Oleh David C. McCelland
Banyak orang di dunia ini, secara psikologis, dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu kelompok minoritas yang berkompetisi dengan kesempatan
dan keinginan untuk bekerja keras dalam mencapai suatu kesuksesan, dan kelompok
mayoritas yang tidak peduli dengan itu semua.
Selama dua puluh tahun, para psikolog mencoba meredam misteri tentang
dikotomi ini, kebutuhan ini adalah target, kecelakaan, keturunan, atau hasil
dari lingkungan?. Apakah hasil kerja personal, motivasi manusia yang tertutup,
atau kombinasi dari keduanya?. Lebih penting dari itu apakah ini adalah cara
untuk mencapai sukses ketika dalam lingkup kelompok. Siapa yang mengerti akan
hal itu?.
Ketika kita tidak mempunyai jawaban yang lengkap dari pertanyaan itu,
pekerjaan yang kita kerjakan memberi sebagian jawabannya. Ini adalah keinginan
alami manusia, keinginan akan banyak hal, dapat dicari, dicoba, tentunya dalam
lingkup suatu kelompok.
Kita coba ambil satu contoh, beberapa tahun yang lalu, penelaahan secara
seksama dilakukan oleh 450 pekerja yang dikeluarkan dari perusahaan di Erie,
Pennsylvania. Para pekerja tersebut sebagian besar hanya diam di rumah dan
hanya sibuk menunggu lowongan pekerjaan dari Jasa Pelayanan Pekerjaan Amerika
Serikat. Tapi kelompok minoritas dari mereka mempunyai sifat yang berbeda, ketika
hari itu mereka diberhentikan dari pekerjaan, mereka langsung sibuk mencari
pekerjaan.
Mereka mencari di Kantor tenaga Kerja Pennsylvania, mereka sibuk belajar
cara membuat surat, teknik mengawasi organisasi, sibuk di gereja, dan masuk
dalam organisasi lainnya. Mereka mengikuti pelatihan untuk menambah keahlian,
sedangkan kelompok mayoritas hanya menunggu jawaban dari Kantor Tenaga Kerja
tersebut. Akhirnya kelompok minoritas tersebut menjadi berbeda, setiap orang
mempunyai cara tersendiri dalam mengatasi masalah, mereka butuh pekerjaan,
uang, makanan, tempat tinggal, keamanan pekerjaan, dsb. Hanya kelompok
minoritas yang punya perhatian dalam mencari apa yang mereka inginkan. Kenapa?
Ahli psikologi percaya bahwa mereka bisa menjawab pertanyaan tadi, mereka
mempunyai semangat untuk berubah dalam diri dan mampu merubahnya menjadi suatu
kesenangan, itu yang disebut dengan “Motif A”, yang artinya mempunyai semangat
lebih dari orang lain.
Ketika menghadapi situasi pekerjaan berat mereka merancang tujuan mereka
dan mengukur seberapa besar kesulitan yang akan dihadapi. Di Laboratorium Psikologi,
situasi seperti itu bisa diciptakan dengan mudah dengan cara yang sederhana,
hanya dengan menyuruh melemparkan cincin ke kail dengan jarak tertentu,
kebanyakan orang akan melempar secara acak, kadangkala dekat lalu jauh (tidak
konsisten), tetapi untuk orang dengan “Motif A” akan bertindak seksama, mereka
berdiri agak dekat dengan jarak yang tidak terlalu dekat ataupun tidak terlalu
jauh dan mereka yakin dengan posisi itu bahwa tujuan dapat dengan mudah diraih.
Dengan cara itu mereka mampu menggapai tujuan yang mereka rancang, perkiraannya
sepertiga dari tujuan mereka akan berhasil, mereka selalu merancang kesempatan
sekecil apapun untuk diri mereka sendiri.
Tapi mereka berpikir secara egois, tidak berani mengambil risiko/bermain
judi, tidak berani melempar dadu padahal sepertiga kesempatan tersebut berbuah
keberhasilan, sepertiga untuk pemecahan masalah dan sisanya tergantung nasib.
Mereka berpikir dan bertindak seperti bermain judi hanya untuk orang yang tidak
mempunyai prinsip meskipun hasilnya cenderung sama. Mereka memilih bekerja
dengan masalah daripada berganti dengan kegiatan yang lain.
Tujuan mereka adalah fokus pada tujuan pribadi daripada hadiah dari
keberhasilannya. Keunggulan adalah karakteristik orang dengan “Motif A”,
pilihan paling kuat dalam bekerja dan fokus
pada umpan balik dari pekerjaannya. Misalnya dalam bermain golf, menjadi salesman, tapi tidak untuk seorang
pengajar/pembimbing konseling. Pemain golf mengetahui dengan pasti nilai
pukulan mereka di bawah par antara dirinya dengan lawan sehingga bisa mengukur
hasil kerja keras mereka dengan lawan yang mereka hadapi. Sementara seorang
pengajar tidak ada umpan balik yang nyata seberapa baik mereka mengajar
murid-muridnya.
Keinginan Manusia Tipe-n
Bagaimana kita mengerti orang yang berperilaku seperti itu?. Jawaban
sederhana karena mereka menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan sesuatu yang
dirasakan lebih baik. Dalam kenyataannya, ahli psikologi mengukur kekuatan tipe
A dengan mengambil sampel secara langsung (membuat cerita dari suatu gambar)
dan menghitung frekuensi dia bercerita dibanding dengan sampel lain. Hasilnya
objektif karena merupakan hasil analisis komputer dengan hasil berupa nilai n,
tidak terlalu sulit untuk memahami mengapa seseorang berpikir ingin lebih,
seperti mencari pekerjaan, menjadi orang sederhana, pencapaian tujuan, tidak
suka bermain judi (berpikir bahwa tidak ada batasan tujuan), mempersiapkan
situasi kerja yang akan dihadapi. Tapi kenapa banyak orang mencari jawaban
lain. Mereka berharap mendapat jawaban dari pengarahan orang tua di rumah yang
memberi semangat dan motivasi, orang yang mempunyai semangat, mempunyai sifat
yang luar biasa tapi tidak mempunyai wewenang dalam pencapaian tujuan anda.
Pengetahuan adalah cara yang tepat dalam membantu ide dalam pencapaian
motivasi. Contoh, banyak kebijakan umum tentang bisnis sebagian besar berdasarkan
orang yang bekerja keras, jika mereka mempunyai suatu ide itu dianggap tidak
salah, karena mereka adalah acuan kebijakan tersebut. Terbukti hanya 50%
mayoritas pencari kerja di Erie yang termasuk tipe-n sisanya tidak suka bekerja
keras, atau terkadang bekerja keras ketika ada sesuatu yang lebih (balas jasa).
Apakah ini bisa disimpulkan bahwa pekerja di Erie tidak mempunyai motivasi
pribadi. Tapi itu semua tergantung dari motif yang ditampilkan dari cara mereka
tersendiri, dan hanya termotivasi ketika ada pilihan A, B, atau C yang
dirasakan lebih menguntungkan.
Penemuan sederhana bahwa para pekerja berpikir mereka harus memilih partner dari teman sendiri? Atau orang
lain yang tahu cara mengatasi masalah. Itu semua tipe-n yang lebih tinggi
(ingin punya tujuan), meskipun termasuk tipe-n yang rendah (ingin punya
kerabat/bersosialisasi) yang juga memilih teman terbaik. Itu semua bukan
motivasi, tetapi motif sederhana yang terlalu kuat dibandingkan beban kerja
yang dihadapi. Keinginan lain dipelajari oleh ahli psikologi, secara mudahnya,
keinginan akan kekuatan sering kali membuat pusing dan menghambat pencapaian
tujuan karena keduanya merupakan kegiatan yang berdiri sendiri. Orang yang
dengan keinginan akan kekuatan ingin mempunyai perhatian, pengakuan, dan
cenderung mengatur orang lain. Mereka lebih aktif dalam kehidupan politik dan
terutama jalan untuk mengontrol komunikasi baik dari tingkat atas maupun sampai
tingkat bawah, orang semacam ini mempunyai nilai n tinggi tetapi tidak fokus
dalam menyelesaikan masalah dan pekerjaan sehari-hari .
Kita bisa mempelajari bahwa tidak semua pencari kerja punya tujuan yang
besar, mempunyai nilai n tinggi. Ilmuwan besar, singkatnya mereka bekerja dengan
karakteristik dan motif yang lain. Seorang politikus harus mempunyai kekuatan
lebih dalam hubungan, ilmuwan harus mampu bekerja dalam waktu relatif lama
tanpa adanya umpan balik dari orang lain. Di lain pihak, seorang pembisnis
dengan posisinya mempunyai peran yang nyata, jika dia seorang sales maka mempunyai nilai n yang
tinggi. Situasi ini nyata di kalangan komunis di negara Polandia, dalam bidang
ekonomi, seorang manajer disebut sukses apabila ia mampu memanfaatkan waktu,
pengaturan tujuan, dan menjaga kestabilan bisnis mereka.
Motivasi dan Separuh Kebenaran
Sejak penelaahan seksama tentang motivasi yang merupakan setengah dari
kebenaran, itu juga diikuti bahwa kebenaran adalah ketika orang menceritakan motif/alasannya.
Setelah itu mereka sering mencurahkan ide-ide tentang alasan pribadi dan
pandangan-pandangan yang umum. Fakta umum tersebut sangat menarik untuk
ditelaah, atau seorang pebisnis yang hanya fokus dalam menghasilkan uang, atau
mayoritas pencari kerja di Erie yang membutuhkan pekerjaan, tetapi penelitian
yang seksama tentang sesuatu yang dipikirkan dan bagaimana menghabiskan waktu
untuk sesuatu yang dianggap berbeda.
Ini membutuhkan teknik pengukuran khusus untuk mengidentifikasi tipe-n lain
dan motif yang lain pula. Orang=orang berkata dan percaya tidak selamanya yang
terdekat dengan sesuatu yang tersembunyi mempengaruhi gaya hidup seseorang
daripada politikus, agamawan, atau pekerja sosial. Tipe-n menghasilkan orang
yang giat berusaha dalam setiap jabatan baik pimpinan/ manajer,
Demokratis/Republik, Katolik/Protestan, Kapitalis/Komunis.
Di manapun orang memulai berpikir tipe-n, berpikir untuk berpindah. Orang
dengan nilai n tinggi mempunyai tujuan yang pasti dan mudah dipromosikan dengan
cepat, karena mereka menjaga motivasi dalam mengerjakan pekerjaan. Perkumpulan
dengan orang-orang seperti itu akan cepat berkembang. Perbandingan antara dua
perusahaan di Meksiko, perusahaan
pertama mempunyai pimpinan yang punya nilai n tinggi dan perusahaan itu
berkembang dengan cepat dibandingkan dengan nilai n dari pimpinan tersebut.
Negara yang mempunyai perusahaan seperti itu akan meningkatkan rata-rata
pertumbuhan ekonomi nasional. Fenomena itu merupakan hubungan antara nilai n
dalam literatur populer (lagu populer/cerita populer) dan rata-rata
perkembangan ekonomi nasional negara yang berpikir ingin berkembang sepanjang
waktu ternyata lebih baik dalam perkembangannya. Fenomena tersebut hasil studi
kuantitatif yang menunjukkan kenyataan di zaman Yunani Kuno, Spanyol di zaman
Pertengahan, Inggris tahun1400-1800, termasuk Negara kontemporer maupun
Kapitalis/Komunis, berkembang/tidak berkembang.
Perbedaan dua cerita tersebut adalah mana yang memiliki nilai n lebih
tinggi?. Mana yang menggambarkan perkembangan menuju yang lebih baik?.
Cerita dari “Don’t Ever Owe a Man” ……”dunia dalam ilusi, istri anak,
kuda-kuda peliharaan, sapi adalah hiasan belaka. Setiap benda akan hilang, jadi
kita tidak seharusnya bangga setelah meraih sesuatu. Kita hanya berserah diri
pada tuhan, kita menghabiskan waktu tanpa masalah, jadi lebih baik mengetahui arti
hidup yang sebenarnya”…..
Cerita dari How Do I Like to Learn……”saya
belajar di Sekolah Menengah Teknik, saya awalnya merasa bahagia, menangis
karena bahagia, tetapi belajar itu tidak mudah. Awalnya saya kesulitan tentang
apa yang diajarkan oleh para pengajar. Saya selalu mendapat nilai merah setiap
kali ujian. Anak lelaki yang duduk di di depan saya sangat antusias dan menaruh
perhatian pada saya, kemudian dia memberi tahu cara mengatasinya. Saya tidak
langsung melaksanakannya, saya harus punya sebuah metode sendiri. Saya akan
menghadapi ujian, saya belajar sampai tengah malam lalu mengulangnya di pagi
hari, sedikit demi sedikit nilai merah saya berkurang dan akhirnya saya lulus
dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi”…..
Kebanyakan pembaca setuju tanpa pengetahuan tipe-n pada cerita kedua
membutuhkan perhatian lebih daripada cerita pertama yang datang dari seorang pelajar
kontemporer India yang kini surat-suratnya muncul di buku jurnal Komunis China
yaitu Horatio Alger.
Tingkat n mutlak dibutuhkan untuk mengerjakan sesuatu yang lain, Inggris pada
tahun 1925 adalah negara yang anak-anak kecilnya mempunyai nilai n peringkat ke
25, lalu tahun 1950 turun menjadi peringkat ke 27 dari 39 negara yang akibatnya
berpengaruh pada ekonomi dan semangat berusaha para warganya.
Ekonomi dan Nilai n
Jika psikologi dapat mendeteksi nilai n individu/negara maka dampaknya
terhadap lingkungan apakah lingkungan dapat mendongkrak perkembangan ekonomi?.
Diagnosa dan deteksi tidak cukup, Inggris dan India membutuhkan nilai n lebih
yaitu dengan semangat tinggi berbisnis. Dalam banyak kasus observasi ternyata
lingkungan lokal merupakan hal yang butuh perhatian, daerah tersebut lambat
dalam perhatian daripada perhitungan nilai n. apa sebenarnya yang dibutuhkan dalam
metode pengembangan nilai n individu/negara?.
Sejak tahun 1960, ahli psikologi Harvard mempelajari teknik desain untuk
menyempurnakan tujuan, seorang pebisnis yang bekerja membutuhkan karakteristik
orang yang tinggi nilai n-nya. Kita mempunyai alasan kuat tentang sukses,
setengah dari ahli psikologi Amerika Serikat yang ahli dalam analisis melihat
bahwa dasar utama adalah sejak masa kanak-kanak yang tidak akan berubah dan merupakan
efek konseling pribadi dalam jangka waktu yang panjang.
Di lain pihak, kita bisa menjadi tidak profesional, seperti yang diutarakan
oleh Dale Carriegie dia adalah seorang misionaris gereja penganut paham Komunis
yang merasa dapat merubah masa dewasa seperti yang dia inginkan. Penelaahan selama 7-10 hari menyatakan bahwa latihan
untuk para pebisnis ternyata dapat meningkatkan nilai n mereka.
Empat
Tujuan Utama
1. Sistem ini didesain untuk berpartisipasi
aktif bagaimana cara berpikir, beraksi seperti orang yang mempunyai nilai n tinggi, sederhananya orang akan
diajarkan menyusun suatu cerita lalu merangkainya sesuai dengan tujuan pribadi
mereka.
2.
Latihan
berupa simulasi yang didesain seperti kehidupan nyata untuk mencapai tujuan
tersebut dalam waktu dua tahun dan akan dievaluasi setiap enam bulan dalam perkembangannya.
3. Latihan menambah teknik dalam pengetahuan
pribadi, sederhananya adalah bermain lempar koin, dia akan menganalisis
perbedaan satu sama lain dan diharapkan dapat mengurangi hambatan pencapaian
tujuan. Disajikan pula forum diskusi yang menjelaskan segala sesuatu tentang
tujuan yang tidak masuk akal. Diskusi ini dipimpin oleh orang yang mempunyai pengalaman,
perhatian dalam mengembangkan diri, mampu membuat kesan dan mampu menambah rasa
kekerabatan. Dalam forum ini para peserta bebas dalam mengemukakan pendapat dan
gagasan tanpa adanya batasan.
4.
Latihan
ini mempelajari bagaimana tiap orang berharap dan takut, sukses dan gagal, juga
pengalaman emosional dalam kehidupan sehari-hari dan pengalaman lainnya.
Anggota baru membantu anggota lama untuk mencapai tujuannya, bantuan dan
simpati tersebut sangat dibutuhkan. Efek yang sama juga dirasakan oleh para kelompok
pencinta alkohol, mereka tidak yakin latihan ini berarti, mereka tidak mempunyai
kesempatan untuk keluar dari lingkungan tersebut tanpa masalah, dan pasti
membutuhkan banyak teknik untuk merubahnya.
Latihan diberikan juga pada para manajer di Amerika
Serikat, sebagian wilayah Meksiko, tujuannya untuk memotivasi para pelajar,
pebisnis di India, Bombay, dan kota kecil lainnya seperti Andhra Pradesh.
Setelah latihan ini dua tahun kemudian salah
seorang peserta yang mengikutinya merasa lebih baik (menghasilkan banyak uang,
promosi jabatan, perkembangan bisnis) daripada orang yang tidak mengikuti
pelatihan tersebut
Berdasarkan
hasil dari Kakiarda, selama dua tahun dari 9 rangkaian pembelajaran, 18% dari
52 peserta mempunyai sesuatu yang tak biasa dalam bisnisnya. Dalam 18 bulan
mengikuti 25 rangkaian pembelajaran hampir 50% melakukan kegiatan yang luar biasa.
Dan ini dilakukan di bidang bisnis di India. Data dari pusat kota menyebutkan
bahwa kegiatan yang luar biasa di wilayah tersebut sebelum pelatihan hanya ada
20%. Setelah adanya pelatihan tersebut pemilik toko radio memulai bisnis obat-obatan,
pemilik bank membuka cabang baru yang mengurusi masalah pinjam meminjam,
seorang politikus membuat organisasi pelabuhan yang ramai sepanjang waktu, dsb.
Faktanya, hanya membayar untuk 10 hari latihan dan ditambah diskusi setiap 6
bulan, banyak orang membuka bisnis dan industri di kota yang dulu statis dan kini
menjadi semakin berkembang.
Janji dari metode tersebut adalah
menambah motivasi yang besar, menambah peluang, dan solusi bagi negara yang
belum berkembang, meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Cocok bagi pebisnis yang
ingin meningkatkan kinerja bisnisnya dan untuk memperluas jaringan. Menurut
data, Kaum Negro Amerika mempunyai nilai n rendah, tidak terlalu aneh karena sistem
sosial mereka tertutup, ditambah berbagi macam hambatan lingkungan membuat mereka
semakin terpuruk. Metode ini diperlukan untuk menggairahkan motivasi yang
memberikan keuntungan dan kesempatan untuk maju.
Reaksi Yang berlebihan
Sebuah kata peringatan “Kapan pun saya
berbicara tentang penemuan-penemuan baru dan potensi-potensi besar, para
pendengar akan bertolak belakang. Orang-orang bersikap skeptis dan beralasan
bahwa motivasi tidak bisa merubah apapun. Itu semua karena perkembangan perubahan
yang cepat dalam mengatasi masalah, tanggapan itu justru tidak ada titik
temunya”. Apakah yang telah ditelaah
selam 20 tahun penelitian dan ribuan dolar biayanya ternyata hasil yang
dijanjikan adalah tidak ada?.
Kebutuhan akan Motivasi
Kita tidak punya cara
pembelajaran untuk mengembangkan nilai n dari orang yang berpenghasilan rendah.
Anggapan pertama, latihan di musim panas oleh anak-anak umur 14 tahun, kita
menamakannya anak dari golongan menengah yang cenderung stabil di sekolah,
tetapi anak dari golongan rendah ada perkembangan setelah satu tahun berkutat
dengan nilai rendah di sekolah (gambar 1). Kenapa?. Kita berasumsi bahwa ketika
mereka kembali ke lingkungan yaitu orang tua dan teman seharusnya memberikan
motivasi dan arahan yang diperlukan, mereka cenderung menemui
kesulitan-kesulitan di lingkungan rumah dan itu muncul dari keraguan mereka
akan motivasi dari orang tua mereka dan karena itulah mereka mempunyai nilai n
yang rendah dibanding dengan anak yang dari golongan menengah yang mendapat
motivasi yang cukup dari lingkungan mereka. Tetapi nilai n dari anak golongan
menegah akan kembali turun jika mereka terlena akan keberhasilan. Jadi kita
tidak hanya mempelajari bagaimana meningkatkan nilai n tetapi juga menjaga agar
nilai tersebut tetap stabil.
Banyak teknik latihan seperti tes
bagi pilot yang memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk
menyempurnakannya. Tetapi lingkungan seharusnya menjadi sarana yang tepat untuk
memberi motivasi bagi sumber daya yang potensial agar bisa lebih baik.
Dalam studi yang dilakukan oleh Harvard
University, kelompok di bawah 14 tahun yang diberi rangkaian latihan selama 6
bulan memberi bantuan agar mereka bisa lebih baik di sekolah. Kebanyakan anak
diberi motivasi tambahan peningkatan nilai n (garis stabil). Hanya anak yang
terus berlatih selama dua periode masuk dalam golongan menengah dan diberi
latihan peningkatan nilai n. Ahli psikologi beranggapan bahwa kelas rendah
cenderung lekas putus asa meskipun telah diberi pelatihan nilai n karena mereka
kembali ke lingkungan yang minim dorongan motivasi baik dari orang tua maupun
teman-teman lingkungannya.
No comments:
Post a Comment