Selasa, 27 Mei 2014

Pengusaha Pilih Menjual Angkot (Purwokerto)

NASIB para pengusaha angkut­an umum kian terpuruk seiring tingginya biaya operasional dan sepinya jumlah penumpang. Tidak sedikit yang sudah gulung tikar atau lebih memilih menjual ar­madanya.
‘’Sekarang banyak angkot yang sudah dipindahtangankan. Pemi­liknya sudah tidak sanggup lagi mengoperasikan angkot tersebut lantaran biaya operasional tinggi dan pemasukan sepi,’’ kata Ketua Or­ganisasi Angkutan Darat (Or­ganda) Banyumas, H Sugi­yanto, kemarin.
Kondisi tersebut membuat harga jual armada angkutan menjadi terjun bebas dari harga pasar yang semestinya.
Sebelum tahun 2005, harga satu unit angkot beserta izin trayeknya masih bisa mencapai kisaran Rp 200 juta, tapi seka­rang paling ha­nya tinggal sekitar Rp 100 juta.
Menurutnya, penyebab mero­sotnya pendapatan para sopir ada­lah turunnya jumlah penum­pang, ditambah lagi kenaikan harga suku cadang kendaraan.
Bertambahnya jumlah kendara­an bermotor dari waktu ke waktu membuat masyarakat semakin enggan memanfaatkan jasa angkutan umum.
2.000-2.500 Unit
Terkait dengan penambahan jumlah kendaraan bermotor, ia mengaku mendapatkan informasi penambahan jumlah motor di Ka­bupaten Banyumas mencapai 2.000-2.500 unit per bulan. Kon­disi ini jelas sangat me­mukul para pengusaha angkutan umum.
‘’Apalagi dalam waktu dekat pemerintah akan menaikkan har­ga bahan bakar minyak (BBM), khususnya jenis premium dan solar. Praktis, keberadaan angkutan umum akan semakin terpuruk,’’ ungkap Ketua Koperasi Angkutan Kota (Kopata) Ba­nyumas tersebut.
Ketua Dewan Penasihat Or­ganda Banyumas, Sutanto, me­nambahkan semestinya pemerintah ikut membantu para pengusaha angkutan dalam menekan ke­naikan harga suku cadang ken­daraan. ‘’Kalau pemerintah justru me­naikkan harga BBM, harga spare part kendaraan akan ikut-ikutan naik,’’ tandasnya.

Sumber :

http://www.banyumaslive.com/pengusaha-pilih-menjual-angkot - March 6, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar