Tulisan ini membahas tentang
cara – cara berkampanye di era globalisasi yang difokuskan pada strategi
berkampanye ala Jokowi-Ahok pada pemilukada DKI Jakarta tahun 2012. Strategi
kampanye yang dilakukan oleh pasangan tersebut terbilang unik dan cerdas serta
menarik untuk diulas lebih jauh. Strategi yang digunakan oleh pasangan
Jokowi-Ahok adalah strategi yang berbeda dari lawan politiknya di pemilukada
DKI Jakarta 2012. Artikel ini ditulis bertujuan untuk mengulas cara – cara berkampanye politik yang berbeda dari
biasanya dan mengkaji tentang perubahan tidak langsung cara berkampanye di era
globalisasi yang tentunya difokuskan pada strategi pasangan Jokowi-Ahok.
Analisis dalam artikel ini menyatakan bahwa kampanye yang dilakukan pasangan
Jokowi-Ahok adalah kampanye yang sehat dan jauh dari money politics. Strategi
yang digunakan pada dasarnya hanyalah strategi yang sederhana namun tepat
sasaran. Tim sukses pasangan ini berhasil mencari celah dimana para kandidat
lainnya tidak menyadari adanya celah tersebut. Celah – celah tersebut sukses
dimanfaatkan dan membuahkan hasil positif. Strategi kampanye melalui media
sosial, fashion brand dan strategi jemput bola sukses menarik perhatian
mayoritas warga Jakarta dan berhasil mengantarkan pasangan ini menjadi orang
nomor satu di DKI Jakarta. Strategi ini juga berhasil menjamah semua kalangan
masyarakat di Jakarta sehingga kampanye yang dilakukan menyeluruh dan merata.
Kampanye hemat ala Jokowi-Ahok dan
kebijaksanaan mereka dalam mengambil keputusan untuk berkampanye melalui tiga
hal tersebut terlihat matang serta tidak terburu – buru. Sehingga strategi
tersebut berhasil menaklukan warga Jakarta dan membuktikan bahwa tidak
selamanya kampanye itu mahal.
Kata kunci : kampanye
politik, media sosial, branding, strategi jemput bola, kampanye hemat.
Pengantar
Kampanye adalah serangkaian
tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada
sejumlah besar khalayak yang dilakuan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu[1]. Dalam ranah politik, kampanye biasanya
bertujuan untuk memperoleh dukungan dan suara terbanyak serta ingin dikenal
oleh khalayak ramai. Dalam kampanye, ada beberapa tujuan
yang melandasi terjadinya kampanye. Di antaranya tindakan kampanye yang ditujukan
untuk menciptakan efek atau dampak tertentu, jumlah khalayak sasaran yang
besar, dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan melalui serangkaian tindakan
komunikasi yang terorganisir. Dengan demikian, kampanye bisa dikatakan sebagai
suatu tindakan persuasi yang nyata.
Berkampanye dapat dikatakan
syarat akan ajakan dan keinginan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi
orang atau kelompok tertentu. Dari penjelasan dan definisi mengenai kampanye
diatas, dapat disimpulkan bahwa kampanye adalah alat dalam berpolitik untuk
mendapatkan kekuasaan dan meyakinkan para khalayak untuk memilih atau bersifat
pro ke orang atau kelompok tersebut. Berkampanye tentu jauh dari kata anarki
atau semacamnya, namun selalu bersinggungan dengan hal – hal yang negatif. Ada
sebuah kebiasaan, dimana kampanye diidentikan dengan “menjilat”. Cara – cara
yang terbilang kotor yang dilakukan oleh para tokoh politik adalah sebagai
contoh dengan cara memberi makanan, kaos, bahkan uang kepada masyarakat dengan
jaminan bahwa daerah tersebut harus mendukung penuh kandidat tersebut. Serba –
serbi dalam berkampanye menjadi tren tersendiri dan dikatakan seperti pesta
rakyat. Cara – cara berkampanye tentu sangat beragam, tinggal bagaimana cara
kandidat atau aktor politik tersebut mengakali kampanye mereka dengan cara yang
kreatif dan tidak monoton agar menarik perhatian masyarakat untuk mendukung
mereka.
Berkampanye dalam kehidupan
politik pada umumnya dilakukan melalui media massa dan elektronik. Karena
dengan kedua media tersebut, kampanye akan lebih mudah dilakukan. Namun,
seiring berjalannya waktu, kampanye tidak hanya dilakukan melalui media massa
dan media elektronik semata. Dewasa ini, kampanye juga dilakukan melalui media
lain seperti media sosial. Media sosial adalah sebuah media untuk
bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan
manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial
juga merupakan fasilitas dimana kita bisa berkomunikasi tanpa batas. Di media
sosial, semua media – media lain dirangkum menjadi satu sehingga jauh lebih
praktis dan efisien. Contohnya, di media sosial kita bisa mendengarkan radio
dan menonton televisi secara streaming.
Di media ini, kita juga dapat membaca berita secara online, dan biasanya berita yang dibaca lebih up-to-date ketimbang media cetak seperti koran. Media online seakan menggeser posisi dan mengalahkan
pamor media cetak dan media elektronik sebagai pemberi informasi saat ini.
Perkembangan media sosial di
era globalisasi sangat pesat. Maka tak heran apabila orang – orang lebih
tertarik untuk mengakses berita di dunia maya daripada membeli koran.
Kebanyakan orang juga lebih banyak yang beriklan di dunia maya dengan alasan
lebih menarik ketimbang beriklan di media cetak yang monoton dan beriklan di
media elektronik yang membutuhkan banyak biaya. Hal seperti ini juga terjadi di
Indonesia. Maka tak heran jika penjualan gadget
di Indonesia meningkat drastis. Sifat konsumtif penduduknya yang tidak bisa
dihindari ini menjadi salah satu pendorong mengapa penjualan gadget di Indonesia meningkat pesat.
Media sosial kian
digandrungi setiap kalangan di Indonesia. Baik Blog, Myspace, Youtube, Twitter, bahkan Facebook tidak pernah sepi dikunjungi oleh para penikmat dunia
maya. Menurut socialbakers[2], Indonesia
menempati peringkat keempat di dunia
sebagai pengguna aktif situs Facebook.
Sekitar 42.684.840 pengguna Facebook tercatat sebagai warga Indonesia dengan total pengguna
internet sekitar 45 juta. Angka tersebut termasuk sebagai angka yang diluar
dugaan. Artinya, sekitar 95 persen pengguna internet Indonesia memiliki akun Facebook. Jika dibandingkan dengan
negara tetangga, Thailand menduduki peringkat ke-16 dengan jumlah pengguna
sebesar 14.142.620 disusul Malaysia yang menduduki peringkat ke-17 dengan
jumlah pengguna sebesar 12.231.940, sedangkan Singapura berada jauh dibawah
Indonesia, Thailand, dan Malaysia, yaitu di posisi ke-52 dengan total pengguna
sebesar 2.647.400.
Begitu juga dengan Twitter dan Youtube, Indonesia terbilang sangat aktif dalam menyumbang tweet dan menonton maupun mengupload video lewat Youtube. Maka tak heran dalam dunia twitter, Indonesia sering menembus trending topic worldwide. Menanggapi hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Indonesia tidak lagi terbelakang dalam hal teknologi dan
media sosial benar – benar masuk menjadi bagian dari kehidupan bermasyarakat di
Indonesia.
Melihat perkembangan media
sosial yang sangat pesat di era globalisasi, para aktor politik pun tertarik
untuk berkampanye melalui media ini atau sekedar menebar pencitraan melalui Twitter atau Facebook. Banyak akun – akun pribadi milik para aktor politik
bertebaran di Twitter atau Facebook yang isinya hanya kutipan –
kutipan pencitraan atau hanya untuk memperbaiki imej seorang politisi tersebut.
Dalam berkampanye, media sosial sangat terasa fungsinya saat pemilukada DKI
Jakarta 2012. Saat pemilukada DKI Jakarta 2012 kemarin, media sosial sangat
berpengaruh dalam proses berkampanye para kandidatnya masing – masing. Salah
satu kandidat yang sukses memanfaatkan perkembangan teknologi ini adalah pasangan
Joko Widodo dan Basuki Tjahaja. Tim sukses pasangan ini terbilang kreatif
karena bisa memafaatkan media sosial secara optimal dan hasilnya terbilang
sukses.
Metode yang digunakan dalam
artikel ini adalah analisis – deskriptif. Penulisan ilmiah ini akan
menganalisis dan mendeskripsikan tentang cara – cara berkampanye yang berbeda
yang dilakukan Jokowi - Ahok di pilkada
DKI Jakarta tahun 2012. Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk mengulas cara – cara berkampanye
politik yang berbeda dari biasanya dan mengkaji tentang perubahan tidak
langsung cara berkampanye di era globalisasi.
Latar Belakang
Jokowi – Ahok
Joko Widodo adalah gubernur
DKI Jakarta periode 2012-2017 yang terpilih secara mutlak pada putaran kedua
pemulikada DKI Jakarta. Sebelum menjadi orang nomor satu di Jakarta, Jokowi
tercatat sebagai walikota Solo periode 2010 – 2015 dengan wakilnya F.X Hadi
Rudyatmo. Jokowi meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan Universitas
Gadjah Mada tahun 1985. Beliau lalu mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
walikota Solo karena terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta yang diusung Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menggantikan posisi Fauzi Bowo. Saat
menjadi walikota Solo, banyak prestasi dan penghargaan yang dituai olehnya.
Berbekal pengalaman saat masih menjadi wiraswasta dan ketika itu mendapat
kesempatan berkeliling Eropa, pikirannya terbuka dan bertekad memperbaiki Kota
Solo yang selama ini terkenal dengan penataannya yang buruk. Jokowi lalu terjun
ke dunia politik dan mencalonkan diri sebagai Walikota Solo. Di awal pencalonan
sampai pada akhirnya terpilih, banyak pihak – pihak yang ragu akan
kepemimpinannya. Namun, setelah sekitar 1 tahun memimpin, Solo mengalami
perubahan yang sangat pesat. Bersama wakilnya, F.X Hadi Rudyatmo, Jokowi berhasil
membuat gebrakan unuk Kota Solo dengan merubah imej Kota Solo yang selama ini
identik dengan kawasan jaringan teroris, birokrasi yang kurang berfungsi, angka
pengangguran tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lemah.
Jokowi memimpin Solo selama
2 periode. Di periode pertama, Jokowi mulai merintis hubungan dengan para
pebisnis, pemuka agama dan organisasi non-pemerintahan sebagai bagian yang
mewakili masyarakat miskin di Solo. Perubahan yang paling nyata dan terbilang
fenomenal adalah saat Jokowi berhasil merelokasi pedagang kaki lima di wilayah
Taman Banjarsari untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan merevitalisasi
fungsi lahan hijau terbuka tanpa menggunakan kekerasan. Tindakan nyata lainnya
adalah saat Jokowi melakukan branding
untuk Kota Solo dengan menyetujui slogan Kota Solo yaitu "Solo: The Spirit
of Java". Jokowi mem-branding kota
Solo bukan tanpa alasan. Sebagai tindak lanjut branding, beliau mengajukan Solo menjadi anggota Organisasi Kota –
kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Lalu usahanya berlanjut dengan
keberhasilan Solo menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada tahun
2008. Sebelumnya, pada tahun 2007, Solo juga telah berhasil menjadi tuan rumah
Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang
terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. Di periode
kedua, Jokowi memfokuskan kepada proyek – proyek yang akan meningkatkan
kualitas infrastruktur transportasi dan hubungan ke kota – kota lainnya. Proyek
tersebut meliputi perluasan terminal bus untuk meningkatkan kapasitas dan
pembangunan empat jembatan dan 4 jalan di bagian utara kota serta
menguhubungkan wilayah utara yang jauh dengan pusat kota dan provinsi
sekitarnya.
Saat masa pemerintahan Jokowi, Solo memang
mengalami perubahan pesat. Namun, seperti pepatah mengatakan “tak ada gading
yang tak retak”. Ada beberapa hal yang belum terlaksana secara maksimal.
Beberapa yayasan dan mitra lokal menyebutkan bahwa Kota Solo menduduki
peringkat rendah pada sisi akuntabilitas, dan rata – rata tentang transpansi.
Namun, mendapat peringkat tinggi pada partisipasi masyarakat dan memiliki
anggaran sisa dana yang relatif rendah per tahun, sektar 39 persen. Reformasi
layanan sipil pun berjalan perlahan dan banyak program yang dilakukannya
dinilai tidak berhasil mencapai apa yang di ekspektasikan. Satu pencapaian yang
belum tentu didapatkan oleh kota lain adalah sebuah lembaga yang bernama Innovations For Succesful Societies[3],
Princeton University di Amerika
Serikat membuat riset dan kajian tentang Kota Solo dan mengungkap kelebihan dan
kekurangan Jokowi saat memimpin Kota Solo yang ditulis dalam Research paper (22 halaman) yang ditulis
dalam bahasa inggris.[4]
Terhitung sejak terpilihnya Jokowi saat pemilihan Walikota Solo pada Juli 2005
hingga periode kedua di tahun 2011, beliau berhasil menyita perhatian dunia.
Maka tak heran, Jokowi menuai beberapa penghargaan seperti dinobatkan sebagai
“10 tokoh 2008” oleh Majalah Tempo dan mendapatkan penghargaan Bintang Jasa
Utama[5]
untuk prestasinya sebagai kepala daerah yang mengabdikan diri kepada rakyat
pada Agustus 2011. Jokowi juga masuk nominasi pemilihan 25 walikota terbaik di dunia yang
diselenggarakan The City Mayors
Foundation London, Inggris.
Lain halnya dengan Basuki Tjahaja
Purnama atau yang akrab disapa Ahok. Ahok mengawali karirnya di bidang politik
sebagai ketua DPC partai PIB (Perhimpunan Indonesia Baru) di Kabupaten Belitung
Timur pada tahun 2004. Beliau mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada
pemilu 2004 dan terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004 – 2009. Dengan bekal sebagai
anggota legislatif daerah, tahun 2005 Ahok memberanikan diri mencalonkan
sebagai bupati Kabupaten Belitung Timur berpasangan dengan Khairul Effendi, B.Sc.
sebagai wakilnya. Dengan mendapat dukungan suara 37,13 persen suara, Ahok
terpilih menjadi Bupati Kabupaten Belitung Timur. Setelah 2 tahun menjabat
sebagai bupati, beliau mengajukan pengunduran diri untuk maju dalam pemilihan
Gubernur Bangka Belitung tahun 2007. Namun sayangnya langkah Ahok terhenti
ketika perolehan suara yang beliau dapatkan lebih sedikit dari rivalnya, Eko
Maulana Ali. Setelah gagal menjadi gubernur, langkah Ahok tak gentar. Dalam
pemilu legislatif tahun 2009, beliau maju diusung oleh partai Golkar dan
terpilih menjadi angota DPR RI. Beliau ditempatkan di Komisi II dan
dipercayakan sebagai wakil ketua Komisi II DPR. Saat duduk di kursi DPR, Ahok
dikenal sebagai pribadi yang apa adanya, transparan dan mudah diakses oleh
masyarakat banyak. Sebelum terpilih dan duduk sebagai anggota DPR, Ahok
memperoleh beberapa penghargaan. Penghargaan yang beliau terima antara lain Di
tahun 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah Tempo sebagai salah satu dari 10 tokoh
yang mengubah Indonesia. Penghargaan lainnya yaitu terpilih menjadi Tokoh Anti
Korupsi dari unsur penyelenggaraan negara dari Gerakan Tiga Pilar Kemitraan,
yang terdiri dari Masyarakat Transparansi Indonesia, KADIN, dan Kementrian
Negara Pemberdayaan Aparatur Negara pada Februari 2007 saat masih menjabat
sebagai Bupati Belitung Timur. Beliau dinilai berhasil menekan laju korupsi
pejabat pemerintah daerah dengan cara mengalihkan tunjangan bagi pejabat
pemerintah untuk kepentingan rakyat, yaitu penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dan pendidikan gratis bagi masyarakat Belitung Timur. Ahok juga meluncurkan
sebuah buku biografi yang berjudul “Mengubah Indonesia” pada tahun 2008. Ahok
tebilang sukses mengubah imej politik yang selama ini buruk berkat usaha,
kegigihan, dan semangatnya. Karena hal tersebut, Partai Gerindra tertarik untuk
merekrutnya dan dinilai berpotensi mendampingi Jokowi pada pemilukada DKI
Jakarta.
Perjalanan
Jokowi-Ahok untuk menempuh kursi nomor satu di Jakarta tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan. Pasangan ini sempat tidak diunggulkan di awal
putaran karena calon kandidat lain dinilai lebih berpotensi untuk memimpin
Jakarta seperti Fauzi Bowo atau Hidayat Nur Wahid. Namun menurut LP3ES[6],
mereka memprediksikan bahwa Jokowi dan Foke akan bertemu pada putaran kedua.
Setelah quick count dilakukan, dinyatakan
bahwa pasangan Foke-Nara dan Jokowi-Ahok melaju ke putaran kedua. Pada putaran
kedua, kampanye yang dilakukan oleh masing – masing tim sukses pasangan ini
semakin menggebu – gebu. Isu SARA dan kampanye hitam yang sempat menimpa
pasangan Jokowi-Ahok tidak membuat
pasangan ini gentar. Kampanye yang dilakukan secara intens semakin membuat
pertarungan ini telihat sengit. Selain melalui media massa dan media
elektronik, kampanye pun merambah ke media sosial. Kampanye yang dilakukan di
media sosial ini diawali oleh tim sukses pasangan Jokowi-Ahok lalu diikuti oleh
pasangan Foke-Nara. Bentuk kampanye yang dilakukan di media sosial antara lain
melalui Twitter, Facebook, Youtube atau
Website yang bertemakan masing – masing pasangan. Namun, karena banyaknya
dukungan yang mengalir ke pasangan Jokowi-Ahok dan tim sukses mereka terbilang
lebih kreatif dalam memanfaatkan media sosial, akhirnya pada pemilukada DKI
Jakarta putaran kedua dimenangkan oleh pasangan Jokowi-Ahok. Pengaruh media
sosial dalam berkampanye disini menjadi bagian penting dan menjadi hal baru
dalam dunia kampanye di Indonesia. Strategi yang terbilang unik dan masih baru
ini yang membuat pasangan Jokowi-Ahok sukses melaju menjadi orang nomor 1 di
Jakarta.
Strategi
Kampanye Jokowi - Ahok
Kemenangan pasangan Jokowi-Ahok
pada pemilukada DKI Jakarta tidak luput dari strategi berkampanye yang
terbilang jitu dan sukses. Strategi yang digunakan pasangan ini adalah strategi
yang berbeda dari pasangan – pasangan lainnya. Saat minggu – minggu dimana para
tim sukses kandidat lain sibuk menempelkan foto beserta jargon dan program –
program yang akan dilakukan ketika mereka terpilih melalui pamflet, spanduk,
stiker ataupun produk – produk kampanye lainnya, tim sukses pasangan Jokowi-Ahok
memilih untuk sibuk mempromosikan jagoan mereka melalui media sosial. Tim
sukses pasangan ini mengampanyekan jagoan mereka melalui Twitter, Facebook, Youtube, Website bahkan Game Online. Kampanye yang dilakukan di media sosial bukan hanya
sekedar mempromosikan dengan cara yang ecek – ecek atau asal – asalan. Cara –
cara yang tim sukses lakukan seperti ini terbilang kreatif dan sepertinya
diluar pemikiran tim sukses lainnya. Selain berkampanye di media sosial, Jokowi
dan Ahok pun mempunyai ciri khas tersendiri saat berkampanye. Baju kotak –
kotak bercorak merah yang mereka kenakan menjadi brand yang sukses menyita perhatian masyarakat Jakarta. Selama masa
kampanye berlangsung, baju kotak – kotak yang digunakan pasangan ini
diperjualbelikan baik di toko resmi ataupun dijual di mobil – mobil yang
tersebar di beberapa titik di Jakarta sehingga masyarakat bisa dengan bebas
membeli dan menggunakannya. Uang hasil penjualan kemeja yang diperjualbelikan ini
disumbangkan untuk dana kampanye Jokowi-Ahok. Strategi lain yang sukses
mengantarkan Jokowi-Ahok duduk di “singgasana” DKI 1 adalah strategi jemput
bola. Strategi ini dinilai unggul dan lebih efektif dalam pelaksanaannya.
Strategi ini juga jarang dilakukan oleh kandidat atau aktor politik dalam
kampanye mereka. Strategi jemput bola adalah strategi dimana mereka turun
langsung ke lapangan, menyapa masyarakat, mendengarkan dan menampung aspirasi
masyarakat. Citra yang dibangun pun tentu jauh lebih baik daripada kandidat
yang hanya menyampaikan program – program mereka tanpa mendengar aspirasi dari
masyarakat tersebut. Strategi – strategi yang dibangun oleh Jokowi-Ahok dan tim
suksesnya menuai hasil yang positif. Selain unik, cerdas, dan kreatif, kampanye Jokowi - Ahok terbukti
tidak memakan banyak biaya dan membantah pernyataan bahwa kampanye adalah ajang
menghambur – hamburkan uang para kandidatnya, siapa yang paling banyak memakan
biaya maka kandidat tersebut yang akan menang. Berikut adalah penjabaran dari
strategi pasangan Jokowi – Ahok yang mengantarkan mereka menjadi orang nomor
satu di Jakarta.
a. Media Sosial
Strategi yang menggunakan
media sosial sebagai media utama dalam kampanye adalah kunci utama kemenangan
Jokowi – Ahok. Pasangan ini memutuskan untuk beralih berkampanye di media
sosial dan sedikit meninggalkan media cetak dan media elektronik serta
memutuskan untuk mencetak pamflet, spanduk, stiker atau produk umum untuk
berkampanye lainnya lebih sedikit dibandingkan kandidat – kandidat lainnya. Maka
tak heran, saat minggu – minggu dimana jalanan Jakarta dipenuhi oleh produk –
produk kampanye kandidat lainnya jarang ditemukan produk kampanye pasangan
Jokowi-Ahok. Di saat tim sukses kandidat lainnya sibuk menempelkan dan
membagikan produk kampanye jagoan mereka, tim sukses Jokowi-Ahok memilih untuk bekerja secara online dibalik komputer dan
mempromosikannya melalui media sosial. Kampanye yang dilakukan di media sosial
antara lain melalui Twitter, Facebook, situs web yang bertemakan
Jokowi-Ahok, dan Game Online.
Ada beberapa cara yang tim
sukses pasangan Jokowi – Ahok lakukan di twitter. Pertama, melalui akun twitter
pribadi Jokowi (@jokowi_do2) dan Ahok (@basuki_btp) yang berisi tentang
kegiatan mereka selama berkampanye yang disampaikan secara santai dan
komunikatif. Melalui akun pribadi tersebut, masyarakat diperbolehkan
menyampaikan aspirasi, kritik, saran atau bertanya tentang seluk – beluk
kampanye pasangan ini. Selanjutnya, akun twitter Relawan Jokowi-Ahok
(@JokowiAhok) yang memaparkan kegiatan Jokowi-Ahok dalam bentuk berita atau
artikel. Setelah itu, akun Twitter
yang fenomenal dan terus diperbincangkan selama masa kampanye adalah JASMEV
(@jasmev20). JASMEV (Jokowi Ahok Social Media Volunteer) adalah suatu kumpulan
para relawan Jokowi-Ahok yang aktif berinteraksi di media sosial. Selain aktif
di twitter, JASMEV juga hadir di kanal media sosial lainnya seperti Facebook, kaskus dan sebagainya. Konsep
dan strategi dibangunnya JASMEV ini disusun dan disponsori oleh tim dari Arwuda
Indonesia sebagai Social Media Agency yang berbasis di Jakarta yang secara
aktif mendukung kampanye Jokowi-Ahok di berbagai kanal media sosial. Seperti
yang dikatakan diatas, JASMEV bukan hanya bergerak di Twitter. JASMEV juga tersedia dalam bentuk fanpage di Facebook (facebook.com/jasmev)
yang hingga kampanye selesai dilakukan memiliki jumlah fans yang hampir
mendekati 2.500 fans dengan hampir 5.000 TAT (Talking About This). Sedangkan
jumlah relawan pendukung Jokowi-Ahok yang telah mendaftarkan diri melalui
website resmi JASMEV (www.jasmev.com) telah mendekati 2.000 orang. Lain halnya
pada Twitter JASMEV yang followersnya mencapai hampir 3.000
orang.[7]
JASMEV merupakan salah satu
strategi kampanye yang cerdas. Konsep
seperti ini belum pernah diterapkan sebelumnya dalam kampanye politik di
Indonesia. Cara yang unik dan menarik perhatian adalah relawan yang mendaftar
di website JASMEV mendapatkan pelatihan, pengarahan bahkan penghargaan yang
berbentuk sertifikat elektronik (e-certificate) yang ditandatangani langsung
oleh Jokowi dan Ahok. Sertifikat elektronik tersebut diberikan sebagai bentuk
apresiasi dari pasangan Jokowi-Ahok atas kerja keras dan komitmen para relawan
dalam berkampanye. Menjadi relawan di JASMEV terbukti bersih dari money politic yang biasanya santer
terdengar karena relawan tersebut tidak dibayar dan mendaftar tanpa paksaan.
Cara berkampanye lain yang
masih berkaitan dengan media sosial adalah melalui Youtube. Para tim sukses sekaligus relawan bersama – sama membuat
beberapa video yang bertemakan Jokowi-Ahok. Ada beberapa video yang dibuat oleh
relawan dan tim sukses sebagai tindakan kampanye pasangan Jokowi-Ahok. Video
pertama berjudul “Jokowi dan Basuki – What Makes You Beautiful by One Direction
(parody).”[8]
Isi dari video ini adalah sekelompok remaja yang menari bersama di Bundaran HI
yang juga dilakukan para relawan. Dalam video ini, terlihat Bundaran HI
dipenuhi oleh para relawan dan tim sukses yang mengenakan baju kotak – kotak
khas pasangan ini. Lagu yang menjadi backsound
dari video ini adalah berupa jingle yang
berisi ajakan untuk memilih Jokowi-Ahok pada Pemilukada DKI Jakarta 2012.
Selanjutnya pada video kedua yang berjudul “Official Trailer Jakarta Baru The
Movie”[9]
terdapat potongan – potongan video yang menggambarkan kumuhnya kota Jakarta.
Selain itu, ditampilkan cuplikan video dimana Jokowi dan Ahok berbicara dalam
sebuah talkshow yang berbeda, lalu
digambarkan bahwa Jokowi dan Ahok adalah pribadi yang bersahaja dan merakyat.
Pada video ketiga dengan judul “Jokowi dan Basuki (Ahok) parodi curahan hati”[10]
agak berbeda dari kedua video yang sudah dipaparkan. Pada video ini ditampilkan
2 orang pria yang berbaju perempuan berperan sebagai pengamen dan menyanyikan
sebuah lagu yang berisi tentang keadaan kota Jakarta dan keinginan mereka untuk
keadaan Jakarta yang lebih baik.
Selain kampanye yang
dilakukan para relawan dan tim sukses Jokowi-Ahok melalui Twitter, Facebook, portal web ataupun Youtube, dua orang relawan asal Bandung menciptakan Game Online ringan yang bertajuk
“Selamatkan Jakarta”. Dalam permainan ini kita memerankan tokoh utama yang
mirip Jokowi yang bersenjatakan tomat yang bisa meledak ketika dilempar kepada
target yang diibaratkan sebagai tokoh – tokoh yang membuat masalah di Jakarta
seperti Pejabat Bermasalah, Preman, Oknum – Oknum jahat dan lain lain. Selain
tokoh jahat, dalam game ini juga terdapat warga Jakarta yang tidak boleh
menjadi korban dari bom tomat tokoh Jokowi. Setelah berhasil menyelesaikan
level per level dalam game ini, yang menarik adalah akan muncul tagline kata – kata bijak mengenai
kampanye dari pasangan ini. Kampanye melalui
game adalah cara baru yang sangat cerdas. Game tersebut termasuk game ringan,
namun banyak mengandung unsur – unsur kampanye yang tidak diduga oleh tim
sukses kandidat lainnya.
b. Fashion
Brand Jokowi-Ahok
Selama masa kampanye berlangsung,
pasangan Jokowi-ahok tidak pernah luput dari pemberitaan. Tindakan besar maupun
tindakan kecil yang mereka lakukan tidak lepas liputan media. Satu yang menjadi
ciri khas pasangan ini dan tak lepas dari sorotan media adalah kemeja kotak –
kotak bercorak merah yang selalu mereka gunakan selama berkampanye. Kemeja
kotak – kotak yang mereka gunakan tersebut seperti sudah menjadi brand dan identitas pasangan nomor 3
ini. Ide untuk menggunakan kemeja kotak – kotak sebagai ciri khas pasangan ini
tercetus ketika pasangan ini hendak mendaftarkan diri ke KPU. Pada awalnya,
pasangan ini hanya ingin tampil beda daripada yang lain. Namun, ketika dilihat
antusiasme warga pada kemeja tersebut, akhirnya pasangan ini memutuskan untuk
menjadikan kemeja kotak – kotak tersebut sebagai brand yang melekat pada pasangan ini. Berbeda dari yang biasanya,
kemeja kotak – kotak yang dipakai oleh Jokowi-Ahok ini diperjualbelikan dan
uang hasil penjualannya disumbangkan untuk dana kampanye pasangan ini. Ide
menjual dan menyumbangkan uang hasil penjualan ini dilakukan oleh tim sukses
dan relawan sehingga tercipta kampanye yang hemat dan kreatif. Pada dasarnya,
pengertian brand menurut Schneinder
dkk adalah
”a brand is a name, term, design, symbol, or combination of these elements that identifies a product or service and ditinguishes it from its competitors. A brand can be used to identify one product, a family of related products, or all products of a company.”
Schneider beserta rekan-rekannya
mengatakan bahwa brand adalah nama,
istilah, desain, simbol, atau kombinasi dari berbagai hal tersebut yang
mengidentifikasikan dan membedakan sebuah produk atau pelayanan dengan
pesaingnya. Pasangan Jokowi dan Ahok disini berusaha membangun sebuah ciri khas
yang membedakan mereka dengan pasangan lain. Selain brand pakaian yang dikenakan pasangan ini, personal brand yang mereka bangun tanpa embel – embel pencitraan
juga sukses menarik perhatian masyarakat. Seperti contohnya sikap luwes,
bersahaja dan down to earth yang
mereka lakukan saat kampanye berhasil melekat dan sukses menjadi bagian dari
strategi kampanye pasangan ini yang lagi – lagi tidak ditemukan pada kandidat
lainnya.
c. Strategi Jemput Bola
Strategi jitu lainnya yang
dilakukan pasangan Jokowi-Ahok adalah salah satu strategi yang populer dengan
nama “jemput bola”. Strategi seperti ini jarang ditemukan dan jarang digunakan
oleh aktor politik saat berkampanye. Padahal, justru strategi ini adalah cara
yang paling ampuh dalam menarik simpati masyarakat. Strategi jemput bola adalah
strategi dimana aktor politik turun langsung ke lapangan. Turun langsung ke
lapangan disini bukan dalam artian mengumpulkan massa di sebuah lapangan lalu
harus mendengarkan ocehan dari aktor tersebut. Cara berkampanye seperti ini
terbilang monoton dan kuno. Selain itu, tidak adanya komunikasi dua arah
membuat kampanye dengan cara tersebut membuat masyarakat jenuh dan bosan. Yang
dimaksudkan strategi jemput bola adalah terjun ke lapangan, masuk dari satu
gang ke gang yang lain, mendengarkan aspirasi masyarakat sekaligus menjelaskan
program – program apa saja yang akan si aktor lakukan ketika terpilih nanti.
Adanya komunikasi dua arah membuat masyarakat tertarik dan merasa dihargai
keberadaannya sehingga membangun citra yang positif terhadap aktor tersebut.
Strategi semacam ini adalah strategi andalan yang digunakan Jokowi-Ahok dalam
pemilukada DKI Jakarta 2012. Kampanye dengan model jemput bola seperti ini
memang menguras banyak tenaga. Namun, jika dilihat dari hasilnya tentu kampanye
degan cara seperti ini jauh lebih efektif ketimbang cara – cara kampanye yang
biasa dilakukan para kandidat lainnya.
Sifat bersahaja dan low profile yang dibangun oleh
Jokowi-Ahok sukses menyita perhatian masyarakat. Terlebih saat pasangan ini
melakukan strategi jemput bola dari gang satu ke gang yang lain. Citra yang
pasangan ini dapatkan tentu lebih baik dan dapat dikatakan sebagai terobosan
baru dalam berkampanye. Strategi ini pun tentu menjadi cara berkampanye yang
efektif dan layak dicontoh.
Kesimpulan
Pada dasarnya, kampanye adalah cara
bagaimana mempersuasi dan menarik perhatian masyarakat agar mau mendukung salah
satu aktor politik. Kampanye adalah hal yang lumrah yang dilakukan para aktor
politik menjelang pemilihan umum. Esensi dari kampanye itu sendiri adalah
keterkaitan antara strategi dan taktik seorang aktor politik dan kekompakannya
dengan tim sukses yang menyokong aktor politik itu dari belakang. Kampanye bisa
dilakukan dengan berbagai cara asal tidak melewati batas – batas yang telah
ditentukan. Jokowi dan Ahok adalah salah satu contoh pasangan yang sukses
menjalani kampanye dengan permainannya yang cantik dan tidak terkesan kotor.
Kampanye yang dilakukan oleh pasangan ini adalah kampanye yang cerdas. Strategi
yang digunakan juga terbilang terobosan baru yang masih segar dan tidak
membosankan. Strategi yang diambil oleh pasangan ini juga termasuk strategi
yang jitu dan menguntungkan karena menuju ke sasaran yang tepat dan merata ke
semua kalangan. Strategi melalui media sosial dan kemeja kotak – kotak berhasil
menyapa kalangan menengah ke atas, sedangkan strategi jemput bola yang pada
kenyataannya terjun langsung ke perkampungan dan pemukiman kumuh berhasil
menggaet kalangan menengah ke bawah. Strategi yang dipilih oleh Jokowi-Ahok
juga menunjukkan bahwa kampanye tidak selamanya harus mengeluarkan uang banyak.
Kampanye yang dilakukan pasangan ini termasuk kampanye yang hemat karena tidak
perlu mencetak produk kampanye yang notabene-nya hanya mengotori jalanan
Jakarta. Selain itu, dengan strategi jemput bola juga termasuk menghemat dana
kampanye karena pasangan ini tidak perlu repot – repot menyewa sebuah lapangan
terbuka untuk melakukan orasi yang pada kenyataannya hanya membuang – buang
waktu dan tidak efektif atau dengan cara memberikan “uang sogok” kepada
masyarakat agar mau memilih mereka. Dengan strategi yang sederhana namun
cerdas, akhirnya pasangan ini sukses menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta.
Referensi
Farese, L.
Schneider dkk. 2006. Marketing
Essentials. US: Glencoes/McGraw-Hill.
Hikmat, Mahi M. Komunikasi Politik.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010
Venus, Antar. Manajemen Kampanye.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Ariyadi, Teguh. "Profil Jokowi Dan Ahok Calon Gubernur Jakarta 2012
|
Blog's Teguh." Blog's Teguh. Diakses pada 1 Januari 2013,
http://teguhhariyadi.blogspot.com/2012/03/profil-jokowi-dan-ahok-
calon-gubernur.html.
"Jurus Kampanye Jokowi-Basuki, ''Jemput Bola'' | ahok.org." Ahok |
Bersih,
Transparan, Profesional. Diakses pada 7 Januari
2013, http://ahok.org/berita/news/jurus-
kampanye-jokowi-basuki-jemput-bola/.
Langitan, Stephen. "Acara Halal
Bihalal Jokowi Bersama Kaskuser |
StephenLangitan.com." StephenLangitan.com. Diakses
pada 6 Januari 2013, http://stephenlangitan.com/archives/58826.
Saputra, Muhammad Irawan. "political branding «
muhammadirawansaputra." muhammadirawansaputra « A topnotch
WordPress.com site. Diakses pada 7
Januari 2013,
http://muhammadirawansaputra.wordpress.com/tag/political-branding/.
Teguh. "Menerapkan Cara Kampanye Model
Joko Widodo – Ahok."
HALUAN |
MENCERDASKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT.
Diakses pada 8 Januari 2013,
http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view
=article&id=18329:menerapkan-cara-kampanye-model-joko-
widodo--ahok&catid=13:haluan-kita&Itemid=189..
Tompo, Rusdin. "Belajar dari
Kampanye Hemat Ala Jokowi-Ahok – Tribun
Timur
Mobile." TRIBUN-TIMUR.com - Berita
Terkni Makassar. Diakses pada 8 Januari 2013,
http://makassar.tribunnews.com/mobile/index.php/2012/10/02/belaj
ar-dari-kampanye-hemat-ala-jokowi-ahok.
Win, Alex. "Pilkada DKI dan 20 Fakta
Kekuatan Sosial Media."
Kompasiana. Diakses pada 8 Januari 2013, http://politik.kompasiana.com/2012/09/04/pilkada-dki-dan-20-fakta-kekuatan-sosial-media-490121.html.
"Jokowi - Ahok Selamatkan Jakarta
(Game)." Amws. Diakses pada 3
Januari 2013, http://aliemw.blogspot.com/2012/08/jokowi-ahok-selamatkan
jakarta-game.html.
[1] Antar Venus, Manajemen Kampanye. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004)
[2] Socialbakers
adalah perusahaan di Ceko yang menyediakan statistik jaringan sosial media dan analisis dari Facebook, Twitter, Google +, LinkedIn dan YouTube, membantu perusahaan memantau efektivitas promosi mereka di media sosial. Mereka menawarkan alat analitik (jasa) yang memberikan wawasan pelanggan dan memungkinkan mereka untuk memonitor profil media sosial, dengan menggunakan indikator kinerja untuk melacak pengaruh utama, menganalisis tingkat keterlibatan, pertumbuhan ukuran pengikutnya, mengikuti pesaingnya, kinerja patokan terhadap standar industri, mengoptimalkan keberadaan media sosial dan menghasilkan laporan grafis. ("Socialbakers
- Wikipedia, the free encyclopedia." Wikipedia, the free encyclopedia.
diakses pada 30 Desember 2012, http://en.wikipedia.org/wiki/Socialbakers).
[3] Innovations for Successful Societies
(ISS) adalah program bersama dari Woodrow Wilson School of Public &
International Affairs dan Bobst Center for Peace & Justice Universitas
Princeton. Woodrow Wilson School mempersiapkan siswa siswinya untuk karir di
bidang pelayanan publik dan mendukung penelitian ilmiah dalam hal kebijakan dan
pemerintahan. Misi dari Bobst Center for Peace & Justice adalah untuk
memajukan perdamaian dan keadilan melalui saling pengertian dan menghormati
antara semua tradisi etnis dan agama-agama di dunia, baik antar negara bagian
maupun di seluruh perbatasan negara.
[4] "DEFUSING A VOLATILE CITY, IGNITING
REFORMS: JOKO WIDODO AND SURAKARTA, INDONESIA, 2005 - 2011." Princeton University. diakses pada 6
Januari 2013,
http://www.princeton.edu/successfulsocieties/content/data/policy_note/PN_id199/Policy_Note_ID199.txt.
[5] Bintang Jasa Utama adalah penghargaan
tertinggi yang diberikan kepada warga negara sipil
[6] LP3ES singkatan dari Lembaga Penelitian,
Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. lembaga ini didirikan pada 19 Agustus
1971, dikenal sebagai salah satu NGO terbesar di Indonesia. Memiliki pengalama
dan kompetensi dalam melaksanakan kegiatan – kegiata penerbitan, penelitian
serta pendidikan politik dan sosial ekonomi. (“LP3ES – Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas.” Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. diakses pada 30 Desember 2012,
http://id.wikipedia.org/wiki/LP3ES)
[7] Langitan, Stephen. "Acara Halal Bihalal Jokowi Bersama Kaskuser |
StephenLangitan.com." diakses pada 6 Januari 2013,
StephenLangitan.com.http://stephenlangitan.com/archives/58826.
[8]
“Jokowi dan Basuki – What Makes You Beautiful (parody)” dapat diakses di
http://www.youtube.com/watch?v=f-zR65eXXPc
[9] “Official Trailer Jakarta Baru The Movie”
dapat diakses di http://www.youtube.com/watch?v=gPi2ZHeLIuM&feature=related
[10] “Jokowi dan Basuki (Ahok) Parodi Curahan
Hati” dapat diakses di
http://www.youtube.com/watch?v=FReQrxsD3-U
assalamualaikum,
ReplyDeletemas mau tanya. ini artikel sumbernya dari mana ya? kok mirip sekali dengan tulisan saya?
terima kasih.
This comment has been removed by the author.
DeleteWa'alaikumsalam wr.wb.
DeleteTerima kasih telah berkunjung kaka Mia Ariesta's,
Iya kaka Mia, untuk sumbernya sebagai berikut kaka:
Referensi
Farese, L. Schneider dkk. 2006. Marketing Essentials. US: Glencoes/McGraw-Hill.
Hikmat, Mahi M. Komunikasi Politik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010
Venus, Antar. Manajemen Kampanye. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Ariyadi, Teguh. "Profil Jokowi Dan Ahok Calon Gubernur Jakarta 2012 |
Blog's Teguh." Blog's Teguh. Diakses pada 1 Januari 2013,
http://teguhhariyadi.blogspot.com/2012/03/profil-jokowi-dan-ahok-
calon-gubernur.html.
"Jurus Kampanye Jokowi-Basuki, ''Jemput Bola'' | ahok.org." Ahok |
Bersih, Transparan, Profesional. Diakses pada 7 Januari
2013, http://ahok.org/berita/news/jurus- kampanye-jokowi-basuki-jemput-bola/.
Langitan, Stephen. "Acara Halal Bihalal Jokowi Bersama Kaskuser |
StephenLangitan.com." StephenLangitan.com. Diakses pada 6 Januari 2013, http://stephenlangitan.com/archives/58826.
Saputra, Muhammad Irawan. "political branding «
muhammadirawansaputra." muhammadirawansaputra « A topnotch WordPress.com site. Diakses pada 7 Januari 2013,
http://muhammadirawansaputra.wordpress.com/tag/political-branding/.
Teguh. "Menerapkan Cara Kampanye Model Joko Widodo – Ahok."
HALUAN | MENCERDASKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT.
Diakses pada 8 Januari 2013,
http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view
=article&id=18329:menerapkan-cara-kampanye-model-joko-
widodo--ahok&catid=13:haluan-kita&Itemid=189..
Tompo, Rusdin. "Belajar dari Kampanye Hemat Ala Jokowi-Ahok – Tribun
Timur Mobile." TRIBUN-TIMUR.com - Berita Terkni Makassar. Diakses pada 8 Januari 2013,
http://makassar.tribunnews.com/mobile/index.php/2012/10/02/belaj
ar-dari-kampanye-hemat-ala-jokowi-ahok.
Win, Alex. "Pilkada DKI dan 20 Fakta Kekuatan Sosial Media."
Kompasiana. Diakses pada 8 Januari 2013, http://politik.kompasiana.com/2012/09/04/pilkada-dki-dan-20-fakta-kekuatan-sosial-media-490121.html.
"Jokowi - Ahok Selamatkan Jakarta (Game)." Amws. Diakses pada 3 Januari 2013, http://aliemw.blogspot.com/2012/08/jokowi-ahok-selamatkan jakarta-game.html.