VI. EVALUASI
Menurut Giyatmi dan Irianto (2000) sanitasi
merupakan usaha manusia untuk memanipulasi lingkungan untuk memberi manfaat
bagi manusia dan untuk mengelola lingkungan dengan cara memperbaiki, menjaga
atau memulihkan kesehatan lingkungan. Permasalahan yang banyak berhubungan
dengan sanitasi adalah aspek yang berhubungan dengan mikroba khususnya bakteri,
protozoa dan virus. Hal ini terjadi
karena adanya kontak dengan lingkungan di dalam proses produksi, pengolahan,
penyimpanan dan pemasaran makanan.
Terlebih lagi dalam industri pangan, sudah barang tentu
sanitasi merupakan suatu kewajiban dan tidak bisa diabaikan. Bila sampai
diabaikan atau terabaikan, maka produk akhir memiliki mutu yang kurang baik
yang dapat mengganggu kesehatan konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut. Hal
yang sama juga berlaku pada pengolahan limbah pada indstri pangan. Karena pada
dasarnya sanitasi dan pengolahan limbah sangat erat kaitannya.
Sanitasi
meliputi kegiatan aseptik yang dimulai dari pengadaan bahan baku sampai
distribusi produk akhir ke tangan konsumen. Setiap tahap dari sebelum sampai
sesudah pengolahan seperti pengemasan, penyimpanan atau penggudangan kondisi
pekerja, peralatan dan ruangan harus tetap dalam keadaan aseptik. Kegiatan yang berhubungan dengan produk
makanan meliputi pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan mentah,
perlengkapan suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan pada semua
tahap-tahap selama pengolahan dari peralatan personalia, dan terhadap hama,
serta pengemasan dan penggudangan produk akhir.
Menurut Soekarto (1990) lokasi pabrik
atau industri mempunyai pengaruh langsung pada sanitasi, terutama dalam
hubungannya dengan kebersihan lingkungan dan pelayanan pembuangan. Lingkungan yang kotor dan tidak tersedia
sarana pembuangan akan menjadi sumber pencemaran serta menyulitkan
tindakan sanitasi.
Lokasi PT. Triodaya Makmur cukup mendukung untuk
kegiatan sanitasi. PT. Triodaya Makmur terletak sekitar 500 meter dari sungai
sehingga mudah untuk membuang limbah cair. Limbah cair yang akan dibuang
sebelumnya di buat menjadi limbah yang layak untuk di buang agar tidak
mencemari sungai dengan cara menambahkan M-bio sebagai inokulan untuk
meningkatkan proses dekomposisi bahan organik dan membentuk senyawa anti
bakteri penyebab bau busuk. Untuk penanganan limbah padat terdapat tahap penjemuran
yang dilakukan di tempat yang jauh dari pemukiman penduduk untuk menghindari
aroma busuk tercium oleh penduduk. Selain itu hasil dari penanganan limbah
padat ini juga cukup menguntungkan, yaitu sebagai pakan ternak atau campuran
pembuatan saos. Untuk penanganan limbah gas di buat cerobong asap yang tinggi
agar tidak terhirup oleh makhluk hidup. Langkah-langkah yang sudah di ambil
oleh PT. Triodaya Makmur dalam penanganan limbah yang dihasilkan oleh proses
produksi pabrik mereka sudah cukup baik. PT. Triodaya Makmur cukup
memperhatikan lingkungan dengan menggunakan M-bio sebelum pembuangan limbah
cair, begitu pula dengan penanganan limbah padat dipilih tempat penjemuran
onggok yang jauh dari pemukiman. Selain itu PT. Triodaya Makmur menyediakan
fasilitas-fasilitas pembuangan yang cukup memadai dan saluran pipa yang
tertutup untuk pembuangan limbah cair.
Hal
lain yang perlu diperhatikan dalam pengkondisian bersih pada industri pangan
selain penanganan limbah adalah sanitasinya. Bila sanitasi buruk maka produk
yang dihasilkanpun mempunyai kualitas rendah akibat adanya kontaminasi pada
produk tersebut. Sumber
kontaminasi produk yang paling utama berasal dari peralatan, pekerja, sampah,
serangga, tikus, dan factor lingkungan seperti udara dan air.
1.
Sanitasi
Pekerja
Dari seluruh sumber kontaminasi, pekerja adalah paling besar
pengaruh kontaminasinya. Kesehatan dan kebersihan pekerja mempunyai pengaruh
besar pada mutu produk yang dihasilkannya, sehingga perlu mendapatkan perhatian
yang sungguh-sungguh. Sebanyak 2,5 % penyebaran penyakit melalui makanan
diakibatkan oleh pekerja yang menderita infeksi dan hygiene perorangan yang
buruk. Beberapa mikroba berbahaya seperti Stapylococcus aureus, Salmonella, Clostridium perfringens, dan Streptococcus dapat ditularkan
melalui kulit, hidung, mulut, dan tenggorokan seta dapat dengan mudah
dipindahkan ke makanan.
Sanitasi pekerja, yaitu penjagaan kebersihan terutama pada
pekerja yang bersentuhan langsung dengan bahan. Untuk
sanitasi pekerja di PT. Triodaya Makmur, peraturan yang di buat sudah cukup
baik, namun masih terdapat pekerja yang tidak mematuhi peraturan-peraturan
tersebut. Hal ini perlu ditindaklanjuti, selain demi kesehatan para pekerja itu
sendiri juga untuk mendapatkan kualitas produk yang terjamin. Banyak pekerja di
bagian pengeringan yang enggan menggunakan masker padahal selain dapat
mengganggu kesehatan para pekerja itu sendiri karena partikel-partikel tepung
dapat terhirup, mikrobia yang berasal dari mulut pekerja juga dapat
mengkontaminasi produk. Terlebih lagi menurut Jenie 1987, bagian tubuh pekerja yang sangat mudah
mengotori adalah tangan, kepala terutama daerah muka, rambut, dan kaki. Untuk itu perlu diberlakukan
sanksi untuk pekerja yang melanggar dan pengecheckan langsung kelengkapan atribut yang harus digunakan oleh
pekerja sebelum memulai aktivitas produksi di semua bagian.
2.
Sanitasi
Peralatan
Sanitasi mesin dan
peralatan pengolahan, yaitu tindakan penjagaan kebersihan terhadap mesin dan
peralatan pengolahan. Menurut
Soekarto 1990, peralatan
pengolahan, wadah, atau peralatan lain yang kontak langsung dengan makanan
biasanya menjadi sumber pencemaran, karenanya harus dipilih yang mudah
dibersihkan dan terbuat dari bahan yang tahan karat. Sanitasi peralatan di PT. Triodaya Makmur sudah cukup baik,
PT. Triodaya Makmur menyediakan tim khusus untuk sanitasi peralatan, karena
dirasa peralatan merupakan asett sehingga kebersihannya harus dijaga agar tidak
mudah rusak. Pembersihan alat dilakukan secara rutin setelah operasi. Untuk peralatan kecil yang
memiliki pori-pori dicuci dengan disikat hingga ke sela-sela. Sebagian besar peralatan besar di PT. Triodaya Makmur terbuat dari bahan stainless steel, karena stainless
steel merupakan bahan yang aman dan tidak beracun apabila bersentuhan
langsung dengan makanan, tidak mudah berkarat, permukaan rata, halus, tidak
berpori, tidak menyerap air, tahan lama dalam kondisi normal, mudah dibersihkan
/ disanitasi, bebas dari retak, patah, atau kerusakan sejenis, tidak
menghasilkan bau, rasa, warna, atau bahan yang bercampur dengan makanan. Bagian alat yang tidak bersentuhan dengan
makanan harus bebas dari penumpukan debu, jamur, tanah, bakteri, dan serangga.
Selain itu nilai plus pada sanitasi peralatan di PT. Triodaya
Makmur adalah air pencucian ditambahkan kaporit secukupnya untuk menghilangkan
kuman-kuman yang ada pada peralatan.
3.
Sanitasi Ruangan
Sanitasi ruangan, yaitu tindakan penjagaan kebersihan ruangan pengolahan,
maupun ruangan sekitar tempat pengolahan. Sanitasi ruangan pada PT. Triodaya Makmur sudah cukup baik. Karena PT. Triodaya
Makmur mempekerjakan karyawan khusus untuk membersihkan ruang-ruang pengolahan.
Pembersihan ruang-ruang pengolahan dilakukan secara rutin setelah operasi.
Selain itu lingkungan sekitar pabrik juga dibersihkan secara teratur. Namun
pembersihan lantai hanya seminggu sekali dan dinding seperlunya saja, bila
sudah terlihat kotor. Padahal lantai dan dinding ruang pengolahan pangan juga menjadi sumber pencemaran
yang penting. Bukan tidak mungkin di lantai terdapat
sisa-sisa produk atau bahan, sehingga sebaiknya lantai dibersihkan setiap waktu
setelah operasi dilakukan.
V.
KESIMPULAN
Penanganan limbah dan sanitasi di industri
tepung tapioka PT. Triodaya Makmur Kabupaten
Purbalingga sudah cukup baik. Namun untuk sanitasi pekerja, masih kurangnya
kesadaran pekerja akan pentingnya sanitasi dan menjaga kesehatan mereka. Karena
masih banyak pekerja yang enggan menggunakan masker didalam ruangan
pengeringan. Selain itu sanitasi ruangan masih belum maximal, karena lantai
hanya dibersihkan seminggu sekali dan dindingnya hanya dibersihkan saat sudah
terlihat kotor saja. Padahal dinding dan lantai juga merupakan sumber
kontaminan. Sehingga kebersihannya harus dijaga setiap hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Agung. 2009. Sanitasi Pabrik. http://agungleader.blogspot.com/2009/05/sanitasi-pabrik.html.
Diakses pada tanggal 21 Maret 2011.
Anonim. Sanitasi. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitas.
wikipedia bahasa indonesia. Diakses pada tanggal 21 Maret 2011.
Giyatmi dan H. E. Irianto. 2000. Teknik Sanitasi Pada Industri Makanan.
Depertemen Pendidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Jurusan Teknologi Pangan Universitas Sahid,
Jakarta.
hangga.
2009. Sanitasi Pekerja.
http://hanggadamai.blogsome.com/2009/05/11/sanitasi-pekerja/. Diakses pada tanggal
21 Maret 2011.
Jenie,
Betty Sri Laksmi. 1987. Sanitasi
Dalam Industri Pangan. PAU IPB, Bogor.
Salunkhe,
D. K. and S. S. Kaddam. 1998. Handbook of Vegetable Sccience and Technology.
Marcel Dekker. Inc, New York.
Soekarto,
S. 1990. Dasar-Dasar Pengawasan dan
Standarisasi Mutu Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB, Bogor.
mohon ijinkan saya meminta mengcopy untuk referensipak.
ReplyDeleteAlhamdulillah, semoga membantu dan bermanfaat. Sila kan di copy sesuai keperluannya. Terima kasih telah berkunjung pada tulisan ini.
Delete