Pada usia lanjut, wanita lebih banyak mengalami insomnia, dibandingkan pria yang lebih banyak menderita apnea atau kondisi medis lain yang dapat mengganggu tidur.
Perubahan-perubahan ini berbarengan dengan perubahan fisik lain. Umumnya dorongan homeostatik untuk tidur lebih dulu menurun, baru diikuti oleh dorongan irama sirkadian untuk terjaga. Sehingga kita sering melihat orang tua yang sebelumnya menderita insomnia, tapi setelah beberapa waktu malah lebih banyak tidur.
Gangguan tidur biasanya muncul dalam bentuk kesulitan untuk tidur, sering terbangun atau bangun terlalu awal. Perubahan normal terjadi secara bertahap sehingga masih menyisakan waktu untuk beradaptasi. Tidak perlu merasa cemas atau kesal karena semuanya berjalan wajar. Atur waktu tidur, ikuti petunjuk sleep hygiene dan cobalah untuk lebih berpikiran positif. Berfokuslah lebih banyak pada vitalitas di siang hari yang segar bugar dibandingkan kualitas tidur malam sebelumnya.
Tidur siang hanya dianjurkan jika memang malam sebelumnya kekurangan tidur. Karena tidur siang akan mengurangi hutang tidur, padahal hutang tidur diperlukan untuk meningkatkan dorongan homeostatik untuk tidur. Tidur selama 15 menit biasanya sudah cukup memberikan kesegaran untuk beraktivitas.
Insomnia, lebih sering menjadi akibat sekunder dari penyakit lain seperti nyeri sendi, osteoporosis, payah jantung, parkinson atau depresi. Jika penyebab utamanya tidak diatasi, dengan sendirinya gangguan tidur tidak akan pernah teratasi. Pada kondisi seperti ini obat tidur bukanlah solusi yang tepat.
Olah raga juga terbukti memperbaiki kualitas tidur pada lanjut usia. Olah raga ringan seperti berjalan kaki, senam atau sekedar peregangan sudah cukup baik. Dengan berolah raga, diharapkan dapat tidur lebih cepat, lebih jarang terbangun dan tidur lebih dalam.
Pandangan umum mengatakan bahwa orang lanjut usia amat mudah lelah sehingga sering tertidur. Kita harus lebih berhati-hati, karena kantuk di siang hari bisa menjadi tanda adanya gangguan selama tidur. Gangguan yang sering diderita adalah Sleep Apnea (OSA) dan PLMS. Pasangan tidur melaporkan adanya suara mendengkur atau tertendang karena gerakan tungkai berulang selama tidur. Keduanya adalah gangguan yang bisa diatasi, sayang jika terlewatkan begitu saja.
Ada seorang ibu lanjut usia yang sudah mulai dianggap lemah, karena
sering mengantuk, mudah lelah, ditambah berbagai penyakit seperti hipertensi
dan pembengkakan jantung sehingga mobilitasnya amat terbatas. Kondisi ini
dianggap wajar oleh keluarganya mengingat usia yang sudah mendekati 80 tahun.
Amat disayangkan, karena anggapan ini salah! Setelah melihat kadar
karbondioksida yang tinggi di dalam darah, dan periode henti nafas di waktu
tidur, ternyata si ibu menderita OSA. Hipertensi dan pembengkakan jantung,
sebenarnya merupakan akibat lanjutan dari OSA. Dengan perawatan yang tepat,
kondisi ini masih dapat diperbaiki, dan kualitas hidupnya pun menjadi lebih
baik.
No comments:
Post a Comment