PENDAHULUAN
Latar Belakang.
Media massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an
untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering
disingkat menjadi media. Dalam
kehidupan sehari hari media massa mempunyai peranan penting dalam penyampaian
informasi kepada masyarakat. Dengan adanya media massa, masyarakat luas menjadi
tahu peristiwa yang terjadi disekitarnya, bahkan di belahan dunia lain. Adanya
media massa juga menjadikan identitas tersendiri bagi sebuah negara, negara
yang menganut asas demokrasi dalam pemerintahannya biasanya akan memberikan
ruang yang luas bagi keberadaan media massa sebagai instrumen untuk komunikasi
massa. Media massa mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan sebuah
negara, kehadirannya tidak bisa dielakkan dari keseharian hidup kita, bahkan
saat ini seluruh lapisan masyarakat membutuhkan media massa untuk mendapatkan
berbagai informasi yang dibutuhkan. Selain itu media massa memiliki banyak
fungsi dalam kehidupan sehari hari. Seolah olah masyarakat tidak bisa hidup
tanpa media, contohnya satu hari saja seseorang tidak membaca koran maka ia
akan merasa ada yang kurang di hari itu. Hal itu menunjukan bahwa media massa
telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, kebutuhan primer masyarakat,
dan menjadi acuan bagi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini
media massa telah berkembang pesat dan tersedia dalam berbagai bentuk dan dapat
diakses dengan mudah. Salah satunya adalah televisi. Media televisi menyajikan
informasi dalam bentuk audio visual. Televisi dapat menyampaikan informasi
secara cepat, dan efektif kepada masyarakat, sebagai sarana untuk membentuk
karakter masyarakat melalui sugesti yang disampaikan.
Saat ini televisi telah menjadi sarana
penyampaian informasi yang cepat, apapun yang terjadi di luar akan segera
terungkap dengan cepat. Sehingga saat ini telah menjadi sarana konstruksi
sosial bagi masyarakat, televisi dengan berbagai program yang disiarkannya,
telah menjadi semacam “kiblat” bagi masyarakat dalam berbagai hal, seperti gaya
hidup dan sebagainya.
Salah satu program yang marak ditayangkan di
televisi adalah program film kartun yang menyajikan siaran hiburan, khususnya
bagi anak anak. Tayangan ini menampilkan imajinasi, keseharian dan khayalan
anak anak. Terkadang film kartun menayangkan adegan kekerasan, berdarah darah,
pengejaran, bahkan pornografi, sehingga film kartun justru menjadi tidak layak
ditonton. Apalagi tayangan ini ditayangkan pada jam yang mana semua “pasang
mata” dapat menyaksikannya khususnya anak anak. Hal itu dapat mempengaruhi
perkembangan mental anak. Salah satu tujuan dari media massa bagi masyarakat
adalah memberikan hiburan, dalam konteks ini media dapat menyajikan program
yang menghibur bagi pemirsanya. Akan tetapi dalam realitanya berita kriminal
justru menimbulkan dampak negatif bagi anak anak sebagai pemirsanya. Tindak kekerasan
justru menjadi konsumsi anak anak sehari hari. Makalah ini bertujuan
menganalisis dampak sosial di masyarakat terkait berita film kartun yang terjadi
yaitu konflik antara tujuan dari media massa yang sebenarnya dengan kenyataan
di lapangan.
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Landasan
Teori.
Teori yang digunakan dalam kasus ini
menggunakan pendekatan psikologi sosial, yaitu teori kognisi sosial. Kognisi
sosial adalah proses individu memilih, menafsirkan dan menggunakan informasi
untuk membuat penilaian dan keputusan mengenai lingkungan sosialnya. Individu
dapat memproses jumlah informasi yang banyak dalam waktu yang cepat dan efektif.
Tinjauan Pustaka
Cerita ini mengisahkan tentang seputar
kehidupan tokoh utamanya, Uzumaki Naruto, seorang ninja remaja yang berisik,
hiperaktif, dan ambisius; dan petualangannya dalam mewujudkan keinginan untuk
mendapatkan gelar Hokage, sebuah gelar bagi pemimpin sebuah desa shinobi
(istilah lain dari ninja), Konohagakure (Desa Daun Tersembunyi). Namun ternyata
Naruto memiliki masa lalu yang kelam, karena waktu kecil tubuhnya dipergunakan
oleh Hokage ke-4, Minato Namikaze, untuk menyegel Kyuubi, siluman rubah ekor
sembilan, yang menyerang desa Konoha 13 tahun yang lalu. Akibatnya, Naruto
dikucilkan oleh penduduk desa.
Namun berkat para pembimbing ninjanya dan
para sahabatnya, Naruto akhirnya tidak merasa sendirian lagi. Cerita Naruto ini
sangat kuat menggambarkan hubungan persahabatan, pengorbanan, dan saling
melindungi satu sama lain. Hebatnya cerita ini, setiap karakter dalam manga
Naruto memiliki masa lalu dan karakter yang unik. Contohnya Uchiha Sasuke.
Sasuke adalah teman satu tim Naruto selain Sakura. Ia adalah seorang ninja
berbakat yang selalu menyendiri dan jarang bergaul. Sikapnya yang dingin serta
kemampuan bertarung yang tinggi membuatnya digilai banyak wanita terutama
Sakura. Sama halnya dengan Naruto, Ia memiliki masa lalu yang kelam dan -sama
seperti Naruto- hidup sendirian; tanpa teman dan keluarga. Cita-citanya adalah
untuk menjadi ninja yang kuat dan membunuh Uchiha Itachi, kakak kandungnya,
yang bertanggung jawab atas kematian seluruh keluarga Uchiha, keluarganya
Sasuke.
Yang menjadi salah satu kekuatan cerita
Naruto adalah bahwa manga ini banyak mengambil nama-nama dari legenda cerita
Jepang. Nama Naruto sendiri adalah nama sebuah kota di Prefektur (semacam
propinsi) Tokushima, Jepang. Mahluk yang berada di dalam tubuh Naruto (Kyuubi)
adalah Bijuu (monster) terkuat dalam Mitologi Jepang. Tubuhnya ditutupi bulu
berwarna merah dimana itu melambangkan elemen api. Jiraiya, nama pertapa
(sennin) legendaris yang merupakan guru Naruto adalah berasal dari cerita kuno
Jiraiya Goketsu Monogatari ("Legenda Jiraiya si pemberani") dari
literatur Jepang.
Namun yang membuat saya cukup menyukai
Naruto adalah soundtrack pembuka dan penutup cerita yang bagus dan selalu
berganti. Setiap beberapa episode, theme song-nya selalu berganti. Ini
yang membuat film kartun produksi Studio Pierrot menjadi tidak membosankan. Sebagai
seorang yang gampang bosan, menonton Naruto cukup membuat saya tidak akan
melewatkan setiap episodenya. Namun
sepertinya saya sarankan bagi orang tua yang memiliki anak di bawah umur 5
tahun agar didampingi dalam menonton cerita ini. Ada banyak adegan darah dan
kekerasan yang ditunjukkan dalam cerita ini, meski hanya sebuah fiksi kartun
belaka.
Perumusan Masalah
Dari latar
belakang tersebut dapat ditarik perumusan masalah yaitu adanya kesenjangan
antara fakta yang ada di lapangan dengan yang seharusnya. Dalam konteks ini
berita kriminal justru banyak membawa dampak negatif di masyarakat, seperti
masyarakat menjadi terbiasa dengan hal hal yang berbau kekerasan. Sedangkan
fungsi berita yang sesungguhnya adalah menyampaikan informasi bagi masyarakat,
menjadi media komunikasi, serta fungsi lainnya yang relevan. Analisis dampak
juga akan disertakan dalam makalah ini.
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Deskripsi Kasus.
Film kartun
adalah film yang berisi imajinasi, umumnya ditonton oleh anak anak. Film yang
menjadi kajian dalam makalah ini adalah film “Naruto”. Film ini dipilih karena
selain kepopulerannya dikalangan anak anak, film ini dituding sebagai penyebab
maraknya tindak kekerasan dikalangan anak anak. Dalam adegan film ini banyak
ditampilkan adegan kekerasan yang banyak ditiru oleh anak anak sebagai
penontonnya. Dalam beberapa kasus, tindak kekerasan ini telah menimbulkan
korban jiwa, sehingga dampak film ini perlu ditelaah lebih lanjut.
Pengaruh Media Massa Pada Budaya
Menurut
Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks, dampak bisa dilihat dari:
- Skala kecil (individu) dan luas (masyarakat).
Dalam
skala kecil pengaruh media massa dapat terjadi dalam lingkup yang kecil seperti
individu, kelompok bermain dan sebagainya. sedangkan dalam skala besar terjadi
di masyarakat.
- Kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan lambat (puluhan tahun/ abad) dampak itu terjadi.
Analisis.
Dampak
tayangan “Naruto” dapat terjadi baik dalam tempo yang lambat maupun cepat.
Dalam konteks ini dampak film tersebut terhadap tindak kekerasan berlangsung
dengan sangat cepat. Hanya selang beberapa waktu setelah film itu beredar,
tindak kekerasan langsung menjadi kebiasaan dikalangan anak anak. Ekspansi film
“Naruto” juga dilakukan dalam berbagai bentuk media massa, sehingga
terbentuklah image atau pencitraan
terhadap tokoh yang ada, sebagai sosok yang kuat, gagah, dan pemberani yang
selalu siap menghadapi apapun dengan jalan kekerasan.
Pencitraan
itulah yang akhirnya ditiru oleh anak anak sebagai bentuk imitasi ataupun identifikasi
sebagai seorang anak yang sedang berusaha membangun jati dirinya. Akan
tetapi anak anak belum mengerti sepenuhnya apa yang dilihatnya adalah tidak
tepat. Sehingga yang terjadi adalah tindak kekerasan yang akhirnya berakhir
pada kematian. Dampak tersebut telah terjadi secara luas, perlahan lahan media
massa dapat menguak para korban yang berjatuhan layaknya dampak tayangan
“Smackdown” beberapa tahun yang lalu.
Arah Konflik.
Konflik sosial dalam tema ini adalah pertentangan antara fungsi media massa yang sebenarnya dengan kenyataan di lapangan. Fungsi-fungsi media massa pada budaya antara lain:
- Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.
- Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah.
- Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan.
- Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).
Analisis.
Hal
yang bertentangan yaitu fungsi hiburan yang sebenarnya, tidak sesuai dengan
kenyataan. Film ini justru mengajarkan budaya kekerasan pada anak anak, yang
pada akhirnya akan menimbulkan dampak negati yang telah terjadi selama ini.
Media massa khususnya televisi efektif untuk mempengaruhi seseorang. Pengaruh
terhadap individu menjadi sangat kuat, yaitu mengajarkan bagaimana individu
berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya
akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat. Contohnya
anak-anak kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka sebagai penyihir
seperti Harry Potter, atau putri raja seperti tokoh Disney. Dalam hal
ini kekerasan merupakan cara seorang individu berhubungan dengan lingkungannya.
Media Massa dan Proses Sosialisasi
Tanpa mengikari fungsi dan maafaat media massa dalam kehidupan
masyarakat, disadari adanya sejumlah efek sosial negatif yang ditimbulkan oleh
media massa. Karena itu media massa dianggap ikut bertanggung jawab atas
terjadinya pergeseran nilai-nilai dan perilaku di tengah masyarakat seperti
menurunnya tingkat selera budaya, meningkatnya kejahatan, rusaknya moral dan
menurunnya kreativitas yang bermutu..
Hampir setiap hari umumnya anak anak dihadapkan pada tayangan yang
menyangkut perilaku kekerasan seperti pembunuhan, perampokan, pornografi dan
bentuk-bentuk yang lain. Akibat logis dari keadaan tersebut bahwa segala
sesuatu yang digambarkan serta disajikan kepada anak anak akan membantu dan
mengembangkan kemampuan menentukan sikap pada individu-individu di tengah
masyarakat dalam menentukan pilihan mengenai apa yang patut ditempuhnya untuk
kehidupan sosial mereka. Dalam hal ini jalan kekerasan menjadi pilihan.
Pemberian masalah kekerasan melalui media massa mempunyai aspek positif
dan negatif. Pengaruh media massa yang bersifat halus dan tersebar (long term
impact) terhadap perilaku seolah-olah kurang dirasakan pengaruhnya, padahal
justru menyangkut masyarakat secara keseluruhan.
Hasil dari berbagai penelitian menyatakan bahwa efek langsung komunikasi
massa pada sikap dan perilaku khalayaknya, kecil sekali, atau belum terjangkau
oleh teknik-teknik pengukuran yang digunakan sekarang.
Media Massa sebagai Agen Sosialisasi
Kemungkinan dan proses bagaimana terjadinya peniruan terhadap apa yang
disaksikan atau diperoleh dari isi media massa dapat dipahami melalui beberapa
teori. Yang pertama adalah teori peniruan atau imitasi. Kemudian teori berikutnya
tentang proses mengidentifikasi diri dengan seseorang juga menjelaskan hal yang
sama. Sedangkan teori social learning mengungkapkan faktor-faktor yang
mendorong anak anak untuk belajar dan mampu berbuat sesuatu yang diperolehnya
dari interaksi sosial di tengah masyarakat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.
Film “Naruto” adalah dalah satu
film yang digemari anak anak. Tetapi film ini mengandung banyak unsur unsur
kekerasan, sehingga dapat menganggu perkembangan mental seorang anak. Film
“Naruto” dituding banyak pihak sebagai penyebab dari serangkaian kematian anak
anak akibat meniru adegan dalam film tersebut. hal itu menimbulkan konflik
sosial maupun konflik kepentingan. Pengelola stasiun TV tidak bisa langsung
menghentikan tayangan tersebut karena adanya kepentingan dari pemasang iklan.
Disisi lain dampak sosial yang terjadi di masyarakat tidak bisa terus menerus
dibiarkan.
Media massa mempunyai pengaruh yang sangat kuat
bagi anak anak. Karena pada masa itu anak anak sedang dalam proses pencarian jati
diri, sehingga apa yang dilihatnya akan diterima secara “taken for granted”
mereka belum mengetahui tentang baik buruknya hal tersebut. hal itu
bertentangan dengan salah satu fungsi yaitu hiburan.
Saran.
Para orang tua hendaknya mengawasi apa yang
disaksikan oleh anaknya, memberikan pengertian tentang baik buruknya suatu hal
yang ditayangkan. Memberikan batasan yang sesuai kepada anak, karena arus
komunikasi saat ini sangat sulit untuk dibendung. Sehingga peranan orang tua
secara maksimal merupakan hal yang bijaksana.
Media massa sebagai agen sosialisasi seharusnya
lebih selektif dalam memilih tayangan yang berkualitas, dan dapat menganalisis
dampak sebuah tayangan serta menempatkannya dalam jam tayang yang tepat. Karena
sosialisasi yang dilakukan melalui audio visual merupakan instrumen yang
efektif dalam mempengaruhi seseorang atau siapapun termasuk anak anak. Unsur
kehati hatian mutlak diperlukan secara komprehensif, agar tidak lagi
menimbulkan dampak buruk dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar. 2003. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sosiologi Komunikasi Massa www.wordpress.co.id. Diakses pada October
18 2008.
Media Massa www.wikipedia.co.id. Diakses pada
October 18 2008.
Naruto www.wikipedia.co
id
No comments:
Post a Comment