Selasa, 27 Mei 2014

Teori Organisasi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Organisasi sebagai alat dalam arti abstrak untuk merealisir, apa yang menjadi keputusan starategis yang ditetapkan, maka mau tidak harus mengikuti atas perubahan lingkungan yang digerakkan oleh kekuatan kepemimpinan untuk hidup dan bertahan dalam abad 21, oleh karena itu, organisasi sebagai alat dimanifestasikan terutama dalam hubungan dua faktor yang disebut dengan fleksibilitas disatu sisi dan disisi lain adalah dapat tidaknya dikontrol.
Hal itu laksana perbedaan antara seorang bayi dan orang yang lebih tua. Bayi itu sangat fleksibel dan dapat memasukkan jari kakinya kedalam mulutnya, namun gerakan-gerakan dan perilakunya agak sulit dikontrol. Dengan meningkatnya usia kita akhirnya seseorang yang lebih tua juga akan kehilangan sifatnya yang dapat dikontrol.
Jadi ukuran dan waktu bukanlah penyebab pertumbuhan dan menjadi tua seolah-olah perusahaan yang besar dengan tradisi yang lama disebut tua, sedangkan perusahaan yang kecil tanpa tradisi disebut muda. Muda berarti organisasi itu dapat berubah dengan relative mudah, tua berarti adanya perilaku yang dikontrol namun tidak fleksibel.
Oleh karena itu, suatu organisasi dalam abad 21, haruslah dibangun sebagai organisasi yang memiliki sifat fleksibel dan mudah dikontrol, maka organisasi itu tidaklah terlalu muda atau terlalu tua, tahap ini dinamakan PRIMA dalam daur hidup organisasi. Organisasi dalam keadaan PRIMA, benar-benar diperlengkapi untuk menerima dan menanggapi perubahan yang cepat didalam pasar, teknologi, kompetisi dan kebutuhan pelanggan.
Bertolak dari pemikiran bahwa kunci organisasi yang mampu mendukung daur hidup organisasi kedalam posisi PRIMA yang mampu diremajakan secara berkelanjutan terletak pada faktor fleksibilitas dan kontrol, oleh karena itu pemilihan model struktur organisasi sangat menentukan.

1.2   Rumusan Masalah
1.      Memberi penjelasan mengenai besaran organisasi
2.      Menjelaskan dampak besaran terhadap kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi
3.      Mengetahui masalah khusus yang berhubungan dengan besaran organisasi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Organisasi
1.      Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”

2.      Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”

3.      Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

4.      James D Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every human, association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.

5.      Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.

6.      Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a collection people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives).

2.2 Pengertian Besaran Organisasi
        Besaran organisasi merujuk kepada variable dan jumlah total pegawai, karena manusia serta intrasaksinyalah yang terstruktur sehingga mereka harus dihubungkan dengan struktur. Meskipun dapat dikatakan bahwa berbagai ukuran besar tidak dapat saling dipertukarkan, kebanyakan bukti menyatakan bahwa menghitung jumlah keseluruhan pegawai sama baiknya dengan cara menghitung yang lain, dengan alas an bahwa jumlah total berhubungan dengan ukuran lain mengenai besaran.
        Misalnya suatu kajian menemukan bahwa korelasi antara jumlah pegawai dan kekayaan organisasi adalah 78. Jumlah pegawai juga tampaknya abash untuk rumah sakit dan sekolah tinggi. Korelasi antara jumlah tenaga kerja di rumah sakit dan rata-rata pasien ditemukan melampaui 96, sedangkan jumlah dosen purna waktu dan paruh waktu berkorelasi dengan penerimaan mahasiswa baru diatas 94.
        Berdasarkan kajian ini, orang dapat menyimpulkan bahwa jumlah keseluruhan pegawai tampaknya berkorelasi sangat tinggi dengan ukuran popular lain mengenai besaran. Dengan demikian, jumlah karyawan dapat menjadi alat pengukur yang cukup akurat untuk organisasi.

2.3 Pendukung Besaran Imperative
        Salah satu argument paling kuat mengenai pentingnya besaran sebagai sebuah determinan struktur dibuat oleh Peter Blau. Berdasarkan kajian diberbagai lembaga pemerintah, universitas dan toserba ia menyimpulkan bahwa besaran (size) adalah kondisi paling penting yang mempengaruhi struktur.
        Penelitian Universitas of Aston di Inggris menemukan bahwa besaran adalah determinan utama dari struktur. Penelitian yang dilakukan oleh Aston Group meninjau empat puluh organisasi dan menemukan bahwa :
1.         Peningkatan besaran di hubungkan dengan spesialisasi dan formalisasi yang besar.
2.         Peningkatan skala kegiatan akan meningkatkan frekuensi dari kejadian yang berulang dan pengulangan keputusan, sehingga standarisasi lebih disukai.

        Salah satu kasus terkuat bagi size imperative diajukan oleh Mayer. Mengakui bahwa hubungan antara besaran dan dimensi structural tidak mengimplikasikan timbal balik, Ia mendesain sebuah proyek penelitian yang memungkinkannya menarik kesimpulan mengenai timbale balik. Ia membuat kajian longitudinal atas 194 departemen keuangan Amerika Serikat yang meliputi tingkat kota dan Negara bagian. Ia beragumentasi bahwa dengan membandingkan organisasi itu dalam jangka waktu tertentu, maka Ia dapat menentukan rangkaian waktu bagi variable-variabel. Artinya meskipun besaran struktur didapatkan saling berhubungan diantara sekelompok organisasi pada waktu tertentu, hanya analisis longitudinal-lah yang akan memungkinkan dihapuskannya hipotesis kebalikan yang menyatakan bahwa struktur menyebabkan besaran.
        Penemuan Mayer mengakibatkan, Ia berkesimpulan bahwa kita tidak dapat meremehkan dampak dari besaran terhadap karekteristik lain dari organisasi. Khususnya Ia menemukan bahwa efek besaran akan terlihat dimana-mana, bahwa hubungannya searah dan bahwa dampak variable lain yang kelihatannya mempengaruhi struktur akan menghilang jika besaran tersebut dikontrol.

2.4   Kritik Terhadap Size Imperative
Dalam kajian independen memperlihatkan bahwa besaran tidak mempunyai dampak atau hanya berdampak minimal terhadap struktur. Akhirnya ada bukti sementara yang member indikasi bahwa besaran mempengaruhi struktur hanya pada organisasi yang mempunyai manajer yang professional namun bukan diantara organisasi yang dikontrol oleh pemilik.
Chris Argyris yang menganalisis data Blau, mempertanyakan ukuran-ukurannya dan menyatakan bahwa organisasi pemerintah adalah khas. Ia mencatat bahwa organisasi pemerintahan mempunyai keterbatasan anggaran, batasan geografis yang jelas, jumlah staf yang pada dasarnya ditetapkan sebelumnya dan dipengaruhi oleh peraturan. Ia juga mengakui peran kebebasan manajer, para manajer yang bekerja dikantor pemerintah mengikuti teori manajemen tradisional tentang spesialisasi tugas, kesatuan komando, tentang kendali dan sebagainya.
Size imperative dari Blau juga ditentang oleh Mayhew dan kawan-kawannya, dengan menggunakan program computer yang menentukan tingkat diferensiasi yang mungkin untuk setiap tingkat besaran. Mereka menyimpulkan bahwa penemuan Blau mengenai hubungan antara besaran dan kompleksitas merupakan  kepastian matematik jika probabilitas yang setara ditetapkan terhadap semua kemungkinan kombinasi structural.
Penelitian kelompok Aston juga mendapatkan kritik, Aldrich menganalisis kembali data Aston dan mengusulkan beberapa alternative dan interprestasi yang mungkin. Aldrich mengatakan bahwa perusahaan yang mempunyai kompleksitas dan formalisasi yang tinggi secara sederhana dapat dikatakan perlu memperkerjakan lebih banyak tenaga kerja dibanding perusahaan yang kurang terstruktur.

2.5   Hubungan Antara Besaran dengan Struktur
Hubungan antara besaran dan struktur tidak sama, meskipun beberapa orang telah menemukan adanya hubungan yang kuat dan mendukung sifat kausalnya, yang lain menentang pendapat ini atas dasar metodologinya atau menyatakan bahwa besaran merupakan konsekuensi ketimbang penyebab struktur. Tetapi jika kita melihat penelitian itu secara lebih rinci, maka timbul pola yang lebih jelas. Kita akan memperlihatkan bahwa besaran pasti tidak menentukan keseluruhan desain struktur, tetapi penting untuk meramalkan beberapa dimensi struktur.

1.         Besaran dan Kompleksitas
Blau menemukan bahwa dampak besaran terhadap kompleksitas berada pada tingkat yang menurun. Seperti dicatat oleh Argyris, kesimpulan tersebut dapat diterapkan hanya pada lembaga-lembaga pemerintah yang mempunyai karakteristik unik dari kantor tenaga kerja. Penemuan Mayer pasti tidak dapat diabaikan. Meskipun juga dibatasi hanya pada kantor pemerintahan, Ia memperlihatkan bukti kuat yang mendukung size imperative. Kita dapat menyimpulkan untuk sementara bahwa besaran mempengaruhi kompleksitas, tetapi pada tingkat yang menurun dalam organisasi pemerintahan.

2.         Besaran dan Formalisasi
Penemuan Aston mendukung pandangan bahwa besaran mempengaruhi formalisasi. Kesimpulan Hall adalah bahwa formalisasi tidak dapat diabaikan. Peninjauan kembali secara menyeluruh yang akhir-akgir ini dilakukan terhadap 27 kajian yang menyangkut lebih dari 1000 organisasi menyimpulkan bahwa hubungan antara besaran dan formalisasi sangat tinggi, positif, dan secara statistic bermakna.

3.         Besaran dan Sentralisasi
Formalisasi akan meningkat dengan meningkatnya besaran, peraturan ini memungkinkan top management untuk mendelegasikan pengambilan keputusan dan pada saat bersamaan memastikan bahwa keputusan dibuat sesuai dengan keinginan top management. Tetapi penelitian tersebut tidak jelas memperlihatkan bahwa besaran akan mengakibatkan desentralisasi. Sebenarnya, sebuah tinjauan yang komprehensif menyimpulkan bahwa hubungan antara besaran dan sentralisasi tidak terlalu berbeda dari nol.

2.6   Masalah-Masalah Khusus yang Berhubungan dengan Besaran Organisasi
Dua masalah yang ada kaitannya dengan besaran. Pertama, pada waktu jumlah pegawai operasional meningkat, apa pengaruhnya terhadap para pegawai administrative dan staf pendukungnya. Kedua, apakah teori organisasi dapat diterapkan pada organisasi kecil?

1.         Perdebatan Mengenai Komponen Administratif
Hukum Parkinson berbunyi “suatu pekerjaan berkembang untuk mengisi waktu yang tersedia bagi penyelesainnya“. Ia beragumentasi bahwa, paling tidak dalam pemerintahan, “tidak dibutuhkan atau hanya sedikit dibutuhkan hubungan antara pekerjaan yang harus dilakukan dan besarnya staf untuk pekerjaan tersebut.”
Menurut Parkinson, jumlah pejabat dalam sebuah organisasi dan jumlah pekerjaan yang harus dilalukan saat sekali tidak saling berhubungan.
a.          Argumentasi Korelasi Positif
Tesis dari Parkinson mengatakan bahwa pada dasarnya akan terdapat hubungan yang positif antara besaran organisasi dan komponen administrative. Pada saat besaran organisasi berkembang, komponen administrative relative bertambah secara tidak proposional.

b.         Argumentasi Korelasi Negatif
Diluar data empiris, kelihatannya lebih masuk akal untuk mengharapkan komponen adinistratif tersebut menurun pada saat besaran meningkat. Kita tidak mengatakan bahwa jumlah absolute dari pegawai pendukung akan menurun tetapi lebih banyak sebagai proporsi pada saat besaran itu meningkat. Pada saat berkembang, organisasi tentunya membutuhkan lebih banyak manager dan staf untuk memungkinkan koordinasi, tetapi tidak dalam proposi yang sama seperti peningkatan besaran.
Meskipun hubungan negatif ditemukan, disimpulkan bahwa hai ini lebih baik dijelaskan sebagai akibat hilangnya kontrol pada tingkatan hierarki ketimbang economies of scale dengan ukuran yang besar. Lagi pula organisasi yang dikelola oleh pemiliknya serta kemitraan ditemukan lebih kecil kemungkinannya untuk menambah pegawai administrasi dari pada perseroan terbatas karena jika hal tersebut terjadi maka kekuasaan pribadi sipemilik akan berkurang.

c.          Argumentasi Curvilinear
Ada suatu bukti yang menyatakan bahwa hubungan besaran komponen administrasi tidak linear. Tetapi merupakan curvilinear yaitu komponen administrasinya lebih besar bagi organisasi yang lebih kecil dan lebih besar disbanding organisasi yang sedang.Pada saat organisasi-organisasi keluar dari kategori yang kecil mereka merasakan keuntungan dari economies of scale. Tetapi ketika mereka menjadi besar, mereka akan kehilangan keuntungan tersebut dan menjadi demikian kompleks sehingga membutuhkan peningkatan yang cukup mencolok dari komponen administratifnya untuk memungkinkan koordinasi dan control.

2.         Teori Organisasi dan Perusahaan Kecil
Kita hidup dalam sebuah masyarakat yang didominasi oleh perusahaan besar. Memang benar bahwa lebih dari 30 persen dari semua organisasi di Amerika mempunyai 3 orang pegawai atau kurang dari itu, tetapi mereka mempekerjakan kurang dari setengah 1 persen dari seluruh tenaga kerja. Kebalikannya organisasi dengan pegawai seribu atau leih mungkin tidak banyak jumlahnya hanya kurang lebih 8000 dari empat juta organisasi di Amerika Serikat termasuk kategori ini, tetapi mereka mempekerjakan hampir 25 persen dari seluruh tenaga kerja. Organisasi kecil mungkin banyak jumlahnya, namun yang memberikan dampak terbesar terhadap masyarakat adalah organisasi besar.
Pertimbangan ini bukan tidak diketahui oleh mereka yang mempelajari teori organisasi. Hampir semua penelitian melakukan kajiannya atas organisasi sedang dan besar saja, yaitu yang mempunyai ratusan pegawai atau lebih.

1.         Masalah yang Segi Kepentingannya Menurun
Semua variabel struktural kurang begitu penting bagi seorang manejer perusahaan kecil karena variasi pada perusahaan kecil biasanya terbatas. Perusahaan kecil cenderung mempunyai tingkat diferensiasi horisontal, vertical, dan spatial minimal dan kebanyakan dicirikan oleh formalisasi yang rendah dan sentralisasi yang tinggi. Spesialisasi intern lebih sedikit, jika suatu keahlian khusus dibutuhkan, maka itu biasanya dibeli dari luar.
Diferensiasi vertical pada perusahaan kecil biasanya rendah dengan alasan yang jelas bahwa struktur demikian cenderung untuk melebar. Demikan juga, diferensiasi spatial biasanya rendah karena perusahaan kecil tidak menyebarkan aktivitas mereka secara luas. Anda juga akan menemukan formalisasi yang rendah pada perusahaan kecil. Manajer perusahaan kecil mempunyai control, tetapi biasanya bukan melalui formalisasi. Sebagian dari control tersebut diperoleh dengan memegang kendali pengambilan keputusan, artinya anda dapat memperkirakan bahwa kebanyakan perusahaan kecil akan dicirikan oleh pengambilan keputusan yang disentralisasi.

2.         Masalah yang Segi Kepentingannya Meningkat
Masalah teori organisasi yang lebih penting bagi perusahaan kecil adalah control dan pertanggungjawaban, efisiensi, dan ketergantungan terhadap lingkungan. Pemilik perusahaan kecil seringkali bersedia menerima imbalan terhadap kontrol dan pertanggungjawaban. Sebagai pengganti formalisasi, Ia cenderung untuk melakukan kontrol melalui pengawasan dan observasi langsung. Manajer perusahaan kecil adalah pendukung kuat dari “manajemen dengan berkeliling”.
Mencapai efisiensi yang tinggi biasanya lebih penting pada perusahaan kecil ketimbang perusahaan besar, dengan alasan yang sederhana bahwa organisasi besar mempunyai lebih banyak slack resources yaitu bertindak sebagai peredam untuk mengurangi dampak dari kesalahan. Fakta bahwa organisasi kecil mempunyai toleransi yang lebih sedikit terhadap ketidak efisienan dibandingkan perusahaan besar yang sudah mantap, menyebabkan perusahaan kecil lebih menekankan lagi akan pentingnya pemilihan desain structural yang tepat.

 BAB III
PENUTUP
3.1   Kesimpulan
Besaran organisasi didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan pegawai. Argumentasi yang kuat mengemukakan bahwa besaran adalah determinan utama dari struktur, tetapi argumentasi ini tidak sepi dari kritik.
Sebuah peninjaun kembali dari bukti yang ada menunjukkan bahwa besaran mempunyai pengaruh cukup besar terhadap diferensiasi vertikal. Dampak besaran terhadap diferensiasi spatial tidak jelas. Peningkatan formalisasi tampaknya berhubungan erat dengan peningkatan besaran organisasi.
Kajian mengenai hubungan antara besaran organisasi dan komponen administrasi adalah yang paling banyak dilakukan dibandingkan aspek-aspek structural organisasi yang mana saja. Komponen administrasi didefinisikan sebagai semua pegawai dalam sebuah organisasi yang melakukan kegiatan pendukung.
Tinjauan literatur pada konklusi bahwa hubungan antara besaran dan komponen administratif adalah curvelinear dan bahwa selain besaran, factor lainnya jenis organisasi, lingkungan, dan teknologi, kompleksitas, dan apakah organisasi tersebut sedang tumbuh atau sedang mundur mempengaruhi komponen administratif.
Perusahaan kecil menghadapi masalah yang berbeda dan mempunyai prioritas yang berbeda dalam hubungannya dengan peranan konsep teori organisasi. Selain adanya fakta bahwa perusahaan kecil mempunyai karakter teori organisasi yang berbeda, manajer mereka mempunyai pilihan structural yang lebih terbatas.

http://rennyjasniar.blogspot.com/2013/08/teori-organisasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar