Jumat, 07 November 2014

Faktor – Faktor yang Memengaruhi Pendapatan

a.    Modal
Modal dalam teori ekonomi dapat diartikan sebagai barang modal yaitu benda-benda yang digunakan untuk memproduksi berbagai jenis barang. Misalnya mesin penggiling padi, berbagai jenis peralatan produksi tekstil dan pakaian, dan alat-alat berat yang digunakan untuk membuat jalan dan bangunan dimasukkan sebagai barang modal. Sedangkan, dalam kegiatan bisnis dan sistem finansial, modal diartikan sebagai dana yang digunakan untuk melakukan investasi di sektor keuangan seperti untuk membeli saham dan obligasi. Dalam kegiatan usaha sering juga dikatakan sebagai modal kerja yaitu dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha sehari-hari [1].
Berdasarkan ketiga istilah modal tersebut, dapat disimpulkan bahwa modal adalah : (1) barang dan peralatan fisik yang digunakan untuk menghasilkan barang dan atau jasa, (2) dana keuangan yang disisihkan untuk diinvestasikan dalam harta-harta keuangan (saham dan obligasi), (3) dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan produksi dan menyalurkan barang kepada pembeli [2].
Setiap bidang usaha tak terkecuali industri kecil ataupun UMKM membutuhkan modal untuk dapat membiayai kegiatan operasinya sehari-hari, modal usaha sangat berpengaruh terhadap hasil suatu industri kecil. Dengan modal kerja yang lebih dari cukup didapatkan hasil yang lebih besar[3]. Dengan memiliki modal usaha yang lebih besar, seorang pengusaha akan dapat lebih leluasa dalam menentukan penggunaan input produksi seperti bahan baku dan juga peralatan sehingga dapat memaksimalkan produksi.
Modal dapat dibagi menjadi :
1.    Modal Tetap :
Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa dalam proses produksi jangka waktu yang relatif lama dan tidak berpengaruh oleh besar kecilnya jumlah produksi yang dihasilkan.
2.    Modal Lancar :
Modal lancar adalah modal yang memberikan jasa hanya sekali dalam proses produksi, misalnya dalam bentuk bahan baku dan juga kebutuhan lain sebagai penunjang usaha.
Dengan modal yang semakin banyak diharapkan akan dapat meningkatkan produksi yang dihasilkan, sehingga akan dapat meningkatkan jumlah penerimaan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan.
b.    Curahan Waktu Kerja
Curahan waktu kerja merupakan lamanya waktu kerja yang digunakan oleh seseorang yang diukur dalam jam. Jam kerja yang digunakan berbeda-beda bagi individu yang satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya pendapatan seseorang tergantung dari waktu atau jam kerja yang dicurahkan[4]. Semakin banyaknya waktu yang dihabiskan untuk bekerja bagi seseorang, diharapkan akan semakin banyak pula penghasilan atau pendapatan yang diterimanya.
c.    Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi pendapatan seseorang. Biasanya pendapatan mula-mula meningkat sesuai dengan pertambahan usia, memuncak pada tingkat usia produktif, dan kemudian menurun kembali menjelang usia pensiun atau usia tua [5]. Penduduk dalam kelompok usia 25 – 55 tahun, terutama laki-laki, umumnya dituntut untuk ikut mencari nafkah dan penduduk di atas 55 tahun sudah mulai menurun kemampuannya untuk bekerja. Semakin tua seseorang, tanggung jawabnya terhadap keluarga menjadi semakin besar terutama pada seseorang yang sudah menikah. Hal ini akan menjadi sebuah dorongan bagi seseorang untuk meningkatkan pendapatannya. Setelah mencapai usia tua, pendapatan seseorang menurun kembali. Menurunnya pendapatan pada usia tua disebabkan oleh berkurangnya kemampuan fisik untuk bekerja. 
d.    Pengalaman Bekerja
Pengalaman bekerja didapat sejalan dengan semakin lamanya seseorang menekuni suatu pekerjaan tertentu. Dengan semakin lamanya seseorang menekuni suatu pekerjaan, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh dan semakin baik pula manajemen yang diterapkan dalam melaksanaan pekerjaan dan pada akhirnya diharapkan hasil yang diperoleh semakin baik dan meningkat.
Semakin lama seseorang menjalankan usahanya, maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki, sehingga mereka akan lebih terampil dan mempunyai pengetahuan tentang kemungkinan yang akan terjadi sebagai konsekuensi atas keputusan yang diambil [6].
Pengalaman dapat dikategorikan sebagai pendidikan informal. Oleh karena itu, pengalaman dapat memberikan kecakapan praktis serta terampil dalam melakukan pekerjaannya. Sehingga, semakin banyak pengalaman yang diperoleh maka semakin besar pula pendapatan yang dapat diperoleh dalam pekerjaannya.
e.    Tingkat Pendidikan
Pada umumnya jenis dan tingkat pendidikan dapat dianggap mewakili kualitas tenaga kerja. Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menambah keterampilan, pengetahuan, dan meningkatkan kemandirian maupun pembentukan kepribadian seseorang [7]. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Dengan semakin tingginya kualitas sumberdaya, maka produktivitas pun akan bertambah dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan seseorang tersebut.
Berdasarkan asumsi dasar teori Human Capital, seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah, berarti di satu pihak meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan selama satu tahun dalam mengikuti sekolah, namun di lain pihak menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun dalam mengikuti sekolah tersebut [8].  
Keterampilan, pengetahuan, dan kemandirian merupakan hal-hal yang melekat pada diri seseorang yang dapat dikembangkan melalui pendidikan dan merupakan modal dasar yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan. Semakin tinggi nilai aset, semakin tinggi pula kemampuan mereka untuk bekerja [9].



[1] Sadono Sukirno, et. al., 2004, Pengantar Bisnis, Kencana, Jakarta, hlm 7.
[2] Ibid.
[3] Indriyo Gito Sudarmo, 1998, Pengantar Bisnis, Edisi 2, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dalam Imam Suparyadi, 2009, Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pendapatan Industri Kecil Kerupuk Mie di Desa Kedungwringin, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, hlm. 5.
[4] Mubyarto, Op. Cit., hlm. 12 – 13.
[5] Payaman J. Simanjuntak, 1985, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, LPFE-UI, Jakarta, hlm. 39.
[6] Rina Rachmawati, 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Jamur di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas. Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. hlm. 12.
[7] Sonny Sumarsono, 2003, Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia dan Ketenagakerjaan, Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm. 10.
[8] Payaman J. Simanjuntak, 1998, Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia, Edisi Kedua, LPFE-UI, Jakarta , hlm. 70.
[9] Sonny Sumarsono, Op. Cit., hlm. 10.

1 komentar: