Kebanyakan
orang untuk pertama kali berhadapan dengan persoalan ekonomi berasal dalam
lingkungan rumah tangga. Istilah ekonomi berasal dari dalam lingkungan
keluarga. Kata “Ekonomi” dibentuk dari dua kata yang berasal dari bahasa asing
(Yunani), yaitu “oikos” yang berarti
rumah tangga, dan “nomos” yang
berarti aturan, tata, ilmu. Sehingga, arti dari kata aslinya adalah aturan atau
pedoman untuk mengatur rumah tangga, atau good
management of household [1].
Rumah tangga
merupakan pemilik berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian.
Sektor rumah tangga menyediakan tenaga kerja dan tenaga usahawan serta
faktor-faktor produksi lain seperti barang-barang modal, kekayaan alam dan
harta tetap yang akan ditawarkan pada perusahaan. Sebagai balas jasa terhadap
penggunaan berbagai jenis faktor produksi tersebut, maka balas jasa tersebut
berupa bunga serta keuntungan dari sektor perusahaan [2].
Pendapatan
yang dihitung sebagai pendapatan rumah tangga adalah segala bentuk balas karya
yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang
terhadap proses produksi [3]. Tingkat
pendapatan rumah tangga tergantung kepada jenis-jenis kegiatan yang dilakukan.
Pendapatan
rumah tangga dapat diterima dalam bentuk uang maupun barang. Selain dari pendapatan,
penerimaan rumah tangga juga dapat berasal dari [4]:
a.
Uang pensiunan, bagi mereka yang
sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada pemerintah atau instansi lain.
b.
Sumbangan atau hadiah, misalnya
sokongan dari saudara atau famili, warisan, hadiah tabungan, dan lain-lainnya.
c.
Pinjaman atau hutang, namun pada
suatu saat harus dilunasi atau dikembalikan.
Besar kecilnya pendapatan rumah
tangga dipengaruhi oleh beberapa hal:
a.
Tingkat pendidikan formal dari
kepala keluarga.
b.
Pernah tidaknya kepala keluarga
latihan ketrampilan sesuai dengan bidangnya.
c.
Luas usaha yang dijalankan.
d.
Sifat dan pekerjaan seseorang.
Pola
pendapatan rumah tangga Indonesia terdiri dari upah dan gaji, keuntungan usaha
rumah tangga yang tidak berbadan hukum dan penerimaan transfer[5]. Salah
satu faktor yang sangat berpengaruh dalam mewujudkan kebahagiaan dan
kesejahteraan rumah tangga adalah terpenuhinya nafkah keluarga terutama yang
berkaitan dengan kebutuhan pokok. Berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh
rumah tangga ditujukan untuk membeli berbagai barang ataupun jasa yang
diperlukannya.
Dalam
perekonomian yang masih relatif rendah, sebagian besar pendapatan digunakan
untuk membeli makanan dan pakaian yang termasuk ke dalam kebutuhan sehari-hari
yang paling pokok. Pada tingkat perkembangan ekonomi yang lebih maju,
pengeluaran untuk pendidikan, pengangkutan, perumahan,dan rekreasi menjadi
bertambah penting [6].
[1] Gilarso, Op. Cit., hlm. 60.
[2] Sadono Sukirno, 1994, Pengantar Teori Mikroekonomi, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 37.
[3] Gilarso, Op. Cit., hlm. 62.
[4]
Sadono Sukirno, 2007, Makro
Ekonomi Moderen, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 79.
[5] Suseno H. dan Triyanto Widodo, 1990, Indikator Ekonomi Dasar Perhitungan
Perekonomian Indonesia, Kanisius, Yogyakarta, hlm. 32.
[6] Sadono Sukirno, 1994, Pengantar
Teori Mikroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 37.
No comments:
Post a Comment