Setelah Re-Code dilakukan, maka
yang harus dilakukan supaya perubahan bisa berputar sendiri dan bergerak secara
mekanistik karena Re-Code tidak bisa hanya dilakukan sekali saja. Dalam
manajemen, salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan memanfaatkan
tekanan (pressures). Ada lima bentuk tekanan yang digunakan manusia
untuk menggulirkan perubahan terus menerus, yaitu tekanan untuk tumbuh (Growth
Pressures), tekanan kerjasama (integration & Collaboration Pressures),
tekanan-tekanann identitas, tekanan CEO baru (New Broom Pressures), dan
tekanan-tekanan kekuasaan dan politik organisasi (Power & Political
Pressures).
1. Growth
Pressures
Pemimpin dapat menciptakan
perubahan dengan menetapkan target pertumbuhan yang besar. Dalam filosofi
teleology, perubahan dicanangkan melalui sasaran (goals) dan diniatkan
(purposeful). Dubai misalnya, semula hanya terdiri atas areal padang pasir yang
tandus, kemudian diciptakan perubahan yang sungguh-sungguh diniatkan melalui
sebuah rencana besar. Sekarang Dubai telah berubah menjadi kawasan bisnis yang
ramai dan bahkan mendapat julukan sebagai Hongkong of the Middle East.
2. Integration
& Collaboration Pressures
Perubahan juga dapat
diciptakan dengan membuat link antara entitas kita dengan entitas milik orang
atau bangsa lain yang mempunyai standar yang tinggi. Bentuknya bisa
bermacam-macam, mulai dari merger semu (misalnya aliansi), jejaring horizontal
dan vertikal, sampai merger yang sebenarnya. Misal: Airlines yang
tergabung dalam Star Alliance mau tidak mau harus saling menyesuaikan satu
dengan yang lainnya mengikuti standar paling tinggi yang telah diciptakan oleh
para pemimpin pasar. Mereka bukan hanya harus melakukan investasi dalam bentuk
IT (information technology) saja, melainkan juga dalam bentuk pelayanan (inflight
maupun pre boarding), cara berkomunikasi, pengembangan produk, inflight
entertainment) sampai pada hal-hal kecil lainnya. Semua bentuk integrasi di
atas akan memperkuat Re-Code dengan sejumlah syarat. Pertama, para
pemimpin pihak-pihak yang terkait bersedia melakukan kerja keras mengikuti
standar tertinggi yang tersedia. Kedua, sistem yang baru memungkinkan untuk
mendatangkan eksekutif-eksekutif baru yang bukan berasal dari dalam dan ada
keterbukaan dalam berinteraksi. Ketiga, sistem ini memilki kemampuan menerima
umpan balik yang positif dari luar maupun dalam entitas usaha.
3. Identity
Pressures
Menjadi semakin dewasa ternyata membuat segala
sesuatu menjadi semakin kompleks. Manusia yang bersekolah semakin tinggi bisa
menjadi pandai sekaligus bisa menjadi complicated. Kecuali seseorang
berpikir terbuka dan mau memperbaiki cara berpikirnya, maka ia bisa menyulitkan
orang lain. Orang-orang kompleks jalan berpikirnya seperti kumpulan
benang-benang kusut yang terjalin berantakan sehingga sulit sekali dipakai
untuk mengambil keputusan.
Hal yang sama juga terjadi pada organisasi.
Kala entitas usaha tumbuh, organisasi bukan cuma terus melakukan hal-hal yang
lama. Manusia tidak dengan sendirinya membuang hal-hal yang sudah usang saat
mengadopsi hal-hal yang baru dalam hidupnya. Kalau hal itu terus dibiarkan,
maka entitas akan mengalami krisis identitas dengan segmen pasar yang tidak
tajam, terkesan kuno, dengan logo lama yang tidak pernah diremajakan karyawan
yang berbeda dari yang dituntut pasar.
4. Tekanan
CEO Baru (New Broom Pressures)
Dewasa ini semakin
disadari bahwa tidak mudah melakukan Re-Code dengan mengandalkan tenaga-tenaga
yang sudah lama berada di dalam. Dalam beberapa hal, datangnya pemimpin baru
yang berasal dari luar sama sekali dapat memperkuat Re-Code. Memang
tidak semua pemimpin “impor” dapat membantu Re-Code dan tidak semua
pemimpin “pribumi” yang tidak berorientasi pada pembaharuan. Keduanya sama-sama
memiliki potensi yang sama untuk memperkuat Re-Code, sepanjang mau
membuka pikiran, tidak terlalu percaya dengan cara pandang lama, dan mau
bertindak seperti seorang turis yang selalu bertanya dalam keterasingan.
Masalah lain yang dihadapi pemimpin dari dalam adalah adanya Hard Code
berupa peninggalan tradisi yang cenderung kembali pada pengalaman masa lalunya.
Hanya bila ia pernah merasakan ketidaknyamanan dengan masa lalu, maka ia baru
membuat sejarah baru. Dalam beberapa hal, pengalaman masa lalu memang bisa
mempercepat pemahaman tetapi ia juga berpotensi menghapuskan pandangan ke
depan. Manusia bisa menjadi terikat dengan segala sesuatu di masa lalu,
membentengi diri dari serangan-serangan pemain-pemain baru dengan penyangkalan
habis-habisan. Oleh karena itu, wajarlah bila beban Re-Code mulai banyak
diharapkan dari eksekutif “impor”, khususnya pada organisasi-organisasi yang
sudah sangat terikat oleh tradisi. Hadirnya CEO baru yang masih muda, yang
bersemangat tinggi, dengan cara pandang baru, dapat mendorong lahirnya
perubahan-perubahan.
5. Tekanan-tekanan
kekuasaan dan Politik Organisasi (Power and Political Pressures)
Politik bukan hanya ada di
level pemerintahan. Proses politik, dengan nuansa yang berbeda juga ada pada
level institusi. Pada level ini, pertarungan antar kepentingan yang
berbeda-beda sangat mungkin terjadi. Dua orang dengan kepentingan yang berbeda
akan berbeda pendapat dan masing-masing akan membentuk koalisi untuk
mempertahankan tesisnya. Ketika kelompok yang berkuasa tergelincir, maka
kelompok yang baru berkuasa akan memobilisasi kekuatan untuk mengubah arah.
Mereka juga akan melakukan upaya-upaya pembaharuan menurut versi mereka.
Perubahan koalisi dapat menimbulkan perubahan yang mendasar, karena organisasi
pada dasarnya merupakan cerminan dari pandangan orang atau kelompok yang
mendominasinya. Dominasi suatu kelompok dapat memberi warna, perialaku, sampai
pada kebiasaan-kebiasaan yan ada di dalam organisasi. Tetapi perubahan dengann
cara ini hanya akan menghasilkan kinerja yang positif manakala didasarkan oleh
prinsip-prinsip yang logis dan professional.
No comments:
Post a Comment