Indikakor kinerja digunakan untuk
menggambarkan capaian yang diperoleh oleh suatu organisasi publik. Definisi indikator
kinerja adalah ukuran kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu
sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan (BPKP dalam Mahsun, 2006 : 71). Antara
indikator kinerja dengan ukuran kinerja seringkali disamakan padahal keduanya
mempunyai perbedaan makna. Sebagaimana yang ditetapkan oleh Mahsun (2006 : 71)
yang menyatakan bahwa :
“Indikator kinerja (performance indicator) mengacu pada penilaian kinerja tdak secara
langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja,
sehingga bentuknya cenderung kuallitatif. Sedangkan ukuran kinerja (performance measure) adalah kriteria
kinerja yang mengacu pada penilaian kinerja secara langsung, sehingga bentuknta
kuantitatif. Indikator kinerja dan ukuran kinerja ini sangat dibutuhkan untuk
menilai tingkat ketercapaian tujuan, sasaran, dan strategi.”
Indikator
kinerja sangat penting digunakan karena untuk mengetahui apakah suatu aktivitas
atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Pengunaan indikator kinerja dalam setiap organisasi
berbeda-beda satu sama lainnya.
Dalam suatu
organisasi, penilaian kinerja terhadap organisasi merupakan hal yang penting. Hal
ini disebabkan antara kinerja dan penilaian kinerja merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan, seperti diungkapkan Mustopadjadja (2002 : 12) menyebutkan bahwa ada beberapa jenis
indikator yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pengukuran kinerja organisasi
yaitu sebagai berikut :
1. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang
dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjaan untuk menghasilkan keluaran,
dapat berupa dana sumber daya manusia (pegawai). Informasi kebijakan atau peraturan perundangan dan
sebagainya.
2. Indikator proses adalah segala
besaran yang menunjukan upaya atau aktifitas yang dilakukan dalam ranka
mengolah masukan menjadi keluaran.
3. Indikator keluaran atau (output) adalah segala sesuatu yang
diharapkan langsung dipakai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun
non-fisik.
4. Indikator hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan jangka menengah (efek langsung), hasil nyata
dari keluaran suatu kegiatan.
5. Indikator manfaat (benefit) adalah segala sesuatu yang
teerkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan, menggambarkan manfaat
yang diperoleh dari indicator hasil, menunjukan hal-hal yang diharapkan untuk
dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal (tepat
lokasi dan waktu).
6. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan
baik positif maupun negatif dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan,
baru dapat diketahui dalam jangka watu menengah tau panjang. Ini menunjukan
dasar pemikiran dilakukannya kegiatan yang menggambarkan aspek makro
pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara sektoral, regional dan nasional.
Pengukuran
dan manfaat penilaiann kinerja organisasi dengan menggunakan indikator-indikator
kinerja yang ada adalah akan mendorong pencapaian tujuan organisasi dan akan
memberikan umpan balik untuk upaya perbaikan secara terus menerus (berkelanjutan).
Senada dengan penjelasan di atas, indikator kinerja organisasi yang sama juga
dijelaskan oleh Mahsun (2006 : 196) dan
oleh Bastian (dalam Tangkilisan, 2005 :175). Untuk menilai kinerja juga dapat
melalui pendekatan “input-proccess-outputs”
yang berarti apa yang terjadi dalam sebuah proses yang mengolah input menjadi
output (Dharma, 2002:17) :
1.
Inputs meliputi masalah, informasi,
waktu, teknologi, dan sebagainya.
2.
Proses
ditekankan pada upaya/aktivitas yang dilakukan dalam rangka mengolah input
menjadi outputs.
3.
Outputs ditekankan pada hasil langsung
yang diharapkan dicapai dari kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing satuan
organisasi.
Dari
pendapat di atas nampak jelas bahwa ukuran kinerja baik itu kinerja pegawai
maupun kinerja organisasi sektor publik sangat bervariasi dan bersifat
multidimensional. Dimensi-dimensi tersebut juga tidak bersifat mutually exclusive (berdiri sendiri),
tetapi ternyata saling berhubungan dan saling melengkapi.
Baik tidaknya kinerja organisasi sangat ditentukan
oleh berhasil tidaknya organisasi tersebut mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Kemudian menurut Widodo (2005 : 79) menjelaskan :
“Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya
yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan oleh sekelompok
orang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi.”
good job
ReplyDeleteThank you.
DeleteTerima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat.
ReplyDeletemas judu buku dari Mustopadjadja 2002, tentang pengukuran kinerja organisasi apa ya?
ReplyDeleteterimakasih mas
terima kasih..
ReplyDeleteBang itu indikatot kinerja bukunya apa
ReplyDeleteBang itu indikatot kinerja bukunya apa
ReplyDeletesangat informatif, mohon ijin utk copy artikelnya sbg bahan penyusunan tesis. tks
ReplyDelete