Makalah
ini mengungkap pendidikan formal yang ada di desa. Sejauh mana pendidikan di
desa dapat berjalan. Namun dilihat saat ini pendidikan formal di desa masih
sedikit sekali. Hal inilah yang menjadi alasan makalah ini dibuat karena
keprihatinan terhadap kondisi pendidikan formal di desa. Faktor-faktor yang
menyebabkan pendidikan di desa rendah yaitu adanya faktor internal yaitu faktor
yang timbul dari dalam masyarakat itu sendiri dan faktor eksternal yaitu
faktor yang timbul dari luar masyarakat.
Pendidikan sangat berperan dalam pembangunan karena dalam pembangunan
membutuhkan pengetahuan dan kemampuan. Dengan pendidikan yang berperan dalam
pembangunan maka perlu diperbaikinya pendidikan yang ada di desa supaya
masyarakat desa mampu mengenyam pendidikan dengan baik. Semakin maju pendidikan
di desa semakin berkembang juga dalam pembangunan masyarakat.
Kata kunci: Pendidikan formal,
Masyarakat desa, Pembangunan masyarakat.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan hal yang
penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat meningkatkan
dan menggali potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan juga dapat membantu
manusia memiliki wawasan intelektual, kecerdasan pikiran dan pengetahuan,
sehingga pendidikan sangat berguna bagi manusia dalam melangsungkan
kehidupanya. Dalam konteks ini, peran sekolah dinilai sangat penting dalam
menunjang keberlangsungan pendidikan formal. Namun dunia sekolah saat ini
diwarnai dengan biaya yang sangat tinggi sehingga masyarakat belum mampu
menjangkaunya, khususnya masyarakat desa.
Bagian pembahasan tulisan ini akan
dijelaskan tentang masyarakat desa dan bagaimana peran penting pendidikan
formal dalam pembangunan masyarakat desa serta faktor yang menyebabkan sulitnya
akses pendidikan formal di pedesaan. Ada banyak kemungkinan yang menjadikan
kendala bagi mereka untuk memperoleh pendidikan formal. Salah satunya karena
kondisi ekonomi orang tua yang tidak memungkinkan untuk membiayai sekolah. Seperti
yang kita ketahui pendapatan masyarakat di desa sangat minim yang hanya
mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari. Hal inilah yang perlu menjadi catatan
bahwa biaya pendidikan formal saat ini perlu dipertimbangkan supaya masyarakat
desa bisa mendapatkan pendidikan secara maksimal. Apalagi di era modern seperti
ini diperlukan generasi bangsa yang intelektuil untuk meneruskan dan
memajukan negara ini. Sangat disayangkan
jika anak-anak di desa yang kelak akan menjadi penerus bangsa ini tidak
mendapatkan pendidikan yang selayaknya mereka dapatkan. Sebagai penerus bangsa
ke depan mereka berhak mendapatkan pendidikan yang maksimal tidak hanya sekedar
pendidikan dasar dan menengah, namun sampai perguruan tinggi seperti tujuan
negara ini yang tercantum dalam alenia ke-4 UUD 1945. Yang menekankan bangsa
Indonesia ini harus cerdas untuk menghadapi tantangan zaman.
Masyarakat desa mampu cerdas dengan
adanya sarana dan prasarana yang memadai. Karena dengan adanya sarana dan
prasarana yang layak untuk proses belajar mengajar memberikan dukungan anak
didik untuk mengembangkan dan memajukan potensi yang dimiliki. Misalnya,
fasilitas buku dan komputer. Dengan adanya buku sebagai bahan pustaka
memberikan akses kepada anak didik untuk memperluas pengetahuan dan
cakrawalanya. Sedangkan dengan komputer mereka dapat lebih mengetahui iptek dan
menggali pengetahuan yang lebih luas. Sehingga anak didik mampu meningkatkan
prestasi yang setinggi-tingginya. Sarana dan prasarana ini diharapkan dapat
membentuk anak didik mampu mewujudkan cita-cita bangsa kelak.
Harapan dan cita-cita bangsa dapat
terwujud apabila bangsa ini benar-benar mendapatkan pendidikan yang maksimal.
Serta adanya partisipasi dari masyarakatnya sendiri untuk belajar dengan
sungguh-sungguh. Dan pemerintah yang membantu memfasilitasi sarana dan
prasarananya. Perlu adanya dukungan dari semua pihak supaya kegiatan belajar
mengajar di desa dapat berjalan dengan lancar. Salah satu upaya pemerintah
dalam membantu pendidikan di desa yaitu program wajib belajar sembilan tahun,
dana BOS, dan bantuan lainya. Namun, semua itu
ternyata belum mampu mengatasi permasalahan pendidikan di desa.
Kenyaataanya masyarakat desa masih banyak yang belum bersekolah maupun yang
tidak melanjutkan sekolah. Hal ini perlu adanya perhatian dan penanganan khusus
dari pemerintah supaya masalah pendidikan di desa bisa teratasi. Oleh karena
itu, Tujuan saya menulis artikel ini
adalah supaya masyarakat desa bisa mendapatkan pendidikan formal secara
maksimal bukan hanya tingkat pendidikan dasar tapi mereka bisa melanjutkan
pendidikan mereka sampai tingkat Universitas. Dan dalam artikel ini saya
mencoba memberikan solusi atas permasalahan yang ada dalam masyarakat desa
terkait pendidikan formal.
Masyarakat Desa dan Pendidikan Formal
Masyarakat desa pada umumnya masih
terikat oleh tradisi leluhur yang turun temurun. Masayakat desa yang masih
terbelenggu dengan tradisi menyebabkan sulitnya berfikir ke depan. Pandangan
hidup yang berpangkal pada tradisi semacam ini sulit untuk digoyahkan apalagi
diruntuhkan. Secara umum kehidupan di desa memiliki berbagai karakteristik. Pertama, mereka bersifat homogen dalam
mencari mata pencaharian, nilai-nilai kebudayaan. Kedua, kehidupan masyarakat lebih menekankan pada keluarga dalam
masalah ekonomi, tidak hanya bapak tapi seluruh anggota keluarga ikut mencari
nafkah. Anak usia sekolah pun ikut bekerjasama dalam mencari nafkah meski tidak
secara langsung. Mereka ikut dalam hal menjaga adik, menjaga rumah dan
lain-lain. Ketiga, dilihat dari faktor geografi sangat berpengaruh
terhadap kehidupan, misalnya keterkaitan tanah atau desa kelahiranya. Keempat, hubungan antar masyarakat
bersifat intim seperti yang dapat kita lihat dari jumlah keluarga inti yang
lebih besar.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat
(2005), masyarakat di pedesaaan merupakan sebuah komunitas kecil yang
memiliki ciri-ciri yang khusus dalam pola tata kehidupan, ikatan pergaulan dan
seluk beluk masyarakat pedesaan, yaitu 1) para warganya saling mengenal dan
bergaul secara intensif, 2) karena kecil, maka setiap bagian dan kelompok
khusus yang ada di dalamnya tidak terlalu berbeda antara satu dan lainnya, 3)
para warganya dapat menghayati lapangan kehidupan mereka dengan baik. Selain
itu masyarakat pedesaan memiliki sifat solidaritas yang tinggi, kebersamaan dan
gotong royong yang muncul dari prinsip timbal balik. Artinya sikap tolong
menolong yang muncul pada masyarakat desa lebih dikarenakan hutang jasa atau kebaikan.
Pendidikan sangat penting demi
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat desa. Sebelum menuju
seberapa pentingnya pendidikan bagi masyarakat desa kita perlu tahu pendidikan
formal seperti apa. Pendidikan formal
sering disebut pendidikan persekolahan yang berupa sekolah berjenjang
dari SD, SMP, SLTA dan PT. Beberapa karakteristik dalam proses pendidikan yang
berlangsung di sekolah antala lain: Satu, Pendidikan diselenggarakan secara
khusus dan di bagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarki (tingkatan).
Dua, Usia anak didik di suatu jenjang bersifat homogeny. Tiga, waktu pendidikan
relatif lama dan sesuai program pendidikan yang harus diselesaikan. Empat,
Materi atau isi pendidikan lebih banyakbersifat akademis dan umum. Lima, Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan
sebagai jawaban atas kebutuhan dimasa yang akan datang[1].
Setelah kita tahu karakteristik pendidikan formal tentu dalam fikiran muncul
pertanyaan apa peran dari sekolah atau pendidikan formal tersebut.
Pendidikan formal memiliki peran
dalam masyarakat. Peran sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan
keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki tingkah
laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Peran sekolah ini dalam
mengembangkan kepribadian anak didik melalui kurikulum, seperti: mendidik dan
mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi
agama, bangsa dan negara. dengan adanya peran sekolah masyarakat dapat terbantu
dalam memberikan pendidikan kepada putra-putrinya. selain peran diatas ada
beberapa peran sekolah dalam perkembangan masyarakat yang dikemukakan oleh
Sapiyah Faisal dalam bukunya dasar-dasar pendidikan yaitu sebagai berikut:
1.
Mencerdaskan kehidupan
bangsa
Kecerdasan masyarakat dapat dikembangan melaui pendidikan
formal. Kecerdasan sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap masyarakat karena
dengan kecerdasan masyarakat mampu memecahkan permasalahan yang ada dalam
kehidupan.
2.
Membawa virus pembaharuan
bagi perkembangan masyarakat
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sering
mengadakan penelitian-penelitian. Dengan penelitian masyarakat dapat menemukan
suatu penemuan baru dan penemuan baru tersebut dapat menimbulkan pembaharuan
bagi masyarakat.
3.
Melahirkan masyarakat yang
siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.
Dalam terjun ke masyarakat langsung diperlukan bekal yang
matang. Karena itu sekolah sebagai pendidikan formal menciptakan kurikulum
sedemikian rupa yang dapat menghasilkan output yang siap pakai.
Pendidikan dapat melahirkan sikap
positif dan konstruktif bagi warga masyarakat. Sehingga tercipta hubungan
sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat. Sekolah telah membekali
pendidikan berupa pendidikan agama, pendidikan moral pancasila maupun bidang
study yang lain supaya tercipta sikap positif dan konstruktif yang telah lama
di dambakan oleh masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
masyarakat dan pendidikan formal tidak bisa dipisahkan. Marayarakat desa
membutuhkan pendidikan formal yang akan membawa masyarakat lebih bisa
meningkatkan taraf hidupnya. Sedangkan pendidikan formal yang ada di desa
membuat kebijakan pemerintah menjadi terlaksana. Semakin banyak pendidikan
formal di desa semakin banyak pula masyarakat desa yang mampu meningkatkan
taraf hidup mereka. Adapun pendidikan formal sebagian besar sangat di
tunggu-tunggu oleh masyarakat desa, sebagian terasa tidak membutuhkan. Asumsi
masyarakat desa yang masih kental dengan warisan leluhur menyebabkan fikiran
kolot dan cenderung tidak menghendaki perubahan di tingkat pendidikan. Namun
sejatinya masyarakat desa perlu mendapatkan pendidikan formal selain sebagai
sarana pengetahuan juga memberikan pendidikan tingkah laku dan megubah cara
pandang. Dengan memilki pendidikan masyarakat desa tidak lagi berpandangan
seperti para leluhur, mereka bisa lebih membuka fikiran untuk melihat masa
depan.
Seputar Pendidikan Formal di Desa
Pendidikan formal yang ada di desa
pada umumnya hanya taman kanak-kanak, sekolah dasar dan lanjutan. TK, SD dan
SMP di desa merupakan pendidikan formal
yang dapat di nikmati oleh masyarakat desa. Meski sarana dan prasarana masih
jauh dari kata layak dan nyaman untuk digunakan aktivitas belajar mengajar.
Keprihatinan ini dapat kita lihat di sebuah dusun yang terletak di kaki gunung
Merbabu. TK tersebut menempati ruang kelas SD yang kecil, bangkunya berwarna
coklat kusam dan gurunya mengajar membaca, menulis, berhitung seperti layaknya
guru-guru lainya. Yang menjadi lebih memprihatinkan adalah guru tersebut hanya
lulusan SMP yang tidak mengenyam pendidikan keguruan seperti selayaknya guru[2]. Padahal kehadiran TK sangat penting dalam
mengenalkan anak terhadap dunia luar. Selain itu pembentukan karakter anak
terbentuk sejak anak berada dalam taman kanak-kanak. Karena taman kanak-kanak
memberikan dasar pendidikan kearah
perkembangan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang diperlukan anak untuk
menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Masa Taman Kanak-kanak merupakan masa
“golden periode” bagi proses pembentukan karakter anak. Seperti yang dikatakan
oleh Paul Meier, seorang psikiater Kristen bahwa sampai usia 6 tahun 85%
karakter anak telah terbentuk. Penelitian lain juga dilakukan oleh Benyamin S.
Bloom yang menyatakan bahwa 50% potensi anak terbentuk sejak usia 5 tahun dan
30% potensi yang lain terbantuk sampai usia 8 tahun. Oleh karena itu,
pendidikan di taman kanak-kanak sangatlah penting.
Selain taman kanak-kanak, SD dan
juga merupakan pendidikan formal yang perlu mendapatkan perhatian. Tak jauh
dari TK, di SD dan SMP di desa masih kekurangan sarana dan prasarana. Yang
sangat menonjol yaitu dari kondisi bangunan yang sudah tua, fasilitas
buku-bukunya pun sedikit dan lusuh. Dengan tidak adanya fasilitas buku yang
memadai anak didik rata-rata tidak berminat mengunjungi perpustakaan sekolah
untuk membaca. Kadang-kadang mereka mengunjungi hanya untuk menumpang duduk
atau bergurau dengan teman-temannya. Padahal membaca sangat penting untuk
menunjang pengetahuan dan wawasan. Seperti yang dikatakan George A. Miller
(1980) membaca adalah suatu permainan terkaan yang bersifat psikolinguistik dan
didalamnya terdapat interaksi antara pikiran dan bahasa[3].
Selain itu membaca juga dapat menjernihkan fikiran sehingga dapat mengembangkan
pengetahuan dan wawasan. Maka dari itu sangat disayangkan sekali jika
siswa-siswa itu tidak minat membaca gara-gara kurangnya buku-buku yang ada di
perpustakaan sekolah.
Setelah mengetahui tentang SD dan SMP,
selanjutnya kita beranjak pada SMA. Di desa pendidikan SMA sangat minim sekali
bahkan di beberapa desa yang terdiri dari banyak kampung hanya terdapat satu
SMA. Dan yang sangat menyayat hati siswanya pun sedikit serta fasilitasnya
kurang memadai. Sebelum beranjak dan melihat bagaimana sarana prasarana
pendidikan formal di desa kita perlu tahu apa itu sarana dan prasarana. Sarana
merupakan perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah. Sedangkan
prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah atau
madrasah. Selanjutnya sarana prasarana pendidikan tingkat SMA/Madrasah
sekurang-kurangnya harus memiliki ruang kelas, perpustakaan, laboratorium
biologi, IPA, komputer, kimia, bahasa, ruang pemimpin, ruang guru, ruang tata
usaha, tempat beribadah, konseling, UKS, ruang OSIS, jamban, gudang, sirkulasi
dan tempat bermain/olahraga. Jika kita melihat sarana diatas sebagian kecil
saja yang terdapat di SMA/Madrasah di desa. Sungguh sangat jauh dari kata
minimal.
Sebagai
contoh di desa saya[4]
hanya ada sekolah Madrasah bukan SMA, fasilitasnya tergolong masih jauh dari
minimal. Ruang kelas terbatas, fasilitas tempat ibadah belum punya, ruang UKS
tidak layak karena harus digabung dengan ruang OSIS, tempat olahraga tidak
punya jadi setiap mau olahraga siswa-siswi harus berolahraga kelapangan umum
desa dan ruang perpustakaan pun sempit serta buku-bukunya sedikit. Jadi setiap
saya mau mengerjakan tugas dan membutuhkan sebuah buku sebagai bahan selalu
tidak ada, karena buku-bukunya memang terbatas. Dan kebanyakan bukunya dari
sumbangan atau bantuan dari pihak luar. Selain itu fasilitas laboratorium, di
sekolah saya hanya ada laboratorium komputer. Laboratorium IPA tidak memiliki karena kurangnya dana dari
pihak sekolah. Sedangkan laboratorium komputer tidak bisa di manfaatkan para
siswa ketika mereka butuh. Karena laboratorium komputer di sekolah saya tidak
selalu buka setiap hari untuk siswanya, para siswa bisa masuk ke lab komputer
kalau ada praktek komputer saja. Hal ini menyebabkan para siswa di sekolah saya
kurang ahli dalam teknologi. Banyak dari mereka yang Gaptek kalau anak zaman
sekarang bilang. Padahal di zaman globalisasi seperti ini serba menggunakan
teknologi.
Dengan teknologi yang terbatas ini
cara mengajar di sekolah saya juga masih manual. Seperti sekolah pada umumnya
fasilitas mengajar dengan menggunakan white board atau papan tulis dan spidol.
Cara mengajar guru dengan ceramah yaitu menjelaskan mata pelajaran dengan
menggunakan mulut bukan menggunakan LCD atau sebagainya. Beda dengan sekolah
Tingkat SMA di kota yang seluruh fasilitas tersedia. Fasilitas ruangan yang
bagus, gedung kokoh bertingkat, buku memadai sampai cara mengajar guru sudah
modern yaitu menggunakan LCD, Radio dan alat elektronik lainya. Tak ketinggalan
laboratorium komputer, laboratorium IPA dan laboratorium-laboratorium lain
lengkap dan tersedia kapan siswa membutuhkan. Sehingga siswa dengan mudah
mencari bahan-bahan untuk mencari tugas mereka. Dan siswa yang bersekolah di
kota lebih pandai dalam mengakses teknologi karena memang sarana dan
prasarananya lengkap.
Kita dapat melihat bagaimana kondisi
sekolah yang ada di desa. Perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah supaya
masyarakat desa mendapatkan sarana dan prasarana yang layak. Sehingga anak-anak
yang ada di desa lebih maksimal dalam menggembangkan potensi yang ada dalam
diri mereka. Dengan adanya fasilitas yang lengkap anak didik juga mampu
meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik mereka. Meningkatnya
prestasi anak didik mampu meningkatkan pendidikan formal masyarakat desa.
Karena akan banyak anak didik yang bisa melanjutkan ke perguruan tinggi dengan
beasiswa. Tanpa para orang tuanya mengeluarkan biaya pendidikan. jadi,
masyarakat desa bisa lebih meningkatkan kehidupan mereka.
Faktor Penghambat Masyarakat Desa Sekolah
Sulitnya akses pendidikan di desa masih terasa sampai saat ini. kenyataanya
banyak anak-anak di desa yang bulum mampu mengakses pendidikan formal. Sebagai
contoh banyak anak di desa yang putus sekolah maupun yang benar-benar tidak
mampu untuk sekolah. Hal apa saja yang membuat anak-anak tersebut tidak
bersekolah. Berikut beberapa faktor yang menghambat anak-anak di desa tidak
bersekolah.
Faktor
internal:
1.
Persepsi orang tua terhadap
sekolah
Orang tua mempunyai peranan penting dalam pendidikan
anak-anaknya. Salah satunya pola pikir orang tua yang sangat mempengaruhi. Para
orang tua di desa pa umumya memiliki pendidikan yang rendah sehingga pola pikir
mereka tentang pendidikan pun sangat sempit. Bagi mereka pendidikan itu cukup
hanya sekolah dasar atau maksimal sekolah lanjutan. Selebihnya mereka
menganggap lebih penting bekerja mencari uang. Itulah yang menjadi penghambat
anak-anak tidak bersekolah.
2.
Kurangnya ekonomi orang tua
Salah satu faktor penghambat anak tidak bersekolah yaitu
faktor ekonomi orang tua. Mata pencaharian masyarakat desa pada umumnya hanya
bertani atau buruh. Dari pekerjaanya tersebut mereka hanya mendapatkan
penghasilan pas-pasan yang hanya cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan
menyekolahkan anak membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dengan pendapatan yang
serba pas itu para orang tua tidak memiliki biaya untuk menyekolahkan
anak-anaknya. Sehingga banyak anak-anak di desa yang tidak bersekolah.
3.
Minat sekolah anak
Selain dari faktor orang tua faktor personal anak juga
mempengaruhi. Minat anak di desa dalam sekolah tergolong masih rendah. Mereka
lebih senang bermain ataupun ikut mencari uang. Sebagai contoh jika musim panen
anak-anak di desa sering turun ke sawah untuk ikut bekerja mencari uang.
Sehingga minat bersekolah anak menjadi turun karena mereka lebih senang
mendapatkan uang.
Faktor
eksternal :
Tingginya
biaya sekolah
Dewasa ini dunia pendidikan semakin
bahal dalam biaya. Para orang tua harus beerfikir ulang jika mau menyekolahkan
anaknya. Dengan biaya yang mahal ini tidak semua masyarakat bisa menjangkaunya.
Sebut saja kalangan masyarakat desa yang tidak mampu. Masyarakat desa tersebut tidak bisa mengenyam pendidikan
formal karena tingginya biaya sekolah. Sehingga mereka hanya bisa mengenyam
pendidikan sampai sekolah dasar atau lanjutan. Itu pun dengan program
pemerintah BOS (bantuan operasional sekolah). Namun, meskipun ada program
bantuan dari pererintah berupa bantuan-bantuan operasional sekolah tetap saja
biaya pendidikan masih mahal. Dan tetap saja mereka tidak bisa menjangkau biaya
pendidikan tersebut.
Penyebab mahalnya biaya pendidikan
salah satunya dari kebijakan pemerintah sendiri. Kebijakan pemerintah yang
menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya
lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu,
Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan
adanya unsur pengusaha. Asumsinya para pengusahalah yang memiliki modal yang
lebih luas. Hasilnya, setelah Komite sekolah terbentuk muncul pungutan-pungutan
yang mengatasnamakan “keputusan Komite Sekolah”. Namun kenyataannya ia tidak
transparan dalam menjalankan tugas-tugas yang di emban. Lebih-lebih yang menjadi Komite sekolah masih
berhubungan dekat dengan kepala sekolah. Akibatnya Komite Sekolah hanya menjadi
legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari
pelepasan tanggung jawab negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya. Hal
ini tentu saja sangat merugikan rakyat kecil seperti masyarakat desa yang tidak
mampu. Mayarakat tidak bisa berbuat apa-apa kecuali jalan satu-satunya yaitu
tidak sekolah.
Peran Sekolah dalam Pembangunan Masyarakat
Pembangunan merupakan proses berkesinambungan yang menyangkut seluruh aspek
kehidupan masyarakat seperti aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Dengan
tujuan utama mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan. John C.Bock dalam
Education and Development: A Conflict Meaning (1992)[5]
mengidentifikasi peran pendidikan sebagai berikut: a) memasyarakatkan ideologi
dan nilai-nilai sosio-kultural bangsa. b) mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi
kemiskinan, kebodohan dan mendorong perubahan sosial. c) memeratakan kesempatan
dan pendapatan. Dalam hal ini peran pendidikan menyangkut dua fungsi, pertama
fungsi poltik dan yang kedua fungsi ekonomi. Berkaitan dengan peranan
pendidikan dalam pembangunan muncul dua paradigma yang menjadi kiblat pengambil
kebijakan dalam pengembangan pendidikan yaitu paradigma fungsional dan
paradigma sosialisasi.
Paradigma fungsional melihat bahwa
keterbalakangan dan kemiskinan dikarenakan masyarakat tidak memiliki cukup
penduduk yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan sikap modern. Menurut
pengalaman masyarakat di Barat lembaga pendidikan formal merupakan lembaga
utama yang mengembagkan pengetahuan, melatih kemampuan dan menanamkan sikap
modern para individu dalam proses pembangunan. Bukti-bukti menunjukan adanya
hubungan antara pendidikan formal seseorang dengan partisipasi pembangunan.
Dengan kata lain kedua hal ini tidak dapat dipisahkan.
Sejalan dengan paradigma fungsional,
paradigma sosialisasi melihat peran pendidikan dalam pembangunan adalah a)
mengembangkan individu, b) kompetensi yang tinggi tersebut diperlukan untuk
meningkatkan produktifitas, c) secara umum meningkatkan kemampuan masyarakat
akan banyak masyarakat yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kehidupan
mereka secara keseluruhan. Oleh karena itu berdasarkan paradigm sosialisasi
ini, pendidikan harus diperluas secara besar-besaran dan menyeluruh. Menyeluruh
disini harus mencakup seluruh kalangan masrarakat, baik dari masyarakat yang
mampu sampai masyarakat kecil. Perbaikan pendidikan ini harus diwujudkan jika
memang benar-benar akan menghendaki kemajuan. Kemajuan pembangunan yang
berkesinambungan yang mampu mensejahterakan masyarakat.
Hampir dari setiap pembangunan tidak
dapat melepaskan dari pendidikan. Karena
memang dalam sebuah pembangunan diperlukan orang-orang yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah pembangunan
desa. Maka dari itu ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan desa,
sebagai berikut:
- Proyek pertama harus berhubungan langsung dengan kebutuhan pertama
- Perencanaan dan penyelidikan merupakan syarat mutlak dalam pembangunan desa
- Perubahan sikap hidup rakyat sesuai dengan pembangunan
- Seluruh rakyat hendaknya ikut serta
- Perlu rencana untuk mempersatukan pemimpin-pemimpin lokal
- Organisasi partikelir hendaknya dimanfaatkan
- Pembangunan desa meminta sinkronisasi dengan pembangunan nasional
- Komunikasi yang baik akan memperlancar pembangunan
- Pendidikan dan pengajaran akan selalu tersangkut dalam pembangunan
Pembangunan tidak bisa berjalan
sendiri tanpa pendidikan. pada hakekatnya usaha pembangunan dilakukan oleh
pemerintah dan rakyat. Sesuai dengan tujuan pokok pembangunan harus dapat
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan baik lahiriah maupun batiniah. Karena
kedudukan dan peranan desa sebagai dasar dan landasan Negara, basis pembinaan
ideologi dan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan atau keamanan
Negara (EPOLEKSOSBUDHANKAM), maka desa harus dibangun untuk tercapainya
stabilitas nasional yang kuat dan mantap, dan dinamis, bagi tercapainya
kesejahteraan masyarakat lahir dan batin masyarakat.
Ada hubungan timbal balik antara
pembangunan dan masyarakat. Selain pembangunan baik untuk masyarakat,
masyarakat juga berperan dalam pembangunan. Peran masyarakat dalam pembangunan
yaitu sebagai perencana, pelaksana dan pengawas. Peran masyarakat dalam
merencanakan pembangunan yaitu memprediksi keadaan di masa yang akan datang,
dengan prediksi yang tepat maka tidak akan terjadi perubahan dalam pembangunan.
Selain memprediksi juga menganalisi kondisi nyata saat perencanan dilakukan.
Kemempuan ini merupakan dasar bagi pengadaan prediksi yang tepat. Dengan
menganalisis secara tepat kondisi nyata saat perencanaan dilakukan, sebagian
dari prediksi yang tepat telah dilewati. Dan tak kalah pentingnya kemampuan
melakukan perhitungan-perhitungan matematis yang akurat. Kemampuan ini
sesungguhnya menjadi dasar bagi pengadaan analisis kondisi nyata secara akurat
untuk keperluan perencanaan, maupun diperlukan untuk melakukan
perhitungan-perhitungan matematis saat melakukan perencanaan.
Dengan bantuan masyarakat dengan
kemampuan-kemampuanya pembangunan akan berjalan lancar dan seimbang. Namun
betapa pun besarnya kemampuan seseorang dalam melakukan perencanaan, manusia
tetap memiliki keterbatasan dalam melakukan perencanaan. Apalagi bila
perencanaan yang dilakukan manyangkut suatu lembaga yang besar. Oleh karena
itu, dalam perencanan diperlukan kerja sama antara berbagai pihak dengan
spesifikasi kemampuan masing-masing. Ada empat kegiatan perencanan yang harus
di perhatikan oleh masyarakat dengan spesifikasi kemampuannya yaitu menetapkan
tujuan utama dan menengah ( setting primary and intermediate goals, mempelajari peluang ( search for
opportunities ), menyusun rencana dan menentukan batas minimal dari hasil
yang harus dicapai dalam pelaksanaan rencana. Hal ini dilakukan supaya
kesalahan yang terjadi dapat diantisipasi sehingga pembangunan benar-benar
berjalan lancar.
Kesimpulan
Pendidikan
di desa tergolong masih rendah. Masih sedikit pendidikan formal yang ada di
desa. Sarana dan prasarananya pun tidak memadai. Di tambah masyarakat desa
banyak yang tidak bersekolah. Hal ini
dikarenakan adanya pandangan para masyarakat desa yang masih terikat oleh
tradisi luhur. Pandangan tentang pendidikan yang kurang begitu penting bagi
masyarakat desa. Selain itu mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat desa
tidak mampu menjagkaunya. Karena pendapatan mereka sangat minim dan hanya cukup
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akibatnya banyak anak di desa yang terpaksa
tidak bersekolah karena orang tua mereka tidak mampu menyekolahkan mereka.
Pendidikan sangat berperan bagi
seluh aspek kehidupan. Salah satunya peran pendidikan terhadap pembangunan
masyarakat. Pada hakekatnya kata pendidikan sudah menunjukan arti sebuah
pembangunan. Pendidikan juga membawa dampak yang besar dalam pembangunan
masyarakat. Masyarakat yang berpotensi memiliki pengetahuan dan kemampuan akan
berpengaruh baik terhadap pembangunan. Karena pembangunan membutuhkan
masyarakat yang berpengetahuan dan memiliki kemampuan untuk menjalankan pembangunan tersebut. maka
pendidikan formal di desa harus di perhatikan dan diberikan kesempatan
masyarakat desa untuk mengenyam pendidikan formal secara maksimal.
Daftar pustaka
Beeby,C.E. 1982. Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT
Djaya Pirusa
Pudjiwati Sajogjo, Sajogjo.
1984. Sosiologi Pedesaan. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia
Yamin, M. 2009. Menggugat Pendidikan Indonesia.
Jogyakarta: Ar-Ruzz Media
Muhammad Tanthowi. Peranan
Manusia dan Pendidikan dalam Pembangunan. Diakses pada kamis 10/11/2013
pukul 12:52 http://superthowi.wordpress.com/2012/08/14/peranan-manusia-dan-pendidikan-dalam-pembangunan-2/
Pentingnya Membaca. Diakses pada Rabu, 9/11/2013
Amril. Standar Sarana dan prasarana. Diakses
kamis 1/10/2013
Peran Sekolah Terhadap Masyarakat. Diakses selasa 1/8/2013
[1]
“pendidikan formal”. www.sarjanaku.com diakses pada 8/1/2013 pukul 2:36. http://www.sarjanaku.com/2011/03/pendidikan-formal.html
[2] Dapat dilihat dalam artikel ”Pendidikan Desa
dan Masa Depan Bangsa” oleh Hans Geni Arthanto MA
[3] Membaca dalam hal ini bukan hanya memahami
hal grafis tapi telah sampai pada tahap sinergi antara pikiran dan pengalaman
berbahasa. “pentingnya membaca” http://www.scribd.com/doc/24942834/Pentingnya-Membaca
[4] Desa Prawoto kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati,
Jawa Tengah
[5]
Dalam artikel
“Peranan Manusia dan Pendidikan dalam Pembangunan”.oleh Muhammad Tanthowi. http://superthowi.wordpress.com/2012/08/14/peranan-manusia-dan-pendidikan-dalam-pembangunan-2/
pak mau copy pak untuk materi
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat, sila kan bisa langsung di copy namun bila tidak bisa mohon maaf untuk copy sudah banyak mulai di larang sepertinya, jadi bila berkenan bisa saya kirim via email saja.
Deletepak mau materinya boleh untuk bahan bacaan saya garap tugas akhir
ReplyDeleteAlhamdulillah, semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung di tulisan ini.
DeletePak Izin dijadikan referensi untuk tugas Pelajaran Sosial Budaya..Terimakasih pak.
ReplyDelete