Thursday, October 24, 2024

Utamakan Keselamatan, KAI Pertahankan Budaya “Tunjuk-Sebut” dalam Operasional Kereta Api


Sebagai salah satu langkah konkrit dalam peningkatan keselamatan perjalanan kereta api, KAI secara konsisten terus mempertahankan budaya disiplin para personilnya melalui penerapan metode “Tunjuk-Sebut” atau dalam bahasa Jepang bernama Yubisashi Kanko (指差呼称.).

“Metode yang berasal dari Jepang ini, bermula dari seorang masinis lokomotif uap Jepang bernama Yasoichi Hori yang mengalami sakit mata saat melaksanakan dinas. Untuk memastikan sinyal yang dilihatnya, ia menyebutkan status sinyal (aman, hati - hati atau berhenti) kepada stocker (Asisten Masinis) ,” ungkap Vice President Public Relations KAI Anne Purba.

Anne mengatakan, bahwa metode budaya “Tunjuk-Sebut” dimulai diperkenalkan di lingkungan persinyalan elektrik di wilayah Jabotabek pada tahun 1993 dan terus dipertahankan serta berkembang menjadi suatu kewajiban bagi personil operasional KAI Group hingga kini. KAI tidak hanya berfokus pada peningkatan keselamatan melalui penggunaan kemajuan tekhnologi semata, tetapi juga pada pengembangan budaya kerja yang disiplin dan terintegrasi. Metode tersebut terbukti efektif dalam mengurangi kesalahan operasional yang dapat membahayakan keselamatan.

Berikut mekanisme tunjuk sebut yang dijalankan di KAI:

-    Fokus dan Konsentrasi: Menunjuk dengan jari membantu masinis memusatkan perhatian pada objek penting, mengurangi kemungkinan teralihkan oleh hal lain.

-    Pengurangan Kesalahan: Tindakan menunjuk dan menyebut status sinyal secara bersamaan menciptakan jeda yang dapat mencegah kesalahan akibat perilaku refleksif.

-    Memori yang Kuat: Penyebutan suara memperkuat ingatan tentang tindakan yang dilakukan, sehingga lebih mudah untuk diingat dan diperiksa kembali.

-    Deteksi Kesalahan: Penyebutan suara juga membantu masinis mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan dengan lebih efektif.

-    Peningkatan Kesadaran: Kombinasi gerakan tangan dan suara merangsang keterlibatan fisik, meningkatkan kewaspadaan selama perjalanan.


“Penelitian yang dilakukan oleh RTRI (Railway Technical Research Institute) menunjukkan bahwa penerapan “Tunjuk Sebut” dapat secara signifikan mengurangi kesalahan operasional. Hasil survey, kelompok yang tidak melakukan tindakan apa pun menunjukkan persentase kesalahan tertinggi. Melakukan “Tunjuk” atau “Sebut” mengurangi kesalahan hingga 50-66%. Implementasi “Tunjuk-Sebut” dapat menurunkan kesalahan hingga 83%,” jelas Anne.

Anne menambahkan, metode “Tunjuk-Sebut” bagi Masinis dan Asisten Masinis selain dilakukan ketika berdinas, metode tersebut dilakukan dimulai dari tahapan asesmen pra-dinas, hal ini dimaksudkan agar para personil mengerti semboyan dilintas yang akan didinaskan. Selanjutnya secara berkala dilakukan pengujian terhadap metode tersebut dengan berbagai tingkatan dan kesempatan.

“Dengan langkah proaktif ini, KAI bertekad untuk terus meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api dan kenyamanan penumpang. Budaya “Tunjuk-Sebut” ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan SOP guna mendukung keselamatan perjalanan kereta api,” tutup Anne.

VP Public Relations KAI
Anne Purba

 Siaran Pers
24 Oktober 2024







 

sumber : https://www.kai.id/information/news/press-release

Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025 Sudah Rilis, Rencanakan Liburan yang Tak Terlupakan dengan Kereta Api


Momen liburan adalah waktu yang dinanti-nanti, terutama saat bisa menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Di tahun 2025, pemerintah telah resmi menetapkan 17 hari libur nasional dan 10 hari cuti bersama. Ini adalah kesempatan bagi masyarakat untuk merencanakan perjalanan seru bersama PT Kereta Api Indonesia (Pesero)

“Naik kereta api bukan hanya tentang mencapai destinasi tujuan. Ini adalah pengalaman menyenangkan karena dengan kereta api pelanggan dapat menikmati pemandangan indah tanpa khawatir macet maupun bahaya lalu lintas karena lelah mengemudi,” ungkap Vice President Public Relations KAI Anne Purba.

Anne mengatakan, masyarkat dapat memilih perjalanan kereta api sesuai anggaran. Mulai dari kereta ekonomi dengan pilihan yang jauh lebih nyaman seperti KA New Generation, atau memilih fasilitas lebih dengan KA Eksekutif, Luxury, Panoramic ataupun Compartemen.


Adapun, Anne memberikan tips jika pelanggan kereta api ingin berlibur dengan membawa anak:

1.    Manfaatkan Aplikasi Access by KAI

Unduh aplikasi ini untuk memudahkan pemesanan tiket, akses layanan tambahan, dan fitur e-boarding pass. Cukup tunjukkan barcode atau gunakan fitur face recognition!

2.    Pesan Tiket Jauh-jauh Hari

Dapatkan harga lebih murah dan pilih tempat duduk yang nyaman. Tiket bisa dipesan hingga 45 hari sebelum keberangkatan.

3.    Jangan Telat Datang ke Stasiun

Usahakan tiba minimal 30 menit sebelum keberangkatan untuk menikmati suasana stasiun dan kuliner yang tersedia.

4.    Bawa Barang Bawaan Secukupnya

Pilih barang penting agar perjalanan lebih praktis. Anda juga bisa menggunakan jasa porter jika diperlukan.

5.    Selalu Awasi Anak Anda

Keselamatan anak adalah prioritas utama, terutama di stasiun yang ramai. Pastikan untuk selalu mengawasi mereka.

6.    Manfaatkan Fasilitas Ramah Anak

KAI menyediakan taman bermain dan ruang laktasi di stasiun, serta fasilitas di dalam kereta untuk kenyamanan anak dan orang tua.

7.    Nikmati Kuliner dengan Railfood

Pesan makanan dari tempat duduk Anda dan nikmati berbagai menu kuliner khas kereta api selama perjalanan.

 “Mempersiapkan perjalanan dengan kereta api melalui perencanaan yang matang tentunya akan jauh lebih baik. Tandai kalender Anda dan siapkan rencana perjalanan kereta api bersama keluarga. Atau ajak teman-teman dekat berlibur bersama dan buat liburan Anda menjadi pengalaman seru yang penuh kenangan indah,” tutup Anne.


Hormat kami,

Vice President Public Relations KAI
Anne Purba

 

 Siaran Pers
24 Oktober 2024

 





 

sumber : https://www.kai.id/information/news/press-release


Tuesday, October 22, 2024

Tingkatkan Kapasitas Bongkar Batu Bara Area Kertapati, Bukit Asam Sinergi dengan KAI dan Semen Baturaja


Jakarta, 22 Oktober 2024 - PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI, dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) menyepakati Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) terkait Rencana Peningkatan Kapasitas Bongkar Batu Bara Area Kertapati.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Rafli Yandra, Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk (PTBA); Rudi As Aturridha, Direktur Pengembangan Usaha & Kelembagaan PT Kereta Api Indonesia (Persero); Muhammad Syafitri, Direktur Operasi PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) di Signature Lounge SIG, Jakarta, Selasa (22/10/2024).

Turut menyaksikan, antara lain Suhedi, Direktur Operasi & Produksi PT Bukit Asam Tbk (PTBA); Hadis Surya Palapa, Direktur Niaga PT Kereta Api Indonesia (Persero); Donny Arsal, Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG); Yosviandri, Direktur Supply Chain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG); Suherman Yahya, Direktur Utama PT Semen Baturaja Tbk (SMBR); Rahmat Hidayat, Direktur Fungsi Keuangan & SDM PT Semen Baturaja Tbk (SMBR); dan Fredi Firmansyah, Direktur Utama PT Kereta Api Logistik.

Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas bongkar batu bara di area Kertapati, Palembang. Selain itu, kerja sama ini juga untuk memaksimalkan potensi masing-masing perusahaan, dengan prinsip saling menguntungkan dan sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

Rafli Yandra, Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk (PTBA), mengatakan bahwa sinergi ini merupakan bagian dari upaya PTBA dalam meningkatkan kapasitas angkutan batu bara.

"Kerja sama ini adalah langkah strategis bagi kami untuk memperkuat pilar logistik dan infrastruktur. Melalui peningkatan kapasitas logistik, kami dapat berkontribusi lebih besar dalam menghadirkan energi tanpa henti untuk negeri," kata Rafli Yandra.

Dengan cadangan batu bara sebesar 2,98 miliar ton dan sumber daya 5,81 miliar ton, PTBA merupakan salah satu pengelola kekayaan batu bara terbesar di Indonesia. Peningkatan kapasitas logistik merupakan langkah penting dalam rangka mempercepat monetisasi cadangan batu bara dan menjaga ketahanan energi nasional.

Pada kesempatan yang sama, Suherman Yahya, Direktur Utama SMBR menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis sinergi antar BUMN. "Semen Baturaja sangat mendukung kolaborasi ini guna memperkuat keberlanjutan pasokan bahan baku energi. Sinergi ini juga berkontribusi pada efisiensi operasional dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah serta pembangunan infrastruktur nasional," ujarnya.

KAI berkolaborasi dengan PTBA dan SMBR untuk meningkatkan kapasitas angkut batu bara di Kertapati dengan target penyelesaian pada tahun 2027. Hal ini dilakukan mengingat pentingnya pengembangan area bongkar muat batu bara dan semen di wilayah Divre III Palembang untuk mendukung kebutuhan energi dan infrastruktur nasional.

Didiek Hartantyo, Direktur Utama KAI mengatakan KAI mencatat kinerja positif pada angkutan barang selama periode Januari hingga September 2024, dimana KAI mengangkut 50.987.328 ton barang atau meningkat 8% dibanding periode yang sama Januari hingga September 2023 sebanyak 47.174.683 ton barang.

Angkutan batu bara mendominasi dengan total 40.828.696 ton atau 80% dari keseluruhan angkutan barang KAI. Angkutan barang dengan kereta api memiliki berbagai keunggulan seperti ketepatan waktu, keamanan, kapasitas besar, bebas pungutan liar, dan dikelola oleh SDM yang profesional. Kelebihan lainnya yaitu angkutan barang dengan kereta api mampu mengangkut dengan kapasitas yang sangat besar. Satu gerbong bisa mengangkut 50 ton atau seukuran 2 truk kontainer. Bahkan, satu rangkaian KA angkutan batu bara di Sumatera bagian selatan dapat menarik 61 gerbong atau 3.000 ton sekaligus. Jika diangkut truk butuh kurang lebih 120 truk.

“Angkutan barang dengan kereta api tentunya lebih mendukung efisiensi biaya logistik, mengurangi kemacetan dan polusi yang mendukung keberlanjutan lingkungan,” tutup Didiek.


VP Public Relations KAI
Anne Purba

Siaran Pers KAI
22 Oktober 2024

 






sumber : https://www.kai.id/information/news/press-release

Menjadi Pemimpin Perubahan: Inspirasi dari Dirut KAI pada Bisnis Indonesia Leaders Day


Dalam upaya memperkuat semangat inovasi dan kepemimpinan yang efektif, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menjadi pembicara dalam acara bulanan Bisnis Indonesia Leaders Day dengan tema “Kepemimpinan Transformasional” pada Selasa (22/10). Acara yang diselenggarakan di Aula Utama Lt. 8 Wisma Bisnis Indonesia ini dihadiri oleh para pemimpin dari berbagai level, baik secara langsung maupun melalui platform daring termasuk jajaran Direksi KAI dan Bisnis Indonesia.

VP Public Relations KAI Anne Purba menyampaikan bahwa tujuan utama dari “Leaders Day” adalah untuk memberikan dorongan motivasi kerja, serta memperkuat semangat inovasi di kalangan para pemimpin perusahaan. Ia menambahkan bahwa pada agenda tersebut, Dirut KAI Didiek Hartantyo salah satunya menjelaskan terkait bagaimana KAI berhasil melewati masa pandemi dengan memanfaatkan peluang, melindungi pegawai dan pelanggan serta mendengar masukan dari pelanggan.

“Bapak Didiek Hartantyo mendapatkan amanah sebagai Dirut KAI di tengah pandemi Covid-19. Pada saat itu, Ia harus menghadapi masa sangat sulit, karena sektor transportasi merupakan satu di antara industri paling terdampak wabah virus korona. Meski hal tersebut membuat cash flow KAI terganggu, namun manajemen KAI melakukan langkah terbaik berkomitmen untuk melayani dan melindungi seluruh pegawainya dan pelanggannya (protect our people) dan menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan di tengah kondisi yang serba menantang ini. Pada masa pandemi, tidak ada satupun karyawan KAI yang di PHK,” ungkap Anne.

Selain mampu melewati masa-masa menantang saat pandemi, KAI juga berhasil menyelesaikan penugasan dua proyek strategis nasional yaitu LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta Bandung. Anne mengatakan, Dirut KAI Didiek Hartantyo menggarisbawahi pentingnya menginternalisasikan program transformasi kepada setiap karyawan sebagai upaya menciptakan budaya perusahaan yang adaptif dan responsif terhadap beragam perubahan.

Ia juga membahas berbagai tantangan yang dihadapi selama proses transformasi serta solusi yang diterapkan untuk mengatasinya. Dirut KAI mengatakan, budaya inovasi dan kreativitas adalah kunci untuk memastikan nilai-nilai tersebut mengalir dalam diri setiap karyawan di perusahaan untuk memberikan output bagi pelanggan. *Salah satu inovasi dan perubahan terkait layanan peningkatan kenyamanan kepada pelanggan antara lain dengan mengubah layanan kereta ekonomi kursi tegak dengan new generation dan pengembangan kereta compartment,” tambah Anne.

Dalam sesi ini, Dirut KAI Didiek Hartantyo memberikan tips tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin yang sukses, serta membagikan kisah inspiratif dari perjalanan hidup dan kariernya, termasuk berbagai tantangan yang pernah dihadapinya,” ungkap Anne.

Anne mengatakan, Direktur KAI berharap melalui acara tersebut, dapat menginspirasi para pemimpin di Bisnis Indonesia untuk terus berinovasi dan bekerja sama dalam mencapai tujuan perusahaan. Ia juga menekankan pentingnya mempertahankan kualitas layanan dengan konsisten.

Direktur Utama Bisnis Indonesia Lulu Terianto juga berkesempatan menyampaikan sambutan pada kegiatan tersebut. Ia menyampaikan apresiasi pada pelayanan KAI yang hingga saat ini terus berprogres semakin baik.

“Meskipun saya jarang naik kereta api, namun beberapa kali menikmati layanan kereta api saya merasakan transformasinya, terutama terkait pelayanan yang jauh lebih baik. Jika dibandingkan dengan naik kereta di luar negeri, pelayanan KAI tidak kalah bahkan jauh lebih baik dibanding kereta di luar negeri,” ungkap Lulu.

Anne mengatakan, selain dari sisi layanan KAI berkomitmen untuk meningkatkan kapabilitas pegawai melalui berbagai pelatihan, serta mengadakan dan mengikuti Improvement & Innovation Award secara rutin setiap tahunnya, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Hal ini tentunya akan memberikan ruang untuk karyawan KAI berkontribusi dalam menciptakan inovasi yang memberikan dampak positif bagi perusahaan,” jelas Anne.

Dengan adanya Acara bulanan Bisnis Indonesia Leaders Day tersebut, diharapkan menjadi momentum sharing bagi para leader di KAI dan Bisnis Indonesia Group agar semakin termotivasi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Dengan semangat kolaborasi dan keinginan untuk terus bersama-sama belajar, para pemimpin dapat mengambil keputusan yang matang dalam menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan.

“Acara “Leaders Day” ini, merupakan komitmen KAI dan Bisnis Indonesia dalam mendukung pengembangan kepemimpinan dan membuat serangkaian inovasi dalam dunia bisnis untuk menghadirkan transformasi atau perubahan yang mendukung keberlanjutan perusahaan,” tutup Anne.  


VP Public Relations KAI
Anne Purba

Siaran Pers KAI
22 Oktober 2024
 




sumber : https://www.kai.id/information/news/press-release
 

Tetap Jaga Barang Bawaan Jangan Sampai Tertinggal, KAI Amankan Barang Tertinggal Pelanggan Senilai Lebih dari Rp10 Miliar Selama Periode Januari – September 2024


Sebagai bagian dari pelayanan kepada para pelanggan kereta api, KAI memiliki sistem layanan Lost and Found dimana para pelanggan yang merasa kehilangan atau tertinggal barangnya di dalam kereta api atau di stasiun, dapat melaporkan kepada petugas ataupun dapat juga melalui Contact Center KAI 121 untuk dapat dilakukan upaya selanjutnya.

Sepanjang 2024, dari Januari s.d September terdapat 6.455 barang temuan dengan estimasi nilai barang sebesar Rp10.436.502.765 berhasil KAI amankan dan telah dimasukan pada database sistem Lost and Found. Jumlah tersebut meningkat drastis dibanding satu tahun penuh di 2023, dimana KAI menemukan 5.434 barang dan mengamankan barang tersebut dengan estimasi nilai barang sebesar Rp6.655.984.900.

“Jenis item barang-barang berharga yang diamankan seperti barang elektronik, perhiasan, dokumen berharga serta uang tunai. Sebagian besar barang tersebut sudah kembali ke pemilik, sedangkan sisanya masih KAI simpan karena belum diambil oleh pemilik,” ungkap Vice President Public Relations KAI Anne Purba.

Anne mengatakan, petugas announcer secara rutin mengingatkan kepada pelanggan agar menjaga barang bawaannya agar tidak tertinggal di stasiun atau di atas kereta api.

“Barang bawaan pelanggan merupakan tanggung jawab masing-masing, namun demikian untuk memberikan layanan maksimal, petugas KAI akan selalu berupaya membantu mengamankan barang tertinggal yang masih ada di atas kereta api ataupun stasiun," ucap Anne.

Pengalaman pelanggan terkait layanan Lost and Found KAI dapat ditemui pada kolom komentar pada unggahan akun Instagram @keretaapikita pada 22 April 2024. Top comment dengan akun @fauzia_shalwa menceritakan pengalaman pelanggan lain yang dompetnya tertinggal di Stasiun Yogyakarta namun diantar hingga ke Stasiun Solo oleh petugas.

“Bener pernah ada yang ketinggalan dompet di Stasiun Yogyakarta. Dibawa sampai Stasiun Solo diantar sama petugasnya. Gercep banget,” ujar akun @fauzia_shalzwa.

Akun @g_haiqal19 juga menceritakan pengalaman dimana Ia pernah kehilangan kunci motor di Stasiun Cirebon dan tas di atas KA Kaligung.

“Fasilitas lost and found ini benar-benar membantu banget min. Saya pernah kehilangan kunci motor di area Stasiun Cirebon, Allhamdulilah ditemukan oleh petugas dan ada di lost and found. Kedua, pernah ketinggalan tas di dalam kereta api Kaligung, alhamdulilah kembali berkat fasilitas ini dengan berkoordinasi dengan petugas di Stasiun Semarang Poncol. Mantap min, sukses selalu,” ungkap akun @ g_haiqal19.

Komitmen KAI terhadap layanan Lost and Found mencerminkan dedikasi perusahaan dalam memberikan layanan prima di aspek keamanan dan pelayanan pelanggan. Peningkatan layanan secara terus-menerus menjadi prioritas KAI untuk memastikan kepuasan seluruh pelanggan kereta api.

“KAI bertekad untuk menghadirkan ekosistem transportasi yang aman dan nyaman bagi semua pelanggan, dengan fokus pada inovasi dan pelayanan yang responsif. Upaya ini dilakukan untuk mendorong lebih banyak masyarakat memilih kereta api sebagai moda transportasi massal yang aman, nyaman dan efisien untuk mendukung keberlanjutan,” tutup Anne.


VP Public Relations KAI
Anne Purba

Siaran Pers KAI
22 Oktober 2024


 


sumber : https://www.kai.id/information/news/press-release

Monday, June 7, 2021

Mohon diperhatikan tentang Cookie ini



Undang-undang Uni Eropa mewajibkan Anda untuk memberikan informasi kepada pengunjung Uni Eropa tentang cookie yang digunakan dan data yang dikumpulkan di blog. Dalam banyak kasus, undang-undang ini juga mewajibkan Anda untuk mendapatkan persetujuan pengunjung.
Sebagai bagian dari layanan, kami telah menambahkan pemberitahuan di blog Anda untuk menjelaskan penggunaan cookie Blogger dan Google tertentu oleh Google, termasuk penggunaan cookie Google Analytics dan AdSense, serta data lain yang dikumpulkan oleh Google.

Anda bertanggung jawab memastikan bahwa pemberitahuan ini benar-benar berlaku di blog Anda dan terlihat oleh pengunjung. Jika Anda menggunakan cookie lain, misalnya dengan menambahkan fitur pihak ketiga, pemberitahuan ini mungkin tidak berlaku di blog Anda. Jika Anda memasukkan fungsionalitas dari penyedia lain, mungkin akan ada informasi lain yang dikumpulkan dari pengguna Anda.

Pelajari lebih lanjut tentang pemberitahuan ini dan tanggung jawab Anda.


Pemberitahuan tentang cookie di negara-negara Uni Eropa

Undang-undang Uni Eropa (EU) mengharuskan Anda untuk memberikan informasi kepada pengunjung situs di Uni Eropa tentang cookie yang digunakan di blog Anda. Dalam banyak kasus, undang-undang ini juga mengharuskan Anda untuk mendapatkan persetujuan.

Sebagai bagian dari layanan, kami telah menambahkan pemberitahuan berikut di blog Anda untuk membantu mematuhi peraturan tersebut:

"Situs ini menggunakan cookie dari Google untuk menyajikan layanan dan menganalisis traffic. Alamat IP dan browser Anda dibagikan kepada Google beserta metrik performa dan keamanan guna memastikan kualitas layanan, memunculkan statistik penggunaan, dan mendeteksi serta menangani penyalahgunaan."

Dengan pemberitahuan tersebut, pengunjung akan mengetahui cara Google menggunakan cookie Blogger dan Google tertentu di blog Anda, termasuk cookie Google Analytics dan AdSense. Pelajari tentang praktik privasi Google dan cara Google menggunakan data pada situs mitra.

Mengubah pemberitahuan

Jika Anda mengedit blog dengan cara tertentu yang menyembunyikan pemberitahuan ini, Anda akan bertanggung jawab untuk memberi tahu pengunjung tentang cookie yang digunakan di blog dan jika perlu, mendapatkan persetujuan. Selain itu, jika Anda telah menambahkan fitur blog lain yang menyetel cookie, termasuk analisis atau layanan iklan pihak ketiga, Anda harus menyediakan pemberitahuan tambahan atau berbeda.

Anda bertanggung jawab untuk menentukan hal lain yang mungkin sesuai, berdasarkan pada penggunaan Anda atas cookie. Jika memilih untuk menggunakan pemberitahuan yang berbeda, pastikan Anda masih mematuhi kebijakan izin pengguna Uni Eropa GooglePelajari lebih lanjut tentang menghasilkan pemberitahuan cookie.

Melihat pemberitahuan

Untuk melihat pemberitahuan ini, jika Anda berada di luar Uni Eropa, buka blog Anda dan ubah kode negaranya dengan menambahkan ?gl=[kodenegara] ke bagian akhir URL. Misalnya blogger.com?gl=id. Jika Anda menggunakan domain kustom, Anda mungkin tidak melihat pemberitahuan ini di luar Uni Eropa.

Memulai kembali...

 Sudah lama tidak aktif di blog, sekarang sudah tahun 2021 dan terakhir posting materi sekitar tahun 2015, alhamdulillah enam tahun berlalu tanpa posting dan sangat-sangat jarang cek bahkan buka blog. Hari ini terpikirkan untuk mulai ngebloging kembali, dan yang berat itu memulai kembali.

Bismillah...

Mau fokus postingan tentang apa ya, kalau dulu materinya campur sari, ini itu masuk semua jadi satu... 

Wednesday, December 30, 2015

How to serve better? Bagaimana cara servis yang baik?

 

Serve wide to the alleys. It helps if your partner has a good backhand, since you will be exposing it to a down the line return on a serve to his backhand alley. Also, figure out which hand - forehand or backhand - the receiver uses from either court to return serve, then serve slightly wider to that point where he has to change from one hand to the other.

Drive your serve fast and low at the receiver's head or chest. This is particularly effective against a tall rusher who waits in a very upright stance close to the short service line. The return will come back very quickly, so have your next shot ready.
Come set, and then hold your serve. You must serve within five seconds, but if you vary your hold time from one serve to the next the receiver's timing is thrown off. Usually the guessers start tipping over toward their forehand; serve to the backhand. You are in trouble if this tactic does not stop the rush - the receiver is a fundamentally aggressive player.

Serve deliberately short. The hard rushers have very little time to decide whether a particular serve will land good or not so they may try to play the serve. The next time try serving even shorter. You are in deeper trouble if this tactic doesn't work either - not only is the receiver aggressive, but also quick and experienced.

Your serve may be easy to read. One way to deceive the receiver is to take a big backswing and slice across the bird as you serve. With the same stroke you can serve short or long, but the short serve is difficult to master and so is less consistent. The way I prefer is to strike the shuttle with a short, quick-but-controlled stroke, which gives the receiver less time to react. The first and fourth option make the receiver lift the bird more, the other options delay the receiver's rush. Practice your short serve and don't rely on your high serve to get you out of trouble. The high serve invites trouble; you are giving them an opportunity to win the rally by gambling on the receiver making an unforced error. Keep your high serve in reserve, to use at unexpected times. If you are the server's partner, try the following:

Figure what type of return of serve the receiver likes. Usually players have one or two favorite returns. If the receiver likes soft returns, stand imperceptibly closer to the server. Likewise, if the receiver favors drive returns, wait farther away from the server and keep your racket head up

Calm your serving partner, say something positive and encouraging. Your partner is probably psyched out by the intimidating return of serve and is undergoing a crisis in confidence, which causes serves to be too high or too low. Remind your partner of the simple tips above.

Get a new partner. The serve is the single most important shot in doubles. A partner who cannot serve short consistently is a loser. 

Source: 
1. (Xinhuaxe/badmintonplanet.com)
2. http://www.bulutangkis.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=10#sthash.QbhR92rb.dpuf

Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis Psikologi Olahraga

A. Pengertian Psikologi Olahraga

1. Apakah Psikologi Olahraga?
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.
Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Mengapa Psikologi Olahraga Diperlukan dalam Olahraga?
Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.
Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai. mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat menolong tercapainya tujuan tersebut.
3. Bagaimanakah Psikologi Olahraga Dapat Membantu Atlet Agar Memiliki Mental yang Tangguh?
Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan psikologis, yang biasa dikenal dengan psikotes, dengan bantuan psikometri.
Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian secara umum, potensi intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa aspek psikologis dapat diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis (diuraikan kemudian) yang terencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangat tergantung dari komitmen si atlet terhadap program tersebut.
B. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam Olahraga
Pengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.
1. Berpikir Positif
Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk dapat memiliki ketrampilan psikologis atau mental yang tangguh.
Pikiran positif akan diikuti dengan tindakan dan perkataan positif pula, karena pikiran akan menuntun tindakan. Sebagai contoh, jika dalam bermain bulutangkis terlintas pikiran negatif seperti, takut salah, takut out, takut bola pukulannya tanggung dan sebagainya, maka kemungkinan terjadi akan lebih besar. Karena itu cobalah dan biasakan untuk selalu berpikir positif, hindari yang negatif. Demikian juga dalam memberikan instruksi kepada atlet. Daripada mengatakan: Kamu ini susah sekali sih diajarnya..., salah terus...! Awas, jangan berhenti sebelum bisa!, lebih baik mengatakannya dengan cara yang positif walaupun maksudnya sama: Ayo, coba lagi pelan-pelan, kamu pasti bisa melakukannya. Perhatikan, tangannya, begini... langkahnya, ke sini... kena bolanya, di sini... ayo dicoba.
Sebagai pelatih, tunjukkan Anda percaya bahwa atlet Anda memiliki peluang untuk dapat berprestasi baik. Cemooh, celaan, dan kritik yang pedas yang tidak pada tempatnya, justru akan membuat atlet bereaksi negatif dan berakibat akan menurunkan motivasi yang diikuti dengan penurunan prestasi.
2. Penetapan Sasaran
Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental. Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan. Sasaran tersebut mulai dan sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran jangka pendek yang lebih spesifik.
Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat agar sasaran itu bermanfaat, yaitu:
a. Sasaran harus menantang.
Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga atlet merasa tertantang untuk dapat mencapai sasaran tersebut.
b. Sasaran harus dapat dicapai.
Buatlah sasaran itu cukup tinggi, akan tetapi tidak terlalu tinggi. Atlet harus merasa bahwa sasaran yang ditetapkan itu dapat tercapai jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu tinggi, sehingga atlet merasa mustahil dapat mencapainya, maka motivasi berlatihnya akan menurun. Demikian pula, jika sasaran tersebut terlalu mudah untuk dapat dicapai, maka atlet merasa tidak perlu berlatih keras karena ia akan dapat mencapai sasaran tersebut.
c. Sasaran harus meningkat.
Mulai dari sasaran yang relatif rendah, kemudian buatlah sasaran tersebut makin lama makin tinggi, semakin sulit tercapainya jika atlet tidak berlatih keras. Dalam setiap latihanpun biasakanlah selalu ada sasaran yang harus dicapai. Dan target yang bersifat umum, lalu uraikan lagi secara lebih spesifik. Dan target untuk suatu kompetisi jangka panjang, uraikan menjadi target atau sasaran jangka pendek, sampai target untuk setiap latihan. Sasaran yang ditetapkan tersebut, hendaknya juga ditetapkan kapan harus tercapainya, dan bagaimana pula cara mengukumya atau apa ukurannya secara objektif. Sedapat mungkin, buatkan grafik pencapaian sasaran tersebut agar terlihat jelas arah dan peningkatannya.
3. Motivasi
Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu.
Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan.
Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah faktor intrinsik yang mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan prestasi untuk mencapai kepuasan diri daripada hal-hal yang material.
Untuk mengembangkan motivasi intrinsik ini, peran pelatih dan orangtua sangat besar. Pelatih perlu melakukan pendekatan dan menumbuhkan kepercayaan diri pada atlet secara positif. Ajarkan atlet untuk dapat menghargai diri sendiri, oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan bahwa ia menghargai hasil kerja atlet secara konsekuen.
4. Emosi
Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.
Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih, takut, dan sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu saja akan berbeda antara atlet yang satu dengan atlet lainnya.
Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus berbuat apa.
Disinilah perlunya dipelajari cara-cara mengatasi ketegangan (stress mana- gement). Sebelum pelatih mencoba mengatasi ketegangan atletnya. terlebih dulu harus diketahui sumber-sumber ketegangan tersebut. Untuk mengetahuinya, diperlukan adanya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atlet. Berikut ini dijelaskan secara terpisah mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan emosi.
5. Kecemasan dan Ketegangan
Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak diketahui berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya.
Sebagai usaha untuk dapat mengatasi ketegangan dan kecemasan, khususnya dalam menghadapi pertandingan, lakukanlah beberapa teknik berikut ini :
a. Identifikasikan dan temukan sumber utama dan permasalahan yang menimbulkan kecemasan.
b. Lakukan latihan simulasi, yaitu latihan di bawah kondisi seperti dalam pertandingan sesungguhnya.
c. Usahakan untuk mengingat, memikirkan dan merasakan kembali saat-saat ketika mencapai penampilan paling baik atau paling mengesankan.
d. Lakukan latihan relaksasi progresif, yaitu melakukan peregangan alau pengendoran otot-otot tertentu secara sistematis dalam waktu tertentu.
e. Lakukan latihan otogenik, yaitu bentuk latihan relaksasi yang secara sistematis memikirkan dan merasakan bagian-bagian tubuh sebagai hangat dan berat.
f. Lakukan latihan pernapasan dengan bernapas melalui mulut dan hidung serta secara sadar bernapas dengan menggunakan diafragma.
g. Dengarkan musik (untuk mengalihkan perhatian).
h. Berbincang-bincang, berada dalam situasi sosial (untuk mengalihkan perhatian).
i. Membuat pernyataan-pernyataan positif terhadap diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang diperlukan saat itu.
j. Lain-lain yang dapat mengurangi ketegangan.
6. Kepercayaan Diri
Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai.
Peran pelatih dalam menumbuhkan rasa percaya diri atletnya sangat besar. Syarat untuk untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif. Beritahu pemain di mana letak kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Buatkan program latihan untuk setiap atlet dan bantu mereka untuk memasang target sesuai dengan kemampuannya agar target dapat tercapai jika latihan dilakukan dengan usaha keras. Berikan kritik membangun dalam melakukan penilaian terhadap atlet. Ingat, kritik negatif bahkan akan mengurangi rasa percaya diri.
Jika pemain telah bekerja keras dan bermain bagus (walaupun kalah), tunjukkan penghargaan Anda sebagai pelatih. Jika pemain mengalami kekalahan (apalagi tidak dengan bermain baik), hadapkan ia pada kenyataan objektif. Artinya, beritahukan mana yang telah dilakukannya secara benar dan mana yang salah, serta tunjukkan bagaimana seharusnya. Menemui pemain yang baru saja mengalami kekalahan harus dilakukan sesegera mungkin dibandingkan dengan menemui pemain yang baru saja mencetak kemenangan.
7. Komunikasi
Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih jauh adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih.
Untuk menghindari terjadinya hambatan komunikasi, pelatih perlu menyesuaikan teknik-teknik komunikasi dengan para atlet seraya memperhatikan asas individual. Keterbukaan pelatih dalam hal pogram latihan akan membantu terjalinnya komunikasi yang baik, asalkan dilakukan secara objektif dan konsekuen. Atlet perlu diberi pengertian tentang tujuan program latihan dan fungsinya bagi tiap-tiap individu.
Sebelum program latihan dijalankan, perlu dijelaskan dan dibuat peraturan mengenai tata tertib latihan dan aturan main lainnya termasuk sanksi yang clikenakan jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang telah dibuat tersebut. Jadi, hindarilah untuk memberlakukan suatu sanksi yang belum pernah diberitahukan sebelumnya. Misalnya, seorang atlet minum Coca Cola dalam latihan, lalu dihukum oleh pelatih. Atlet tersebut bingung dan bertanya-tanya mengapa ia dihukum karena ia tidak pernah dijelaskan sebelumnya oleh pelatih bahwa dalam latihan dilarang minum minuman bersoda.
Demikian pula dalam hal pelaksanaanya. Peraturan yang sudah dibuat, haruslah dijalankan secara konsekuen. Artinya, jika seorang atlet dihukum karena melanggar peraturan tertentu, maka jika ada atlet lain yang melanggar peraturan yang sama ia pun harus mendapat hukuman yang sama. Demikian pula jika atlet yang sama melakukannya lagi di kemudian hari.
Pelatih pun perlu bersikap objektif dan berpikir positif. Bersikap objektif maksudnya adalah bersikap sesuai dengan kenyataan atau fakta apa adanya tanpa menyangkutpautkan dengan hal lain. Jika pelatih marah terhadap atlet karena misalnya si atlet datang terlambat dalam latihan, maka hukumlah atlet itu hanya atas keterlambatannya, jangan dihubungkan dengan hal-hal lain (ingat, hukuman tersebut harus sudah tertera dalam tata tertib latihan).
8. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.
Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan & tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan latihan berkonsentrasi.
9. Evaluasi Diri
Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara mengukurnya. Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukannya, sehingga memungkinkan untuk mengulangi penampilan terbaik dan mencegah terulangnya penampilan buruk.
Oleh karena itu, pelatih perlu menginstruksikan atletnya untuk memiliki buku catatan harian mengenai latihan dan pertandingan. Minta pemain untuk menuliskan kelemahan dan kelebihan diri sendiri, baik dalam segi fisik, teknik, maupun mental. Kemudian koreksilah jika menurut Anda sebagai pelatih ada hal-hal yang tidak sesuai atau ada yang kurang.
Biasakan agar atlet mengisi buku tersebut secara teratur. Ajak atlet untuk menuliskan di dalam bukunya hal-hal yang intinya sebagai berikut:
- Target jangka panjang, menengah, dan jangka pendek dalam latihan dan pertandingan.
- Sesuatu yang dilakukan dan dipikirkan sebelum latihan atau pertandingan.
- Suatu gerakan atau penampilan mengesankan.
- Catatan mengenai kelemahan dan kelebihan lawan yang akan dihadapi dan strategi menghadapinya.
- Hasil dan jalannya pertandingan.
- Hal yang mengganggu emosi atau membuat penampilan jadi buruk.
- Penghargaan yang didapat atas suatu keberhasilan.
Pastikan bahwa buku tersebut diisi secara teratur oleh setiap atlet. Namun perlu diingat bahwa pelatih jangan terlalu memaksa untuk membaca buku harian atlet. Biarkan itu menjadi bagian dan rahasia pribadi mereka. Yang perlu dipantau oleh pelatih adalah bahwa atlet mempunyai bahan bagi dirinya sendiri untuk melakukan evaluasi.
C. Persiapan Pertandingan
Setelah atlet dilatih baik fisik, teknik, strategi, maupun mentalnya dengan program latihan yang tepat, maka untuk menguji hasil latihannya adalah dengan lterjun ke dalam pertandingan. Tentunya diharapkan bahwa setiap pemain akan dapat menampilkan seluruh kemampuannya yang didapat dan latihan. Namun acapkali pemain tampil di bawah form, artinya ia tidak dapat menampilkan seluruh kemampuan yang dimilikinya pada saat pertandingan.
Untuk mengatasi hal seperti di atas, perlu diciptakan situasi yang mendukung yang tercapainya prestasi optimal dan dilakukan perwapan mental untuk menghadapi suatu pertandingan agar si atlet dapat menampilkan seluruh kemampuannya, sehingga tercapailah prestasi puncak.
Ada empat tahap penting dalam persiapan menuju pertandingan, yaitu
(1). Sebelum hari pertandingan
(2). Pada hari pertandingan
(3). Saat pertandingan
(4). Setelah hari pertandingan.
Berikut uraiannya dalam contoh persiapan pertandingan bulutangkis:
1. Sebelum Hari Pertandingan
a. Kumpulkan data mengenai kekuatan dan kelemahan lawan. Jika memungkin- kan, putarlah rekaman pertandingannya. Kemudian susunlah strategi untuk menghadapinya. Untuk pemain ganda, diskusikan strategi tersebut dengan pasangannya.
b. Pantau kemajuan atlet, baik fisik maupun mentalnya dengan memperhatikan bagaimana tingkat konsentrasinya, bagaimana irama, timing, power, dan kelancaran menjalankan ketrampilannya serta sikapnya terhadap latihan secara umum.
c. Pantau tingkat kecemasan atlet dengan melihat ekspresi wajahnya apakah cerah atau murung: apakah sinar matanya letih atau segar dan awas. Juga perhatikan suasana hatinya, bagaimana kualitas tidur dan makannya, apakah ia mengalami faktor-faktor psikosomatis seperti sakit perut, nyeri otot, sesak nafas, demam, batuk, keringat dingin, dan sebagainya.
d. Pada saat tidak latihan, pastikan bahwa atlet tidak hidup dan berpikir mengenai pertandingannya 24 jam sehan. Berikan aktivitas yang menyenangkan bagi dirinya yang dapat memberikan suasana gembira, sehingga ia bisa mengalihkan pikirannya sejenak dari pertandingan.
e. Satu hari menjelang pertandingan, biasanya cukup latihan ringan saja dan tidak perlu berada di lapangan terlalu lama. Pada malam hari sebelum bertanding, tidurlah pada saat yang tepat, tidak perlu tidur terlalu cepat. Sebelum tidur, lakukan latihan relaksasi dan visualisasi. Jika pertandingan besok dilakukan pagi atau siang hari, siapkan alat-alat perperlengkapan pertandingan, termasuk baju ganti dan perlengkapan cadangan malam ini juga agar esok tidak terburu-buru. Pastikan semua dalam keadaan baik.
2. Pada Hari Pertandingan
a. Bangun tidur pada saat yang tepat, malamnya harus tidur cukup dan tidak berlebihan. Kemudian lakukan aktivitas rutin kebiasaan sehari-hari, seperti sembahyang, berdoa, stretching, sarapan (perhatikan kapan harus makan dan apa yang harus dimakan), latihan relaksasi dan visualisasi, memeriksa kembali perlengkapan pertandingan termasuk cadangannya. Mulailah hari ini dengan gembira, optimis, dan berpikir positif.
b. Berangkatlah ke tempat pertandingan pada saat yang tepat. Perhitungkan jarak ke tempat pertandingan, bagaimana mencapainya, kemacetannya dan sebagainya. Tidak perlu berangkat terlalu cepat, namun jangan sampai terlambat, sehingga tidak ada waktu untuk istirahat, penyesuaian dan pemanasan.
c. Di tempat pertandingan pelatih perlu mengenali atlet mana yang berada didekat teman-temannya dan mana yang lebih suka menyendiri. Pastikan di lapangan mana atlet yang akan bertanding, jangan lupa melapor panitia. Untuk pertandingan pertama, pastikan atlet sudah hapal dimana letak ruang ganti, WC, ruang kesehatan, tes doping, tempat ganti senar, dan sebagainya.
d. Sambil melakukan pemanasan, atlet hendaknya meningkatkan level `semangat' dlan tetap berpikir positif. Pelatih dapat mengingatkan strategi yang akan diterapkan secara sekilas. Lakukan stroke dengan penuh konsentrasi yang kemudian dapat dilanjutkan dengan'visualisasi clan relaksasi.
3. Saat Bertanding
Saat bertanding tiba, bukan waktunya lagi untuk memikirkan teknik memukul atau bagaimana harus melangkah. Itu semua sudah dilatih dalam latihan dan sudah dihayati dalam visualisasi. Sekarang saatnya tinggal mengulang-ulang kejadian yang sudah divisualisasikan dan melakukannya sesuai dengan situasi saat ini. Sekarang adalah saatnya melakukan konsentrasi penuh hanya pada bola dan jalannya pertandingan.
Anjurkan atlet untuk:
a. Memantau clan menyesuaikan tingkat kecemasan, lakukan relaksasi.
b. Pusatkan perhatian semata-mata hanya terhadap permainan yang sedang dijalani. Kesalahan yang baru atau pernah terjadi, clan yang mungkin terjadi jangan dihiraukan.
c. Berpikir positif dan optimis, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif.
d. Jangan terlalu banyak menganalisa.
e. Bermainlah dengan irama sendiri, jangan terbawa irama lawan.
f. Menjalankan strategi yang telah disiapkan. Jangan diubah jika strategi itu berjalan. Lakukan evaluasi singkat, jika strategi tidak jalan, lakukan penyesuaian dengan alternatif strategi yang sudah dipersiapkan.
g. Hindari hal-hal negatif seperti, menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, berbicara terhadap diri sendiri berlebihan, berpikir negatif, meragukan kemampuan clan menyerah sebelum pertandingan selesai.
h. Jika bermain bagus, jangan bertanya mengapa clan mengganti apapun; biarkan berjalan demikian. Jangan mengendor jika sedang leading (memimpin pertandingan), clan tidak perlu kasihan jika lawan mendapat angka nol.
4. Setelah Hari Pertandingan
a. Mintalah atlet mencatat hal-hal posisitf maupun negatif yang dirasa berpengaruh terhadap penampilannya dalam pertandingan tadi. Bukan hanya yang bersifat teknik, taktik, clan strategi, tetapi juga yang bersifat mental, bahkan hal-hal kecil lainnya. Catat hasil tersebut dalam buku evaluasi si atlet.
b. Evaluasi penampilan dalam pertandingan tadi. Apakah mencapai sasaran?
c. Putuskan apakah perlu diadakan penyesuaian terhadap program latihan.
d. Pusatkan perhatian terhadap aspek-aspek positif dari penampilan dalam pertandingan.
D. Pelatih Sebagai Pembina Mental Atlit
Pelatih dalam olahraga dapat mempunyai fungsi sebagai pembuat atau pelaksana program latihan, sebagai motivator, konselor, evaluator dan yang bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan kepelatihan tersebut. Sebagai manusia biasa, pelatih sama halnya dengan atlet, mempunyai kepribadian yang unik yang berbeda antara satu dengan lainnya. Setiap pelatih memiliki kelebihan dan kekurangan, karena itu tidak ada pelatih yang murni ideal atau sempura.
Dalam mengisi peran sebagai pelatih, seseorang harus melibatkan diri secara total dengan atlet asuhannya. Artinya, seorang pelatih bukan hanya melulu mengurusi masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan olahraganya saja, tetapi pelatih juga harus dapat berperan sebagai teman, guru. orangtua, konselor, bahkan psikolog bagi atlet asuhannya. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa atlet sebagai seorang yang ingin mengembangkan prestasi, akan mempunyai kepercayaan penuh terhadap pelatihnya.
Keterlibatan yang mendalam antara pelatih dengan atlet asuhannya harus dilandasi oleh adanya empati dan pelatih terhadap atletnya tersebut.Empati ini merupakan kemampuan pelatih untuk dapat menghayati perasaan atau keadaan atletnya, yang berarti pelatih dapat mengerti atletnya secara total tanpa ia sendiri kehilangan identitas pnbadinya. Untuk mengerti keadaan atlet dapat diperoleh dengan mengetahui atau mengenal hal-hal penting yang ada pada atlet yang bersangkutan. Pengetahuan sekadarnya saia tidak cukup bagi pelatih untuk mengetahui keadaan psikologi atletnya. Dasar dan sikap mau memahami keadaan psikologi atletnya adalah pengertian pelatih bahwa setiap orang memiliki sifat-sifat khusus yang memerlukan penanganan khusus pula dalam hubungan dengan pengembangan potensinya.
Kepribadian seorang pelatih dapat pula membentuk kepribadian atlet yang menjadi asuhannya. Hal terpenting yang harus ditanamkan pelatih kepada atletnya adalah bahwa atlet percaya pada pelatih bahwa apa yang diprogramkan dan dilakukan oleh pelatih adalah untuk kebaikan dan kemajuan si atlet itu sendiri. Untuk bisa mendapatkan kepercayaan tersebut dari atlet, pelatih tidak cukup hanya memintanya, tetapi harus membuktikannya melalui ucapan, perbuatan, dan ketulusan hati. Sekali atlet mempercayai pelatih maka seberat apapun program yang dibuat pelatih akan dijalankan oleh si atlet dengan sungguh-sungguh.
Sumber: 
1. ''Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis'' © PB PBSI
2. http://www.bulutangkis.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=7175 

Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis Prinsip Pelatihan Phisik

Permainan bulutangkis sarat dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak yang kompleks. Sepintas lalu dapat diamati bahwa pemain harus melakukan gerakan-gerakan seperti lari cepat, berhenti dengan tiba-tiba dan segera bergerak lagi, gerak meloncat, menjangkau, memutar badan dengan cepat, melakukan langkah lebar tanpa pernah kehilangan keseimbangan tubuh.

Gerakan-gerakan ini harus dilakukan berulangulang dan dalam tempo lama, selama pertandingan berlangsung. Akibat proses gerakan itu akan menghasilkan ''kelelahan'', yang akan berpengaruh langsung pada kerja jantung, paru-paru, sistem peredaran darah, pernapasan, kerja otot, danpersendian tubuh.

Karena itu, pebulutangkis sangat penting memiliki derajat kondisi fisik prima. Melalui proses pelatihan fisik yang terprogram baik, faktor-faktor tersebut dapat dikuasai. Dengan kata lain pebulutangkis harus memiliki kualitas kebugaran jasmani yang prima. Ini akan berdampak positif pada kebugaran mental, psikis, yang akhirnya berpengaruh langsung pada penampilan teknik bermain.

Itulah sebabnya pebulutangkis sangat membutuhkan kualitas kekuatan, daya tahan, fleksibilitas, kecepatan, agilitas, dan koordinasi gerak yang baik. Aspek-aspek tersebut sangat dibutuhkan agar mampu bergerak dan bereaksi untuk menjelajahi setiap sudut lapangan selama pertandingan.

A. Sistem Pelatihan Fisik Umum

Program dan aplikasi pelatihan fisik bulutangkis harus dirancang melalui tahapan sebagai berikut:

a. Persiapan fisik umum yang bertujuan meningkatkan kemampuan kerja organ tubuh, sehingga memudahkan upaya pembinaan dan peningkatan semua aspek pelatihan pada tahap berikutnya.
b. Persiapan fisik khusus bertujuan meningkatkan kemampuan fisik dan gerak yang lebih baik menuju pertandingan.
c. Peningkatan kemampuan kualitas gerak khusus pemain. Pada tahap ini pelatihan bertujuan untuk memahirkan gerakan kompleks dan harmonis yang dibutuhkan setiap pemain untuk menghadapi pertandingan.

Cara Terbaik untuk Mempersiapkan Kondisi Fisik Umum Pemain

1. Program Latihan Lari
Latihan lari sangat penting dan balk untuk mengasah kemampuan kerja jantung, paruparu, dan kekuatan tungkai. Membiasakan pemain berlatih lari selama 40-60 menit tanpa berhenti, yang dilakukan 3-4 kali seminggu, sangat baik untuk membina kemampuan daya tahan aerobik dan kebugaran umum pemain.

2. Program Latihan Senam
Bentuk-bentuk latihan senam peregangan untuk seluruh bagian tubuh dan persendian harus mendapat perhatian. Latihan peregangan hendaknya diselingi gerakan untuk memperkuat bagian tubuh bagian atas dan bawah yang dilakukan secara bergantian.

3. Program Latihan Loncat Tali
Latihan ini sangat balk untuk membina daya tahan, kelincahan kaki, dan kecepatan serta melatih kemampuan gerak pergelangan tangan lebih lentur dan kuat. Proses latihan dapat dilakukan de-ngan loncat satu kaki secara bergantian (seperti lari biasa), loncat dua kaki, dan masih banyak bentuk variasinya.

4. Program Latihan Gabungan
Model atau sistem pelatihan ini adalah menggunakan berbagai alat bantu seperti bangku, gawang ukuran kecil, tiang, tongkat, tali, bola, dan sebagainya. Tujuan latihan ini adalah membina dan meningkatkan kamampuan dan kete-rampilan gerak pemain sebagai upaya untuk pengkayaan gerak. Pelatih harus cermat dan terampil menciptakan rangkaian gerak yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan dalam permainan bulutangkis, di samping memberikan prioritas pada pembinaan aspek-aspek kelincahan, kegesitan, dan koordinasi gerak yang memang dibutuhkan dalam bulutangkis.

5.Latihan Pemanasan
Banyak pelatihan kurang memberikan perhatian khusus perihal peranan dan fungsi latihan pemanasan yang benar dan betul. Latihan pemanasan yang dikemas dengan benar akan memberikan pe-ngaruh positif pada proses kerja organ tubuh, mekanisme peredaran darah, dan pernapasan. Itu semua akan berpengaruh langsung untuk kerja berat selanjutnya. Di samping itu, sangat penting untuk menghindari terjadinya berbagai cedera otot, persendian, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya.
Pada umumnya latihan pemanasan berbentuk:

a. Lari jarak pendek yang bervariasi seperti lari sambil angkat paha/lutut, lari mundur, lari maju dan ke samping.
b. Melakukan gerakan-gerakan senam yang bersifat mere-gang otot tungkai, paha belakang, depan, lengan, pergelangan kaki, pinggang, otot bahu, dll.
c. Kualitas peregangan harus dilakukan dengan pelan sampai terasa terjadi proses peregangan pada bagian otot dan persendian yang dilatih. Hindari melakukan gerakan sentak, yang dapat menyebabkan rasa sakit pada otot atau persendian.

6. Latihan Pendinginan
Latihan ini dilakukan setelah program latihan selesai dilaksanakan sebagai upaya agar bagian otot yang bekerja berat tadi kembali pada posisi rileks dan tidak kaku. Bentuk latihannya adalah senam dan gerakan meregang. Kualitas latihan meregang, khususnya untuk otot besar seperti paha belakang dan depan, ping-gang, punggung, otot lengan, bahu, dada, dan berbagai persendian tubuh, harus dicermati betul. Lakukan gerakan pendinginan ini dengan benar,

B. Sistem Pelatihan Fisik Khusus

Pelatihan fisik bulutangkis dituntut untuk memahami dan mengetahui secara spesifik kebutuhan gerak olahraga ini. Bahkan harus mendalami makna proses kerja otot, sistem energi, dan mekanisme gerak yang terjadi dalam permainan bulutangkis. Atas dasar pengetahuan ini, pelatih akan mampu merancang bentuk-bentuk latihan fisik secara spesifik, sesuai kebutuhan pemain.

1. Latihan Daya Tahan
(Aerobik dan Anaerobik)
Kemampuan daya tahan dan stamina dapat dikembangkan melalui kegiatan lari dan gerakan-gerakan lain yang memiliki nilai aerobik. Biasakan pemain menyenangi latihan lari selama 40-60 menit dengan kecepatan yang bervariasi. Tujuan latihan ini adalah meningkatkan kemampuan daya tahan aerobik dan daya tahan otot. Artinya, pemain dipacu untuk berlari dan bergerak dalam waktu lama dan tidak mengalami kelelahan yang berarti.

Selanjutnya proses latihan lari ini ditingkatkan kualitas frekuensi, intensitas, dan kecepatan, yang akan berpengaruh terjadinya proses anaerobik (stamina)pemain. Artinya, pemain itu mampu bergerak cepat dalam tempo lama dengan gerakan yang tetap konsisten dan harmonis.

2. Latihan Kekuatan
Pemain bulutangkis sangat membutuhkan aspek kekuatan. Berdasarkan analisis dan cukup dominan pemain melakukan gerakan-gerakan seperti meloncat ke depan, ke belakang, ke samping, memukul sambil loncat, melakukan langkah lebar dengan tiba-tiba. Semua gerak ini membutuhkan kekuatan otot dengan kualitas gerak yang efisien.
Cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan kekuatan ini adalah berlatih menggunakan beban atau dengan kata lain latihan beban (weight training). Sebaiknya sebelum melakukan program latihan beban sesungguhnya, disarankan agar pemain lebih dulu mengenal berbagai bentuk gerakan seperti:
- mendorong (push up, pull up)
- bangun tidur, angkat kaki
- memperkuat otot punggung, pinggang
- jongkok berdiri untuk membina kekuatan tungkai - loncat-loncat di tempat atau sambil bergerak.
Proses selanjutnya adalah meningkatkan kualitas geraknya dengan menggunakan beban (weight training) yang sebenarnya. Dianjurkan untuk tidak melakukan atau berlatih loncat di tempat yang keras karena akan berdampak terjadinya sakit, cedera pada bagian lutut, dan pinggang.

3. Latihan Kecepatan
Aspek kecepatan dalam bulutangkis sangat penting. Pemain harus bergerak dengan cepat untuk menutup setiap sudut-sudut lapangan sambil menjangkau atau memukul kok dengan cepat.
Cara untuk bergerak cepat adalah melatih kecepatan tungkai/kaki. Aspek kecepatan dalam bulutangkis juga bermakna pemain harus cekatan dalam mengubah arah gerak dengan tiba-tiba, tanpa kehilangan momen keseimbangan tubuh (agilitas). Bentuk-bentuk latihannya antara lain:
a. Lari cepat dalam jarak dekat
b .Lari bolak-balik, jarak enam meter (shuttle run)
c. Tingkatkan kualitas latihan dengan menggunakan beban, rintangan, dan lain-lain.
d. Jongkok-berdiri dan diikuti lari cepat dalam jarak dekat pula.

4. Latihan Kelenturan/Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah komponen kesegaran jasmani yang sangat penting dikuasi oleh setiap pemain bulutangkis. Dengan karakteristik gerak serba cepat, kuat, luwes namun tetap bertenaga, pembinaan kelenturan tubuh harus mendapat perhatian khusus.

Latihan fleksibilitas harus mendapat porsi yang cukup. Orang yang kurang lentur rentan mengalami cedera di bagian otot dan daerah persendian. Di samping itu, gerakannya cenderung kaku sehingga banyak menggunakan energi, kurang harmonis, kurang rileks, dan tidak efisien.

Latihan-latihan peregangan dengan kualitas gerakan yang benar memacu komponen otot dan persendian mengalami peregangan yang optimal. Oleh karena itu, fleksibilitas ini harus dilatih dengan tekun dan sistematis.

5. Model-Model Latihan Fisik dengan Menggunakan Alat Bantu Pelatihan

a. Latihan denganBola Medisin
Bola medisin yang beratnya bervariasi antara 1-5 kilogram merupakan alat bantu pelatihan, antara lain untuk kekuatan dan kecepatan melempar, membina kekuatan lengan, tungkai, dan kekuatan bagian atas dan bawah tubuh.
Bentuk latihan bola medisin ini antara lain dilakukan dengan melempar ke arah tembok dengan satu atau dengan dua lengan. Berdiri kira-kira 3-4 meter dari tembok, lalu lempar bola itu dan segera tangkap bola tersebut sambil lari mundur ke arah garis start, seperti layaknya gerak mundur dalam permainan bulutangkis.

b. Latihan Loncat Tali
Pemain bulutangkis dianjurkan untuk terampil dan menguasai bentuk latihan loncat tali ini. Pengaruh latihan ini sangat membantu untuk membina kekuatan kaki, pergelangan kaki, daya tahan, koordinasi gerak, dan membantu peningkatan kualitas gerak pergelangan tangan.
Latihan loncat tali dirancang dengan sistem interval antara lain sebagai berikut:

• Sesi I: • Sesi H:
1. 3 X 30 detik 1.5 X 25 detik
2. 5 X 25 detik 2. 7 X 20 detik
3. 7 X 20 detik 3. 5 X 30 detik
4. 3 X 30 detik 4. 3 X 40 detik

Masa istirahat antara kegiatan adalah 15-20 detik. Tingkatkan latihan ini dengan menambah jumlah sesi, waktu kegiatan masa istirahat diperpendek. Dalam aplikasi latihan loncat tali, pelatih harus berperan memberikan motivasi dan pengawasan gerak loncat, sehingga tujuan latihan tercapai dengan optimal.

c. Latihan Bayangan
Latihan ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan gerak kaki, kecepatan, serta daya tahan. Latihan ini dapat dijadikan sebagai program khusus, rutin bagi pemain agar langkah dan gerakan kaki (footwork) senantiasa ditingkatkan dan dipelihara terus.
Untuk meningkatkan kualitas latihan ini, pemain harus menggunakan ''jaket pemberat'' yang dibuat khusus untuk itu. Sangat balk untuk membina kualitas dan kecepatan gerak pemain.

d. Latihan Loncat Bangku/Gawang
Latihan ini berfungsi untuk membina kekuatan tungkai, konsentrasi, dan kecepatan gerak yang dibutuhkan dalam permainan. Bangku atau gawang dibuat dengan berbagai ukuran tinggi antara lain 40, 50, 70, 80 cm. Alat ini berfungsi sebagai alat pemberat, rintangan, tantangan, agar pemain terpacu untuk mengatasinya. Proses kerja ''overload'' (beban lebih) dengan menggunakan beban rintangan ini, latihan makin terasa berat bagi pemain.
Dalam pelaksanaan latihan, pelatih harus terampil meletakkan gawang/bangku itu sesuai dengan tujuan latihan dan kebutuhan pemain.

Sumber: 
1. ''Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis'' © PB PBSI
2. http://www.bulutangkis.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=7174