga memiliki keistimewaan lain. Pertama, Banyumas merupakan kota yang dikelilingi bukit (kecuali Cilacap yang memiliki laut). Berdasarkan konsep kebudayaan Jawa, kotayang dikelilingi bukit atau gunung disebut Sangsang Buwana atau Kawula Katubing Kala. Kedua kkonsep ini mengandung arti bahwa orang yang tinggal di situ disegani dan dicintai tetangganya, dipercaya orang, dan segala kebaikan di dunia.
Kedua, orang Banyumas memiliki karakter yang meliputi mencari kejayaan dan keemasan, suka memberontak, sering berkonflik, dan suka bekerja keras. Disamping itu, orang Banyumas memiliki karakterristik sebagai masyarakat egaliter, orang-orang bebas, orang-orang vulgar dan budaya afirmatif dan kritis. Meski karakter orang Banyumas tersebut nasih dapat diperdebatkan, akan tetapi unsur yang lebih meninjol dalam pemunculan karakter itu adalah unsur historis yang terwujud melalui perilaku para pejabat yang ada sebelumnya, pada saat maupun sesudah Banyumas berdiri. Tentunya karakter ini akan berbeda jika ditinjau dari aspek antropologi, terutama yang berkaitan dengan kosmologi dan mitologi orang Banyumas yang lebih condong kepada perwatakan yang ada pada diri sang maestro dalam pewayangan gagrak Banyumassn, yaitu Carub Bawor atau lebih dikenal dengan nama Bawor saja.

B.      Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalahnya adalah bagaimana menjaga tradisi dan melestarikan budaya Banyumas?

C.     Tujuan
Mengetahui upaya yang dilakukan untuk menjaga dan melestarikan budaya Banyumas.


D.     Pembahasan
Setiap daerah memiliki peninggalan atau warisan budaya yang bahkan menjadi ciri khas dari daerah itu. Demikian juga di Banyumas, memiliki banyak peninggalan atau warisan budaya yang menjadi ciri khas dan keunikan orang dan masyarakat Banyumas. Cerita Raden Kamandaka, pantangan sabut pahing, dan mitos Bawor merupakan cerita-cerita yang hanya ada di Banyumas dan tidak akan dijumpai di daerah lain. Akibatnya nilai-nilai yang terkandung di dalamnya pun hanya berlaku bagi orang Banyumas, meski sebenarnya dapat pula menjadi teladan dan berlaku bagi orang atau masyarakat lain di luar Banyumas.
            Mempelajari budaya Banyumas melalui warisan budayanya, sebenarnya memberi kesempatan kepada kita untuk mempelajari kearifan lokal (local wisdom) yang ada. Kearifan lokal bukan sekedar mengetahui nilai-nilai dalam kandungan budaya itu, akan tetapi lebih jauh dari itu adalah menggunakannya untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang ada pada saat ini maupun yang akan datang. Seringkali dalam mempelajari budaya suatu daerah, kearifan lokal ini diabaikan sehingga yang didapat hanyalah kulitnya saja tanpa isi.
            Pengabaian terhadap kearifan lokal (nilai-nilai luhur dalam suatu budaya) menyebabkan banyak warisan budaya yang lapuk dimakan usia, terlantar, diabaikan, direndahkan oleh orang atau bangsa lain, bahkan musnah tak berbekas. Kita berharap kondisi ini tak tercipta dan Banyumas telah mempeloporinya dengan mengembangkan jatidiri atau identitas melalui perlambangan pada diri sang Bawor.
            Warisan budaya lokal yang ada di Banyumas itulah yang disebut dalam arkeologi sebagai local genius. Local genius menurut pemikir aslinya Quartich Wales merupakan the sum of the cultural characteristic which the vast majority of a people have in common as a result of their experience in early life. Maksud yang terkandung dari pengertian ini adalah pada kemampuan kebudayaan setempat dalam menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada waktu dua kebudayaan itu berhubungan. Jadi hakekat dari lokal genius ini adalah :
a.     Mampu bertahan terhadap budaya luar
b.    Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
c.     Mempunyai  kemampuan mengintegrasikan unsur-unsur budaya luar ke dalam kebudayaan asli
d.    Memiliki kemampuan mengendalikan diri
e.     Mampu memberikan arah pada perkembangan budaya
f.      Terbina secara kumulatif
g.     Terbentuk secara evolusioner
h.     Tidak abadi
i.       Dapat menyusut, dan
j.      Tidak selamanya tampak jelas.
Budaya Banyumas sebagai lokal genius menunjukkan identitas masyarakat Banyumas yang dapat dibedakan dengan masyarakat yang berbudaya lain. Identitas masyarakat itu menurut Soerjanto Poespowardojo tercermin dalam orientasi yang menunjukkan pandangan hidup serta sistem nilainya, dalam persepsi untuk melihat dan menanggapi dunia luarnya, dalam pola serta sikap hidup yang diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari, serta dalam gaya hidup yang mewarnai peri kehidupannya.
Dari semua penjelasan di atas, maka dalam upaya pelestarian budaya Banyumas membutuhkan energi yang cukup besar dari segenap komponen yang ada pada masyarakat. Bukan berlebihan kiranya jika tanggung jawab itu dipikul bersama-sama dan dijadikan sebagai modal dasar pelestarian dan pengembangan budaya Banyumas yang adiluhung. Ini semua karena pelestarian budaya Banyumas bukan sekedar upaya memelihara nilai luhur yang ada di dalamnya, lebih dari itu pelestarian budaya lokal sebagaimana dikatakan oleh M. Lewis mempunyai muatan ideologis yaitu sebagai gerakan untuk mengukuhkan kebudayaan, sejarah dan identitas, dan juga sebagai penumbuh kepedulian masyarakat untuk mendorong munculnya rasa memiliki masa lalu yang sama diantara anggota komunitas. Oleh karena itu mari kita gali dan lestarikan bersama-sam budaya Banyumas sebagai wujud pertanggungjawaban kita kepada para leluhur dan generasi yang akan datang, karena warisan yang paling berharga adalah warisan yang berupa pengetahuan, khususnya pengetahuan tentang kearifan lokal yang terkandung dalam budaya Banyumas.  


E.      Kesimpulan Dan Saran

E. 1 Kesimpulan
Budaya Banyumas memiliki kedudukan yang unik dalam lingkup kebudayaan induknya, yaitu Budaya Jawa. Sebagai bagian dari budaya Jawa, beberapa jenis budaya Banyumas menunjukkan perbedaan dengan budaya Jawa. Selain itu kosmologi, mitologi dan bahasa yang dipergunakan oleh orang Banyumas juga berbeda dengan orang Jawa pada umumnya. Perbedaan ini dimungkinkan karena faktor geografis, historis dan antropologis. Banyumas yang berada di Jawa Tengah bagian barat merupakan daerah manca bagi Majapahit maupun Mataram, demikian pula bagi Padjajaran. Keadaan ini memungkinkan Banyumas memiliki kebudayaan yang berbeda dengan budaya Jawa, dengan pengaruh budaya Sunda yang tak sedikit.
Meski budaya Banyumas yang tercipta memiliki perbedaan dengan budaya besarnya yaitu budaya Jawa, bukan berarti budaya tersebut tak memiliki nilai-nilai luhur yang patut untuk dilestarikan. Tiap budaya di setiap saat dan setiap tempat memiliki kandungan nilai yang berguna bagi masyarakat setempat. Demikian pula dengan budaya Banyumas memiliki nilai-nilai yang tak kalah luhurnya dengan budaya Jawa pada umumnya, dan perlu untuk dilestarikan.
Pelestarian nilai-nilai luhur budaya merupakan tanggungjawab bersama kita semua sebagai upaya yang berkelanjutan (sustainable), bukan sesaat apalagi sekejap. Pelestarian ini membutuhkan waktu dan biaya serta kesediaan untuk selalu menjadikan budaya Banyumas sebagai tuntunan, tatanan dan pedoman dalam bertingkah laku keseharian sehingga dapat dijadikan sebagai teladan bagi generasi muda. Pelestarian budaya Banyumas mengandung pula muatan idelogis berupa pengukuhan kebudayaan, sejarah dan identitas, dan juga sebagai penumbuh kepedulian masyarakat untuk mendorong munculnya rasa memiliki masa lalu yang sama diantara anggota komunitas. Pelestarian budaya Banyumas berarti pula upaya untuk menjadikan Banyumas sebagai tuan rumah bagi kebudayaannya sendiri.
 
E. 2 Saran
Saran yang bisa kemukakan disini adalah agar kebudayaan Banyumas dapat bertahan maka kita harus ikut serta menjaga dan melestarikannya dengan cara mencintai dan mengetahui kebudayaan apa saja yang ada di Banyumas. Bagaimana kita dapat mencintai kebudayaan Banyumas apabila kita sendiri tidak tahu dan tidak mengerti kebudayaan apa saja yang terdapat di daerah tersebut. Tidak cukup hanya mencintai dan mengetahui saja, tetapi kita harus ikut serta memperkenalkan kebudayaan daerah kita ke orang atau daerah lain. Siapa lagi yang akan melestarikan dan menjaga kebudayaan Banyumas kalau bukan kita sebagai penduduk daerah asli. Apabila kita sebagai penduduk asli tidak tanggap dan peduli kepada kesenian dan kebudayaan daerah maka tidak menutup kemungkinan kebudayaan dan kesenian daerah kita dapat diambil dan diakui oleh daerah lain atau negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar