I. PENDAHULUAN
Lingkungan produk pangan pada dasarnya rentan terhadap
kemungkinan terjadinya pencemaran baik pencemaran fisik, kimia, mikrobiologis
dan biologi. Kasus-kasus keracunan pangan pada umumnya akibat pencemaran pangan
oleh mikroba pathogen atau pembentuk racun. Terjadinya kasus-kasus
keracunan sebagaian besar diakibatkan oleh kondisi sanitasi yang tidak memadai.
Salah satu cara untuk mencegah pencemaran pangan adalah dengan cara
sanitasi.
Sanitasi adalah
perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan
langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan
usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Dilihat dari pentingnya sanitasi maka sanitasi merupakan
syarat mutlak bagi berdirinya industri pangan. Karena baik secara langsung
maupun tidak langsung sanitasi mempengaruhi hasil produksi terutama untuk mutu
dan keawetan produk. Selain itu sanitasi juga merupakan tolak ukur kelayakan
produk dari suatu industri pangan dan menunjukkan eksistensi suatu industri
pangan tersebut.
Sanitasi
dapat pula diartikan sebagai segala upaya yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara
beberapa definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman
dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan. Dalam praktek di industri
pangan tindakan sanitasi pangan meliputi (1) pengendalian pencemaran, (2)
pembersihan dan (3) tindakan aseptik.
Pengendalian pencemaran mencakup pembuangan sampah dan menjauhi
pencemar. Pembersihan dilakukan dengan
pencucian sedangkan tindakan aseptik dilakukan dengan peralatan atau sarana
untuk menghindari mikroba.
Penerapan sanitasi pada industri pangan haruslah continue dan
menyeluruh. Sanitasi harus dilakukan mulai dari pengadaan bahan sampai
pemasaran produk akhir hingga ke tangan konsumen. Penerapan sanitasi yang
sempurna pada industri pangan dapat menghindari produk akhir terkena cemaran
bahaya fisik, kimia dan biologis yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi
konsumen yang mengkonsumsi produk akhir tersebut.
Sanitasi dalam pabrik makanan merupakan
suatu sistem penjagaan lingkungan yang meliputi penciptaan kebersihan
lingkungan, cara kerja higienis, penjagaan kesehatan pekerja serta pembinaan
sikap kedap, kebiasaan dan tingkah laku bersih.
Cara kerja higienis yaitu cara kerja dengan menghindari masuknya kuman.
Kebersihan lingkungan pabrik makanan itu
sendiri meliputi kebersihan seluruh bangunan industri dan sekitarnya. Kebersihan yang mendapat perhatian istimewa
ialah tempat pengolahan, fasilitas, dan manusia pekerja yang akan bersinggungan
atau dilewati produk pangan. Ada sarana
atau fasilitas tertentu dalam wilayah pabrik yang menjadi fokus sanitasi yaitu
ruang pengolahan (lantai, dinding, atap, dan udara), peralatan pengolahan, air,
sistem pembuangan sampah dan limbah industri.
Dalam paper ini, sanitasi pada PT. Triodaya Makmur kabupaten
Purbalinga yang bergerak dalam proses pembuatan tepung tapioka akan di bahas
dan di evaluasi. Informasi-informasi terkait sanitasi PT. Triodaya Makmur
kabupaten Purbalinga didapatkan dari laporan kerja praktek milik Lilis Susanti
tahun 2007.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam industri pangan modern program
sanitasi merupakan bagian penting dari sistem pengawasan mutu. Sebagai subsistem penting dalam pengawasan
mutu, program sanitasi terus dibina dengan kegiatan dan teknologi yang terus
berkembang serta dengan kegiatan sanitasi yang teratur dan disiplin. Kebiasaan dan sikap sanitasi ditanamkan pada
seluruh karyawan industri. Bangunan dan
lingkungan pabrik dibangun dengan memperhatikan syarat sanitasi.
Dalam dunia industri modern program
sanitasi tidak hanya untuk menjaga produk, namun juga merupakan usaha menjaga
mutu lingkungan dan mutu kehidupan masyarakat. Kegiatan
sanitasi memerlukan investasi, tenaga, dan biaya. Persyaratan sanitasi dapat mengakibatkan
biaya sanitasi yang sangat tinggi, yang tak terpikul oleh industri dan
akibatnya menghambat perkembangannya.
Ekses negatif dari sanitasi yang
berlebihan adalah terjadinya penurunan mutu produk pangan. Peningkatan
sanitasi memang meningkatkan mutu kebersihan dan sanitasi pangan, namun
peningkatan mutu sanitasi ini dapat mengorbankan mutu pangan dari segi
lain. Aspek lain dari mutu pangan yang
menjadi korban biasanya dalam hal rasa dan aroma. Misalnya penggunaan zat kimia saniter yang
berlebihan dapat meningkatkan mutu keawetan pangan namun menyebabkan bau obat
yang tidak dikehendaki.
Jadi persyaratan sanitasi industri
pangan di suatu masyarakat atau negara perlu dikembangkan secara proporsional
sesuai dengan kondisi dan faktor-faktor pendukungnya. Menurut
Soekarto (1990) sasaran sanitasi dalam menjaga mutu pangan meliputi :
(1) Mencegah pencemaran oleh mikroba
pembusuk
(2) Mencegah pencemaran oleh mikroba patogen
(3) Mencegah pencemaran oleh serangga atau
benda asing
(4) Mencegah agar bebas dari polutan dan
mikroba yang menjadi indikator sanitasi
(5) Mempertahankan kondisi bersih
Banyak kasus kegagalan produksi dialami
dalam proses pengolahan pangan yang disebabkan karena tingkat sanitasi yang
rendah. Dalam pembuatan makanan
fermentasi seperti tempe, tape atau minuman anggur sering ditemui kegagalan atau
produknya bermutu rendah dan jika ditelusuri penyebabnya berasal dari
lingkungan atau kebiasaan yang kurang saniter.
Menurut Soekarto (1990) dalam program
sanitasi ada beberapa daerah penting yang menjadi fokus kegiatan sanitasi. Beberapa daerah fokus sanitasi yaitu : lokasi
pabrik, konstruksi dan tata letak bangunan, rancangan dan tata letak peralatan,
instalasi air, dan sistem pembuangan limbah.
1. Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik atau industri mempunyai
pengaruh langsung pada sanitasi, terutama dalam hubungannya dengan kebersihan
lingkungan dan pelayanan pembuangan.
Lingkungan yang kotor dan tidak tersedia sarana pembuangan akan
merupakan sumber pencemaran serta menyulitkan tindakan sanitasi.
Pemerintah setempat biasanya menyediakan
tempat khusus untuk industri dan pelayanan pembuangan. Dengan demikian biayanya lebih murah dan
dapat dipikul bersama. Sungai dengan
cukup air, daerah tidak becek (kering) serta sumber air yang cukup merupakan
lokasi yangg ideal untuk industri pangan, disamping sarana tranportasi yang
cukup.
2. Bangunan
Rancangan konstruksi dan tata letak
bangunan memegang peranan penting dalam sanitasi terutama untuk menciptakan
kondisi sanitasi dan memudahkan tindakan sanitasi. Bangunan
tempat makanan diolah perlu sirkulasi udara, cahaya dan ruang gerak yang
cukup. Tiap pelosok ruangan harus dapat
mudah dibersihkan. Daerah sumber
pencemaran seperti kamar mandi / WC, got pembuangan, tempat sampah perlu
dijauhkan dari tempat pengolahan dan penimbunan makanan. Lantai ruang kerja pengolahan perlu dijaga
tetap bersih dan mudah dibersihkan.
3. Peralatan
Peralatan pengolahan , wadah, atau
peralatan lain yang kontak langsung dengan makanan biasanya menjadi sumber
pencemaran, karenanya harus dipilih yang mudah dibersihkan dan terbuat dari
bahan yang tahan karat. Tata letak peralatan disamping harus memenuhi urutan
proses juga perlu memenuhi persyaratan sanitasi yaitu mudah dibersihkan, mudah
bongkar pasang dan mudah operasinya.
4. Instalasi Air
Tiap-tiap industri pangan memerlukan
air, karena itu perlu instalasi air yang memadahi. Instalasi air terdiri dari sumber air,
pembersihan air, reservoir, sistem penyambung (pipa-pipa). Tiap-tiap instalasi air perlu dilengkapi
dengan sistem sanitasi. Macam-macam
jenis air perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan yaitu untuk mencuci,
pengolahan, untuk generator uap, sebagai bahan pencampur makanan dan mungkin
untuk laboratorium. Masing-masing jenis
kebutuhan air kadang-kadang perlu dipisah dan sarana khusus serta mempunyai sistem
penyambung dan sistem sanitasi yang terpisah pula.
5. Sistem Pembuangan
Tiap-tiap industri pangan akan
menghadapi masalah pembuangan cairan limbah, sampah, dan masalah polusi. Sampah-sampah industri pangan terdiri dari
sampah padat yang berasal dari sisa-sisa bahan dan sampah cairan yang berasal
dari pencucian. Sampah-sampah ini akan menjadi sumber
kontaminasi dan polusi, karenanya perlu penanganan udara sanitasi. Kedua macam sampah itu memerlukan sistem
pembuangan yang berbeda. Penanganan yang
penting pada industri pangan yaitu penempatan sampah yang jauh dari ruang
pengolahan.
Bagian terpenting dari sanitasi pangan
adalah kebersihan. Dalam pengertian kebersihan di sini
tercakup juga sikap karyawan, kebiasaan dalam perusahaan dan perilaku serta
tindakan kebersihan, jadi tindakan kebersihan meliputi kebersihan air, udara
lingkungan, bangunan, peralatan dan personalia (Soekarto, 1990).
1. Kebersihan Air Pencuci
Air merupakan sarana dan kebutuhan utama
dalam kebersihan industri pangan. Dalam
industri pangan air pencucian digunakan untuk pencucian ruang dan alat, dan air
untuk kebersihan umum (WC dan kamar mandi). Air
pencuci pun penggunaannya bermacam-macam yaitu air pencuci lantai, pencuci
bahan baku, pencuci peralatan bagian luar, pencuci peralatan bagian dalam. Masing-masing jenis air pencuci itu berbeda
peranannya demikian pula pengaruhnya terhadap tingkat sanitasi perusahaan
industri pengolahan pangan. Penggunaan
air pencuci ini dapat mempengaruhi mutu produk. Air
pencuci yang dipergunakan beberapa kali dapat menjadi sumber kontaminasi,
karenanya mutu air pencuci perlu terus menerus dimonitor.
2. Udara Bersih
Ruangan tempat pengolahan memerlukan
udara bersih. Udara menjadi kotor jika
mendapat pencemaran debu, bau-bauan, atau gas pengotor atau mikroba. Spora mikroba biasanya mudah diterbangkan
oleh angin dan kemudian mengotori udara.
Jadi udara kotor juga menjadi sumber kontaminasi.
Udara dalam ruangan pengolahan
dibersihkan dengan penggantian udara bersih secara terus menerus. Hal ini dapat dilakukan dengan sistem
ventilasi atau AC (Air Conditioner). Untuk itu diperlukan lingkungan yang dapat
menjamin persediaan udara bersih.
3. Kebersihan Personalia / Pekerja
Kebersihan dan higiene pekerja industri
makanan sangat penting. Pekerja juga
merupakan sumber pencemaran. Yang sangat
penting dijaga adalah agar pekerja tidak sampai menulari mikroba patogen karena
pencemaran ini tidak terlihat, tetapi jika terjadi resikonya berat yaitu
peracunan makanan. Kebersihan pekerja dilakukan dengan
pakaian dan badan bersih, sikap dan kebiasaan higienis, pemeriksaan dokter, dan
penjagaan kesehatan secara teratur.
Perananan managemen dan disiplin sangat
penting dalam menjaga kebersihan pekerja.
Bagian tubuh pekerja yang sangat mudah mengotori adalah tangan, kepala
terutama daerah muka, rambut, dan kaki (Jenie, 1987). Daerah-daerah ini perlu mendapat sarana
pencegahan kontaminasi seperti sarung tangan, sepatu khusus, penutup kepala dan
mulut.
4. Kebersihan Peralatan
Alat pengolah dan wadah pangan perlu
selalu dijaga kebersihannya, karena ini juga merupakan sumber pencemaran yang
penting. Peralatan untuk makanan harus
memenuhi persyaratan sanitasi (baik desain maupun bahan konstruksinya) yaitu
mudah dibongkar pasang dan mudah dicuci.
Bahan yang mudah berkarat atau kasar permukaannya menjadi tempat
sisa-sisa makanan dan kotoran yang kemudian menjadi tempat berkembang biak
mikroba.
Pembersihan alat perlu dilakukan secara
rutin dengan prosedur dan sistem uji kebersihan yang baku. Cara pembersihan juga disesuaikan dengan
jenis kotoran atau jenis makanan.
Pencemaran dengan sisa-sisa makanan berlemak susah dibersihkan. Jika kotoran lemak tidak bersih akan cepat
menghasilkan bau tengik yang akan disebarkan pada makanan.
5. Kebersihan Lantai dan Dinding
Lantai dan dinding ruang pengolahan
pangan juga menjadi sumber pencemaran yang penting. Karena itu lantai dan dinding harus selalu
dibersihkan. Desain ruangan dan tata
letak peralatan dibuat agar pembersihan lantai dan dinding mudah
dilakukan. Lantai yang tidak rata dan
permukaan yang kasar akan menyulitkan
pembersihan, tetapi lantai yang halus permukaannya akan menjadi licin jika kena
air dan membahayakan pekerja.
Seperti halnya peralatan, lantai dan
dinding juga menjadi tempat sisa-sisa atau penumpukan makanan. Jika
tidak segera dibersihkan akan menjadi sumber pencemaran.
Standar sanitasi industri pangan
biasanya dituangkan dalam bentuk peraturan pemerintah atau undang-undang, yang
memuat tata cara atau pedoman penyelenggara proses industri yang bersih dan
bebas dari pencemaran produk pangan.
Pedoman penyelenggaraan praktek sanitasi dalam industri pangan ini
disebut ”Good Manufacturing Practices”
(GMP).
Di Indonesia telah ada undang-undang /
peraturan yang secara khusus mengatur sanitasi untuk industri pangan yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen
Kesehatan. Beberapa aspek higiene atau
sanitasi yang menyangkut produk pangan telah dimuat dalam berbagai peraturan,
misalnya dalam Codex susu, peraturan daerah tentang rumah pemotongan hewan,
Standar Mutu Air PAM, dan peraturan daerah tentang penanganan limbah
industri. Peraturan atau ketentuan
tersebut pada umumnya ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Bagi industri pangan tersendiri belum
ada ketentuan-ketentuan khusus yang langsung mengatur tindak dan persyaratan
sanitasi untuk tujuan peningkatan mutu produk pangan. Selama ini industri pangan di Indonesia
mengadopsi standar sanitasi seperti GMP dari negara industri, karena belum ada
ketentuan dari Pemerintah Indonesia.
GMP selama ini sudah diterima secara
meluas oleh negara-negara industri, sehingga kemampuan menerangkan GMP secara
cermat dalam industri pangan dijadikan tolak ukur dalam menilai kemampuan
industri pangan dalam mengembangkan diri menuju era industrialisasi.
III. PENERAPAN SANITASI DI PT. TRIODAYA MAKMUR
KABUPATEN PURBALINGGA
Seperti
yang telah kita ketahui sanitasi merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi
bagi industri pangan. Penerapan sanitasi harus dilakukan secara continue dan
menyeluruh agar diperoleh kualitas produk akhir yang baik sehingga menarik
minat konsumen dan meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat.
Sanitasi
lingkungan pabrik beserta isinya akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dan
kelangsungan perusahaan. Sanitasi berhubungan dengan kelangsungan proses
produksi dan kualitas produk. Sanitasi meliputi lingkungan pabrik, ruangan
pengolahan, bahan baku yang digunakan, karyawan yang bekerja dan limbah yang
dihasilkan.
Sanitasi diperlukan untuk melindungi produk
supaya kualitas produk dapat terjaga dengan baik dan stabil. Dalam sanitasi
yang sangat diperhatikan adalah sanitasi pekerja, sanitasi peralatan dan
sanitasi ruang.
1. Sanitasi Pekerja
Produk erat sekali hubngannya dengan para
pekerja, baik burk suatu tergantung dari para pekerja itu sendiri. Untuk itu
perlu adanya sanitasi pekerja agar produk yang sudah maupun yang belum jadi
tidak mudah terkontaminasi. Adapun tindakan-tindakan yang diambil perusahaan
dalam mencegah kontaminasi itu sendiri diantaranya adalah :
a.
Pekerja yang bekerja dibagian pembongkaran bahan
baku harus memakai sepatu tahan air.
b.
Pekerja yang bertugas dibagian pati basah, harus
mencuci tangan bila mau mengecek kelembutan parutan, mengatur aliran ekstrak
aci dan ampas dan pengontrolan yang lain.
c.
Pekerja yang bekerja dibagian pengambilan pati
basah, diharuskan mencuci tangan dan semua bagian tubuh yang berhubungaan
dengan pati basah.
d.
Pekerja yang bekerja dibagian pengeringan
diharuskan memakai masker atau penutup hidung, penutup kepala, kaos tangan dan
sepatu plastik anti air.
Sanitasi
karyawan meliputi kebersihan tubuh sebelum dan sesudah bekerja. Pabrik tepung
tapioka PT. Triodaya Makmur telah membuat peraturan untuk keperluan sanitasi
terhadap karyawan, peraturan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Harus membersihkan tubuh sebelum dan sesudah
bekerja minimal mencuci tangan dan kaki.
2.
Menggunakan sepatu boot.
3.
Menggunakan penutup hidung dan mulut/masker
untuk karyawan bagian pengeringan.
4.
Karyawan ikut bertanggungjawab terhadap
kelancaran proses produksi dengan bekerja sesuai bidang pekerjaannya.
5.
Ikut menjaga kebersihan tempat dan lingkungan
pabrik.
6.
Menggunakan peralatan sesuai fungsinya.
Perusahaan telah
menyadari arti sanitasi bagi kesehatan karyawan yang sekaligus menjaga kualitas
produk, namun demikian tidak semua karyawan menyadari arti penting sanitasi
terutama bagi kesehatan mereka sendiri. Khusus karyawan bagian pengeringan,
kebanyakan dari mereka enggan menggunakan masker meskipun perusahaan telah
menyediakannya. Mereka tidak mau menggunakan dengan alasan merepotkan. Padahal
pada bagian pengeringan banyak partikel tepung yang beterbangan sehingga
kemungkinan besar akan terhirup oleh pernapasan bagi yang berada di ruangan
pengeringan.
2. Sanitasi Peralatan
Sanitasi
peralatan diperlukan untuk menjaga kebersihan peralatan. Hal ini dilakukan
dengan cara membersihkan semua peralatan setelah proses produksi berlangsung.
Pembersihan dilakukan dengan menyikat dan menyemprotkan air ke seluruh bagian
alat. Sedangkan untuk peralatan
pengering digunakan semburan angin yang cukup kencang agar kebersihan
tetap terjaga sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak enak. Air yang
digunakan untuk membersihkan alat biasanya dicampur dengan kaporit dengan
tujuan untuk menjaga alat lebih bebas kuman. Sedangkan udara yang digunakan
disemburkan dari blower.
Kebersihan peralatan dilakukan dengan
mencuci setelah selesai operasi dilakukan oleh karyawan secara borongan dengan
tanggung jawab diserahkan pada masing-masing mandor sanitasi terhadap
peralatan, baik yang besar maupun yang kecil, meliputi:
1.
Peralatan Kecil
Peralatan kecil seperti
sekop dan garok harus segera dibersihkan setelah pemakaian dengan tujuan untuk
menghindari kontaminan terhadap produk oleh mikrobia yang mungkin menempel pada
peralatan sebab pati yang melekat merupakan media yang bagus bagi pertumbuhan
mikrobia.
2.
Peralatan Besar
Proses pencucian
peralatan besar dilakukan setelah operasi-operasi atau sebelum digunakan.
Perusahaan telah menyadari pembersihan alat penting untuk keawetan peralatan
dan kelancaran proses produksi. Peralatan memiliki pori-pori seperti sintung dbersihkan dengan hati-hati agar
ukuran mesh tidak berubah. Alat pencuci bahan baku yaitu sintung atau konveyor sendokan dan gelebeg dibersihkan dengan
penyikatan dan dibilas dengan air selang, setelah itu dijalankan tanpa bahan
baku. Alat pengeringan dilakukan pembersihan saat alat sedang tidak beroperasi.
3. Sanitasi ruangan
Selain
sanitasi terhadap karyawan dan peralatan kebersihan lingkungan kerja juga
menjadi perhatian utama. Kebersihan tempat kerja akan meminimalkan kontaminan
yang dapat merusak produk. Kebersihan tempat pengolahan dan lingkungan sekitar
pabrik di jaga dengan pembersihan secara teratur serta pembuangan limbah sesuai
tempatnya.
Sanitasi
ruangan harus dijaga dengan baik, hal ini dapat dilakukan dengan pembersihan
terhadap semua kotoran yang berceceran dilantai maupun kotoran yang ada di
dinding dan diatap karena adanya aktifitan serangga. Lantai disikat setiap
seminggu sekali, sedangkan pembersihan dinding dapat dilakukan seperlunya yaitu
apabila sudah terlihat kotor.
Pembersihan ruang-ruang
pengolahan dilakukan setelah selesai operasi dengan mempekerjakan karyawan
secara khusus dan pembersihan ruang karyawan dilakukan setelah digunakan.
Ruangan pengeringan dibersihkan setiap hari.
·
Penanganan
Limbah di PT. Triodaya Makmur
Seperti
kebanyakan industri-industri pada umumnya yang mengolah bahan baku menjadi
bahan jadi, industri tepung tapioaka inipun menghasilkan bahan-bahan buangan
yang dibuang ke lingkungan di sekitar pabrik yang biasa disebut limbah. Apabila
limbah ini tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan pencemaran. Sanitasi
limbah dilakukan untuk meminimalkn daya cemar terhadap lingkungan. Secara umum
limbah yang dihasilkan dari PT. Triodaya Makmur dapat digolongkan menjadi:
1.
Limbah Cair
Limbah
cair yang berasal dari PT. Triodaya Makmur sebagian besar berasal dari proses
pencucian singkong dan pengendapan ekstrak aci. Limbah cair tersebut pada
akhirnya akan dibuang ke sungai serayu, yang berjarak ± 500 meter dari lokasi
pabrik dengan menggunakan pipa khusus. Larutan yang telah mengalami pengendapan
akan dibuang langsung ke sungai. Sedangkan hasil penyaringan akan dilarikan ke
lokasi penjemuran yang berjarak 800m dari pabrik.
Proses penanganan limbah cair di PT.
Triodaya Makmur adalah dengan menambahkan M-bio pada semua cairan sebelum di
buang ke sungai. M-bio merupakan kultur campuran dari mikrobia yang
menguntungkan. M-bio berfungsi sebagai inokulan untuk meningkatkan proses
dekomposisi bahan organik dan membentuk senyawa anti bakteri penyebab bau
busuk. Dosis yg digunakan setiap hari tidak tentu tergantung dari jumlah limbah
cairnya.
Cairan dari
sisa pencucian mudah untuk dijernihkan dengan pengendapan dan penyaringan
secara tepat sehingga setelah melalui penyaringan cairan sudah di anggap layak
untuk di buang ke sungai. Limbah cair diberi M-bio untuk mengurangi bau
mikroba, membantu dekomposisi bahan organik secara fermentasi yang
menguntungkan dan menimbulkan bau harum, melarutkan zat organik atau anorganik,
membentuk senyawa anti bakteri, mencegah patogen dan menghilangkan fermentasi
yang merugikan.
2.
Limbah Padat
Limbah padat PT. Triodaya Makmur adalah
onggok atau hasil sampingan dari proses produksi tepung tapioka. Rata-rata 2
ton/hari onggok yg dihasilkan selanjutnya di press untuk mempercepat proses
pengeringan setelah di jemur sehingga pembusukan akibat tumbuhnya jamur tidak
sempat terjadi. Pemisahan limbah padat dan cair dilakukan dengan penyaringan,
hasil limbah padat yang masih bercampur air selanjutnya disalurkan lewat pipa
menuju ke tempat penjemuran onggok yg berada di seberang sungai serayu. Di
tempat ini akan di saring lagi dengan saringan yang berputar yang bejumlah dua
unit. Onggok yang dihasilkan di tampung di bak penampungan. Setelah berkumpul
di angkut ke tempat pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan tenaga matahari. Onggok
yang telah kering ditaruh dalam gudang dan selanjutnya dijual atau digunakan
sebagai pangan ternak dan pencampuran pembuatan saos.
3.
Limbah Gas
Limbah gas utama dari PT. Triodaya Makmur
berasal dari cerobong asap yang dihasilkan dari mesin-mesin diesel yang
menggunakan bahan bakar, debu dari
partikel-partikel pati yang halus serta bau dari ekstrak aci dan onggok yang
sangat menyengat. Untuk meminimalkan gas buangan dari mesin sehingga tidak
terhisap oleh makhluk hidup maka dibuat cerobong-cerobong asap yang tinggi.
Sedangkan untuk bau yang kurang sedap akibat dari penjemuran, diantisipasi
dengan melakukan penjemuran di tempat yang berjauhan dari pemukiman penduduk.
mau referensi bukunya dong mas. thanks
ReplyDeleteSoekarto, S.T., 1990. Dasar-Dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Departemen Pendidikan dan
DeleteKebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Soekarto. 1990. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Jakarta: Bhatara Aksara.
Jenie, Betty Sri Laksmi & Winiati Pudji Rahayu. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Yogyakarta: Kanisius.
Purnawijayanti, Hiasinta A. 2001. Sanitasi Higiene & Keselamatan Kerja Dlm Pengolh Makanan. Yogyakarta: Kanisius.
mungkin itu informasi referensi yang bisa saya berikan.
Terima kasih sudah berkunjung, semoga bisa bermanfaat bagi Saudari erlita agriani.
makalahnya tidak bisa dicopy ya pak
Deleteterima kasih atas makalh ini pak
ReplyDeletesangat membantu
Terima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat.
DeleteKepada yth
ReplyDeletePerusahaan BUMN & SWASTA
Up : Bagian Pengurus TENDER & GARANSI BANK
Hal : Penawaran Bank Garansi & Surety Bond ( Non Collateral )
Dengan Hormat,
Terlebih dahulu perkenalkan kami dari PT.CAHAYA INDAH PAMULANG, sebagai Jasa Asuransi & Bank Garansi Bersertifikat AAUI No.0709000175, dalam kesempatan ini kami bermaksud untuk menawarkan Jaminan Peng-Coveran Garansi Bank & Asuransi yang di Back-Up oleh Perusahaan Perbankan & Asuransi Pemerintah Maupun Asuransi Swasta. Adapun hal-hal yang kami tawarkan adalah sebagai berikut :
1.SURETY BOND ( ASURANSI )
Asuransi pemerintah di antaranya : ASKRINDO, JASINDO, ASEI ,DLL.Asuransi swasta adalah : MEGA PRATAMA, INTRA ASIA, RAYA, VICTORIA, BOSOWA PERSIKOP dan Asuransi swasta umum lainnya, yang sudah terdaftar di DEPARTMENT KEUANGAN RI.
2.BANK GUARANTEE (BANK GARANSI)
Bank Garansi diantaranya adalah :BRI,BNI,DKI,SUMUT,SUMSEL,LAMPUNG dan bank yang lainya.
Demikianlah surat penawaran ini kami sampaikan, semoga ini bisa menjadi langkah awal kita untuk menjalin kerja sama dengan baik dan dapat berkesinambungan di masa yang akan datang. Atas perhatian dan pertimbanganya kami ucapkan terima kasih.
Proses Cepat, Tanpa Agunan / Non Collateral
Untuk Informasi Lebih Lanjut Hub :
Marketing : Pardi Alakbar
Hp : 0812 9311 6363
Email : pardialakbar.ptcip@gmail.com
Makalah Tidak Bisa Di Copy Ya
ReplyDeleteMenjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller, waste water treatment, Loundry oli ,dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
ReplyDeleteTommy (081310849918)
Terima kasih