PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Permasalahan
Kepemimpinan merupakan
sebuah kata yang sering kita dengar atau boleh dikatakan sangat familiar di
telinga kita. Oleh karena itu kita akan membahas lebih dalam mengenai masalah
kepemimpinan. Jika dikaitkan dengan teori yang ada ,kepemimpinan merupakan inti
dari manajemen ,dan bisa dikatakan manajemen tidak dapat dijalankan tanpa
adanya pemimpin. Pemimpin adalah seseorang
atau figur yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain ,yang mana
untuk bersama-sama mencapai tujuan yang dinginkan ,hal ini terlihat dari
kacamata secara objektif.
Untuk itu masalah
kepemimpinan merupakan topik yang sangat menarik untuk terus dibicarakan,
didiskusikan dan dikaji sepanjang abad ini. Hal ini tidak aneh karena sejak
adanya manusia dimuka bumi ini sejak zaman Adam hingga sekarang manusia selalu
bersentuhan dengan yang namanya kepemimpinan. Kenapa? Karena manusia, sebagai
makhluk sosial, selalu hidup berkelompok, saling berinteraksi dan mempunyai
tujuan bersama yang akan dicapai. Tujuan antara manusia satu dan lainnya tentu
saja berbeda, tetapi ada satu atau beberapa tujuan bersama yang menyatukan
kelompok manusia tersebut sehingga mereka bersatu dan bersama-sama bekerja
untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Untuk mencapai tujuan bersama tersebut diperlukan seorang pemimpin yang bisa
memimpin, mengkoordinir dan memandu kelompok manusia tersebut agar bekerja
lebih efektif dan efisien. Makanya tidak aneh kalau setiap kelompok manusia
selalu mempunyai pemimpinnya sendiri-sendiri, baik dari pemimpin sekelas
pemimpin RT, pemimpin kampung, pemimpin desa maupun pemimpin negara, bahkan
pemimpin dunia sekalipun.
Di setiap negara pasti
membutuhkan seorang pemimpin yang mampu untuk memimpin negaranya ke arah yang lebih maju dan membawa rakyatnya agar lebih cerdas. Setiap
rakyat yang mendiami suatu wilayah tertentu atau negara sangat merindukan sosok
pemimpin yang ideal dalam arti sesuai dengan keinginan rakyat yang mampu
mengemban amanat rakyat, mendahulukan kepentingan rakyat dapat dikatakan
seorang pemimpin yang dekat pada rakyat. Memang tidak mudah mencari pemimpin seperti
yang dijelaskan di atas, apalagi jika kita melihat perkembangan jaman sekarang
ini dirasakan sangat susah, banyak sekali pemimpin yang mengobral janjinya
rakyat sehingga membuat harapan semu kepada rakyat. Dalam mendeskripsikan
pemimpin ideal, setiap orang memiliki pandangan yang berbeda ,namun pada inti
persepsi sama yaitu pemimpin yang dapat mensejahterahkan rakyatnya dan dapat
membawa negara pada perkembangan yang lebih baik. Salah jika kita masih
mempunyai asumsi adanya sosok pemimpin yang ideal ,sangat tidak mungkin hal itu
dapat terjadi dengan mendambakan sosok
tersebut di dalam kehidupan nyata ,karena tidak ada manusia yang sempurna di mata
masyarakat.tidak mudah dalam membangun sosok seorang pemimpin yang ideal harus
membutuhkan banyak proses yang dilaksanakan. Banyak sekali tipe-tipe
kepemimpinan ideal ,salah satunya adalah pemimpin karismatik ,dimana seorang
pemimpin yang memiliki daya tarik tersendiri sehingga mampu mempengaruhi orang
lain.
2.
Rumusan Masalah
Ø
Bagaimana menjadi seorang pemimpin karismatik di
mata masyarakat ,kualitas-kualitas yang harus dipenuhi?
Ø
Dampak seperti apakah dengan adanya pemimpin
karismatik dalam memimpin suatu negara?
Ø
Bagaimana seorang pemimpin karismatik
mengimplementasikan visi dan misi pada masyarakat?
PEMBAHASAN
Karismatik merupakan
sebuah fenomena yang langka dan kompleks yang sulit dimanipulasi (Trice &
Beyer, 1993). Orang yang menyokong pelatihan bagi para pemimpin agar menjadi
karismatik telah merendahkan kesulitan mencapai campuran dengan kondisi yang
tepat yang diperlukan bagi terjadinya atribusi karisma. Bahkan saat karisma
dapat dicapai, hal ini merupakan fenomena yang tidak kekal. Kecuali jika
diinstitusionalkan, perubahan yang dilakukan oleh pemimpin yang karismatik
(atau organisasi baru yang didirikan oleh pemimpin itu) tidak akan bertahan.
Bentuk jiwa
kepemimpinan yang tepat di masa reformasi sekarang ini, adalah:
§
Pemimpin harus taat sistem dan peraturan yang
diterapkan di negeri ini.
Hal ini terlihat banyak para pemimpin bangsa
yang terlibat tidak menaati peraturan yang diterapkan oleh negeri kita,
peraturan yang seyogyanya dipatuhi para pemimpin tidak hanya peraturan
perundang-undangan yang tertulis saja, akan tetapi harus juga dipatuhi terhadap
norma-norma dan kaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat kita, sebab budaya
kita selalu menekankan dan menjunjung tinggi moralitas.
§
Pemimpin harus rasional.
Dalam masa yang amat modern sekarang ini sangat
dibutuhkan para pemimpin bangsa yang berfikiran maju dengan hal-hal yang masuk
akal tidak memiliki rasa mistis ,seperti dalam membuat suatu kebijakan harus
mengunakan batu-batu berkhasiat atau menggunakan keris sakti atau berbicara
mengenai pemeliharaan jin.
§
Pemimpin harus mencari solusi masalah yang
tengah dihadapinya.
Pada masa sekarang ini banyak pemimpin yang
pintar berteori, jago berpidato, mahir berkomunikasi, lihai berdebat, dan
pandai mencari popularitas. Namun tidak semua orang bisa menyelesaikan konflik,
merancang kebijakan, mencari solusi, dan menangani masalah-masalah nasional
yang komplek.
§
Pemimpin harus berani mengambil resiko
Artinya pemimpin yang dalam membuat
keputusannya ia rela untuk mencoreng nama baiknya serta menjatuhkan
popularitasnya demi untuk menjadikan kehidupan dan kemajuan yang lebih baik
untuk masa yang akan datang.
§
Pemimpin jangan mengumbar janji.
Banyak pemimpin sekarang ini yang hanya memberikan
janji-janji palsu yang sangat sulit untuk diwujudkan, sebab janji merupakan
utang yang harus dibayar dan selalu diingat kepada orang yang dijanjikan
tersebut.
§
Pemimpin tidak mendewakan kekuasaan.
Pemimpin yang baik hendaknya sadar bahwa
kedudukan yang ia pegang merupakan amanah yang harus dilakukan sebaik mungkin
sebab hal ini menyangkut kehidupan orang banyak. Jangan menyalahgunakan
jabatannya untuk kepentingan diri sendiri, keluarga dan koleganya, tetapi lebih
ditekankan untuk mementingkan masyarakat banyak.
1. Pemimpin
Karismatik Positif dan Negatif
Dalam membedakan antara pemimpin karismatik yang positif dan
negatif telah menjadi masalah bagi teori kepemimpinan. Tidak selalu jelas
apakah seorang pemimpin tertentu harus digolongkan sebagai karismatik positif
atau negatif. Satu pendekatan adalah dengan menguji konsekuensi bagi pengikut.
Karismatik
negatif, memiliki orientasi kekuasaan secara pribadi. Lebih menekankan
identifikasi pribadi daripada internalisasi. Secara sengaja berusaha untuk
lebih menanamkan kesetiaan kepada diri sendiri daripada idealisme. Menggunakan
daya tarik ideologis, tetapi hanya sebagai cara untuk memperoleh kekuasaan. Berusaha
untuk mendominasi dan menaklukkan pengikut dengan membuat mereka tetap lemah dan
bergantung pada pemimpin. Otoritas untuk membuat keputusan penting dipusatkan
pada pemimpin. Keputusan dari para pemimpin ini mencerminkan perhatian yang
lebih besar akan pemujaan diri dan memelihara kekuasaan daripada bagi
kesejahteraan pengikut.
Karismatik
positif, memiliki orientasi kekuasaan sosial. Para pemimpin ini menekankan
internalisasi dari nilai-nilai bukannya identifikasi pribadi. Berusaha untuk
menanamkan kesetiaan kepada diri sendiri. Otoritas didelegasikan hingga batas
yang cukup besar, informasi dibagikan secara terbuka, didorongnya partisipasi
dalam keputusan, dan penghargaan digunakan untuk menguatkan perilaku yang
konsisten dengan misi dan sasaran dari organisasi.
Dampak Negatif dari Karismatik
Dampak negatif yang mungkin terjadi dalam organisasi dipimpin
oleh karismatik adalah:
1. Keinginan
akan penerimaan oleh pemimpin menghambat kecaman dari pengikut.
- Pemujaan oleh pengikut menciptakan khayalan akan tidak dapat berbuat kesalahan.
- Keyakinan dan optimisme berlebihan membutakan pemimpin dari bahaya nyata.
- Penolakan akan masalah dan kegagalan mengurangi pembelajaran organisasi.
- Proyek berisiko yang terlalu besar akan besar kemungkinannya untuk gagal.
- Mengambil pujian sepenuhnya atas keberhasilan akan mengasingkan beberapa pengikut yang penting.
- Perilaku impulsif yang tidak tradisional menciptakan musuh dan juga orang-orang yang percaya.
- Ketergantungan pada pemimpin akan menghambat perkembangan penerus yang kompeten.
- Kegagalan untuk mengembangkan penerus menciptakan krisis kepemimpinan pada akhirnya.
Seseorang pemimpin yang karismatik dapat
mengabaikan atau menolak bukti bahwa visinya tidak realistis dan mengarah
kepada kegagalan. Para pengikut yang percaya pada pemimpin itu akan terhalang
untuk menunjukkan kekurangan atau menyajikan perbaikan yang membuat sebuah
keputusan yang buruk menjadi makin mungkin terjadi.
Di luar semua konsekuensi yang merugikan
tersebut, bahkan seseorang pemimpin yang karismatik tidak terkutuk untuk gagal.
Terdapat banyak contoh mengenai karismatik narsistik yang mendirikan kerajaan
politis, mendirikan perusahaan yang makmur atau memulai sekte agama baru dan
mempertahankan kendali atas mereka disepanjang masa hidup mereka. Keberhasilan
yang terus menerus mungkin bagi pemimpin yang memiliki keahlian untuk membuat
keputusan yang baik, keterampilan politis untuk mempertahannkan kekuasaan, dan
keberuntungan yang baik untuk berada dalam situasi yang menguntungkan.
Dampak Positif dari Karismatik:
Pemimpin yang karismatik positif biasanya
menciptakan sebuah budaya yang berorientasi keberhasilan, sistem kinerja tinggi,
atau organisasi yang dipicu oleh nilai secara langsung. Jika diperpanjang
sebagai mode operasi normal, budaya keberhasilan tunggal akan menciptakan
tekanan yang berlebihan, dan para anggota yang tidak mampu menoleransi tekanan
ini akan mengalami penyimpangan psikologis. Sebuah budaya keberhasilan dalam
satu subunit dari organisasi yang besar dapat mengakibatkan sifat elite,
isolasi, dan kurangnya kerja sama yang dibutuhkan dengan subunit lainnya.
Harrison menyimpulkan bahwa kondisi yang tidak terlalu menuntut, budaya itu
harus memiliki keseimbangan yang lebih baik antara masalah tugas dan masalah
manusia.
2. Implikasi
Praktis bagi Organisasi
Kepemimpinan karismatik itu beresiko.
Tidaklah mungkin memprediksikan hasilnya saat orang memberikan terlalu banyak
kekuasaan kepada seorang pemimpin dengan harapan yang sering kali tidak
rasional agar ia benar-benar mampu memberikan sebuah visi masa depan yang lebih
baik. Kekuasan itu seringkali disalahgunakan sementara visi itu tetap menjadi
mimpi yang kosong. Sejarah telah dipenuhi oleh para pemimpin karismatik yang
telah menyebabkan kematian yang tidak terhingga banyaknya, kehancuran, dan kesengsaraan
dalam prosesnya membangun sebuah kerajaan, memimpin sebuah revolusi, atau
mendirikan sebuah agama baru.
Kepemimpinan karismatik mengimplikasikan
perubahan radikal dalam strategi dan budaya dari sebuah organisasi, yang
mungkin tidak perlu atau tidak tepat bagi organisasi yang saat ini telah makmur
dan berhasil. Sulit untuk membuat perubahan radikal dalan sebuah organisasi
jika tidak ada krisis yang jelas. Jika terdapat sebuah koalisi yang kuat yang
dipimpin oleh pemimpin karismatik yang memiliki visi yang bertentangan,
organisasi dapat dirobek olek konflik yang mengganggu. Dalam hal ini menyatakan
bahwa banyak pemimpin karismatik merasa amat sulit menerapkan visi radikal
mereka dalam sebuah organisasi baru (misalnya, sebuah bisnis baru, partai
politik, atau pergerakan sosial yang baru).
Akhirnya, kebanyakan penelitian deskriptif
menyatakan bahwa seorang pemimpin karismatik tidak perlu mencapai perubahan
besar dalam sebuah organisasi. Penelitian ini menemukan bahwa perubahan yang
berhasil biasanya dihasilkan dari proses pemimpinan tranformasional, bukan dari
tindakan seorang pemimpin yang karismatik
Menurut teori ciri kepemimpinan, ciri kepribadian, sosial,
fisik dan intelektual yang menentukan keberhasilan seorang pemimpin.
Berdasarkan riset yang telah dilakukan para ahli, terdapat 6 (enam) ciri
pemimpin yang menentukan keberhasilan dalam memimpin, yaitu:
- Adanya ambisi dan energi.
- Hasrat untuk memimpin.
- Kejujuran dan integritas
- Percaya diri.
- Kecerdasan dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan.
Ada satu hal lagi yang menurut penulis sangat menentukan
keberhasilan seorang pemimpin, yaitu karisma. Karisma adalah suatu pesona
seorang pemimpin dimata konstituennya yang menjadikan mereka mau dan dengan
senang hati dipimpin oleh pemimpin tersebut.
Terdapat perbedaan pendapat terkait dengan karisma ini.
Pendapat pertama, mengatakan bahwa karisma seorang pemimpin berasal dari
“sono”nya, artinya karisma tersebut muncul pada seorang pemimpin karena faktor
keturunan. Sebagai contoh, seorang Megawati Sukarno Putri dianggap memiliki
karisma yang besar dimata pendukungnya. Karisma ini cenderung berasal dari
orangtuanya yaitu Presiden Soekarno, presiden pertama RI. Mustahil Megawati
bisa menjadi seperti sekarang ini jika dia bukan putri dari Soekarno. Pendapat kedua,
menyatakan jika karisma itu dapat dibentuk dan diciptakan. Menurut pendapat
ini seorang pemimpin karismatik adalah seorang pemimpin yang mempunyai pribadi
yang menarik, mencintai rakyatnya dan memperjuangkan aspirasi rakyat yang
dipimpinnya. Caranya bermacam-macam, bisa dengan usaha pribadi untuk membentuk
perilaku sebagaimana seorang pemimpin karismatik ataupun dengan cara
pembentukan opini tentang kekarismaan seseorang yang ingin dimunculkan sebagai
pemimpin karismatik. Pembentukan opini ini dapat efektif dilakukan dengan
bantuan media masa untuk kondisi sekarang, sedangkan pada masa dahulu dilakukan
dengan “gethok tular” dari mulut ke mulut yang dibumbui dengan cerita tentang
kepahlawanan, kesaktian ataupun kelebihan-kelebihan lainnya yang dipunyai oleh
pemimpin tersebut.
Karisma sebenarnya dapat dibedakan atas 2 (dua) hal, yaitu :
Ø
Karisma yang sebenarnya (asli)
Yang dimaksud dengan karisma yang sebenarnya
adalah kondisi riil tentang pesona pribadi seorang pemimpin. Pesona pribadi ini
dikaitkan dengan kepribadian yang mengesankan, penampilan fisik yang menarik,
daya empati kepada konstituennya, kedekatan dan keakraban dengan rakyatnya,
pengorbanan nya dan memperjuangkan aspirasi pengikutnya.
Contoh riil karisma yang sebenarnya melekat
pada pemimpin ini adalah kisah Nabi Musa. Bagaimana Nabi Musa sangat dicintai
oleh Bani Israil, pengikutnya, karena pengorbanan dan perjuangan beliau dalam
membela rakyat yang dipimpinnya. Karismanya memancar karena pribadi beliau yang
menarik, penuh empati dengan rakyat, dan perjuangan beliau demi rakyat yang
dipimpinnya dalam melepaskan diri dari penjajahan Belanda.
Ø
Karisma imitasi
Yang dimaksud dengan karisma imitasi adalah
karisma yang berusaha dilekatkan pada seseorang dengan berbagai macam cara
walaupun sebenarnya orang tersebut tidak mempunyai kekuatan kepribadian yang
memancarkan karisma yang sesungguhnya. Jadi, sebenarnya orang tersebut tidak
mempunyai sifat-sifat pribadi yang memunculkan karisma, tetapi dengan bantuan
orang lain dan dengan cara-cara tertentu berusaha dipublikasikan kepada
pengikut atau rakyatnya tentang karisma tokoh tersebut. Untuk kondisi sekarang,
cara yang paling efektif adalah dengan memanfaatkan jaringan media massa secara
intens.
Contoh untuk kondisi ini adalah kisah
Megawati Soekarno Putri. Secara jujur kita mengetahui bahwa secara riil
sebenarnya Megawati tidak memiliki karisma yang sebenarnya. Beliau tidak
mempunyai kekuatan pribadi yang memancarkan pesona karisma sebagai seorang
pemimpin. Namun dalam kondisi nyata beliau dianggap sebagai seorang pemimpin
yang mempunyai karisma sangat besar di mata rakyatnya.
Seorang pemimpin tidak harus mempunyai karisma yang tinggi.
Karisma hanyalah salah satu dari syarat untuk menjadi pemimpin. Bisa jadi
seseorang menjadi pemimpin hanya karena faktor keturunan yang mewarisi
kepemimpinannya dari orangtuanya, misalnya kasus tentang para raja zaman dahulu
yang umumnya mewariskan tahtanya kepada anaknya. Atau bisa juga seseorang
menjadi pemimpin karena secara kebetulan saja.
Belum tentu juga seseorang yang mempunyai karisma yang tinggi
dapat menjadi pemimpin yang sukses. Karena kepemimpinan bukan hanya ditentukan
oleh karisma saja. Sebagai contoh adalah kisah Pak Yusuf diatas. Secara pribadi
beliau mempunyai karisma yang tinggi, tetapi beliau bukan seorang tokoh atau
pemimpin, dia hanyalah seorang penjaga masjid.
Jika seseorang mempunyai karisma tinggi dan memegang jabatan
sebagai seorang pemimpin, dia mempunyai peluang yang besar untuk menjadi seorang
pemimpin yang sukses. Namun di atas pemimpin yang sukses masih ada level yang
lebih tinggi lagi buat pemimpin yang sukses, yaitu menjadi seorang pahlawan.
Seorang pahlawan mempunyai jasa yang sangat besar terhadap rakyatnya dan akan
terus diingat oleh rakyat yang dipimpinnya hingga beberapa generasi bahkan akan
terus hidup dihati generasi sesudahnya. Untuk menjadi seorang pahlawan tidak
cukup dengan syarat-syarat menjadi pemimpin di atas, namun diperlukan kondisi
khusus yang akan dapat menjadikan seorang pemimpin itu pahlawan. Sejarah hanya
menyediakan sedikit peluang dan kesempatan buat para pemimpin untuk menjadi
seorang pahlawan
Ciri dan Perilaku Pemimpin
Atribusi pengikut dari karisma bergantung
pada beberapa jenis perilaku pemimpin. Perilaku ini tidak diasumsikan untuk ada
dalam setiap pemimpin karismatik hingga batas yang sama, dan relatif pentingnya
setiap jenis perilaku untuk atribusi dari karisma bergantung hingga suatu batas
pada situasi kepemimpinan.
Karisma akan lebih mungkin dihubungkan dengan pemimpin yang
menyarankan sebuah visi yang amat tidak sesuai denga status quo, tetapi masih
dalam ruang gerak penerimaan oleh para pengikut. Yaitu, para pengikut tidak
akan menerima visi demikian sebagai tidak kompeten atau gila. Para pemimpin
yang tidak karismatik biasanya mendukung status quo atau hanya memberikan
sedikit atau tambahan perubahan.
Karisma akan lebih mungkin dihubungkan dengan pemimpin yang
bertindak dalam cara yang tidak konvensional untuk mencapai visi itu. Metode
pemimpin untuk mencapai sasaran yang ideal harus berbeda dari cara konvensional
melakukan sesuatu untuk mengesankan pengikut bahwa pemimpin adalah luar biasa.
Penggunaan strategi inovatif yang terlihat menghasilkan atribusi keahlian superior
kepada pemimpin dari pengikutnya.
Para pemimpin akan lebih mungkin dipandang
sebagai karismatik jika mereka membuat pengorbanan diri, mengambil resiko
pribadi, dan mendatangkan biaya tinggi untuk mencapai visi yang mereka dukung.
Kepercayaan terlihat menjadi komponen penting dari karisma, dan pengikut lebih
mempercayai pemimpin yang kelihatan tidak terlalu termotivasi oleh kepentingan
pribadi daripada oleh perhatian terhadap pengikut. Yang paling mengesankan
adalah seorang pemimpin yang benar-benar mengambil resiko kerugian pribadi yang
cukup besar dalam hal sataus, uang, posisi kepemimpinan atau keanggotaan dalam
organisasi.
Para pemimpin yang kelihatan percaya diri mengenai usulan
mereka akan lebih mungkin dipandang sebagai karismatik daripada para pemimpin
yang kelihatan ragu dan bingung. Kecuali pemimpin menyampaikan kepercayaan
diri, keberhasilan dari sebuah strategi yang inovatif dapat lebih dihubungkan
dengan keberuntungan daripada keahlian. Keyakinan dan antusiasme seorang
pemimpin dapat menular. Para pengikut yang yakin pemimpin tahu bagaimana
mencapai sasaran bersama akan bekerja lebih keras, yang karenanya meningkatkan
kemungkinan keberhasilan yang nyata.
Para pengikut akan lebih mungkin
menghubungkan karisma dengan para pemimpin yang menggunakan pembuatan visi dan
daya tarik persuasif daripada dengan pemimpin yang menggunakan otoritas atau
proses keputusan partisipatif. Para pemimpin yang menggunakan otoritas untuk
menerapkan sebuah strategi inovatif untuk mencapai sasaran penting dapat memperoleh
lebih banyak kekuasaan keahlian jika strateginya berhasil, tetapi kecuali
mereka menyampaikan sebuah visi yang menarik untuk membenarkan strategi itu,
mereka tidak mungkin terlihat karismatik. Hal serupa, seorang pemimpin yang
meminta pengikut untuk bertemu sebagai sebuah kelompok untuk mengembangkan
sebuah strategi konsensus bisa memiliki pengikut yang puas dan amat
termotivasi, tetapi pemimpin tidak akan terlihat luar biasa.
Risiko yang ada dalam penggunaan strategi baru membuat
penting bagi pemimpin untuk memiliki keterampilan dan keahlian untuk membuat
penugasan yang realitis dari batasa lingkungan dan kesempatan untuk menerapkan
strategi itu. Penentuan waktu adalah kritis; strategi yang sama bisa berhasil
pada satu waktu tetapi sepenuhnya gagal jika diterapkan lebih awal atau
terlambat. Para pemimpin harus sensitif terhadap kebutuhan dan nilai-nilai
pengikut dan juga dengan lingkungan untuk mengenali sebuah visi yang inovatif,
relevan, tepat waktu dan menarik.
Proses Pengaruh
Proses pengaruh utama adalah identifikasi
pribadi, yang pengaruhnya diperoleh dari keinginan seorang pengikut untuk
menyenangkan dan meniru pemimpinnya. Pemimpin yang karismatik terlihat begitu
luar biasa, disebabkan oleh wawasan strategis mereka, pendirian yang kuat, keyakinan
diri, perilaku yang tidak konvensional dan energi yang dinamis, bahwa bawahan
mengidolakan pemimpin mereka dan ingin menjadi seperti mereka. Persetujuan
pemimpin menjadi sebuah ukuran dari nilai dan diri bawahan itu sendiri.
Persetujuan ini memperlihatkan dengan pujian dan pengakuan akan perilaku dan
keberhasilan bawahan, yang membangaun keyakinan diri dan rasa kewajiban yang
lebih dalam untuk memenuhi harapan pemimpin itu di masa mendatang. Para
pemimpin yang karismatik menciptakan sebuah rasa mendesak yang membutuhkan
upaya yang lebih besar dari bawahan untuk memenuhi harapan yang tinggi. Banyak
bawahan dari pemimpin karismatik melaporkan bahwa keinginan akan persetujuan
pemimpin adalah sumber motivasi mereka yang utama. Pada waktu yang sama,
terbukti bahwa pengikut juga termotivasi oleh ketakutan mengecewakan pemimpin
dan ditolak.
Pengaruh dari seorang pemimpin yang karismatik juga
disebabkan oleh internalisasi dari nilai dan keyakinan baru oleh para pengikut.
Conger (1989) menekankan bahwa penting bagi para pengikut untuk mengambil sikap
dan keyakinan pemimpin tentang pekerjaan daripada hanya meniru aspek buatan
dari perilaku pemimpin seperti perangai, gerak tubuh, dan pola bicara. Seorang
pemimpin yang karismatik yang menyatakan visi yang memberikan inspirasi
berfungsi sebagai sebuah sumber motivasi intrinsik untuk menjalankan misi
organisasi.
Kondisi yang Memudahkan
Variabel kontekstual amatlah penting bagi
kepemimpinan karismatik karena atribusi dari kemampuan luar biasa bagi seorang
pemimpin kelihatannya langka dan bisa amat bergantung pada karakteristik dari
situasi. Satu variabel situasional penting adalah kekecewaan pengikut. Para
pemimpin karismatik akan lebih mungkin untuk muncul saat terjadi krisis. Namun,
tidak seperti Weber (1947), Conger dan Kanungo tidak mempertimbangkan krisis
objektif menjadi sebuah kondisi yang perlu bagi kepemimpinan karismatik. Bahkan
saat tidak hanya krisis asli, seorang pemimpin dapat menciptakan ketidakpuasan
dengan kondisi saat ini dan secara simultan memberikan sebuah visi dari masa
depan yang lebih menjanjikan. Pemimpin dapat menimbulkan sebuah krisis saat
sebelumnya tidak ada, membuat panggung untuk memperlihatkan keahlian yang
superior dalam menghadapi masalah dengan cara yang tidak konvensional. Hal
serupa, pemimpin dapat mampu mendiskreditkan cara lama yang telah diterima
dalam melakukan sesuatu untuk menyiapkan panggung untuk mengusulkan cara-cara
baru. Dampak dari strategi yang tidak konvensional adalah lebih besar saat
pengikut merasa bahwa pendekatan konvensional tidak lagi efektif.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dengan apa yang telah dijelaskan di atas
mengenai sosok pemimpin karismatik mulai dari
bentuk jiwa seorang pemimpin ,kualitas-kualitas yang harus dipenuhi
,proses apa saja yang dilaluinya ,memberikan dampak apa saja dengan adanya
seorang pemimpin karismatik dalam suatu negara meliputi dampak positif maupun
negatif dan implikasi yang terjadi adanya
seorang pemimpin ,maka kita dapat
menarik suatu kesimpulan untuk memberikan pengertian secara garis besar tentang
sosok pemimpin yang karismatik. Karismatik merupakan sebagai hasil persepsi
para pengikut dan atribut-atribut yang dipengaruhi oleh kumpulan-kumpulan aktual
dan perilaku para pemimpin dalam konteks situasi kepemimpinan dan dalam
kebutuhan-kebutuhan individual maupun kolektif para pengikutnya. Bila dikaitkan
dengan seorang pemimpin ,bagaimana sosok tesebut dapat mengapresiasikan
kekuatan yang luar biasa untuk memimpin suatu organisasi sehingga banyak orang
berperilaku sesuai keinginan pemimpin atau dapat dikatakan menjadi pengikutnya
yang setia karena sosok tersebut
memiliki daya tarik yang kuat. Kemunculan sosok pemimpin yang karismatik
lebih banyak ditimbulkan oleh suatu keadaan yang tengah dihadapkan oleh sebuah
krisis. Seorang pemimpin karismatik harus memiliki visi dan misi yang jelas
,dimana visi tersebut harus disesuaikan oleh perkembangan jaman yang mungkin
banyak terjadi perubahan tak terduga.
Oleh karena itu, Pemimpin yang karismatik terlihat begitu
luar biasa, disebabkan oleh wawasan strategis mereka, pendirian yang kuat,
keyakinan diri, perilaku yang tidak konvensional dan energi yang dinamis, bahwa
bawahan mengidolakan pemimpin mereka dan ingin menjadi seperti mereka.
b.
Saran
Seorang pemimpin tidak harus mempunyai karisma yang tinggi.
Karisma hanyalah salah satu dari syarat untuk menjadi pemimpin. Bisa jadi
seseorang menjadi pemimpin hanya karena faktor keturunan yang mewarisi
kepemimpinannya. Keberhasilan seorang pemimpin karismatik tidak dapat diukur
secara cepat dibutuhkannya suatu proses yang panjang untuk menentukannya dan ini bukan hal yang
mudah. Dengan adanya seorang pemimpin karismatik berarti kita mengharapkan
sesosok pemimpin yang ideal. Para pemimpin akan lebih mungkin dipandang sebagai
karismatik jika mereka membuat pengorbanan diri, mengambil resiko pribadi, dan
mendatangkan biaya tinggi untuk mencapai visi yang mereka dukung. Hal yang
perlu ditekankan yaitu banyak tipe-tipe pemimpin salah satu pemimpin yang
berkarisma pada intinya semua pemimpin harus mampu mengemban amanat rakyat
untuk meningkatkan kesejahteran rakyat maka dari itu diperlukan sesosok
pemimpin sesuai dengan hati nurani rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Wang Muba.2009 “Teori konsep diri dan
Teori Atribusi serta konsekuensi dari kepemimpinan”, www.google.com,
Diakses tanggal 28 April 2009.
Arissetyadi’s Blog. 2007, “Pemimpin yang Karismatik”.www.google.com,
Diakses tanggal 28 April 2009.
Bagus
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan atas tanggapannya, semoga bermanfaat serta bisa saling share.
Deletebagus
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan atas tanggapannya, semoga bermanfaat serta bisa saling share.
Deletesangat membantu.. terima kasih
ReplyDeleteAlhamdulillah... Terima kasih sudah berkunjung dan atas tanggapannya, semoga bermanfaat serta bisa saling share.
Delete