Jumat, 07 November 2014

Produksi

Produksi adalah suatu proses pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi, atau proses di mana masukan (input) menjadi luaran (output)[1]. Kuantitas input tertentu dapat digunakan untuk memproduksi setiap barang atau jasa tertentu.
Hubungan antara masukan dan keluaran per unit waktu tertentu yang dinyatakan secara matematis disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi (input) dan barang produksi (output) yang dihasilkan dalam proses produksi [2]. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut [3]:
Q = f (K, L, R, T)  ........................................................................(1)
Di mana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja yang meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan juga keahlian keusahawanan, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut yang digunakan secara bersama-sama.
Untuk menganalisis proses produksi baik secara fisik maupun dalam hubungannya dengan biaya produksi, maka faktor produksi diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel (variable input). Faktor produksi tetap adalah faktor produksi dimana jumlah yang digunakan dalam proses tidak dapat diubah secara cepat. Contohnya seperti tanah, bangunan, mesin, dan sebagainya. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi di mana jumlah yang digunakan dalam proses produksi dapat diubah jumlahnya dalam waktu yang relatif singkat. Faktor ini berpengaruh secara langsung terhadap jumlah output yang dihasilkan [4].
a.    Teori produksi dengan satu faktor berubah
Dalam teori ini menggambarkan keterkaitan antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah faktor produksi yang digunakan terdiri dari faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Teori tersebut menitikberatkan dimana faktor produksi variabel yang digunakan hanya ada satu yaitu tenaga kerja. Dalam analisis ini diasumsikan bahwa faktor-faktor seperti modal, teknologi dan faktor yang lainnya adalah tetap. Berarti satu-satunya faktor yang berubah adalah tenaga kerja [5].
Dalam teori produksi, terdapat kaitannya terhadap produksi rata-rata dan produksi batas. Produksi rata-rata (Average product = AP) adalah total produksi yang dibagi dengan jumlah faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut. Sedangkan, produksi batas (Marginal Product) adalah tambahan terhadap total produksi yang disebabkan oleh adanya tambahan satu unit faktor produksi variabel ke dalam proses produksi tersebut, dimana faktor produksi lainnya tetap jumlahnya dan tidak berubah [6].
Dalam produksi jangka pendek, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel secara terus menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (Law of Diminishing Return)[7].
Dengan melihat Gambar 1. Produksi Total, Produksi Rata-Rata, dan Produksi Batas, berikut ini, rangkaian proses produksi dapat dibagi menjadi 3 tahap. Tahap I meliputi daerah penggunaan faktor produksi variabel di sebelah kiri titik 5, di mana produksi mencapai titik maksimum. Tahap ini dimulai dari TP, MP, AP, meningkat. Pada tahap tersebut produksi rata-rata per unit variabel naik, batas dari tahap 1 adalah dimana MP = AP kemudian AP mencapai titik maksimum. Tahap II meliputi daerah penggunaan faktor produksi variabel di antara titik 5 dan 6. Tahap ini dimulai dari titik dimana MP = AP sampai dengan MP = 0. Pada tahap II produk total terus naik tapi dengan laju yang berkurang, nilai MP mengalami penurunan sehingga AP mulai menurun. Tahap III meliputi daerah penggunaan faktor produksi variabel di sebelah kanan titik 6. Tahap ini dimulai dari titik MP = 0. Pada tahap III TP mengalami penurunan dan MP nilainya negatif, AP mengalami penurunan tapi tidak sampai negatif.
  

Gambar 1. Produksi Total, Produksi Rata-Rata, dan Produksi Batas.

b.    Teori produksi dengan dua faktor berubah
Fungsi produksi yang dipaparkan sebelumnya menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan mengalami perubahan jika dimisalkan hanya terdapat satu faktor produksi saja yang diubah yaitu tenaga kerja, sedangkan yang lain tetap jumlahnya. Kemudian fungsi produksi berikutnya adalah penggunaan dua faktor produksi variabel yang dikombinasikan dalam proses produksi, misalnya tenaga kerja dan modal [8].
Dalam hal ini, produksi dengan dua faktor berubah merupakan produksi jangka panjang. Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel. Untuk menjelaskan fungsi produksi jangka panjang dapat digunakan kurva isoproduk (isoquant). “Iso” artinya sama dan “quant” berarti kuantitas [9].
1)   Isoproduk atau Isoquant
Isoquant adalah kurva yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi guna menghasilkan tingkat produksi yang sama. Kurva isoproduk digambarkan pada Gambar 2. Iso Produk, dengan sumbu horisontal menunjukkan faktor produksi tenaga kerja dan sumbu tegak atau vertikal adalah faktor produksi tanah.

  
Gambar 2. Iso Produk
Lereng dari kurva iso produk dinyatakan sebagai ∆T/∆L atau perbandingan antara berkurangnya jumlah tanah yang digunakan (∆T) dan tambahan tenaga kerja yang digunakan (∆L). Perubahan-perubahan itu tidak merubah jumlah produksi total. Berkurangnya produksi sebagai akibat berkurangnya penggunaan T diimbangi dengan bertambahnya produksi akibat dari bertambahnya penggunaan L.
2)   Iso-Biaya
Iso-Biaya adalah kurva yang menggambarkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Semakin besar anggaran perusahaan dengan harga faktor produksi tetap, maka letak dari garis iso-biaya ini semakin menjauhi titik asal (nol). Perubahan harga salah satu faktor produksi dengan anggaran tetap, akan menyebabkan lereng dari kurva iso-biaya berubah.
  

 Gambar 3. Iso-Biaya
Sumbu horisontal menunjukkan jumlah faktor produksi L dan sumbu vertikal menunjukkan faktor produksi T. Lereng garis iso-biaya ditentukan oleh perbandingan harga faktor produksi L dan harga faktor produksi T, di mana L = tenaga kerja dan T = tanah. Jika anggaran perusahaan meningkat, sedangkan harga faktor produksi tetap, maka garis iso-biaya ini akan bergeser sejajar ke kanan, misalnya dari iso-biaya E/PT,E/PL menjadi E’/PT, E’/PL.



[1] M. Suparmoko, 1998, Pengantar Ekonomika Mikro, Edisi 3, BPFE, Yogyakarta, hlm. 91.
[2] Ibid., hlm. 92.
[3] Sadono Sukirno, 2001, Pengantar Mikroekonomi, Edisi Kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 194.
[4] Pramono Hariadi & Lilis Siti B, 2008, Teori dan Perilaku Harga, Kanisius, Yogyakarta, hlm. 111.
[5] Sukirno, Op. Cit., hlm.195.
[6] Pramono Hariadi, Op. Cit., hlm.115.
[7] Suparmoko, Op. Cit., hlm. 93.
[8] Sukirno, Op. Cit., hlm.199.
[9] Suparmoko, Op. Cit.,hlm. 102.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar