Rabu, 01 Mei 2013

RE-CODE BERKELANJUTAN


Setelah Re-Code dilakukan, maka yang harus dilakukan supaya perubahan bisa berputar sendiri dan bergerak secara mekanistik karena Re-Code tidak bisa hanya dilakukan sekali saja. Dalam manajemen, salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan memanfaatkan tekanan (pressures). Ada lima bentuk tekanan yang digunakan manusia untuk menggulirkan perubahan terus menerus, yaitu tekanan untuk tumbuh (Growth Pressures), tekanan kerjasama (integration & Collaboration Pressures), tekanan-tekanann identitas, tekanan CEO baru (New Broom Pressures), dan tekanan-tekanan kekuasaan dan politik organisasi (Power & Political Pressures).
1.      Growth Pressures
Pemimpin dapat menciptakan perubahan dengan menetapkan target pertumbuhan yang besar. Dalam filosofi teleology, perubahan dicanangkan melalui sasaran (goals) dan diniatkan (purposeful). Dubai misalnya, semula hanya terdiri atas areal padang pasir yang tandus, kemudian diciptakan perubahan yang sungguh-sungguh diniatkan melalui sebuah rencana besar. Sekarang Dubai telah berubah menjadi kawasan bisnis yang ramai dan bahkan mendapat julukan sebagai Hongkong of the Middle East.
2.      Integration & Collaboration Pressures
Perubahan juga dapat diciptakan dengan membuat link antara entitas kita dengan entitas milik orang atau bangsa lain yang mempunyai standar yang tinggi. Bentuknya bisa bermacam-macam, mulai dari merger semu (misalnya aliansi), jejaring horizontal dan vertikal, sampai merger yang sebenarnya. Misal: Airlines yang tergabung dalam Star Alliance mau tidak mau harus saling menyesuaikan satu dengan yang lainnya mengikuti standar paling tinggi yang telah diciptakan oleh para pemimpin pasar. Mereka bukan hanya harus melakukan investasi dalam bentuk IT (information technology) saja, melainkan juga dalam bentuk pelayanan (inflight maupun pre boarding), cara berkomunikasi, pengembangan produk, inflight entertainment) sampai pada hal-hal kecil lainnya. Semua bentuk integrasi di atas akan memperkuat Re-Code dengan sejumlah syarat. Pertama, para pemimpin pihak-pihak yang terkait bersedia melakukan kerja keras mengikuti standar tertinggi yang tersedia. Kedua, sistem yang baru memungkinkan untuk mendatangkan eksekutif-eksekutif baru yang bukan berasal dari dalam dan ada keterbukaan dalam berinteraksi. Ketiga, sistem ini memilki kemampuan menerima umpan balik yang positif dari luar maupun dalam entitas usaha.
3.      Identity Pressures
Menjadi  semakin dewasa ternyata membuat segala sesuatu menjadi semakin kompleks. Manusia yang bersekolah semakin tinggi bisa menjadi pandai sekaligus bisa menjadi complicated. Kecuali seseorang berpikir terbuka dan mau memperbaiki cara berpikirnya, maka ia bisa menyulitkan orang lain. Orang-orang kompleks jalan berpikirnya seperti kumpulan benang-benang kusut yang terjalin berantakan sehingga sulit sekali dipakai untuk mengambil keputusan.
Hal yang sama juga terjadi pada organisasi. Kala entitas usaha tumbuh, organisasi bukan cuma terus melakukan hal-hal yang lama. Manusia tidak dengan sendirinya membuang hal-hal yang sudah usang saat mengadopsi hal-hal yang baru dalam hidupnya. Kalau hal itu terus dibiarkan, maka entitas akan mengalami krisis identitas dengan segmen pasar yang tidak tajam, terkesan kuno, dengan logo lama yang tidak pernah diremajakan karyawan yang berbeda dari yang dituntut pasar.
4.      Tekanan CEO Baru (New Broom Pressures)
Dewasa ini semakin disadari bahwa tidak mudah melakukan Re-Code dengan mengandalkan tenaga-tenaga yang sudah lama berada di dalam. Dalam beberapa hal, datangnya pemimpin baru yang berasal dari luar sama sekali dapat memperkuat Re-Code. Memang tidak semua pemimpin “impor” dapat membantu Re-Code dan tidak semua pemimpin “pribumi” yang tidak berorientasi pada pembaharuan. Keduanya sama-sama memiliki potensi yang sama untuk memperkuat Re-Code, sepanjang mau membuka pikiran, tidak terlalu percaya dengan cara pandang lama, dan mau bertindak seperti seorang turis yang selalu bertanya dalam keterasingan. Masalah lain yang dihadapi pemimpin dari dalam adalah adanya Hard Code berupa peninggalan tradisi yang cenderung kembali pada pengalaman masa lalunya. Hanya bila ia pernah merasakan ketidaknyamanan dengan masa lalu, maka ia baru membuat sejarah baru. Dalam beberapa hal, pengalaman masa lalu memang bisa mempercepat pemahaman tetapi ia juga berpotensi menghapuskan pandangan ke depan. Manusia bisa menjadi terikat dengan segala sesuatu di masa lalu, membentengi diri dari serangan-serangan pemain-pemain baru dengan penyangkalan habis-habisan. Oleh karena itu, wajarlah bila beban Re-Code mulai banyak diharapkan dari eksekutif “impor”, khususnya pada organisasi-organisasi yang sudah sangat terikat oleh tradisi. Hadirnya CEO baru yang masih muda, yang bersemangat tinggi, dengan cara pandang baru, dapat mendorong lahirnya perubahan-perubahan.
5.      Tekanan-tekanan kekuasaan dan Politik Organisasi (Power and Political Pressures)
Politik bukan hanya ada di level pemerintahan. Proses politik, dengan nuansa yang berbeda juga ada pada level institusi. Pada level ini, pertarungan antar kepentingan yang berbeda-beda sangat mungkin terjadi. Dua orang dengan kepentingan yang berbeda akan berbeda pendapat dan masing-masing akan membentuk koalisi untuk mempertahankan tesisnya. Ketika kelompok yang berkuasa tergelincir, maka kelompok yang baru berkuasa akan memobilisasi kekuatan untuk mengubah arah. Mereka juga akan melakukan upaya-upaya pembaharuan menurut versi mereka. Perubahan koalisi dapat menimbulkan perubahan yang mendasar, karena organisasi pada dasarnya merupakan cerminan dari pandangan orang atau kelompok yang mendominasinya. Dominasi suatu kelompok dapat memberi warna, perialaku, sampai pada kebiasaan-kebiasaan yan ada di dalam organisasi. Tetapi perubahan dengann cara ini hanya akan menghasilkan kinerja yang positif manakala didasarkan oleh prinsip-prinsip yang logis dan professional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar