Tulisan ini menganalisis tentang
kekuasaan elit sipil dan militer di Indonesia yang terjadi pada masa orde baru
hingga sekarang. Dengan menganalisis tentang kekuasaan elit sipil dan militer
kita bisa melihat bagaimana keadaan Indonesia sekarang ini. Semoga para pembaca
bisa mengerti tentang kekuasaan yang ada di Indonesia baik kekuasaan militer
atau elit sipil yang saya bahas di artikel ini.
Kekuasaan, Militer, Sipil, Ormas, Partai Politik
Di
Indonesia sudah pernah merasakan kekuasaan elit sipil maupun militer. Dulu, di zaman
orde baru, elit utama negeri ini adalah militer. Militer diberi kekuasaan yang
sangat besar di bidang sosial, politik dan ekonomi demi mempertahankan
kekuasaan rezim Jenderal Bintang Lima Suharto. Militer ada di mana-mana
di pemerintahan, di parlemen, di badan-badan usaha milik negara, maupun di
partai politik berkuasa saat itu, yaitu GOLKAR. Karena kekuasaannya yang besar,
militer dapat melakukan tindakan apa saja, tanpa takut melanggar hukum,
sehingga banyak masyarakat sipil yang menjadi korbannya.
Setelah
presiden Suharto turun kekuasaan militer dikurangi oleh kekuasaan sipil.
Kekuasaan utamanya kini di bidang pertahanan yaitu mempertahankan eksistensi
negara negara dari gangguan negara lain, bukan di bidang sosial dan politik
seperti dahulu. Militer dilarang untuk berpolitik praktis. Di Indonesia kini
yang memegang kekuasaan bukanlah militer melainkan elit sipil atau partai politik. Kekuasaan elit sipil ada
karena adanya demokrasi di zaman reformasi sekarang ini. Kini partai politik
ada dimana-mana, dipemerintahan maupun di parlemen.
Penulisan
artikel ini bertujuan untuk menjelaskan dan memberi tahu tentang perbedaan
antara kekuasaan elit sipil dan militer di Indonesia serta fungsi dari
kekuasaan yang mereka miliki bagi masyarakat. Selain untuk menjelaskan mana
yang lebih mengutungkan untuk masyarakat dari kedua kekuasaan tersebut. Agar
masyarakat tahu mana yag lebih menguntungkan untuk mereka karena kita ketahui
akhir-akhir ini kekuasaan di Indonesia semakin carut-marut dan semakin tidak
ada yang bisa di harapkan lagi contohnya seperti korupsi, kemiskikan, dan
kasus-kasus lainnya. Apakah Indonesia sekarang lebih maju di kuasai oleh elit
sipil? Ataukah lebih maju pada saat zaman Orde Baru pada saat militer berkuasa
yaitu Presiden suharto?
Kekuasaan
Kekuasaan itu adalah
amanah/titipan dari Allah SWT. Maka jangan bangga ketika kita dipuncak
kekuasaan. Dan jangan pula kita bersedih atau merasa kehilangan ketika Allah
SWT mengambil kembali amanah/titipan yang diberikannya kepada kita. Kekuasaan
adalah hubungan atau relasi antara seseorang atau kelompok terhadap kelompok
lainnya dimana salah satu individu atau kelompok mampu mendeterminasi pengaruh
yang lain. Kekuasaan adalah kemungkinan membatasi alternatif-alternatif tingkah
laku orang-orang atau kelompok-kelompok lain sesuai dengan tujuan-tujuan
seseorang atau suatu kelompok[1].
Kekuasaan adalah suatu hubungan yang
melahirkan kemungkinan membatasi alternatif-alternatif tingkah laku dari orang
atau kelompok yang lain.[2]
Kekuasaan dalam beberapa definisi tersebut di atas hanya diartikan sebagai
suatu ‘pembatasan’ dan tidak perluasan alternatif-alternatif tingkah laku atau
perilaku politik. Penggunaan kekuasaan yang efektif dan efisien seringkali
dinamakan penguasaan (control).
Penggunaan kekuasaan adalah
salah satu sarana yang paling banyak digunakan dan yang paling bervariasi dalam
politik. Kekuasaan kadang-kadang bukan menjadi tujuan, tetapi sarana atau
tujuan untuk tujuan-tujuan lainnya. Kekuasaan juga dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai
dengan tujuan-tujuan seseorang atau kelompok yang menjadi aktor.
Kata-kata yang penuh dengan
filosofi dan agamais pernah dilontarkan oleh Bapak Demokrasi Indonesia Alm
Abdurrahman Wahid (Gusdur) ketika dilengserkan oleh DPRI dari jabatannya
sebagai Presiden Republik Indonesia. Sayangnya saat Gusdur mengeluarkan Dikrit
untuk membubarkan DPR yang dibilang sebagai Taman Kanak-kanak tidak di dukung
oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia sehingga menjadikan itu senjata
makan tuan yang berujung pada diberhentikannya Presiden Gusdur. Ucapan Gusdur
ini pernah ditafsirkan oleh Mahadi Sinambela Mantan Menteri Pemuda dan Olah
Raga yang berkunjung ke Tanjungbalai. Kedatangan Mahadi sangat disambut meriah
dan masyarakat sangat menunggu sanjungan dan ucapan dari menteri tersebut namun
apa yang dipikirkan masyarakat sama sekali berbanding terbalik karena Mahadi
tidak terlalu suka dan merasa sedih dengan sambutan meriah seperti itu. Dia
menganggap kalau dia disambut semewah itu apabila kedatangannya kembali
masyarakat akan meminta imbalan kepada dirinya. Maka dari itu dia tidak suka
disambut dengan kemeriahan dan kemewahan dia hanya ingin kesederhanaan saja.
Apa yang dikatakan Mahadi
benar dirinya di copot dari departemen Pemuda dan Olah Raga oleh Gusdur.
Kekuasaan adalah amanah dan barang titipan dari Allah SWT seperti apa yang
sering diucapkan Gusdur benar adanya. Dan itu akan terjadi dan dirasakan oleh
semua orang yang hidup diatas dunia fana ini. Gusdur orang yang sering
melontarkan kata kata ini juga merasakan hal itu.
Jadi berbagai definisi
tentang kekuasaan banyak di lontarkan oleh para ahli dari segala bidang.
Kekuasaan di Indonesia pernah di pegang oleh militer pada zaman Bapak Suharto
namun sekarang pada zaman reformasi tidak hanya militer yang berkuasa tetapi
juga sipil. Mereka sama-sama ingin memegang kekuasaan.
Militer di Indonesia
Militer adalah angkatan bersenjata dari suatu negara
dan segala sesuatu yang berhubungan dengan angkatan bersenjata. Militer
biasanya terdiri atas para prajurit atau serdadu. Karena lingkungan tugasnya terutama di medan perang,
militer memang dilatih dan dituntut untuk bersikap tegas dan disiplin. Dalam
kehidupan militer memang dituntut adanya hirarki yang jelas dan para atasan
harus mampu bertindak tegas dan berani karena yang dipimpin adalah pasukan
bersenjata.
Definisi
militer adalah sebuah organisasi yang diberi otoritas oleh organisasi di
atasnya (negara) untuk menggunakan kekuatan yang mematikan untuk
membela/mempertahankan negaranya dari ancaman aktual ataupun hal-hal yang
dianggap ancaman. Sehingga bila berbicara militer kita juga akan selalu
berbicara mengenai negara. Militer seringkali berfungsi dan bekerja sebagai
sebuah masyarakat dalam masyarakat dengan memiliki komunitas ekonomi,
pendidikan, kesehatan, hukum dan lain-lainnya sendiri.
Dalam
sistem ekonomi contohnya, khusus untuk di Indonesia, personel militer dilarang
melakukan kegiatan bisnis yang melibatkan masyarakat sipil. Pendidikan militer
pun lebih ditekankan pada konsep bela negara dan indoktrinasi nasionalisme.
Sedangkan pada bidang hukum, militer pada umumnya di dunia mempunyai sistem
peradilan sendiri, yaitu mahkamah militer.
Dalam
sistem politik contohnya pada masa orde baru. Pada masa orde baru yang di
pimpin oleh presiden Suharto yang saat itu menggantikan presiden Sukarno di
masa orde lama. Orde baru adalah masa pada saat keemasan Indonesia telah
mengalami pembangunan yang sangat pesat dan kesenjangan sosial tidak terlalu
parah.
Pada
masa ini militer yang sangat berpengaruh karena Suharto adalah dari militer
sehingga terdapat dwi fungsi ABRI. Dwi fungsi ABRI ialah suatu doktrin di lingkungan militer Indonesia yang menyebutkan bahwa TNI memiliki dua tugas, yaitu pertama menjaga
keamanan dan ketertiban negara dan kedua memegang kekuasaan dan mengatur
negara. Dengan peran ganda ini, militer diizinkan untuk memegang posisi di
dalam pemerintahan.
Namun tidak mungkin kedua
jabatan publik boleh dipegang oleh satu orang, karena ini akan justru
mengacaukan konsistensi tanggung jawab dan wewenang, sehingga di hapuskannya
dwi fungsi ABRI. Pikiran semacam ini yang ternyata cukup kuat dikalangan
perwira TNI generasi sekarang, walau harus menghadapi tekanan kaum konservatif
dalam TNI dan desakan dari kekuatan masyarakat sipil agar reformasi didalam
tubuh TNI dipercepat. Walau demikian tak bisa dilupakan bahwa antara pencipta,
pelaksana dan doktrin beserta sistim dari Dwifungsi ABRI itu sendiri menjadi
satu kekuatan dalam sejarah bangsa ini.
Dengan kenyataan yang telah
terjadi sudah terlihat bahwa militer bisa ikut dalam membangun bangsa atau
memegang kekuasaan bangsa. Tidak hanya dengan dwi fungsi ABRI melainkan dengan
kekuasaan pada masa jabatan yang dipegang oleh presiden Suharto. Selain itu
juga tidak hanya militer, sipil juga ikut serta dalam merebutkan kekuasaan.
Masyarakat Sipil di
Indonesia
Kehidupan masyarakat sipil sekarang
ini mengalami ketidakpastian. Mulai dari ketidakpastian hukum sampai
ketidakpastian dalam diri ketika mencari nafkah. Padahal masyarakat sipil
adalah pondasi dalam sebuah negara. Selain itu, masyarakat juga memiliki peran
yang penting dalam pembangunan negara peran itu adalah peran hukum, peran
kontrol sosial yang ada di masyarakat itu sendiri, dan peran penciptaan
demokrasi yang lebih baik.
Masyarakat
sipil ialah merupakan suatu konsep yang modern.[3]
Walau pun ide-ide penyokongnya dapat ditelusuri kembali dari zaman Aristoteles.
Kaldor (2003:584) menyatakan bahwa masyarakat sipil masih merupakan bagian dari
konsep negara. Lebih spesifiknya lagi, masyarakat sipil adalah suatu tipe
negara yang dikarakteristikkan oleh sebuah kontrak sosial. Masyarakat sipil
diatur oleh hukum yang berdasarkan prinsip kesamarataan. Prinsip kesamarataan
tersebut berarti seluruh anggota masyarakat adalah subyek hukum. Dengan kata
lain, kontrak sosial telah disetujui oleh seluruh anggota masyarakat.
Jadi masyarakat sipil ialah suatu
sektor lain dalam negara di luar pemerintah, bisnis, dan keluarga. Masyarakat
sipil berperan aktif dalam membentuk institusi dan kebijakan. Karena itulah,
peranannya dinilai lebih penting dibandingkan dengan bentuk organisasionalnya.
Perluasan konteks masyarakat sipil yang kini sudah dianggap mengglobal, kini
dilihat dari partisipasi politik dan sosial pada ruang lingkup supranasional.
Sudah
bisa dipastika bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Makhluk yang selalu
membutuhkan yang lainnya. Dalam setiap detik kehidupannya. Sudah bisa
dipastikan bahwa ada interaksi di setiap individu dalam masyarakat atau
iteraksi antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
Dalam
interaksi biasanya terjadi gesekan-gesekan antara individu yang satu degan yang
lainnya. Ini dimungkinkan karena tiap mereka atau individu memiliki cara
pandang yang berbeda dalam setiap permasalahan. Ada yang memandang dengan cara
mudah ada pula yang memandang dengan cara yang rumit. Oleh karena itu agar
gesekan-gesekan yang ada tidak menimbulkan kekacauan maka diperlukan peran
masyarakat dalam kontrol sosial.
Kontrol
sosial yang dilakukan akan sangat membantu dan tentunya berperan aktif dalam
menjaga kerukunan antar masyarakat sehigga terjadi kestabilan antar suatu
negara. Fungsi dalam masyarakat sipil bisa diwadai dalam ormas (organisasi
masyarakat). Ormas atau organisasi masyarakat harus berpera aktif ketika
terjadi ketidaksewenangan di sekitarnya. Dengan wadah ini masyarakat juga bisa
dengan mudah melakukan fungsi kontrol sosial.
Tidak
hanya sebagai makhluk sosial masyarakat sipil juga memiliki peran penting.
Peran ini adalah penciptaan demokrasi yang lebih baik. Demokrasi merupakan
cerminan masyarakat itu sendiri. Dengan terciptanya demokrasi yang baik sudah
tentu negara akan menjadi semakin kuat.
Tidak
bisa dipungkiri bahwa masyarakat adalah pondasi berdirinya suatu negara.
Apabila tidak ada masyarakat negara tidak bisa berdiri. Oleh karena itu
keduanya memiliki peran penting yang saling berkaitan. Dengan keterkaitan itu
masyarakat jadi merasa memiliki peran penting juga untuk membangun dan memiliki
kekuasaan negaranya. Atas dasar cinta tanah air dan menyelamatkan negaranya
dari perbuatan KKN mereka berlomba-lomba membuat suatu organisasi masyarakat
untuk memajukan negara dan masyarakat itu sendiri dengan visi dan misi yang menjanjikan.
Organisasi Masyarakat
Sekarang masyarakat sipil sudah
mulai maju. Dibuktikan dengan adanya organisasi masyarakat yang muncul di
tengah masyarakat-masyarakat itu sendiri. Dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhannya dan kelompok serta manfaat-manfaat yang lainnya. Nah apa itu ormas
(organisasi Masyarakat).
Organisasi Masyarakatan
adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warganegara Republik
Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama,
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperanserta dalam
pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Pada awalnya lembaga sosial terbentuk dari norma-norma
yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial
berawal dari individu yang saling membutuhkan, kemudian timbul aturan-aturan
yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Lembaga sosial sering juga dikatakan
sebagai sebagai Pranata sosial.
Suatu norma tertentu dikatakan telah
melembaga apabila norma tersebut :
1.
Diketahui
2.
Dipahami dan dimengerti
3.
Ditaati
4.
Dihargai
Lembaga sosial merupakan tata cara yang telah
diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang
disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan Asosiasi memiliki hubungan yang sangat
erat. Namun memiliki pengartian yang berbeda. Lembaga yang tidak mempunyai
anggota tetap mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi.
Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga sosial.
Dengan demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian
tata cara dan prosedur yang dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam
kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap
masyarakat baik masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini
disebabkan setiap masyarakat menginginkan keteraturan hidup.
Ciri-ciri Organisasi Masyarakat[4]
:
1. Formalitas,
merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis
daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan,
tujuan, strategi, dan seterusnya.
2. Hierarkhi,
merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan
wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang
memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada
anggota biasa pada organisasi tersebut.
3. Besarnya
dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak
anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung
(impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
4. Lamanya (duration),
menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada
keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Dengan
adanya organisasi masyarakat, masyarakat bisa menambah kualitas hidup dan untuk
memenuhi kebutuhannya. Salah satu yang banyak diminati masyarakat ialah
organisasi politik yaitu parpol (partai politik). Contohnya dengan membuat atau
bergabung dengan suatu parpol masyarakat sipil bisa bergabung dengan parpol
tersebut dan mendalami ilmu politik. Apabila parpol tersebut lulus verifikasi
anggota parpol tersebut bisa mendaftarkan dirinya sebagai calon presiden atau
calon anggota legislatif. Lalu apa itu partai politik?
Partai
Politik
Partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan
tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.
Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut
kedudukan politik (biasanya) dengan cara konstitusionil untuk melaksanakan
kebijakan-kebijakan mereka.
Partai
politik adalah sarana politik yang menjembatani elit-elit politik dalam upaya
mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang bercirikan mandiri dalam hal
finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung
kepentingan-kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang
political development sebagai suprastruktur politik. Berikut adalah daftar partai politik di pemilihan
calon legislatif 2004.
Pemilu 2004 menggunakan sistem proporsional dengan daftar terbuka
dan diikuti oleh 24 partai politik, yaitu:
- Partai
Nasional Indonesia Marhaenisme
- Partai Buruh Sosial Demokrat
- Partai Bulan
Bintang
- Partai Merdeka
- Partai
Persatuan Pembangunan
- Partai
Persatuan Demokrasi Kebangsaan
- Partai
Perhimpunan Indonesia Baru
- Partai
Nasional Banteng Kemerdekaan
- Partai Demokrat
- Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
- Partai
Penegak Demokrasi Indonesia
- Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia
- Partai Amanat
Nasional
- Partai
Karya Peduli Bangsa
- Partai
Kebangkitan Bangsa
- Partai
Keadilan Sejahtera
- Partai Bintang
Reformasi
- Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan
- Partai Damai
Sejahtera
- Partai
Golongan Karya
- Partai Patriot
Pancasila
- Partai Sarikat
Indonesia
- Partai
Persatuan Daerah
- Partai Pelopor
Partai politik
haruslah memiliki tujuan secara umum, adapun tujuan itu ialah:
1.
Mewujudkan cita-cita nasional dari bangsa
Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Dasar Republik
indonesia Tahun 1945.
2.
Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3.
Mengembangkan kehidupan demokrasi yang
berdasarkan Pancasila dan mejunjung tinggi kedaulatan rakyat di dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia
4.
Mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia
Selain tujuan
umum yang dimiliki oleh partai politik, partai politik juga memiliki tujuan
khusus yaitu:
1.
Partai politik haruslah dapat meningkatkan
partisipasi politik baik dari anggota dan juga masyarakat Indonesia dalam
rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan.
2.
Sebuah partai politik harus memperjuangkan
cita-cita partai politik dalam kehidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3.
Pertai politik harus memiliki kemampuan untuk
membangun etika dan budaya politik baik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan juga bernegara.
Adapun fungsi partai
politik sebagai berikut:
1.
Parpol sebagai saran komunikasi politik
Komunikai
politik adalah proses penyampaian informasi politikdari pemerintah kepada
masayarakatdan sebaliknya dari masyarakat kepada pemerintah. Parpol disini
berfungsi untuk menyerap, menghimpun (mengolah, dan menyalurkan aspirasi
politik masyarakat dalam merumuskan an menetapakan suatu kebijakan.
2.
Parpol lebagai sarana sosialisasi politik
Sosialisasi
politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik mengenai suatu
fenomena politik yang sedang dialami suatu negara. Proses ini disampaikan
melalui pendidikan politik. Sosialisai yang dilakukan oleh parpol kepada
masyarakat berupa pengenalan program-program dari partai tersebut. Dengan
demikian , diharapkan pada masyarakat dapat memilih parpol tersebut pada
pemilihan umum.
3.
Parpol sebagai sarana rekrutmen politik
Rekrutmen
politik adalah proses seleksi dan pengangkatan seseorang atau kelompok untuk
melaksanakan sejumlah peran dalam istem politik ataupun pemerintahan. Atau
dapat dikatakan proses seleksi dan pengangkatan seseorang atau kelompok untuk
menduduki suatu jabatan ataupun beberapa jabatan politik ataupun mewakili
parpol itu dalam suatu bidang. Rekrutmen politik gunanya untuk mencari
otang yang berbakat aatupun berkompeten untuk aktif dalam kegiatan
politik.mengangkat suatu anggota baru untuk menduduki suatu jabatan partai atau
di pemerintahan, ataupun untuk mewakili dalam pemilu.
4.
Parpol sebagai saran pengatur konflik
Pengatur konflik
adalah mengendalikan suatu konflik (dalam hal ini adanya perbedaan pendapat
atau pertikaian fisik) mengenai suatu kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Pengendalian konflik ini dilakuakan dengan cara dialog, menampung dan
selanjutnya membawa permasalahan tersebut kepada badan perwakilan
rakyat(DPR/DPRD/Camat)untuk mendapatkan keputusan politik mengenai permasalahan
tadi.
Itulah
pengertian dan tujuan partai politik di indonesia. Siapapun boleh mengikuti dan
bergabung di partai politik asalkan memenuhi kriteria dan jika ingin
mencalonkan sebagai anggota legislatif partai tersebut harus mengikuti uji
verifikasi. Apabila lolos verifikasi partai tersebut bisa melanjutkan
berkompetisi untuk memperebutkan kursi kekuasaan.
Kekuasaan militer maupun sipil belum dapat
atau belum mengantarkan Indonesia menjadi negara yang makmur dan merdeka dari
sisi ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya. Hanya di era Presiden Suharto
saja yang mengalami pembangunan yang sangat pesat. Namun itu juga tidak merata,
tidak sampai ke desa-desa. Setelah pembangunan yang dilakukan oleh Presiden
Suharto, indonesia mengalami krismon (krisis moneter).
Pada saat di pimpin oleh Presiden BJ
Habibi, Gus Dur, Megawati yang notabene bukan dari militer tetap saja Indonesia
belum mengalami kemajuan yang baik. Kemiskinan masih banyak, pengangguran
dimana-mana diakibatkan lapangan pekerjaan yang sempit. Jadi kekuasaan yang di
pegang oleh Elit Sipil dan Militer tidak ada bedanya karena belum cukup membuat
Indonesia merdeka, makmur, bebas dari KKN dan sebagainya.
Oleh sebab itu dengan adanya
ormas-ormas dan partai-partai politik yang sekarang ini menjamur karena
banyaknya yang membuat organisasi semacam itu diharapkan bisa melahirkan
pemimpin negara yang adil dan mampu mengurangi angka kemiskinan, menghapuskan
praktik KKN, dll. Tidak hanya itu namun mampu membawa Indonesia menjadi negara
maju dan di segani egara-negara lain. Pemimpin baik dari militer atau sipil
asalkan bisa membawa Indonesia menjadi lebih maju dan merdeka jelas tidak
dipermasalahkan.
Referensi
Agustus Selasa, 2012.
http://fiksi.kompasiana.com/cermin/2012/08/07/kekuasaan-adalah-amanah-wisnu-aj-477298.html
(diakses Desember Sabtu, 2012).
juni 2011.
http://id.shvoong.com/law-and-politics/contemporary-theory/2179588-pengertian-kekuasaan/
(diakses Desember Sabtu, 2012).
Juni 2011.
http://id.shvoong.com/law-and-politics/contemporary-theory/2179588-pengertian-kekuasaan/
(diakses Desember Sabtu, 2012).
april 2011.
http://hankam.kompasiana.com/2011/04/04/militer-dan-hak-asasi-manusia-352847.html
(diakses Januari sabtu, 2013).
http://id.wikipedia.org/wiki/Militer
(diakses Januari sabtu, 2013).
http://www.anneahira.com/masyarakat-sipil.htm
(diakses Januari rabu, 2013).
maret 2012.
http://apsariaulia-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-43216-Masyarakat%20Sipil%20Global-Definisi%20Masyarakat%20Sipil%20Global.html
(diakses Januari rabu, 2013).
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_massa
(diakses Januari rabu, 2013).
"Etika Politik." In Etika
Politik, by Franz Magnis-suseno, 259-277. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum,
1987.
No comments:
Post a Comment