Efisiensi merupakan hasil perbandingan
antara output fisik dan input fisik. Semakin
tinggi rasio output terhadap input maka semakin tinggi semakin tinggi tingkat
efisiensi yang dicapai.
Efisiensi juga dijelaskan
oleh Yotopoulos dan Nugent
dalam A. Marhasan (2005) sebagai pencapaian output maksimum dari penggunaan
sumber daya tertentu.
Jika output yang
dihasilkan lebih besar daripada sumber
daya yang digunakan maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi yang dicapai.
Konsep efisiensi
semakin diperjelas oleh Roger Le Rey Miller dan Roger E. Meiners (2000)
yang membagi efisiensi menjadi 2 jenis yaitu :
1.
Efisiensi Teknis
Efisiensi
teknis (technical efficiency) mengharuskan atau mensyaratkan
adanya proses produksi yang dapat memanfaatkan input yang lebih sedikit demi menghasilkan output
dalam jumlah yang sama.
2.
Efisiensi Ekonomis
Konsep
yang digunakan dalam
efisiensi ekonomi adalah meminimalkan biaya artinya suatu proses produksi akan efisien secara ekonomis pada suatu tingkatan output apabila tidak
ada proses lain yang dapat menghasilkan output serupa dengan biaya
yang lebih murah.
Selain itu
Ramly dalam A. Marhasan (2005)
juga menyatakan bahwa tingkat
efisiensi yang tinggi tercapai pada saat kondisi optimal terpenuhi, yaitu apabila tidak
ada lagi kemungkinan menghasilkan
jumlah produk yang sama dengan menggunakan input yang
lebih sedikit dan
tidak ada kemungkinan menghasilkan produk yang lebih banyak dengan menggunakan input yang
sama.
Efisiensi
juga diartikan sebagai upaya
penggunaan input yang sekecil-
kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Situasi yang demikian akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input tersebut ; atau dapat dituliskan sebagai berikut (Soekartawi, 1993) :
kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Situasi yang demikian akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input tersebut ; atau dapat dituliskan sebagai berikut (Soekartawi, 1993) :
NPM =x
Px ; atau ……………………………………………(2.6)
= 1
…………………………………………………… (2.7)
Efisiensi yang demikian disebut
dengan efisiensi harga atau allocative efficiency atau disebut juga sebagai price
efficiency. Jika keadaan yang terjadi adalah :
1. maka
penggunaan input x tidak efisien dan perlu mengurangi jumlah penggunaan input.
2. maka
penggunaan input x belum efisien dan perlu menambah jumlah penggunaan input.
Menurut Nicholson (1995) , alokasi sumber daya disebut efisien secara
teknis jika alokasi tersebut tidak mungkin meningkatkan output suatu produk
tanpa menurunkan produksi jenis barang lain. Farrel dan Kartasapoetra dalam
Marhasan (2005) mengklasifikasikan konsep efiesiensi ke dalam efisiensi harga (price or allocative efficiency) dan
efisiensi teknik (technical efficiency).
Lebih lanjut dijelaskan oleh Farrel dalam Witono Adiyoga (1999) bahwa jika
diasumsikan usaha tani menggunakan dua jenis input x1 dan x2
untuk memproduksi output tunggal y seperti terlihat pada gambar 5. Dengan asumsi
constant return to scale maka fungsi
frontier dapat dicirikan oleh suatu unit isokuan yang
efisien. Berdasarkan kombinasi input (x1,x2) untu
memproduksi y. Efisiensi teknis didefinisikan sebagai rasio OB/OA dalam Gambar
5. Rasio ini mengukur proporsi aktual (x1, x2) yang
dibutuhkan untuk memproduksi
y. Sementara itu inefisiensi
teknis, 1 - OB/OA, merupakan ukuran :
1. Proporsi (x1,x2) yang
dapat dikurangi tanpa menurunkan
output, dengan anggapan rasio input x1,x2
tetap.
2. Kemungkinan pengurangan biaya dalam
memproduksi y, dengan anggapan rasio
input x1,x2 tetap.
3. Proporsi
output yang dapat
ditingkatkan dengan anggapan rasio input
x1,x2 tetap.
Jika dimisalkan PP’ merupakan rasio harga input atau garis isocost, maka C adalah
biaya minimal untuk memproduksi y. Biaya pada titik D sama dengan biaya pada titik C, sehingga efisiensi
alokatif dapat didefinisikan sebagai rasio OD/OB.
Sedangkan inefisiensi alokatif adalah 1
- OD/OB yang mengukur kemungkinan pengurangan biaya sebagai akibat
dari penggunaan input dalam proporsi
yang tepat. Efisiensi total dapat didefinisikan sebagai rasio OD/OA. Efisiensi total merupakan efisiensi ekonomi
yaitu hasil dari efisiensi teknik dan harga. Dengan demikian, inefisiensi
total, 1 - OD/OA, mengukur kemungkinan penurunan
biaya akibat pergerakan dari titik A (titik yang diamati) ke titik C (titik biaya minimal).
X2/Y
U
P
A
C
B F E
D U’
0 P’ X1/Y
Sumber : Farrel dalam
Witono Adiyoga, 1999
Gambar 5. Efisiensi Unit
Isoquant
Keterangan :
PP’ : isocost
C : biaya
minimal untuk produksi Y
OB/OA : Efisiensi Teknik
(ET)
OD/OB : Efisiensi Harga
(EH)
OD/OA : Efisiensi Ekonomi (EE)
maaf ka untuk rumus'' di gambar tidak muncul tolong perbaiki
ReplyDelete