PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
adalah sentral perubahan sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan
pendidikan harus beres. Pendidikan jangan dipakai percobaan karena generasi
muda sebagai salah satu agen perubahan akan menjadi korbannya. Harus ada sistem
pendidikan yang baku dan berkesinambungan, kata Bupati Jembrana, Prof. Winasa. Perubahan
paradigma pembangunan dari sentralisasi menjadi desentralisasi
telah dikokohkan dalam bentuk undang-undang, yaitu dari UU No 22 Tahun 1999 menjadi UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
telah dikokohkan dalam bentuk undang-undang, yaitu dari UU No 22 Tahun 1999 menjadi UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Selama ini daerah
hanya merupakan pelaksana dari berbagai program pusat, sekarang daerah harus
membuat rencana sendiri sesuai dengan kondisi objektif masing-masing kabupaten/
kota. Seiring dengan perkembangan jaman, tantangan yang dihadapi dunia
pendidikan ke depan semakin berat. Selain kondisi internal yang belum memenuhi
standar minimal untuk suatu proses pembelajaran yang ideal, juga tantangan yang
datang dari luar makin berat. Banyak tantangan dari luar yang dihadapi oleh
sektor pendidikan. Tantangan-tantangan itu ,misalnya : perkembangan ilmu dan
teknologi semakin cepat, era globalisasi yang mempertipis batas antara negara
dengan negara, adanya pengaruh sosial budaya dari berbagai negara, lemahnya
kemampuan masyarakat dalam membiayai pendidikan dan lain sebagainya.
Kabupaten
Jembrana adalah salah satu kabupaten dari Provinsi Bali. Dan kabupaten ini
maerupakan sqlah satu kabupaten yang memperhatikan permasalahan pendidikan
masyarakatnya. Dari berbagai tantangan seperti di atas, maka dapat diidentifikasi
bahwa permasalahan pokok pendidikan di Kabupaten Jembrana adalah lemahnya kemampuan
masyarakat dalam membiayai pendidikan. Heterogenitas masyarakat yang ada di
Kabupaten Jembrana menjadikan munculnya berbagai permasalahan dalam bidang
pendidikan. Masyarakat Kabupaten Jembrana ada yang hidup di pedesaan,
pegunungan, dan pesisir pantai. Rata-rata masyarakatnya beraa dalam ekonomi
lemah dan masih terbelakang jika dibandingkan dengan masyarakat kabupaten lain
seperti Badung, Denpasar, dan lain sebagianya. Sumber daya manusia (SDM)
Kabupaten Jembrana tergolong rendah karena kemempuan yang dimiliki masyarakatnya
juga rendah, dan salah satu penyebabnya adalah rendahnya pendidikan masyarakat
Kabupaten Jembrana.
Dari permasalahan tersebut bidang pendidikan merupakan salah satu
prioritas utama dalam pembangunan di Kabupaten Jembrana. Pemerintah Kabupaten
Jembrana menyadari bahwa investasi sumber daya manusia adalah investasi jangka
panjang yang akan melanjutkan pembangunan di Kabupaten Jembrana. Kegagalan
pendidikan dapat menyebabkan keterbelakangan dan keterpurukan sehingga terancam
kehilangan sebuah generasi (lost generation). Kebijakan pendidikan gratis di
Kabupaten Jembrana sudah dilaksanakan dari tahun 2001, dari waktu sekitar tahun
tersebut jumlah buta huruf di Kabupaten Jembrana mengalami penurunan setiap
tahunya.
Implementasi kebijakan pendidikan gratis 12 tahun di
Jembrana menarik unutk dikaji bagaimana proses implementasinya sampai sekarang
sehingga Kabupaten Jembrana dapat melakukan kebijakan tersebut. Dan
faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam proses implementasi program
pendidikan gratis 12 tahun di Kabupaten Jembrana.
A.
Perumusan Masalah
Bagaimanakah
evaluasi implmentasi program pendidikan gratis wajib belajar 12 tahun di
Kabupaten Jembrana yang meliputi:
1.
Bagaimana
implementasi program pendidikan gratis bagi wajib belajar 12 tahun di Kabupaten Jembrana ?
2.
Fakor
apa yang mempengaruhi implementasi program pendidikan gratis bagi wajib belajar
12 tahun di Kabupaten Jembrana tersebut ?
Selengkapnya dapat di download pada:
http://www.4shared.com/office/-ph1kVqE/LAPORAN_PENELITIAN.html
No comments:
Post a Comment