I. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Data
Pengamatan
1. Kelompok 1 (Kelapa Sedang, 1000C)
a. Rendemen
Rendemen
(%) =
minyak yang dihasilkan X 100%
Minyak sbg bahan dasar
=
b.
Kadar Air
K.a =
A=
berat cawan (gr)
B =
berat cawan+sampel sebelum dikeringkan
C =
berat cawan+sampel setelah dikeringkan
K.a = = 14,373%
c. Warna
Kuning Jernih
d. Kekentalan
= 0,5 X 200 mps = 100 mps
e. % ALB = ml NaOH x N x BM asam laurat
Berat contoh (gr) x 1000
=
= 0,17%
2. Kelompok 2 (Kelapa Tua, 1000C)
a. Rendemen
Rendemen
(%) =
minyak yang dihasilkan X 100%
Minyak sbg bahan dasar
=
b.
Kadar Air
K.a =
A=
berat cawan (gr)
B =
berat cawan+sampel sebelum dikeringkan
C =
berat cawan+sampel setelah dikeringkan
K.a = = 3,692%
c. Warna
Kuning Jernih
d. Kekentalan
= 0,5 X 200 mps = 100 mps
e. % ALB = ml NaOH x N x BM asam laurat
Berat contoh (gr) x 1000
=
= 0,12%
3. Kelompok 3 (Kelapa Sedang, 700C)
a. Rendemen
Rendemen
(%) =
minyak yang dihasilkan X 100%
Minyak sbg bahan dasar
=
b.
Kadar Air
K.a =
A=
berat cawan (gr)
B =
berat cawan+sampel sebelum dikeringkan
C =
berat cawan+sampel setelah dikeringkan
K.a = = 15,665%
c. Warna
Kuning Jernih
d. Kekentalan
= 0,5 X 200 mps = 100 mps
e. % ALB = ml NaOH x N x BM asam laurat
Berat contoh (gr) x 1000
=
=
0,029%
4. Kelompok 4 (Kelapa Tua, 700C)
a. Rendemen
Rendemen
(%) =
minyak yang dihasilkan X 100%
Minyak sbg bahan dasar
=
b.
Kadar Air
K.a =
A=
berat cawan (gr)
B =
berat cawan+sampel sebelum dikeringkan
C =
berat cawan+sampel setelah dikeringkan
K.a = = 0,24%
c. Warna
Kuning Jernih
d. Kekentalan
= 0,5 X 200 mps = 100 mps
e. % ALB = ml NaOH x N x BM asam laurat
Berat contoh (gr) x 1000
=
= 0,104%
5. Kelompok 5 (Kelapa Sedang, 500C)
a. Rendemen
Rendemen
(%) =
minyak yang dihasilkan X 100%
Minyak sbg bahan dasar
=
b.
Kadar Air
K.a =
A=
berat cawan (gr)
B =
berat cawan+sampel sebelum dikeringkan
C =
berat cawan+sampel setelah dikeringkan
K.a = = 23,9%
c. Warna
Kuning Jernih
d. Kekentalan
= 0,5 X 200 mps = 100 mps
e. % ALB = ml NaOH x N x BM asam laurat
Berat contoh (gr) x 1000
=
= 0,179%
6. Kelompok 6 (Kelapa Tua, Suhu 500C)
a. Rendemen
Rendemen
(%) =
minyak yang dihasilkan x 100%
Minyak sbg bahan dasar
=
b. Kadar
Air
K.a =
A=
berat cawan (gr) = 48,2675
B =
berat cawan+sampel sebelum dikeringkan = 50, 2675
C =
berat cawan+sampel setelah dikeringkan = 49,9764
K.a = = 14.555
%
c. Warna
Kuning Jernih
d. Kekentalan
= 0,5 X 200 mps = 100 mps0,2911
e. Kadar
Asam Lemak Bebas (% ALB)
% ALB = ml NaOH x N x BM asam laurat
Berat contoh (gr) x 1000
=
= 0,107%
B.
Pembahasan
Minyak
klentik merupakan minyak yang dibuat dari buah kelapa dengan menggunakan cara
pembuatan tradisional. Minyak klentik biasanya dibuat oleh industri-industri
kecil atau home industri dengan skala
yang tidak terlalu besar. Minyak klentik sudah beredar di kalangan masyarakat
dan digunakan untuk memasak. Untuk memperoleh minyak klentik yang berkualitas
maka diperlukan proses pembuatan minyak klentik dengan cara yang benar dan
tepat. Proses pembuatan minyak klentik sangatlah sederhana dan mudah
dipraktekkan.
Langkah
pertama dalam pembuatan minyak klentik yaitu daging buah kelapa diparut dan
dibentuk menjadi santan dengan cara menambahkan air hangat kemudian di
remas-remas dan diperas hingga keluar santannya. Proses pembuatan santan
merupakan tahap yang paling penting dalam pembuatan minyak. Untuk dapat
membuat minyak yang lebih banyak maka jenis buah kelapa yang dipilih yaitu
kelapa yang setengah tua dan kelapa tua.
Santan itu sendiri
merupakan jenis emulsi minyak dalam air (M/A), dimana yang berperan sebagai
media pendispersi adalah air dan fasa terdispersinya adalah minyak.
Globula-globula minyak dalam santan dikelilingi oleh lapisan tipis protein dan
fosfolida. Lapisan protein menyelubungi tetes-tetes minyak yang
terdispersi di dalam air. Untuk dapat menghasilkan minyak maka lapisan
protein itu perlu dipecah sehingga tetes-tetes minyak akan bergabung menjadi
minyak. Jadi pada prinsipnya pembuatan minyak kelapa melalui santan
adalah pemecahan system emulsi santan melalui denaturasi protein.
Langkah selanjutnya adalah
melakukan pemanasan terhadap santan yang telah dibuat. Tujuan dari
pemanasan adalah untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat di dalam santan
tersebut. Umumnya minyak yang dihasilkan dengan cara pemanasan ini
berwarna kekuningan. Blondo yang diperoleh dari hasil pengolahan minyak
kelapa dengan cara pemanasan memiliki warna coklat kehitaman. Selain itu proses pemanasan di atas suhu 800C menyebabkan
banyak kandungan antioksidan yang menguap dan hampir semua jenis protein
mengalami denaturasi saat proses pemanasan berlangsung. Oleh karenanya, minyak
kelapa mudah teroksidasi sehingga menyebabkan ketengikan.
Pemanasan yang dilakukan sangat tergantung pada
besar-kecilnya api yang digunakan. Suhu 100 - 110°C dikatakan ideal karena pada
suhu tersebut air yang terdapat dalam santan akan menguap. Dengan demikian,
protein yang berikatan dengan air pun akan pecah. Selanjutnya, protein akan
mengalami denaturasi (rusak). Dengan demikian, protein yang mengikat lemak
(minyak) dari santan kelapa akan rusak juga. Minyak kelapa ini kemudian akan
bebas dari ikatan-ikatan emulsi dengan protein sebagai emulgatornya. Dengan
lepasnya ikatan-ikatan tersebut, minyak akan mengumpul tersendiri. Sementara
protein pun akan berkumpul menjadi satu. Protein tersebut dikenal dengan nama
blondo.
Setelah dihasilkan minyak dan blondo, proses pembuatan
minyak klentik ini belum selesai sepenuhnya. Blondo yang dihasilkan dipress
untuk memaksimalkan jumlah minyak klentik yang dihasilkan karena kemungkinan
masih terdapat sisa minyak klentik yang tertinggal di dalam blondo.
Dalam praktikum kali ini, ada 6 jenis perlakuan yang
dipraktekan yaitu pembuatan minyak klentik dengan menggunakan kelapa umur
sedang dan suhu pemanasan 1000C, pembuatan minyak klentik dengan
kelapa umur tua dan suhu pemanasan 1000C, pembuatan minyak klentik
dengan menggunakan kelapa umur sedang dan suhu pemanasan 700C,
pembuatan minyak klentik dengan kelapa umur tua dan suhu pemanasan 700C,
pembuatan minyak klentik dengan menggunakan kelapa umur sedang dan suhu
pemanasan 500C, pembuatan minyak klentik dengan menggunakan kelapa
umur tua dan suhu pemanasan 500C. Dari keenam perlakuan yang berbeda
krakteristik minyak yang dihasilkan berbeda pula.
Untuk kekentalan dari semua perlakuan baik kelapa tua
ataupun sedang dengan ketiga perlakuan suhu adalah sama, yaitu 100 mbPs. Pada
dasarnya kekentalan minyak kelapa sangat dipengaruhi oleh suhu ektraksi atau
pada saat pemanasan. Selain itu kekentalan minyak kelapa juga dapat dipengaruhi
oleh varietas kelapa, umur kelapa, cara penggorengan atau pemanasan. Begitu
juga dengan warna yang dihasilkan dari keenam perlakuan ini adalaha sama, yaitu
warna kuning jernih. Hal ini sesuai dengan pustaka yang menyatakan bahwa warna
minyak kelapa yang dibuat dengan cara tradisional adalah kuning jernih.
Secara
berturut-turut rendemen dan kadar air dari minyak yang dibuat dari kelapa umur
sedang dan kelapa umur tua dengan suhu ekstraksi 1000C adalah
sebagai berikut 4,25%(kelompok 1), 12,6% (kelompok 2) dan 14,373 (kelompok 1),
3,692 (kelompok 2). Data tersebut menunjukkan bahwa pembuatan minyak klentik
dengan kelapa umur sedang memiliki rendemen lebih rendah dan kadar air yang
lebih tinggi bila dibandingkan dengan pembuatan minyak klentik dengan kelapa
umur tua. Hal ini sesuai pustaka yang menyatakan bahwa buah
kelapa tua mempunyai kandungan lemak yang tinggi. Tingginya kandungan lemak
pada daging buah kelapa yang sudah tua ini menjadikan buah tersebut banyak
digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak.
Di dalam daging buah kelapa juga terdapat enzim seperti peroksidase,
dehidrogenase, katalase dan fosfatase.
Pada buah kelapa yang sudah dipetik, enzim ini akan mempercepat proses
hidrolisis minyak, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan mempercepat oksidasi
asam lemak tidak jenuh yang menghasilkan peroksida dan peroksida ini kemudian
dipecah menjadi aldehid dan keton (Surjadi et
al, 1995). Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua diperkirakan mencapai
30%-35%. Semakin tinggi kandungan minyak yang didapatkan maka semakin tinggi
juga rendemen yang dihasilkan. Hal ini terbukti bahwa rendemen yang dihasilkan
pada kelapa tua lebih tinggi karena kandungan minyak dari kelapa tua lebih
banyak. Selain itu selama perkembangannya, buah
kelapa secara kontinyu mengalami kenaikan berat. Ukuran berat maksimum tercapai
pada bulan ketujuh. Pada saat itulah jumlah air kelapa mencapai maksimal.
Setelah periode tersebut, air kelapa berkurang jumlahnya dan daging kelapa
mengalami penebalan. Penebalan daging mencapai puncaknya pada bulan ke-9. Di
atas bulan ke-10, kelapa dapat dikatakan tua. Pada periode tersebut, kadar air
semakin berkurang. Dapat dikatakan bahwa kadar air dari kelapa tua lebih
sedikit dibanding dengan kelapa sedang. Sehingga hal ini sesuai dengan data
pengamatan yang menunjukkan bahwa kadar air dari minyak yang dibuat dari kelapa
tua lebih rendah dibanding dengan kadar air yang didapat dari minyak yang
dibuat dari kelapa sedang. Untuk suhu ekstraksi 1000C merupakan suhu
yang ideal dalam pembuatan minyak klentik, karena pada saat pemanasan dengan
suhu tersebut air pada santan akan menguap dengan sempurna dan pemisahan antara
minyak dan blondo tejadi dengan tepat dan cepat, kronologis peristiwa ini sudah
dipaparkan pada awal pembahasan laporan ini.
Untuk
jumlah asam lemak bebas dari minyak yang dibuat dari kelapa umur sedang dan
kelapa umur tua dengan suhu ekstraksi 1000C secara berturut-turut
adalah 0,17% dan 0,12%. Persen asam lemak bebas dinyatakan sebagai asam laurat
dengan berat molekul 200. Kandungan asam lemak bebas dalam minyak yang bermutu
baik hanya terdapa dalam jumlah kecil, sebagian besar asam lemak terikat dalam
bentuk ester atau bentuk trigliserida (Keraten, 1986). Selain itu pengamatan
dan beberapa test
laboratorium, kelapa pantai
kandungan MCT (medium chain triglycerida) atau MCFA (medium chain fatty acid),
khususnya asam laurat lebih tinggi di banding kelapa yang berasal dari
pegunungan atau pedalaman. Singkat kata, kandungan MCT sangat dipengaruhi oleh
banyak variable. Selain habitat tanaman kelapa, varietas juga sangat
berpengaruh, umur pohon kelapa yang lebih tua jauh lebih baik, demikian pula
umur panen buah kelapa segar serta cara
penyimpanan buah kelapa segar yang sudah di panen.
Selanjutnya
adalah rendemen dari minyak yang dibuat dari kelapa umur sedang dan kelapa umur
tua dengan suhu ekstraksi 700C secara berturut-turut adalah sebagai
berikut 6,57% dan 10%. Untuk kadar air dari kedua perlakuan tersebut secara
berturut-turut adalah sebagai berikut 15,665% dan 0,24%. Data tersebut
menunjukkan bahwa rendemen minyak yang dibuat dari kelapa umur sedang lebih
rendah bila dibandingkan dengan rendemen minyak yang dibuat dari kelapa umur
tua. Kandungan minyak pada kelapa tua lebih tinggi bila dibandingkan dengan
kandungan minyak kelapa sedang. Semakin tinggi kandungan minyak
yang didapatkan maka semakin tinggi juga rendemen yang dihasilkan. Sehingga
dapat dikatakan hasil pengamatan sesuai dengan pustaka. Senada dengan rendemen
yang dihasilkan, jumlah kadar air dari minyak yang
dibuat dari kelapa umur sedang dan kelapa umur tua dengan suhu ekstraksi 700C
juga sesuai dengan pustaka. Karena kadar air kelapa sedang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kadar air kelapa tua, sehingga diperoleh kadar air minyak
yang dibuat dari kelapa sedang lebih banyak dibanding dengan kadar air minyak
yang dibuat dari kelapa tua. Selain itu kadar air dari minyak yang dibuat dari
kelapa sedang dengan suhu 700C lebih tinggi bila dibanding dengan
kadar air minyak yang dibuat dari kelapa sedang dengan suhu 1000C.
Hal ini karena faktor suhu pemanasan, suhu pemanasan yang lebih tinggi dapat
menyebabkan air yang menguap lebih banyak, sehingga kadar air dari minyak yang
dibuat dari kelapa sedang dengan suhu 1000C memiliki kadar air yang
lebih sedikit dibanding kadar air dari minyak yang dibuat dari kelapa sedang
dengan suhu 700C. Namun tidak demikian dengan kadar air minyak yang
dibuat dari kelapa tua dengan suhu 700C , kadar airnya lebih rendah
bila di bandingkan dengan kadar air minyak yang dibuat dari kelapa tua dengan
suhu 1000C. hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut jumlah
air yang ditambahkan pada saat pengambilan santan, kekentalan santan yang dihasilkan,
lamanya jarak waktu setelah menjadi santan dan waktu menuju pemanasan. Semakin
lama santan didiamkan semakin berkurang kadar airnya. Selain itu dapa pula
disebabkan pada saat proses penyaringan dengan kertas saring, pada saat
penyaringan air diserap lebih dahulu oleh kertas saring dan diuapkan. Senyawa
minyak sulit menembus kertas saring. Sedangkan air atau H2O yang menembus
dengan segera kertas saring, butirbutir airnya halus sekali sehingga langsung
menguap.
Untuk
presentase asam lemak bebas dari minyak yang dibuat dari kelapa umur sedang dan
kelapa umur tua dengan suhu ekstraksi 700C secara berturut-turut
adalah sebagai berikut 0,0209% dan 0,104%. Persen asam lemak bebas dinyatakan
sebagai asam laurat dengan berat molekul 200. Seperti yang sudah dibahas
sebelumnya menurut pustaka kandungan asam lemak bebas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu habitat tanaman kelapa, varietas, umur pohon kelapa yang
lebih tua jauh lebih baik, umur panen buah kelapa segar serta cara penyimpanan buah kelapa
segar yang sudah di panen. Namun data presentase asam lemak bebas dari minyak
yang dibuat dari kelapa umur sedang dan kelapa umur tua dengan suhu ekstraksi
700C menunjukkan bahwa presentase ALB minyak yang dibuat dari kelapa
tua lebih tinggi bila dibandingkan presentase ALB minyak yang dibuat dari
kelapa sedang.
Selanjutnya
adalah jumlah rendemen dari minyak yang dibuat dari kelapa sedang dan kelapa
tua dengan suhu 500C secara berturut-turut adalah sebagai berikut 5%
dan 10%. Data tersebut menunjukkan bahwa rendemen minyak yang dibuat dari
kelapa umur sedang lebih rendah bila dibandingkan dengan rendemen minyak yang
dibuat dari kelapa umur tua. Kandungan minyak pada kelapa tua lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kandungan minyak kelapa sedang. Semakin
tinggi kandungan minyak yang didapatkan maka semakin tinggi juga rendemen yang
dihasilkan. Sehingga dapat dikatakan hasil pengamatan sesuai dengan pustaka.
Sedangkan untuk kadar air dari minyak yang dibuat
dari kelapa sedang dan kelapa tua dengan suhu 500C secara
berturut-turut adalah sebagai berikut 23,9% dan 14,555%. Data tersebut sesuai
pustaka yang menyatakan bahwa kadar air kelapa sedang lebih tinggi dibanding
dengan kelapa tua. Selain itu dari ketiga perlakuan suhu seharusnya kadar air
dari minyak yang dibuat dengan suhu pemanasan 500C yang paling
tinggi. Hal ini sesuai dengan data pengamatan yang dihasilkan bahwa minyak yang
dibuat dari kelapas sedang dengan suhu 500C paling tinggi daiantara
minyakyang dibuat dari kelapa sedang dengan suhu 1000c dan 700C
secara berturut-turut data kadar air dari 3 perlakuan suhu (1000C,
700C dan 500C)
adalah sebagai berikut 14,373%,
15,665%, 23,9%. Begitu juga dengan kadar
air dari minyak yang dibuat dari kelapa tua dengan suhu 500C
merupakan jumlah kadar air yang paling tinggi karena suhu pemanasannya paling
rendah. Secara berturut-turut data kadar air pada suhu 1000C, 700C dan 500C yaitu 3,692%, 0,24% dan
14,555%. Karena pada dasarnya kadar air dipengaruhi oleh suhu pemanasan,
semakin tinggi suhu semakin rendah kadar airnya.
Untuk
presentase asam lemak bebas dari minyak yang dibuat dari kelapa umur sedang dan
kelapa umur tua dengan suhu ekstraksi 500C secara berturut-turut
adalah sebagai berikut 0,179% dan 0,107%. Hal ini sesuai dengan pustaka yang
menyatakan bahwa kelapa tua memiliki kandungan asam lemak bebas yang lebih
sedikit.
Pada intinya perbedaan
mendasar antara daging buah kelapa muda dan tua adalah kandungan minyaknya.
Kelapa muda memiliki rasio kadar air dan minyak yang besar. Kelapa disebut tua
jika rasio kadar air dan minyaknya optimum untuk menghasilkan santan dalam
jumlah terbanyak. Sebaliknya, bila buah kelapa terlalu tua kadar airnya
berkurang sehingga santan yang dihasilkanpun sedikit.ciri-ciri kelapa tua yang
tidak kelewat tua adalah kulitnya berwarna coklat tua tidak kehitaman, daging keras dan bila dicongkel dengan kuku dagingnya licin
karena kandungan minyaknya.
No comments:
Post a Comment