Rabu, 01 Mei 2013

TEORI-TEORI ADMINISTRASI NEGARA



A.     Teori organisasi
Teori-teori dalam ilmu administrasi Negara mengenai organisasi terbagi atas teori-teori yang menjelaskan organisasi-organisasi nonmodern (naturalistic organisations, natuurlijke organisaties) dan organisasi-organisasi modern yang pada umumnya merupakan organisasi-organisasi yang direncanakan (planned organisations, geplande organisaties).
Teori-teori organisasi nonmodern dikembangkan dengan banyak mempergunakan pandangan-pandangan antropologi, Sosiologi, dan Ilmu Kebudayaan. Sikap para warga organisasi terhadap pimpinan dan sikap kelakuan mereka yang bersifat serba pribadi atau personal, dapat dipahami melalui ajaran-ajaran Antropologi dan Sosiologi.
Teori-teori organisasi modern dalam ilmu administrasi negara dapat dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
1.      Teori organisasi klasik
Teori organisasi klasik ini disebut pula teori struktur, atau The Structure Theory of Organisation, dimana pandangannya ditekankan pada struktur organisasi yang merupakan hasil daripada pembagian kerja (division of work, werkverdeling; Ilmu ekonomi berbicara tentang division of labour, arbeidsverdeling, di mana manusia didudukkan sebagai salah satu faktor produksi).
2.      Teori Hubungan Antarmanusia
Dalam golongan teori-teori ini dikatakan bahwa dalam kenyataan sehari-hari “organisasi dalam praktek” adalah hasil atau produk daripada hubungan antarmanusia (human relations) dan motivasi (motivation) yang dijalankan oleh pimpinan organisasi.
3.      Teori proses
Teori organisasi ini, The Process Theory of Organisation, mengatakan bahwa suatu organisasi itu merupakan hasil atau akibat daripada suatu proses, yang pada hakikatnya merupakan proses kerja sama antara sekelompok orang-orang secara nyata, dan oleh sebab itu, maka terdapat apa yang disebut “dynamika organisasi” artinya suatu gerak ubah daripada setiap organisasi. Tidak ada organisasi yang tetap, yang tidak berubah.
4.      Teori perilaku
Teori perilaku atau the Behaviour Theory of Organisation, berpendapat bahwa ada tidaknya, baik buruknya, suatu organisasi itu tergantung dari sikap kelakuan para anggota-anggotanya. Masalah organisasi terpenting menurut  penganut teori-teori ini adalah bagaimana membuat para warga organisasi itu bersikap, berpikir, dan bertingkah laku sebagai “manusia organisasi”.
5.      Teori sistema
Teori organisasi ini, the Systems Theory of Organisation, mangatakan bahwa kita memandang terhadap organisasi tersebut sebagai sutau jaringan (network) daripada berbagai macam sistem yang berkaitan satu sama lain, serta bekerja dan bergerak berasarkan tata kaitan sistem-sistem tertentu

Atmosudirdjo Slamet, Prajudi. 1986, Dasar-Dasar Ilmu Administrasi, Cetakan ke-8, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. (Hal: 137-139).
B.     Teori kepemimpinan
1.       Teori Traitist
                  Teori ini adalah teori yang menurut Panglaykim, dkk disebut dengan teori serba sifat yang penelaahannya, terutama membicarakan tentang sifat-sifat kepemimpinan secara induktif. Ada lima ahli yang mengembangkan teori ini:

v      Ordway Tead
      Sifat-sifat kepemimpinan dari seorang pemimpin yang diperlukan ada sepuluh yang diterjemahkan oleh Panglaykim sebagai berikut: energi, selera pemimpin, enthusiasme, ramah tamah, integrated, kemahiran teknis, sanggup mengabik keputusan, inteligensi, kecakapan mengajar, iman yang kuat dalam menghadapi berbagai masalah.
v      Chester I. B arnard
      Dalam masalah kepemimpinan, menurut Chester I. Barnard hanya ada dua hal atau dua kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Pertama, kelebihan atau superioritas di bidang-bidang teknik kepemimpinan dan kebulatan tekat memimpin. Kedua, kelebihan dalam kebulatan tekat memimpin dimaksudkan bahwa sang pemimpin mempunyai tekat bulat dan kemauan keras untuk memimpin bawahannya demi tercapainya apa yang dituju dengan sukses.
v      Erwin Schell
      Menurut Erwin Schell, sifat yang paling diutamakan yang harus dimiliki
Oleh seorang pemimpin adalah: adanya minat dan keramahan terhadap yang dipimpinnya, daya tarik (pribadi), dan berilmu.
v      George R. Terry
            George R. Terry menyebutkan sifat-sifat yang penting yang sangat vital bagi pimpinan adalah sebagai berikut:
-          Penuh energi, baik jasmani maupun rohani dan dapat bergiat teru-menerus.
-          Stabilitas dalam emosi dan tidak boleh berprasangka buruk tentang orang-orang bawahannya.
-          Mempunyai pengetahuan yang luas tentang hubungan manusia
-          Keinginan untuk menjadi pimpinan harus menjadi daya pendorong yang muncul dari dalam dan tidak dipaksakan dari luar.
-          Mempunyai kemahiran dalam mengadakan komunikasi secara lisan atau tulisan.
-          Mempunyai kecakapan mengajar
-          Kecakapan untuk berfikir secara terang, dinamis, dan aktif.


v      Henry Fayol     
      Henry Fayol lebih menekankan kepada segi-segi rohani da erudisi dari seorang manajer/pimpinan.

M. Herujito, Yayat. 2006, Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan ke-3, Penerbit PT Gramedia, Jakarta. (Hal: 194-197)

C.     Teori  Ekspektansi tentang Motivasi
            Teori  Ekspektansi, menyatakan bahwa orang-orang termotivasi untuk berperilaku dengan cara-cara yang menimbulkan kombinasi-kombinasi hasil yang diekspektansi dan diinginkan. Persepsi memainkan peranan penting pada teori karena ditekankannya kemampuan kognitif guna mengantisipasi konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari perilaku.
            Dalam teri ekspektansi, terkandung prinsip hedonisme. Kita mengetahui bahwa manusia hedonistik cenderung berupaya untuk memaksimasi kesenangan mereka dan meminimasi perasaan sakit mereka. Pada umumnya dapat dikatakan, bahwa teiri ekspektansi dapat dimanfaatkan untuk memprediksi perilaku pada setiap situasi, di mana terdapat suatu pilihan antara dua buah alternatif atau lebih

Winardi, J. 2007, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. (Hal: 102)

D.     Teori Erg dari Clayton P. Alderfer
            Teori Alderfer berbeda dibandingkan dengan teori Maslow sehubungan dengan tiga macam hal sebagai berikut: Pertama-tama, diperlukan kelompok lebih kecil pada kebutuhan inti (core needs) untuk menerangkan perilaku. Apabila kita mengurutkannya menurut kebutuhan tingkat terendah hingga tingkat tertinggi, maka kebutuhan-kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan-kebutuhan akan eksistensi, kebutuhan-kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain, dan kebutuhan-kebutuhan akan pertumbuhan. Teori erg tidak mengasumsi bahwa kebutuhan-kebutuhan berkaitan satu sama lain dalam sebuah hierarki prepoten atau anak tangga. Akhirnya dikatakan, bahwa frustasi dari kebutuhan-kebutuhan tingkat lebih tinggi dianggap mempengaruhi keingina akan kebutuhan-kebutuhan tingkat lebih rendah.

Winardi, J. 2007, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. (Hal: 78)

E.      Teori keadilan tentang motivasi dari adam
            Secara umum teori keadilam merupakan model tentang motivasi yang menerangkan bagaimana orang-orang berupaya mendapatkan kelayakan dan keadilan dalam pertukaran-pertukaran sosial atau hubungan-hubungan memberi-menerima. Teori keadilan didasarkan atas teori disonansi kognitif yang dikembangkan oleh seorang psikolog sosial yang bernama Leon Festinger. Menurut Festinger, orang-orang termotivasi guna mempertahankan konsistensi antara keyakinan-keyakinan kognitif mereka dan perilaku mereka. Ketidakkonsistensi  yang dipersepsi akan menciptakan disonansi kognitif ( atau perasaan tidak nyaman psikologikal) yang akan menyebabkan timbulnya tindakan korektif.

Winardi, J. 2007, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. ( Hal: 94)

F.      Teori Higiene-Motivator tentang kepuasan kerja dari Frederick Herzberg
            Berdasarkan studinya tentang hubungan antara sikap-sikap kerja dan kinerja kerja Herzberg menyatakan bahwa motivasi merupakan sebuah dampak lansung dari kepuasaan kerja. Kaitan antara kepuasaan dan motivasi tersebut memiliki penganut maupun pengkritiknya. Sekalipun demikian, teori Herzberg memberikan pandangan-pandangan bermanfaat tentang motivasi kerja.

Winardi, J. 2007, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. (Hal: 87)

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung. Maaf, untuk referensinya bisa di lihat pada setiap bagian akhir dari penulisan tiap teori yang dicantumkan tersebut, mohon di cek kembali dengan seksama. Semoga membantu dan bermanfaat.

      Hapus