Jumat, 07 November 2014

FILSAFAT POLITIK SEBAGAI DISIPLIN ILMU


Filsafat politik bisa dijelaskan dengan mengatakan sesuatu tentang usaha filsafat politik itu sendiri. Filsafat politik adalah kegiatan yang kompleks yang hanya dapat dipahami dengan baik melalui analisis terhadap banyak sekali cara yang dilakukan oleh mereka yang telah membayangkannya. Dengan melihatnya sebagai tradisi wacana khusus, kita dapat mendiskusikan ciri-ciri umum tradisi tersebut. Filsafat politik dapat dijelaskan dengan anggapan bahwa telah ada orang-orang yang telah mengajarkan tema ini di berbagai universitas. Hal ini berhubungan dengan dua pertanyaan:
1.      Apa pokok masalah (subject-matter) filsafat politik yang semestinya menjadi pegangan kita dalam bekerja?
2.      Metode dan pendekatan apa yang mungkin membantu untuk mengembangkan pokok masalahnya, dan bagaimana mereka yang mempelajari filsafat politik memilih metode dan berbagai pendekatan itu?

POKOK MASALAH (SUBJECT-MATTER) FILSAFAT POLITIK
Filsafat politik ada sejak manusia menyadari dapat hidup satu sama lain dengan cara yang lebih bermanfaat. Dengan rasionalitasnya manusia mencoba mempertanyakan apa hakikat dari organisasi masyarakat yang baik dan tepat atau bagaimana cara hidup yang terbaik dan paling tepat bagi manusia, baik sebagai individu atau kelompok. Filsafat dipahami sebagai usaha mengejar kebenaran hingga keakar-akarnya, meskipun kualitas esensial tentang apa yang politis mulai mendapat perhatian di kalangan para ahli teori politik dan pokok masalah filsafat politik mulai terbentuk dengan menentukan keterkaitannya dengan apa yang dianggap publik.
Filsafat politik dapat dilihat sebagai usaha para filusuf dalam memberikan panduan dan jawaban untuk menanggapi masalah publik dan politik. Filsafat politik sebaiknya dikembangkan sebagai studi tentang penilaian dan kritik moral terhadap proses yang melandasi kehidupan sosial, politik dan ekonomi dengan fokus menciptakan organisasi masyarakat yang baik dan tepat. Studi filsafat politik pada dasarnya merupakan cabang dari filsafat praktis yang menangani pertanyaan moral dari kehidupan publik. Filsafat moral menentukan latar belakang dan batas bagi filsafat politik.
Salah satu persoalan yang dihadapi filsafat politik dalam hubungannya dengan etika nampaknya terkait dengan pertanyaan mana yang lebih penting antara moralitas pribadi dan moralitas publik dan juga tentang konflik yang dapat ditolerir dari nilai-nilai moral politik dan personal. Sebagai pengetahuan normatif, filsafat politik mencoba membentuk norma (aturan atau standar ideal) yang dapat dibedakan dari pengetahuan deskriptif yaitu mencoba menguraikan bagaimana sesuatu secara apa adanya.
Kadang dilakukan cara lain untuk lebih memehami subject matter filsafat politik adalah dengan membedakannya dari ilmu politik dan teori politik. Pokok perhatian ilmu politik adalah realitas atau peristiwa politik. Sebagai pengetahuan deskriptif, ilmu politik tidak berkepentingan dengan pertanyaan tentang nilai.
Teori politik di satu pihak, merupakan kumpulan doktrin-doktrin tentang organisasi masyarakat politik yang diinginkan seperti liberalisme, sosialisme, atau anarkisme. Doktrinteori politik adalah deskriptif tentang kemungkinan bentuk masyarakat yang dianggap benar dan tepat serta mengandung rencana dan program politik sehingga sering disebut ideologi. Perhatian filsafat politik diarahkan pada usaha member kritik atau justifikasi terhadap doktrin-doktrin atau teori-teori itu.
Pertama, politik kontemporer umumnya memusatkan perhatian pada tema yang berbeda dengan perhatian studi filsafat politik masa lalu. Satu implikasi yang penting bahwa anggapan tentang prinsip politik yang kerap digambarkan seolah menyerupai garis tunggal dari kanan ke kiri. Sering digambarkan bahwa mereka yang di kiri dikategorikan sebagai penganut sosialisme yang mementingkan kesamaan dan sedangkan yang di kanan dikategorikan sebagai penganut kapitalisme mementingkan kebebasan individu. Di tengah-tengah adalah mereka yang menganut campuran antara kebebasan dan persamaan. Tetapi, dalam kenyataannya realitas politik modern tidak lagi sesederhana itu.
Kedua, studi filsafat kontemporer juga menunjukan implikasi lebih jauh dari penyederhanaan garis politik antara kiri dan kanan. Misalnya, jika seseorang mendukung persamaan maka orang itu pasti dianggap menganut sosialisme, atau jika seseorang mendukung kebebasan maka orang itu dianggap menganut kapitalisme. Hal ini berarti tidak ada jalan yang bisa dialkukan seseorang untuk mendukung persamaan diatas kebebasan atau mendukung kebebasan diatas persamaan, karena masing-masing merupakan landasan nilai dan tidak ada nilai atau premis lain yang lebih tinggi tempat keduanya memungkinkan mencapai titik temu.
Studi filsafat politik kontemporer membuktikan bahwa landasan nilai dalam kehidupan politik justru lebih kompleks daripada yang semula disangka. Dengan kata lain, landasan nilai utama dalam kehidupan politik mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Kenyataan ini menjelaskan bahwa mahasiswa filsafat politik harus menerima keharusan memadukan berbagai teori yang paling relevan, ketimbang mengharapkan suatu teori dapat member petunjuk yang komperhensif.

METODE DAN PENDEKATAN DALAM STUDI FILSAFAT POLITIK
masih ada banyak tantangan untuk membuat metode filsafat politik menjadi lebih jelas dan sistematis dan dapat membantu mengembangkannya. Seperti haknya ilmu-ilmu sosial umumnya, ada berbagai pendekatan yang mungkin dapat dikembangakan dalam studi filsafat politik.
A.      Pendekatan Sebagian vs Sistematis (Piecemal vs Sistematic Approach)
Tekanan studi filsafat politik di negara-negara Barat telah mengalami pergeseran, yaitu dari sekedar memberikan analisis konseptual terhadapa makna kekuasaan, kedaulatan negara atau hakikat hukum kepada gagasan yang lebih ideal tentang keadilan, kebebasan dan komunitas untuk member evaluasi terhadap kebijaksanaan dan institusi politik. Dalam kenyataanya, aktivitas para filsuf selama ini memang tidak hanya terbatas pada analisis konseptual, tetapi juga mencakup aktivitas spekulatif, aktivitas deskriptif atau fenomenologi dan aktivitas normative atau evaluasi. Karena itu, analisis konseptual hanya merupakan salah satu dari bentuk pendekatan sebagian dalam studi filsafat politik.
Pendekatan sistematis berusaha mengembangkan proyek yang istematis dan bersifat mencakup semua filsafat praktis tentang politik. Pertama, filsafat politik memberikan perhatian terhadap masalah yang muncul dalam kehidupan politik dengan memberikan petunjuk tentang prinsip keadilan atau bentuk pemerintahan. Kedua, dengan pendekatan sistematis filsafat politik juga dibedakan dari sekedar usaha terlibat dalam pencarian secara sebagian atas premis nilai yang bersifat normatif. Asumsinya adalah politik mengatur keseluruhan bidang kehidupan.
Aspek teoritis dari pokok masalah filsafat politik akan mencakup pembahasan logika atau analisis, metode, dan pertanyaan metafisik. Sedangkan aspek praktis dari pokok masalah filsafat politik menunjuk pada penerapan yaitu pengambilan keputusan atas suatu pilihan atau kebijakan. Pendekatan sebgaian atau sistematis menyajikan teknik yang berbeda dan memberikan kemungkinan yang berbeda dalam usaha mengembangkan filsafat politik, namun tidak dapat begitu saja mengabaikan pendekatan yang satu demi pendekatan yang lain.
B.     Pendekatan Pemecahan Masalah vs Pendekatan Kritis (Problem Solving vs Critical Approach)
Pendekatan pemecahan adalah menerima dunia seperti apa adanya, dengan keseluruhan institusi dan hubungannya sebagai kerangka kerja pasti untuk menentukan tindakan. Tujuan dari pemecahan masalah itu adalah untuk menciptakan berbagai institusi dan hubungan itu berjalan lancar dengan menangani secara efektif sumber masalah tertentu. Maka, pendekatan pemecahan masalah bukan saja menerima tetapi juga membantu memperkuat paradigm pandangan politik yang dominan.
Sifat dasar filsafat politik adalah kritis, dan teori kritis tidak menerima begitu saja berbagai institusi dan hubungannya, tetapi mempertanyakan dengan memusatkan perhatian pada asal-usulnya. Teori kritis diarahkan untuk menilai setiap kerangka kerja bagi tindakan atau masalah yang oleh teori pemecahan masalah diambil sebagai ukurannya. Pendekatan kritis diarahkan pada kompleksitas sosial dan politik sebagai keseluruhan daripada pada bagian yang terpisah.
C.     Keterikatan (Commitment) vs Pengambilan Jarak (Detachment) dalam Filsafat Politik
Mahasiswa yang sedang mengerjakan filsafat politik sering terdorong untuk menunjukan keterikatannya terhadap suatu teori dan berusaha menerapkannya untuk menjawab atau menjelaskan masalah politik. Kecenderungan semacam ini sering dianggap negatif karena mengancam studi filsafat politik yang sesungguhnya. Mahasiswa perlu disarankan untuk sselalu mengambil jarak terhadap seluruh pandangan atau teori dalam filsafat politik.
Pilihan antara keterikatan dan pengambilan jarak hanya menunjuk pada perilaku atau sikap ilmuwan dalam menangani pokok masalah filsafat politik dan bukan pada keyakinan filsofis yang dianut. Memang tidak dapat dikatakan bahwa pendekatan keterikatan selalu buruk dan tidak sesuai dengan cita rasa studi filsafat politik, sebab kadangkala terjadi justru ketika seorang mahasiswa menunjukan komitmennya terhadap konflik politik tertentu dalam kehidupan politik meka ia berhasil mengungkapkan kedalam sisi lain karakter fenomena politik, dimana jika menggunakan pengambilan jaraka hal semacam itu kecil kemungkinan dapat diperoleh. Akan tetapi, komitmen secara politik dapat membahayakan studi politik jika ini meniadakan dorongan untuk mempertanyakan premis-premis nilai yang dianut mahasiswa sendiri.


Source : by RR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar