Bumi yang kita tempati adalah planet yang selalu berputar,
ada siang ada malam. Roda kehidupan
dunia juga tidak pernah berhenti, kadang naik kadang turun. Ada suka ada duka.
Ada senyum ada tangis. Kadangkala dipuji tapi pada suatu saat kita dicaci.
Jangan harapkan ada keabadian perjalanan hidup. Oleh sebab itu agar tidak
terombang ambing dan tetap tegar dalam menghadapi segala kemungkinan tantangan
hidup kita harus memiliki pegangan dan amalam dalam hidup. Salah satu pegangan
dan amalan penting yang diberikan agama kita untuk menghadapi kehidupan ini
adalah Istiqomah, Istikharah dan Istighfar.
1. Istiqomah, yaitu kokoh dalam dalam aqidah dan konsisten dalam beribadah. Begitu
pentingnya Istiqomah ini sampai Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wasallam berpesan kepada seseorang seperti
dalam hadits berikut:
عن أبي
سفيان بن عبد الله رضي الله علنه قال: قلت يا رسول الله، قل لي فى الإسلام قولا لا
أسأله عنه أحدا غيرك، قال: قل آمنت بالله ثم استقم (رواه مسلم)
Dari Abu Sufyan bin Abdillah Radhiallahu
‘anhu berkata: Aku telah berkata, “wahai rasulullah katakanlah kepadaku pesan
dalam Islam sehingga aku tidak perlu berkata pada orang lain selain engkau.
Nabi menjawab,”katakanlah aku telah beriman kepada Allah kemudian
beristiqomahlah”.
Orang yang istiqomah selalu kokoh dalam
aqidah dan tidak goyang keimanan bersama dalam tantangan hidup. Sekalipun
dihadapkan pada tantangan hidup, ibadah tidak ikut redup, kantong kering atau
tebal, tetap memperhatikan haram halam, dicaci dipuji, sujud pantang berhenti,
sekalipun ia memiliki fasilitas, ia tidak tergoda melakukan kemaksiatan.
Orang seperti itulah yang dipuji Allah
Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-qura’an surat fusilat ayat 30
. إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ
ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمْ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا
تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang
mengataka:”tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhakan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengetakan):”janganlah
kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan
syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
2. Istikharah, selalu mohon petunjuk
kepada Allah dalam setiap langkah dan penuh pertimbangan dalam setiap
keputusan.
Setiap orang mempunyai kebebasan untuk
berbicara dan melakukan suatu perbuatan. Akan tetapi menurut Islam, tidak ada
kebebasan yang tanpa batas, dan batas-batas tersebut adalah aturan-aturan
agama. Maka seorang muslim yang benar, selalu berfikir berkali-kali sebelum
melakukan tindakan atau mengucapakan sebuah ucapan serta ia selalu mohon
petunjuk kepada Allah.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah
bersabda:
من كان
يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت.(رواه البخاري ومسلم عن أبي هريرة
Barang
siapa yang beriman kepad Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau
diamlah. (HR Al-bukhari dan muslim dari Abu Hurairah)
Orang
bijak berkata “Think today and speak tomorrow” (berfikirlah hari ini dan
berbicaralah besok).
Kalau
ucapan itu tidak baik apalagi sampai menyakitkan orang lain maka tahanlah,
jangan diucapakn, sekalipun menahan ucapan tersebut terasa sakit. Tapi apabila
ucapan itu benar dan baik maka katakanlah jangan ditahan sebab lidah kita
menjadi lemas untuk bisa meneriakkan kebenaran dan keadilan serta menegakkan
amar ma’ruf nahi mungkar.
Mengenai
kebebasan ini, malaikat jibril pernah datang kepada Nabi muhammad Shallahu
‘alai wa salam untuk memberikan rambu kehidupan, beliau bersabda:
أتاني
جبريل فقال: يا محمد عش ما شئت فإنك ميت، وأحبب ما شئت فإنك مفارق، واعمل ما شئت
فإنك مجزي به. (رواه البيهقي عن جابر
Jibril telah datang kepadaku
dan berkata: Hai Muhammad hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau suatu
saat pasti akan mati, cintailah apa yang engkau sukai tapi engkau suatua saat
pasti berpdisah juga dan lakukanlah yang engkau inginkan sesungguhny semua itu
ada balasannya.(HR. Baihaqi dan Jabir)
Sabda
Nabi Shallahu alihi wasalam ini semakin penting untuk diresapi ketika akhir
akhir ini dengan dalih kebebasan, banyak orang berbicara tanpa logika dan data
yang benar dan bertindak sekehaendaknya tanpa mengindahkan etika agama. Para pakar barang kali untuk saat saat ini, lebih
bijaksana untuk banyak mendengar daripada berbicara yang kadang kadang
justru membingungkan masyarakat.
Kita
memasyarakatkan istikharah dalam segala langkah kita, agar kita benar benar
bertindak secara benar dan tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari.
Nabi
Muhammad Shallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
ما خاب
من استخار ولا ندم من استشار ولا عال من اقتصد.
Tidak
rugi orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah dan
tidak akan miskin orang yang hidupnya hemat. (HR. Thabrani dari Anas)
3.
Istighfar, yaitu selalu introspeksi diri dan mohon ampunan kepada Allah.
Setiap
orang pernah melakukan kesalahan baik sebagai individu maupun kesalahan sebagai
sebuah bangsa. Setiap kesalahan dan dosa itu sebenarnya penyakit yang merusak
kehidupan kita. Oleh karena itu ia harus diobati.
Tidak
sedikit persoalan besar yang kita hadapi akhir akhir ini yang diakibatkan
kesalahan kita sendiri. Saatnya kita instrospeksi masa lalu, memohon ampun
kepada Allah, melakukan koreksi untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah
dengan penuh keridloaan Allah.
Dalam
persoalan ekonomi, jika rizki Allah tidak sampai kepada kita disebabkan karena
kesalahan kita, maka yang diobati adalah sifat malas itu. Kita tidak boleh
menjadi umat pemalas. Malas adalah bagian dari musuh kita. Jika kesulitan
ekonomi tersebut, karena kita kurang bisa melakukan terobosan-terobosan yang
produktif maka kreatifitas dan etos kerja umat yang harus kita tumbuhkan.
Allah
berfirman yang mengisahkan seruan Nabi hud Alaihissalam, kepada kaumnya:
وَيَاقَوْمِ
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلْ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ
مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا
مُجْرِمِينَ
“dan (Hud) berkata, hai kaumku, mohonlah
ampun kepada tuhanmu lalu bertaubatlah kepadakNya, niscaya di menurunkan hujan
yang sangat deras atasmu dan dia akan menambahkan kekuatan dan janganlah kamu
berpaling dengan berbuat dosa” (QS. 52)
Sekali lagi, tiada kehidupan yang sepi
dari tantangan dan godaan. Agar kita tetap tegar dan selamat dalam berbagai
gelombang kehidupan, tidak bisa tidak kita harus memiliki dan melakukan
tiga amalan di atas yaitu Istiqomah, Istikharah, Isrighfar.
Mudah mudahan Allah memberi kekuatan
kepada kita untuk menatap masa depan dengan keimanan dan rahmayNya yang
melimpah. Amin
No comments:
Post a Comment