Dunia politik merupakan
salah satu panggung terbesar dalam kehidupan bernegara. Artikel ini akan
membahas sebuah fakta dunia politik Indonesia . Demokrasi yang ditetapkan
di Negara Indonesia
membuat berbagai permasalahan. Demokrasi yang ditetapkan Indonesia
membuat sebagian besar orang beranggapan bahwa mereka merdeka dan sama
kedudukannya dalam pengambilan setiap keputusan yang menyangkut kepentingan
bersama yang ditentukan pemerintah. Saat ini, sangat sering pemerintah
Indonesia membuat kebijakan yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Oleh
karena itu, muncul rasa tidak setuju terhadap pemerintah, hal ini diwujudkan
dalam berbagai bentuk. Mulai dari unjuk rasa, sampai aksi-aksi anarkis agar
membuat pemerintah tertekan. Akibatnya gejolak yang terjadi akibat hal tersebut
menghasilkan berbagai permasalahan-permasalah yang membawa dunia perpolitikan
Indonesia semakin terpuruk. Anarkisme di kalangan masyarakat Indonesia sudah
tersebar luas, sebagian besar beranggapan bahwa sebuah perjuangan untuk
mencapai tujuan tertentu benar maupun tidak itu merupakan hal yang wajar. Dari
pemahaman seperti ini muncul aksi anarkisme apabila ditemukan kejanggalan dari
setiap kebijakan yang pemerintah keluarkan. Saat ini permasalahan politik di
Indonesia sudah sangat banyak dan sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan
dunia politik di Indonesia. Perlu adanya tindakan tegas yang dilakukan penegak
hukum untuk membatasi beberapa hal terkait dengan gejolak perpolitikan di
Indonesia agar tercipta keadaan negara yang stabil dan aman.
Kata
Kunci : politik Indonesia,
demokrasi, anarkisme, kebijakan pemerintah.
Pendahuluan
Dunia politik di Indonesia memuat
banyak cerita serta permasalahan yang membuat kestabilan negara berantakan. Politik memiliki makna
yaitu politik merupakan suatu kegiatan mencari, mempertahankan, merebut sebuah
kekuasaan, selain itu ada juga yang beranggapan bahwa politik adalah segala
kegiatan yang berhubungan dengan kebijakan. Politik berasal dari sebuah
interaksi kekuasaan sehingga konsep kekuasaan tidak terpisah dengan kebijakan.
Dalam sebuah penentuan kebijakan politik perlu adanya pengaruh. Kekuasaan yang
ada tidak bersifat kuantitatif tetapi kualitatif, pernyataan secara kuantitatif
hanya bersifat asumsi. Banyak orang beranggapan salah terhadap “politik” hal
ini disebabkan pemahaman yang kurang tentang arti politik sebenarnya. Politik
bukan sebuah hal yang sangat formal yang hanya ada di dunia pemerintahan. Namun
politik setiap hari selalu bergesekan dengan kehidupan kita. Bahkan, saat ini
politik adalah salah satu bagian dari sistem kebudayaan.[1]
Saat ini Indonesia
menganut system perpolitikan yang berdasarkan demokrasi. Demokrasi merupakan
kebebasan bagi semua warga negara untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan
bernegara. Contoh sederhana dari sistem demokrasi terdapat dalam sistem pemilihan
umum presiden, dan petinggi lainnya seperti gubernur, bupati, walikota, dll.
Indonesia membebaskan warganya untuk memilih sendiri pemimpin negara maupun
daerahnya masing-masing. Indonesia sudah cukup lama menentapkan demokrasi
sebagai sistem pemerintahannya, namun permasalahan yang timbul akibat demokrasi
juga cukup banyak. Dasar permasalahan demokrasi berasal dari kebebasan yang
menentang segala kebijakan yang ada. Hal tersebut menimbulkan masalah-masalah
bahkan pemahaman layaknya anarkisme di Indonesia. Anarkisme memandang segala
yang ditetapkan pemerintah ataupun petinggi negara itu merupakan hal yang tidak
sesuai, dan harus dihilangkan/dihancurkan. Pemahaman ini sudah ada sejak lama,
namun eksistensinya semenjak era orde baru, karena pada masa itulah demokrasi
yang bebas baru ditetapkan di negara ini.
Anarkisme merupakan
permasalahan dasar dari sistem demokrasi. Massa mengambang adalah massa yang
terdiri dari individu-individu yang lama tersisih dari proses pengambilan
keputusan.[2]
Hak untuk menyatakan tuntutan adalah untuk tuntutan. Dukungan bukan lahir dari
realisasi tuntutan, melainkan dari dukungan itu sendiri.[3]
Pada intinya bahwa Anarkisme menuntut negara yang radikal dan menolak
penggunaan kekuasaan negara keseluruhannya, seorang anarkis tidak dapat
mengajukan kritik kebijakan melainkan menganggap kebijakan apa saja yang
dilakukan negara dianggap buruk dan tidak sah. Tokoh Utama kaum Anarkisme
adalah bangsawan rusia yang bernama Mikhail Bakunin.
Anarkisme
Dunia politik identik dengan sebuah kekuasaan, kekuasaan
sangat di butuhkan untuk membatasi hal-hal tertentu. Terutama pada masalah
seperti ideologi anarkisme. Anarkisme berakar dari ketidakpuasan suatu golongan
terhadap suatu kenyataan, dan golongan tersebut berusaha untuk mengubah dan
menghapus kenyataan tersebut dengan melakukan segala cara. Untuk menghindari
hal tersebut kekuasaan di perlukan. Apabila ada batasan atau aturan-aturan yang
tegas tentunya hal seperti ini tidak akan terjadi. Secara spesifik pada sektor
ekonomi, politik dan administratif, anarki berarti koordinasi dan pengelolaan,
tanpa aturan birokrasi yng didefinisikan secara luas sebagai pihak yang
superior dalam wilayah ekonomi, politik dan administratif. Dalam dunia politik
anarkisme bias dikatakan teori politik yang bertujuan untuk menciptakan
masyarakat masyarakat tanpa hirarkis. Dalam beberapa kejadian, para anarkis
menggunakan kekerasan dalam setiap aksinya untuk memperjuangkan ide atau suatu
keinginan mereka, dan metode ini sangat ampuh. Dalam contoh sederhana,
dikehidupan sehari-hari yang kita alami, apabila di sebuah kampong terdapat
orang yang dianggap kurang baik oleh sebagian masyarakat di kampung itu, maka
warga biasanya akan mengusirnya, apabila ia tetap tidak mau pergi mereka akan
melakukan tindak kekerasan sebagai upaya untuk mencapai tujuan mereka tersebut.
Dalam sejarah dunia hal tersebut juga terjadi, contohnya seperti para anarkis
yang terlibat dalam kelompok Nihilis di Rusia era Tzar, Leon Czolgosz, grup N17
di Yunani. Penggunaan kekerasan dalam anarkisme merupakan hal yang wajar untuk
para anarkis, selama hal tersebut digunakan untuk menyerang kapitalisme ataupun
negara. Namun demikian tidak sedikit juga dari para anarkis yang tidak sepakat
untuk menjadikan kekerasan sebagai suatu jalan yang harus ditempuh. Dalam buku yang berjudul “What is Communist
Anarchist” pemikir anarkis Alexander Berkman menulis : “Anarkisme bukan Bom,
ketidakpastian atau kekacauan. Bukan perampokan dan pembunuhan. Bukan pula
sebuah perang diantara yang sedikit melawab semua. Bukan berarti kembali kehidupan”.[4]
Dalam perkembangannya
anarkisme bergesekan langsung dengan paham marxisme. Pertentangan antara
keduanya sangat terlihat dalam persepsi terhadap negara. Anarkisme percaya
bahwa negara mempunyai sisi buruk dalam hal sebagai pemegang monopoli kekuasaan
yang bersifat memaksa. Negara hanya dikuasai oleh kelompok-kelompok elit secara
politik dan ekonomi, dan kekuatan elit itu bisa siapa saja dan apa saja
termasuk kelas proletar seperti yang diimpikan kaum Marxis. Di sisi lain,
Marxisme memandang negara sebagai suatu organ repsresif yang merupakan
perwujudan kediktatoran salah satu kelas terhadap kelas lain. Cita-cita para kaum
Marxis adalah suatu bentuk negara sosialis yang bebas pengotakan berdasakan
kelas.
Anarkisme
Menurut Pandangan Agama Islam
Islam merupakan sebuah agama yang turun dari langit yang
paling sempurna. Dalam Agama Islam di terangkan secara detil aturan-aturan
serta segala petunjuk dalam menjalani kehidupan termasuk dalam dunia politik
sekalipun. Jika politik secara umum sering diartikan sebagai kegiatan,
memperoleh, merebut, atau mempertahankan kekuasaan untuk mencapai tujuan
tertentu, maka dalam politik islam hanya ditandaskan dengan nuansa atau
dibingkai dengan aturan, hukum, dan nilai-nilai Islam. Politik Islam secara
teoritik adalah seperangkat aturan yang berdasarkan atas Al-Qur’an, As-Sunnah,
dan hadits yang bertujuan untuk mencapai kekuasaan dalam segala bidang.
Islam merupakan agama samawi yang berasal dari Allah SWT.
Islam mempunyai hubungan erat dengan dunia politik. Bahkan, Nabi Muhammad SAW
pada masanya beliau hidup, ia sudah mengenal dunia politik. Din Syamsuddin
memberikan sebuah gambaran yang dapat dijadikan pedoman, yaitu ketika membahas
mengenai hubungan Islam dengan negara.
Pertama, teori integralistik. Teori menyatakan bahwa
agama dan negara tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan satu kesatuan,
karena wilayah agama meliputi wilayah negara atau politik. Oleh karena itu,
negara pada dasarnya merupakan lembaga politik dan agama sekaligus. Eksistensi
penyelenggaraan negara adalah didasarkan pada kekuatan Ilahi. Pemikir model
kategori ini adalah seperti Abul’Ala-Maududi.
Kedua, agama dan negara mempunyai hubungan
simbiotik-mutualis yaitu hubungan timbal balik dan saling memerlukan. Dalam
model pemikiran ini bisa jadi agama ditempatkan sebagai alat justifikasi
penyelenggaraan politik, atau sebaliknya bahwa penerapan kebijakan-kebijakan
politik adalah menguatkan pada perintah-perintah agama. Gagasan ini yang
ditawarkan oleh Al Mawardi.
Ketiga, agama dan negara sama sekali tidak mempunyai
hubungan intergralistik maupun simbiotik. Pemikiran ini lebih bersifat
sekularistik yakni memisahkan antara agama dan negara. Wilayah kajian agama
mempunyai lingkungan sendiri dan kajian politik juga demikian. Dengan demikian
mereka menolak suatu konsep yang menjadikan agama sebagai dasar negara. Pemikir
yang cenderung mendukung model ini adalah Ali Abd Raziq.
Dari pernyataan diatas dapat diberi kesimpulan bahwa
Islam memiliki hubungan yang erat dengan dunia politik. Namun perbedaan dasar
batasan dalam politik Islam dengan politik pada umumnya. Islam merupakan agama
yang damai dan jauh dari tindakan-tindakan tercela. Dalam ajaran Islam tidak
ada kekerasan atau paksaan. Anarkisme menurut Islam jelas merupakan suatu hal
yang tidak sesuai dengan ajaran kitab suci Al-Qur’an, jelas saja anarkis
tergolong tindakan yang tercela dan sangat negatif dari berbagai sisi. Ini
jelas dilarang menurut ajaran Islam. Rasul pun semasa hidupnya tidak pernah
mencontohkan hal tersebut. Para sahabat nabi pun juga demikian, tak ada satupun
yang menyarankan untuk bersifat anarkisme dan bertindak anarkis.
Anarkisme
di Indonesia
Anarkisme di Indonesia sudah ada sejak
lama. Indonesia adalah sebuah negara yang lahir dari sebuah perjuangan yang
menghadapi berbagai kekerasan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, Indonesia
melalui beberapa peristiwa pahit sepanjang sejarah yang berhadapan langsung
dengan hal-hal seperti anarkisme. Sejak jaman penjajahan anarkisme pun sudah
melekat di masyarakat Indonesia. Beberapa peristiwa pahit yang ada di Indonesia
yang di alami sejak periode penjajahan hingga saat ini yaitu seperti agresi
militer Belanda, Gerakan 30 September PKI, Kerusuhan yang terjadi di Jakarta
menjelang penurunan jabatan soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia pada
saat itu. Ketika itu kondisi perpolitikan di Indonesia sudah sangat rapuh,
ketidakpuasan masyarakat terhadap kepemimpinan dan pemerintahan soeharto selama
ini sudah memuncak, dan akhirnya untuk merubah segalanya diadakan sebuah
reformasi. Reformasi adalah kegiatan menformat ulang seluruh tatanan kenegaraan
yang ada. Pada saat itu reformasi yang di lakukan bangsa Indonesia mengalami
pertumpahan darah di dalamnya, banyak aksi anarkisme di dalamnya. Jelas saja
pada saat itu, hal itu untuk membuat soeharto menciut dan takut pada Rakyat
Indonesia dan berhasil membuat soeharto mundur. Sejak jaman reformasi hingga
saat ini anarkisme bukan menghilang, kini bahkan anarkisme menjadi sebuah candu
bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Dunia politik tak habis-habisnya menghasilkan
permasalahan-permasalahan yang ada. Anarkisme pun tak berhenti dip roses
reformasi saja. Sampai saat ini, anarkisme masih berada di tengah-tengah
masyarakat Indonesia. Ketidakpuasan terhadap kepemimpinan seorang pemimpin dan
pemerintahnya ini menjadi pemicu
masyarakat pada umumnya untuk bertindak anarkis. Saat ini, anarkisme di
Indonesia terlihat sekali mulai dari ketika aksi demo yang dilakukan mahasiswa,
terjadi beberapa tindakan tidak seharusnya terjadi seperti pengrusakan
fasilitas umum, dan lain-lain yang berbau anarkis. Selain unjuk rasa atau aksi
demo, anarkisme juga ada di dunia persepak bolaan Indonesia, contohnya seperti
halnya, ketika tim kesayangan kalah, para supporter yang sangat fanatic
melakukan aksi pengrusakan fasilitas stadion, hal ini bertujuan untuk
menunjukan rasa kekecewaan para supporter terhadap tim kesayanangannya.
Anarkisme bisa dikatakan berkembang semakin luas di
Indonesia, terutama dalam tubuh ormas. Terjadi banyak kasus anarkis yang
dilakukan oleh salah satu ormas yaitu FPI, padahal FPI adalah “Front Pembela
Islam” namun didalamnya masih sering melakukan anarkis, padahal sangat jelas
islam melarang keras tindakan anarkis untuk tujuan apapun. Kondisi ini sangat
memprihatinkan, mau dikemanakan moral bangsa apabila isinya hanya seperti
hal-hal tersebut. Selain itu, fenomena tawuran di kalangan pelajar merupakan
salah satu bukti bahwa anarkisme di Indonesia berkembang sangat cepat. Betul
sekali, di kalangan pelajar Sekolah Menengah Pertama dan Atas pun anarkisme melekat
pada banyak pemuda di Indonesia. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi
media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom
pemberitaan media massa, tawuran antar polisi dan tentara, tawuran antara
polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah
fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia. Anarkisme memang sudah
sangat melekat di kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan, tawuran sepertinya
sudah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia. Sehingga, ketika
mendengar kata tawuran rasanya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia. Hal ini merupakan potret menyedihkan bangsa ini, para pelajar yang
seharusnya menjadi generasi penerus terpengaruhi oleh hal-hal buruk yang sudah
ada di Indonesia. Maklum saja apabila hal ini terjadi, karena anarkis sangat
sering dipertontonkan di tengan-tengah masyarakat Indonesia. Meraka yang
bersifat anarkis sudah tidak merasa bahwa yang mereka lakukan merupakan tindakan
yang sangat tidak baik dan dapat mengganggu ketenangan. Apabila hal ini terus
menyebar di tengah-tengah proses berbangsa dan bernegara kita pasti negara ini
akan terus merasakan masalah-masalah yang selalu hinggap disetiap
perjalanannya.
Anarkisme adalah
Ancaman Dunia Politik Indonesia
Anarkisme menjadi sebuah ancaman bagi
Masyarakat Indonesia. Ini membuat keadaan menjadi tidak stabil dan sangat
mengganggu ketenangan. Dunia perpolitikan di Indonesia yang akan terus menjadi
sasaran anarkisme. Lambat laun bukan hanya Dunia Politik saja menjadi terancam
oleh anarkisme, kestabilan keamanan negara juga akan menjadi permasalahan yang
serius apabila anarkisme terus berkembang di kalangan masyarakat Indonesia.
Untuk mengatasi anarkisme di Indonesia perlu adanya peran
serta masyarakat untuk sadar bahwa tindakan anarkisme bukanlah hal yang baik
untuk ditempuh masih banyak hal-hal yang bisa dilakukan untuk menyuarakan
ketidakpuasaan terhadap sesuatu terutama terhadap pemerintahan. Selain itu
peran penegak hukum sangat diperlukan, apabila ada aturan yang jelas yang
membatasi berbagai tindakan-tindakan seperti ini jelas hal ini bisa berkurang
atau bahkan bisa hilang. Apabila rambu-rambu tersebut sudah ada, maka ketika
kemudian terjadi suatu kasus yang melanggarnya itu harus ditindak tegas sesuai
hukum yang berlaku. Peran Polri pertama mendorong dan memfasilitasi Pemda dan
Pusat untuk melaksanakan pengawasan dan Pembinaan terhadap organisasi
masyarakat yang ingin melakukan kemerdekaan berpendapat bukan berarti semua
orang dapat berbuat sesukanya demi mencapai sebuah tujuan.
Kewibawaan
Pemerintah Dasar Ketaatan Warga
Peranan pemerintah untuk mengatur
kehidupan bernegara semakin hari-semakin berat dan semakin besar, karena
permasalahan bernegara semakin hari juga semakin rumit. Terutama semenjak
adanya paham negara kesejahteraan di abad ke-20 dan mendapatkan moment di akhir
perang dunia II. Namun peran yang semakin besar ini membawa pila berbagai
implikasi. Satu di antaranya adalah kurang tanggapnya pemerintah dalam
menampung dan merealisasikan setiap aspirasi warga negara yang di lontarkan.
Akibatkanya tak jarang timbul berbagai permasalahan dan keributan yang terjadi
di tengah masyarakat kita.
Padahal keberadaan pemerintah dan warga itu dalam suatu
negara mulanya bertumpu di atas pengalaman dan harapan relative sama. Bangsa
inti dari negara yang melahirkan pemerintah dan warga, lahir dari suatu
perasaan kehendak bersama yang ditempa oleh pengalaman-pengalaman masa lalu dan
pengharapan-pengharapan di masa mendatang. Sepanjang pergolakan itu ditinjau
dari sudut ini agaknya belum begitu membahayakan kelangsungan hidup negara itu.
Sebaliknya apabila pergolakan dilihat keluar dari rel ini bisa dipastikan
kelangsungannya pun akan terancam. Kita sudah pernah mengalami betapa perihnya
ketika merasakan kebebasan kita di kekang. Warga yang coba mengadakan
perserikatan atau peringatan terhadap jasa para-pahlawan harus berhadapan
dengan pemerintah Hindia-Belanda.
Pemerinta yang berwibawa tidak akan pernah menggunakan cara fisik untuk
mendapatkan ketaatan dari warganya.[5]
Cara yang digunakan biasanya persuasive-edukatif. Dalam keadaan tertentu
mungkin cara coersif-reaktif dipergunakan, tetapi ini sangat terbatas sekali.
Apabila pemerintah yang berwibawa pasti warga negara akan ikhlas mengikuti apa
yang ditetapkan oleh negaranya.
Dampak
Anarkisme
Apabila anarkisme terus dibiarkan berkembang ini dapat
menyebabkan beberapa permasalahan baru ditengah masyarakat kita. Peranan
penting dari penegak hukum sangat diuji. Perlu adanya ketegasan dari pemerintah
dalam hal ini. Anarkisme akan menyebabkan beberapa permasalahan, diantaranya
rusaknya moral bangsa, membuat masyarakat berfikir keras dan radikal dalam
setiap memandang suatu kejadian, membuat kestabilan negara terganggu,
menciptakan kondisi tidak aman di negara sendiri. Dampak-dampak itu bisa
dicegah apabila pemerintah dan penegak hukum mau menindak tegas untuk memberi
batasan batasan dalam hal demokrasi tersebut.
KESIMPULAN
Dalam proses bernegara banyak ditemukan
permasalahan-permasalahan kompleks. Apalagi di negara majemuk seperti
Indonesia. Anarkisme merupakan suatu contoh kecil yang menunjukan bahwa
disetiap sebuah keputusan pasti akan menghasilkan pro dan kontra. Namun kontra
yang dilakukan para anarkisme itu menyalahi aturan. Anarkisme secara hukum
sangat jelas di larang apalagi kalau kita lihat dari sisi agama, terutama
Islam. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk bertindak anarkis, Islam mengenal
anarkis adalah sebuah kejahatan karena dapat menganggu kenyamanan orang lain
atau bahkan dapat melukai orang lain, sangat jelas hal ini dilarang oleh Islam.
Untuk mengurangi atau bahkan memberantas pemahaman ini
agar tidak terjadi lagi hal-hal seperti kerusuhan, tawuran dll. Perlu dilakukan
pembinaan terhadap seluruh lapisan masyarakat agar mereka sadar apa yang
semestinya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Peran serta pemerintah
didalamnya sangat berpengaruh, pemerintahan yang berwibawa dapat membantu
pemerintah untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara warganya agar taat
kepada aturan yang sudah di berlakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Siahaan, Iskandar. Politik dalam Perspektif Hukum.
Jakarta: IND-HILL.CO, 1984.
Suseno, Franz Magnis. ETIKA POLITIK. Jakarta:
Gramedia, 1999.
______. Pemikiran Karl Marx. Jakata,
1999.
Wikipedia. id.m.wikipedia.org/wiki/Anarkisme
(diakses Januari 9, 2013).
sip
ReplyDelete