WHO pada tahun 1946 mendefinisikan sehat sebagai keadaan sempurna
dari fisik, mental, dan sosial semata-mata tidak hanya terbebas dari penyakit
ataupun kecacatan. Sehat merupakan hak setiap orang sehingga peningkatan
derajat kesehatan masyarakat menurut undang-undang merupakan tanggung jawab
setiap orang baik partisipasi masyarakat dan komitmen pemerintah.
Menurut
Hendrik L. Blum terdapat empat faktor utama yang berperan penting dalam
kesehatan yaitu keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain secara dinamis
mempengaruhi derajat kesehatan perorangan dan masyarakat.
II.
Determinan Derajat Kesehatan Penduduk (Henrick
L. Blum)
Keempat
faktor tersebut terdiri dari faktor
perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis
cakupan dan kualitasnya) dan faktor
genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang
mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara
faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling
besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini
disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor
lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh
perilaku masyarakat.
Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji,
masing-masing faktor saling keterkaitan berikut penjelasannya :
1. Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat
memegang peranan penting. Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat
harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya.
Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat menuju satu misi
Indonesia Sehat. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang memiliki
kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan nilai kesehatan
masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan
budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Perilaku masyarakat dalam cara pandang terhadap proses
penyembuhan suatu penyakit memiliki dampak besar pada mutu kesehatan di
masyarakat. Sebagai contoh adalah keyakinan masyarakat terhadap jenis obat atau
produk obat tertentu. Seseorang belum tentu mau membeli obat dengan harga murah
walaupun dengan kualitas yang sama namun harganya lebih mahal. Anggapan bahwa
harga menjamin kualitas menjadi alasan mengapa mereka tidak mau membeli obat
dengan harga murah, walaupun ia berasal dari kondisi ekonomi menengah ke bawah.
Atau contoh lain adalah keyakinan terhadap pengobatan alternatif dibandingkan
dengan datang ke dokter.
Pembuatan peraturan
tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi dengan pembinaan untuk
menumbuhkan kesadaran pada masyarakat. Sebab, apabila upaya dengan menjatuhkan
sanksi hanya bersifat jangka pendek. Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model
harus diajak turut serta dalam menyukseskan program-program kesehatan.
2. Lingkungan
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita
meninjau dari kondisi fisik. Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk
dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit. Hal ini jelas membahayakan
kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat
dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab.
Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu
kesadaran semua pihak.
Puskesmas
sendiri memiliki program kesehatan lingkungan dimana berperan besar dalam
mengukur, mengawasi, dan menjaga kesehatan lingkungan masyarakat. namun
dilematisnya di puskesmas jumlah tenaga kesehatan lingkungan sangat terbatas
padahal banyak penyakit yang berasal dari lingkungan kita seperti diare, demam
berdarah, malaria, TBC, cacar dan sebagainya.
Disamping
lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk
sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi individu satu
dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang
buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.
3. Pelayanan kesehatan
Kondisi
pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat membutuhkan
posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu
dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama untuk pelayanan
kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas
sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar
perananya. sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang membutuhkan
edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai
manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam
menyusun program-program kesehatan. Utamanya program-program pencegahan
penyakit yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka banyak yang jatuh
sakit.
Banyak
kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare, demam berdarah,
malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti jantung
karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya. penyakit itu dapat dengan mudah
dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi
lingkungan dan kesehatannya.
4. Genetik
Nasib
suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Oleh sebab itu kita
harus terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu
berkompetisi dan memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.
Dalam
hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa inilah
perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang. Namun masih
banyak saja anak Indonesia yang status gizinya kurang bahkan buruk. Padahal
potensi alam Indonesia cukup mendukung. oleh sebab itulah program
penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat masih
tetap diperlukan. Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan di
tingkat RT/RW. Dengan berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara dini
status gizi masyarakat dan cepat dapat tertangani.
Program
pemberian makanan tambahan di posyandu masih perlu terus dijalankan,
terutamanya daeraha yang miskin dan tingkat pendidikan masyarakatnya rendah.
Pengukuran berat badan balita sesuai dengan kms harus rutin dilakukan. Hal ini
untuk mendeteksi secara dini status gizi balita. Bukan saja pada gizi kurang
kondisi obesitas juga perlu dihindari. Bagaimana kualitas generasi mendatang
sangat menentukan kualitas bangas Indonesia mendatang.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan
nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara
menyeluruh, berjenjang dan terpadu.
Termasuk didalamnya upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh
potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan,
diperlukan dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh. Subsistem pertama SKN adalah
upaya kesehatan. Salah upaya kesehatan yang dilakukan adalah
dengan membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan langsung dengan peningkatan
upaya kesehatan, salah satunya adalah kebijakan dalam program obat murah untuk
masyarakat.
No comments:
Post a Comment