Jumat, 07 Juni 2013

Budidaya Tanaman Wortel, Serta Perhitungan Analisis Finansial


Background

Prospek pengembangan budidaya wortel di Indonesia sangat cerah. Selain keadaan agroklimatologis wilayah nusantara cocok untuk wortel, juga akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, pengurangan impor sangat membantu petani wortel untuk memasarkan hasil pertaniannya ke pasar, dan mereka tidak bersaing dengan wortel impor.(Soewito, 1991 dalam Siti 2008).
Wortel atau Carrots (Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub-tropis). Menurut sejarahnya, tanaman wortel berasal dari Timur Dekat dan Asia Tengah.Wortel termasuk sayuran bernilai ekonomis penting di dunia. Produksi wortel telah menjadi salah satu mata dagang komoditas pertanian antar negara. Peluang ekspor wortel antara lain pasar jepang.
Usahatani wortel dalam sistem agribisnis dapat memeberikan keutungan yang cukup tinggi. Potensi daya hasil wortel varietas unggul dapat mencapai antara 20 – 25 ton/hektar. Bila harga jual rata – rata Rp 350,00/ kg dengan biaya produksi sekitar Rp 3 – Rp 3,5 juta/hektar/musim, maka keuntungan bersih usahatani wortel selama ± 3 bulan dapat mencapai lebih dari Rp 3 juta/hektar. Bahkan akhir – akhir ini peluang pasar wortel makin luas dan beragam, di antaranya adalah dalam bentuk umbi segar, umbi beku segar, dan umbi muda segar. (Rukmana 1995)
Dari segi bisnis, wortel merupakan sayuran komersial hingga saat ini masih tetap menjadi andalan para pedagang. Hasilnya dapat berlipat ganda karena dalam penanamanya dapat ditumpangsarikan dengan tanaman sayuran lainnya. Sebagai sayuran yang komersial maka wortel termasuk komoditi yang mempunyai potensi yang cukup baik untuk di kembangkan.(Ali dan Rahayu, 1995).
Menurut Rahmat Rukmana (1995), “Propsek bertanam Wortel di Indonesia cukup cerah”. Selain keadaan agroklimatologis yang cocok untuk wortel, juga akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan pertanian, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, pengurangan impor dan peningkatan ekspor.
Tabel 1. Luas dan Produksi Tanaman Wortel Sayuran Kabupaten Wonosobo
pada Tahun 2006 – 2010









Tahun
Luas Lahan
Produksi






2006
167
2.537






2007
268
4.141






2008
394
5.116






2009
321
4.731






2010
354
5.238






Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011






Berdasarkan Tabel 1 Produksi wortel pada tahun 2006 mencapai 2.537 ton/hektar, pada tahun 2007 produksi wortel mengalami kenaikan yang sangat drastis yaitu 4.141 ton/hektar, pada tahun 2008 hasil produksi meningkat hingga 5.116 ton/hektar, namun pada tahun 2009 hasil produksi mengalami penurunan hingga 4.731 ton/hektar, kemudian pada tahun 2010  produksi mengalamim kenaikan kembali hingga 5.238 ton/hektar.
Penurunan poduksi dikarenakan faktor cuaca, biaya produksi yang semakin mahal, lahan pertanian yang semakin tidak subur dan tidak sehat, serta penggunaan pestisida kurang bijaksana menjadi penyebab turunnya produktivitas wortel. Sementara peningkatan dalam jumlah produksi dapat dilatarbelakangi oleh banyaknya kegunaan dari tanaman wortel. Manfaat dari wortel antarlain dapat dijadikan sebagai bahan makan yang kaya vitamin A dalam menjaga kesehatan mata dan memelihara jaringan kulit.
Usahatani adalah organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi pertanian. Petani sebagai pengelola usahatani termasuk pembiayaannya adalah seseorang yang membutuhkan dan berperan dalam perencanaan bisnis yang meliputi penyediaan dan pengalokasian dana, menciptakan dana melalui pengendalian sumber-sumber serta mengelolanya dalam kegiatan produksi seefektif mungkin. Dengan demikian petani tidak boleh salah langkah dalam tindakannya untuk mencapai tujuan produksi tersebut (Hernanto,2003).
Usahatani dapat dikatakan berhasil minimal harus dapat menghasilkan cukup pendapatan untuk membayar biaya semua alat yang diperlukan, bunga modal, upah tenaga kerja petani dan keluarganya yang digunakan untuk usahatani secara layak dan dapat mempertahankan keadaan usahatani sedikitnya berada dalam keadaan semula.
Tanaman wortel juga banyak di budidayakan di Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. Secara geografis Luas Kecamatan Garung adalah 5.122,03 ha (512,20 km) atau 0,05 % dari luas Kabupaten Wonosobo, dengan komposisi tata guna atas lahan sawah seluas 288,76 ha (5,64%), tanah kering seluas 3.635,62 ha ( 70,98 % ), hutan negara 841,11 ha (16,42%), perkebunan negara / swasta seluas 109, 45 ha ( 2,14 %) dan lainnya seluas 247,09 ha (4,82 %). Hal ini sangat mendukung untuk pengembangan potensi unggulan kecamatan sebagai mata pencaharian masyarakat desa Mlandi Kecamatan Garung untuk membudidayakan tanaman wortel, dan juga sangat bagus untuk menanan tanman wortel cuaca juga sangat mendukung untuk berbudidaya wortel.

DAFTAR PUSTAKA
 
Cahyono.B, 2002.Wortel Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius,Yogyakarta
Data Produksi Tanaman Hortikulutura Kabupaten Wonosobo tahun 2006-2011.  Badan Pusat Statisitik Kabupaten Wonosobo.
Hernato,F. 2003.Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya.
Keliat, S. D. (2008). Analisis Sistem Pemasaran Wortel. (Skripsi). Medan: Universitas          Sumatera Utara.
Kanisius.S.Y, dkk, 2004.Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran.Kanisius, Yogyakarta
Manalu, H. (2007). Analisis Finansial Usaha Tani Wortel. (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.
Machfoedz, Mahmud. 2004. Kewirausahaan. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Rini, D. K. (2010). Respon Penawaran Wortel (Daucus carota) Di Kabupaten Boyolali. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Rukmana, R, 1995.Bertanam Wortel. Kanisius, Jakarta
Rubazky V.E dan M. Yamaguchi, 1997.Sayuran Dunia 2 Prinsip Produksi dan Gizi. Edisi 2 ITB, Bandung
Rahayu.E dan N.V.Ali, 1995. Wortel dan Lobak. Penebar Swadaya, Jakarta
Siti, R. (2008). Analisis Usaha Tani Wortel di Desa Sukatani Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.(Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Sholeh, M. (2012). Analisis Efisiensi Alokatif Pengunaan Faktor – Faktor Produksi Usaha Tani Wortel. (Skripsi). Malang: Universitas Brawijaya.
Soekartawi. 2002. Agribisnis Teori dan Aplikasi. Rajawali Pers. Jakarta.
Santi, Yenny M. 2009. Analisis Usaha Argoindustri Keripik Belut Sawah (Monopterus albuszuieuw) Di Kabupaten Klaten. Skripsi. Fakultas  Pertanian, Universitas Negeri Sebelas Maret         Surakarta. 75 hal (tidak dipublikasikan)
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan. Ekonisia. Yogyakarta.
Setiawan. i, 1995. Sayuran Dataran Tinggi. Penebar Swadaya, Jakarta
Zhif dan Zacky. 2010. Budidaya Wortel. Blog.ub.ac.id. Di akses pada tanggal 20 Januari 2013

2 komentar:

  1. ijin untuk di cantumkan di laporan pak

    BalasHapus
  2. mohon perinciannya yang lebih mendetail lagi utk biaya usaha tanaman ini,makasi.

    BalasHapus