Upaya Kesehatan Kuratif, Preventif dan
Promotif
Di negara
dengan sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada upaya kuratif mulai
berkembang berbagai kritik terhadap sistem tersebut. Para
pengkritik menyarankan agar sistem pelayanan kesehatan beralih ke upaya
preventif dan perawatan penderita penyakit kronis. Di samping kedua macam upaya
tersebut di atas kita menjumpai pula upaya promosi kesehatan. Dalam upaya pencegahan medis
dibedakan tiga jenjang intervensi klinis, yaitu pencegahan primer, pencegahan
sekunder, dan pencegahan tertier. Ada
pembedaan antara tiga jenjang pencegahan, yaitu pencegahan pada jenjang medis,
pencegahan pada jenjang perilaku, dan pencegahan pada jenjang struktur.
Upaya Preventif : Kasus HIV/AIDS
HIV
merupakan sejenis virus yang ditularkan dari seseorang ke orang lain melalui
pertukaran darah atau cairan tubuh. Oleh karena mengakibatkan defisiensi pada
ketahanan tubuh manusia maka virus ini diberi nama HIV. Adanya berbagai penyakit
tertentu merupakan sindrom yang menjadi indikasi bahwa orang dengan HIV telah
mengidap apa yang dinamakan penyakit AIDS. Oleh karena HIV/AIDS merupakan PMS maka yang
paling rentan terhadap infeksi HIV/AIDS maupun PMS lain ialah orang yang
terlibat dalam perilaku risiko tinggi yaitu mereka yang sering berganti
pasangan seks tanpa menggunakan alat pelindung. Selain melalui hubungan seks,
yang merupakan cara penularan dominan, dan maka infeksi HIV/AIDS dapat pula
terjadi melalui cara-cara lain, seperti infeksi janin dalam kandungan orang
dengan HIV/AIDS; infeksi intravena; prosedur tindak medis invasif; kontak
dengan darah atau cairan tubuh orang dengan HIV/AIDS. Mengingat bahwa infeksi HIV/AIDS cenderung
terjadi di kalangan orang yang berperilaku risiko tinggi maka perilaku dan gaya hidup inilah yang
menjadi sasaran intervensi upaya pencegahan. Di kalangan para pemerhati masalah
HIV/AIDS dikenal apa yang dinamakan rumus ABC: abstinence (abstinensi), be
faithful (setialah), dan kondom (condom). Pencegahan dilakukan dengan kegiatan
yang biasanya dinamakan KIE (komunikasi, informasi, edukasi). Kegiatan KIE
bertujuan mengubah perilaku, pengetahuan, sikap, dan keyakinan warga
masyarakat.
Upaya intervensi perilaku tidak terbatas pada orang yang berperilaku
risiko tinggi melainkan mencakup pula berbagai kalangan masyarakat. Berbagai
program KIE mengenai HIV/AIDS yang dijumpai dalam masyarakat lain dan kini
telah mulai dilaksanakan dalam masyarakat kita ialah intervensi kelompok risiko
tinggi, program pendidikan di tempat kerja, program pendidikan kesehatan di
sekolah, intervensi komunitas, intervensi melalui media massa. Intervensi
di bidang struktur sosial diarahkan pada perubahan struktur sosial, sistem
sosial, dan lingkungan melalui perundangundangan dan kebijakan. Penanggulangan
masalah seks komersial yang menjadi sumber penyebaran PMS dan HIV/AIDS menuntut
adanya intervensi struktural, bukan hanya intervensi perilaku. Dalam upaya promosi kesehatan dijumpai dua
pendekatan, yaitu pendekatan individual dan pendekatan struktural. Dari
strategi komprehensif promosi kesehatan yang dirumuskan WHO nampak bahwa badan
dunia ini menganut pendekatan struktural. Dari perumusan tujuan utama
Departemen Kesehatan serta strategi untuk mewujudkannya dapat kita simpulkan
bahwa yang kita anut ialah baik pendekatan individual maupun struktural.
No comments:
Post a Comment