Jumat, 07 November 2014

Ekonomi Rumah Tangga

Kebanyakan orang untuk pertama kali berhadapan dengan persoalan ekonomi berasal dalam lingkungan rumah tangga. Istilah ekonomi berasal dari dalam lingkungan keluarga. Kata “Ekonomi” dibentuk dari dua kata yang berasal dari bahasa asing (Yunani), yaitu “oikos” yang berarti rumah tangga, dan “nomos” yang berarti aturan, tata, ilmu. Sehingga, arti dari kata aslinya adalah aturan atau pedoman untuk mengatur rumah tangga, atau good management of household [1].   
Rumah tangga merupakan pemilik berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Sektor rumah tangga menyediakan tenaga kerja dan tenaga usahawan serta faktor-faktor produksi lain seperti barang-barang modal, kekayaan alam dan harta tetap yang akan ditawarkan pada perusahaan. Sebagai balas jasa terhadap penggunaan berbagai jenis faktor produksi tersebut, maka balas jasa tersebut berupa bunga serta keuntungan dari sektor perusahaan [2].
Pendapatan yang dihitung sebagai pendapatan rumah tangga adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi [3]. Tingkat pendapatan rumah tangga tergantung kepada jenis-jenis kegiatan yang dilakukan.
Pendapatan rumah tangga dapat diterima dalam bentuk uang maupun barang. Selain dari pendapatan, penerimaan rumah tangga juga dapat berasal dari [4]:
a.    Uang pensiunan, bagi mereka yang sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada pemerintah atau instansi lain.
b.    Sumbangan atau hadiah, misalnya sokongan dari saudara atau famili, warisan, hadiah tabungan, dan lain-lainnya.
c.    Pinjaman atau hutang, namun pada suatu saat harus dilunasi atau dikembalikan.


Besar kecilnya pendapatan rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa hal:
a.    Tingkat pendidikan formal dari kepala keluarga.
b.    Pernah tidaknya kepala keluarga latihan ketrampilan sesuai dengan bidangnya.
c.    Luas usaha yang dijalankan.
d.    Sifat dan pekerjaan seseorang.
Pola pendapatan rumah tangga Indonesia terdiri dari upah dan gaji, keuntungan usaha rumah tangga yang tidak berbadan hukum dan penerimaan transfer[5]. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan rumah tangga adalah terpenuhinya nafkah keluarga terutama yang berkaitan dengan kebutuhan pokok. Berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh rumah tangga ditujukan untuk membeli berbagai barang ataupun jasa yang diperlukannya.
Dalam perekonomian yang masih relatif rendah, sebagian besar pendapatan digunakan untuk membeli makanan dan pakaian yang termasuk ke dalam kebutuhan sehari-hari yang paling pokok. Pada tingkat perkembangan ekonomi yang lebih maju, pengeluaran untuk pendidikan, pengangkutan, perumahan,dan rekreasi menjadi bertambah penting [6].



[1] Gilarso, Op. Cit., hlm. 60.
[2] Sadono Sukirno, 1994, Pengantar Teori Mikroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 37.
[3] Gilarso, Op. Cit., hlm. 62.
[4]  Sadono Sukirno, 2007, Makro Ekonomi Moderen, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 79.
[5] Suseno H. dan Triyanto Widodo, 1990, Indikator Ekonomi Dasar Perhitungan Perekonomian Indonesia, Kanisius, Yogyakarta, hlm. 32.
[6] Sadono Sukirno, 1994,  Pengantar Teori Mikroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 37.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar