Makalah ini menganalisis seberapa penting
peranan media sosial yang digunakan sebagai sarana berkampanye oleh aktor
politik, khususnya oleh pasangan Gubernur terpilih Jokowi-Ahok dalam Pemilukada
DKI Jakarta tahun 2012. Semua komunikasi politik termasuk kampanye politik
pasti memiliki tujuan, yakni dapat mempengaruhi target sasarannya. Perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi sekarang ini juga turut mempengaruhi
aktivitas politik. Salah satu yang mulai berkembang sekarang adalah media
sosial. Setiap orang pasti sudah tidak asing lagi dengan media sosial seperti, Facebook, Twitter, Youtube, dsb. Dengan
munculnya bermacam-macam situs jejaring pertemanan tersebut, sistem komunikasi
sudah tidak ada lagi batasan antara ruang dan waktu, semua dapat terhubung
menjadi satu dimanapun dan kapanpun. Ketika seseorang mem-posting suatu informasi, maka khalayak lain dapat melihat dan
menerima informasi tersebut pada waktu yang bersamaan. Kini media sosial
dipakai menjadi saluran dalam aktivitas politik. Terutama ketika pemilihan umum
berlangsung dan para kandidat pemimpin mulai melaksakan aksi kampanye.
Pemanfaatan media sosial dalam urusan kampanye digunakan para aktor politik
untuk membuat citra baik dikalangan masyarakat. Dalam pemilukada di DKI Jakarta
tahun 2012, gubernur dan wakil gubernur terpilih Jokowi-Ahok menerapkan
kampanye melalui media sosial untuk menarik perhatian lebih banyak dibanding
calon yang lain. Strategi ini dirasa cukup berhasil karen diputaran pertama
mereka lebih unggul dan kemudian mereka memenangkan putaran kedua. Jokowi-Ahok
sukses menarik simpatik banyak masyarakat karena sosoknya yang sederhana
melalui politik media sosial yang ia lakukan.
Pendahuluan
Membicarakan
seberapa besar peran media online ataupun media sosial di Indonesia, paling
mudah kita bisa melihat dari sisi kuantitas. Terbukti dengan para pengguna
internet di Indonesia yang semakin bertambah banyak dari berbagai kalangan.
Setidaknya seperlima penduduk di Indonesia telah "melek internet" dan
menjadikan Indonesia peringkat keempat pengguna internet di Asia[1]. Selain
kuantitas, kita juga perlu memperhatikan kualitas penggunanya. Pengguna media sosial
umumnya adalah kaum terpelajar yang berpengaruh di masyarakat, seperti
anak-anak muda, akademisi, wartawan, selebritis, pengusaha, dan para
tokoh-tokoh yang menduduki jabatan penting negeri ini. Mereka adalah sarana yang
bisa memperkuat suara dari pihak-pihak yang ingin mereka dukung.
Saat ini, media sosial bukan
hanya menjadi sarana penyebar informasi tetapi penggunaan media sosial sekarang
ini juga dimanfaatkan sebagai alat komunikasi politik untuk pencitraan kampanye para aktor politik.
Menurut Harsono Suwardi (1997) komunikasi politik adalah setiap bentuk
penyampaian pesan, baik dalam bentuk lambang-lambang maupun dalam bentuk
kata-kata tertulis atau terucap, ataupun dalam bentuk terucap, ataupun dalam
bentuk isyarat yang mempengaruhi kedudukan seseorang yang ada adalam suatu
struktur kekuasaan tertentu. Contoh kesuksesan pencitraan melalui media sosial
yaitu pada saat kampanye Barack Obama tahun 2008 di Amerika Serikat. Salah satu
faktor yang membuat popularitas Barack Obama naik secara cepat, dikarenakan ia
merupakan kandidat yang terhubung dengan calon pemilih melalui media sosial. Di
Indonesia salah satu aktor yang melakukan pencitraan di media sosial adalah
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Dengan menggunakan media sosial ia sukses
melakukan pencitraan positif dan menarik perhatian masyarakat Jakarta. Media
sosial yang sejatinya digunakan sebagai cara penyebaran informasi berhasil
dimanfaatkan secara baik oleh para aktor politik untuk kampanye.
Para kandidat dan aktor politik
sangat diuntungkan dengan adanya media sosial ini. Dengan adanya media sosial,
kandidat tidak harus terjun langsung ke lapangan. Cukup ‘mengudara’ di dunia
maya. Selain mendapatkan efisiensi waktu, efektifitas tempat, media sosial juga
menyediakan ruang ekspresi yang seluas-luasnya bagi para kandidat.
Alangkah sangat baik apabila
seorang kandidat berperan aktif dalam mengelola akun media sosial-nya secara
pribadi, bukan dikelola oleh orang lain. Dengan begitu ia dapat dengan cepat mendengar
suara rakyat hingga menerima kritikan. Memiliki akun media sosial merupakan
langkah awal yang baik bagi seorang pemimpin, untuk memberikan ruang bagi publik untuk
menyapanya, berkomunikasi dengannya dan menjadi tempat berkeluh-kesah. Nantinya,seorang
pemimpin yang tidak memiliki akun media sosial, akan menimbulkan kesan arogan,
tidak mendengarkan suara rakyat, pemimpin yang tertutup bahkan cenderung
diktator.
Peran lain dari sosial media adalah
kemampuannya untuk mengangkat sebuah polemik menjadi isu nasional. Maksudnya
adalah, ada beberapa isu yang awalnya hanya menjadi perbincangan di level media
sosial tetapi perlahan-lahan semakin heboh dan dipolemikkan oleh berbagai
pihak. Jika sebelumnya hanya terpaku pada kondisi di lapangan, kini bisa menggunakan
“lapangan maya” dan aktor politik didalamnya sebagai alternatif sumber
pemberitaan. Puncaknya, polemik itu ditangkap oleh media cetak dan bahkan
elektronik, sebagai salah satu sumber resmi pemberitaan. Ini menunjukkan bahwa
sosial media memiliki power tersendiri.
Perkembangan
Media Sosial di Indonesia
Kehadiran internet dan kemudian
disusul dengan munculnya berbagai macam media sosial, telah memberikan banyak
pengaruh dan perkembangan pada pola kehidupan masyarakat sekarang ini. Jika
hubungan komunikasi antar manusia terbatas ruang dan waktu, kehadiran internet
telah menguak batas-batas ruang dan waktu tersebut hingga terwujud sebuah arus
informasi dan komunikasi tanpa batas. Dengan munculnya internet, situasi di
suatu wilayah bisa dapat dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia secara
global tanpa harus menunggu lama.
Di era globalisasi ini perkembangan
teknologi yang semakin cepat membuat internet terus berkembang dan tersebar ke
seluruh lapisan masyarakat, termasuk di Indonesia. Walaupun masyarakat
Indonesia belum sepenuhnya menikmati layanan internet, namun teknologi internet
telah banyak memberikan perubahan bagi aspek-aspek kehidupan bermasyarakat.
Selain itu, karena internet mudah ditemui dimanapun, hal tersebut berpengaruh
pada model pergaulan dan interaksi berkomunikasi antar masyarakat.
Terkhusus di Indonesia,
internet dan berbagai jenis media sosial lainnya telah menyedot sebagian
perhatian masyarakat. Hampir bisa mudah ditemui, mulai dari anak kecil hingga
orang dewasa, sudah banyak yang mengenal tentang Facebook, Twitter, Youtube, Blog
dll. Disamping mengenal, sebagian besar dari mereka juga sebagai pengguna
aktif media sosial tersebut. Mereka juga dengan mudah mengakses media sosial
tersebut dimanapun mereka berada karena ditunjang dengan mulai menjamurnya
penggunaan smartphone[2]
dikalangan masyarakat. Sehingga kemanapun mereka pergi dapat dengan mudah membuka
situs media sosial tersebut.
Internet dan sosial media
menciptakan ruang publik baru yang membahas isu dan masalah-masalah sosial di
masyarakat. Isu global juga dengan cepat tersebar dan diterima oleh masyarakat
dengan memanfaatkan berbagai berita online, jejaring media sosial. Dengan kata
lain, masyarakat di Indonesia tidak hanya diperhadapkan pada masalah lokal dan
nasional saja, tetapi juga akan bersentuhan dengan isu global secara langsung.
Internet dan situs media sosial
di masyarakat Indonesia masih akan terus berkembang. Situs-situs media
sosial-lah yang akan mendominasi 10 besar situs yang sering diakses oleh
masyarakat Indonesia. Situs jejaring sosial terbesar, Facebook, masih menempati tempat pertama yang disusul dengan Google.co.id, Google.com, Blogspot, Youtube,
Yahoo, Kaskus, Wordpress, Detik dan Twitter[3].
Situs tersebut sebagai besar adalah situs media sosial. Berarti, media sosial
mendapat hati dan diterima di kalangan masyarakat Indonesia, mulai dari anak
kecil hingga orang dewasa, mulai dari masyarakat biasa hingga para pejabat
publik.
Menurut data dari Internet World Stats (2012), pada
Desember 2011, jumlah pengguna Internet di Indonesia berkisar pada angka 55
juta pengguna dari estimasi populasi sebesar 245 juta jiwa. Hal tersebut
menunjukkan bahwa jumlah pengguna Internet di Indonesia mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan tahun 2000 yang hanya sebesar 2 juta pengguna. Pada data mengenai jumlah pengguna Facebook
menurut Checkfacebook.com (2012), Indonesia menempati urutan keempat setelah
Amerika Serikat, India dan Brazil dengan jumlah pengguna sebesar 43,514,840
users.
Indonesia juga memiliki jumlah
pengguna Twitter yang cukup besar. Indonesia
menempati peringkat ketiga pengguna Twitter
di seluruh dunia[4].
Selain itu, beberapa kali, nama Indonesia juga muncul di trending topic worldwide[5].
Bahkan, karena melihat pengguna yang cukup besar dan berpotensi, Twitter akhir-akhir ini juga memasukkan
Indonesia dan beberapa kota di Indonesia di website Twitter sehingga bisa diketahui topik-topik hangat yang sedang
dibicarakan di Indonesia.
Dengan pengguna yang cukup
besar, Facebook dan Twitter menjadi media sosial yang ramai dibicarakan dan
digunakan oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Di sana terjadi
interaksi yang sangat intensif antar sesama pengguna. Beragam topik dibicarakan
mulai dari musik, hiburan, bencana alam, sampai permasalahan politik yang
sedang hangatnya. Perilaku penggunanya yang menjalin komunikasi secara online
sangat menarik untuk dicermati. Masing-masing media sosial seperti Facebook, Blog, Twitter dan Youtube
saling mendukung satu dengan yang lain. Contohnya, apabil seseorang menulis di
blog, maka tulisan tersebut bisa dibagikan melalui Twitter atau Facebook
dengan maksud supaya orang lain bisa membacanya.
Demikian juga dengan media
sosial Youtube yang berbasis video. Ketika
seseorang mengunggah video di Youtube atau
menemukan video yang menarik di sana, maka video tersebut dapat disebarkan
melalui Facebook dan Twitter kepada pengguna lain. Oleh sebab
itu tidak heran jika Youtube termasuk
salah satu website yang sering diakses oleh pengguna dari seluruh dunia.
Menurut data dari Arwuda Indonesia (Social
Media Agency) (2012) menyebutkan bahwa sebanyak 4 miliar video YouTube rata-rata ditonton oleh pengguna
per harinya. Bisa diketahui betapa banyaknya orang yang membuka situs ini
setiap harinya. Sangat mudah juga bagi kita jika ingin mengunggah video agar
dapat dilihat oleh banyak orang.
Youtube
menjadi salah satu website yang fantastis sekarang ini dengan maraknya artis “dadakan”
yang muncul setelah mengunggah video mereka ke Youtube. Mereka bisa terkenal
karena setelah mengunggah video kemudian banyak masyarakat yang menonton dan
membicarakannya terus menerus sehingga menjadi topik pembicaraan. Bahkan dampak
setelah itu mereka banyak diundang dibeberapa stasiun televisi swasta untuk
mengisi acara hiburan ditelevisi. Ini bukti bahwa perkembangan media sosial
khususnya Youtube dapat digunakan sebagai ajang promosi dan pencitraan
seseorang. Orang akan lebih mudah mempromosikan sesuatu hal dan dengan cepat
diketahui masyarakat lain.
Perilaku para pengguna media
sosial tersebut terjadi karena beberapa hal. Pertama keadaan setelah reformasi
yang memberikan ruang dan kebebasan bagi setiap masyarakat untuk berekspresi
melalui internet termasuk media sosial. Di sisi lain, dengan semakin
terjangkaunya layanan internet dan perangkat pendukung seperti smartphone,
laptop, komputer membuat masyarakat jadi mudah untuk melakukan interaksi di
media sosial. Selain itu, jalinan dan hubungan pertemanan dan interaksi dengan
komunitas sangatlah penting sehingga membuat media sosial menjadi laris manis.
Di Indonesia, geliat media
sosial akan terus meningkat. Dari sisi jumlah pengguna internet, masyarakat di
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai pengguna internet dan
media sosial. Ditambah dengan kebebasan berekspresi dan layanan Internet yang
terus menerus diperbaiki, maka meningkatnya pengguna media sosial bukan lagi
menjadi sesuatu hal yang baru dan mengejutkan. Dengan kondisi tersebut, maka banyak
sekali manfaat yang bisa diperoleh seperti terciptanya ruang interaksi baru dan
ruang-ruang publik di dunia maya yang menjadi wujud peran serta masyarakat
dalam proses demokrasi. Internet dan media sosial juga menjadi standar baru
bagi berbagai macam perubahan di berbagai bidang kehidupan masyarakat
Indonesia.
Media
Sosial dan Hubungannya dengan Politik
Dalam menyebarkan informasi
kepada masyarakat umum, komunikasi sebagai alat yang ampuh. Kalau dulu alat
tersebut hanya berupa barang cetakan yang biasa kita sebut sebagai media cetak,
sekarang kemajuan teknologi mengubah segalanya. Kemudian muncul alat komunikasi
yang disebut media elektronik, yakni radio, dan televisi. Dalam sudut pandang komunikasi,
kedua jenis media tersebut sering disebut dengan media massa.
Seiring dengan kemajuan
teknologi di era globalisasi ini, muncul yang namanya internet. Internet dalam
perkembangannya mulai dipakai sebagai alat komunikasi yang cepat dan efisien.
Media sosial sebagai bagian dari internet terus mengalami perkembangan. Media
sosial yang sejatinya sebagai sarana penyebar informasi kini mulai digunakan
dalam kegiatan politik.
Peranan media sosial sangat
besar dalam penyampaian informasi politik karena media sosial memiliki
jangkauan luas dalam penyampaian pesan politik kepada khalayak dan langsung
berpengaruh terhadapa penerima pesan. Selain itu medai sosial juga mempengaruhi
masyarakat tentang apa yang baru atau sedang terjadi sekarang ini. Oleh karena
itu, wajar jika keterlibatan media sosial dalam pembangunan sistem politik di
Indoensia sangat menentukan juga.
Bagi seorang aktor politik,
media sosial sering dimanfaatkan untuk kepentingan pengaturan kesan dirinya
sesuai dengan alur politik yang dikuasainya. Dengan memanfaatkan kekuatan media
sosial sebagai salurannya, dengan mudah membangun suatu opini publik sesuai
dengan harapan atau cita-cita politiknya, serta meraih simpati massa
sebanyak-banyaknya untuk kepentingan golongan sekaligus mematahkan kekuatan
politik lawan.
Media sosial sekarang ini juga
sering dijadikan sarana untuk berkampanye para aktor politik. Contohnya pada
masa kampanye Obama tahun 2008 di Amerika. Salah satu faktor yang membuat
popularitas Obama naik secara cepat, dikarenakan ia merupakan kandidat yang
terhubung dengan calon pemilih melalui media sosial. Dalam pemilu Presiden AS
tahun 2008, tim kampanye Obama memanfaatkan media sosial dengan sangat efektif.
Obama melakukan kampanye melalui beberapa situs pertemanan seperti Myspace, Twitter, Facebook, dll.
Ketika pemilu presiden dan
wakil presiden 2004 di Indonesia juga tim sukses masing-masing calon presiden
dan wakil presiden juga tidak ketinggalan menggunakan media alternatif ini.
Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono misalnya membuka situs http://sby-oke.com ketika
kita membuka situs tersebut maka langsung muncul tagline kampanye mereka yang
berjudul “Negeri Aman, Rakyat Sejahtera”.
Calon Presiden Megawati juga muncul dalam Detik.com, Kompas.co.id,
Liputan6.com dan membuat situs http://megahasyim.com.
Para calon memimpin memang
menjadikan media sebagai sarana untuk menyampaikan pesan politik. Karena berkat
media sosial, mereka dengan mudah dikenal kalangan masyarakat. Bahkan terkadang
sampai anak-anak yang belum memiliki hak pilih banyak mengetahui tentang para
aktor politik tersebut. Seorang pemilih yang mengetahui banyak tentang calon
pemimpin, besar kemungkinan akan memilihnya daripada calon yang mereka tidak
ketahui. Melalui media sosial seseorang akan mudah mengikuti perkembangan dan
aktivitas para aktor politiknya.
Dalam berkampanye di media
sosial tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Tentu hal ini
harus dicermati betul bagi para calon pemimpin yang memanfaatkan media sosial
sebagai sarana kampanye mereka. Jangan sampai pada akhirnya akan menjadi
bumerang yang menjatuhkan citra mereka sendiri. Berikut ini beberapa kelebihan
dan kekurangan berkampanye di media sosial.
Kelebihan dalam berkampanye di
social media antara lain:
- Biaya
relatif lebih murah dibandingkan biaya berkampanye di TV ataupun media
cetak.
- Media
yang paling cepat dalam penyampaian pesan karena semua terhubung menjadi
satu.
- Media
interaktif, bukan sekedar komunikasi satu arah, tetapi dapat dua arah sehingga
jika ada masyarakat yang ingin menyalurkan aspirasinya dapat langsung
disampaikan ke wakil rakyat tersebut.
- Efektifitas
kampanye melalui media sosial cukup baik terutama bagi kalangan masyarakat
yang berlokasi di kota-kota besar dengan pemakaian internet yang cukup
baik.
- Tersedia
fasilitas untuk mengukur tingkat kesuksesan kampanye, seperti:
jumlah pendukung, siapa saja profil mereka, berapa kali video kampanye telah
ditonton, bagaimana respon masyarakat terhadap kampanye tersebut, dsb.
Kelemahan dalam berkampanye di
media sosial antara lain:
- Pesan
yang cepat menyebar belum tentu menguntungkan kandidat karena dapat
menjadi boomerang ketika yang menyebar adalah citra yang
negatif. Citra yang negatif, selamanya akan tersedia di internet,
sehingga akan selalu dapat di akses oleh masyarakat hingga kapanpun.
- Media
sosial tidak dapat menjangkau masyarakat dengan tingkat pendapatan dan
pendidikan yang menengah ke bawah, ataupun masyarakat di kota-kota kecil.
Perlu diketahui bahwa masyarakat ini lah yang paling banyak jumlahnya di
Indonesia.
- Biasanya,
kandidat yang telah memulai paling awal mengumpulkan fans & followers, akan memiliki jumlah fans & followers paling banyak.
Siapa yang memulai terlebih dahulu, cenderung memenangkan jumlah pemilih terbesar.
Perlu usaha ekstra dan biaya yang lebih besar bagi kandidat yang
tertinggal untuk menyalipnya.
Strategi
Kampanye Jokowi-Ahok melalui Media Sosial
Joko Widodo-Basuki Tjahaja
Purnama atau populer dengan sebutan Jokowi-Ahok akhirnya memenangkan Pemilukada
DKI Jakarta 2012 putaran kedua. Hasil hitung cepat (quick count) sejumlah
lembaga survei, memperlihatkan pasangan Jokowi-Ahok meraih suara pemilih lebih
banyak daripada pasangan incumbent Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara).
Salah satu pembelajaran penting
yang diberikan oleh Jokowi-Ahok, yakni besarnya dana kampanye bukanlah jaminan
memenangkan Pemilukada. Bandingkan dana kampanye Foke-Nara yang mencapai Rp70
miliar dengan dana Jokowi-Ahok yang hanya Rp9 miliar. Dana kampanye yang besar
memungkinkan Foke-Nara membangun pencitraan melalui media massa, termasuk iklan
TV dan radio. Berbeda dengan Jokowi-Ahok yang berdana minim, namun terbukti
lebih efektif melakukan komunikasi politik.
Sosok dan kepribadian Jokowi
tidaklah luar biasa ketika memenangkan Pilkada Jakarta, karena kemampuan dan
prestasinya saat memimpin Solo telah cukup meyakinkan penduduk kota Jakarta
untuk memilihnya. Namun yang menjadi fenomena
yang sulit dimengerti adalah kemampuannya menaklukkan Jakarta dalam waktu yang
sangat singkat, kurang dari enam bulan.
Banyak faktor yang menjadi
alasan fenomena ini bisa terjadi, selain simbol baju kotak-kotak, juga peranan
media massa dalam menyebar informasi yang menempatkan Jokowi sebagai sosok yang
sederhana, tidak birokratis, namun satu hal yang tidak kalah menarik kita
perhatikan adalah faktor politik media sosial yang ditampilkan Jokowi.
Media sosial telah menjadi
perhatian besar Jokowi, seperti yang diungkapkan sendiri setelah kemenangan
mereka pada putaran pertama, mereka mengatakan Twitter, Facebook, dan
BlackBerry, sangat membantu kemenangan mereka.
Jika diperhatikan pola
pergerakan yang dilakukan Jokowi sangat rapi, professional, dan terorganisir,
dimulai dengan menempatkan diri di media sosial sama dengan sosok sesungguhnya
di lapangan. Dengan akun @jokowi_do2 (twitter), bahasa dan tutur kata yang
sopan “Yang saya kerjakan hanyalah yang memang seharusnya saya kerjakan...
Biasa saja, tak ada sesuatu yang istimewa” salah satu tweets yang ditampilkan
Jokowi.
Kerja politik yang luar biasa
di media sosial ini telah menempatkan Jokowi memenangi semua pertarungan via media
sosial melawan Foke-Nara, seperti yang dilansir oleh (indexpolitik.com) selalu
menempatkan Jokowi di atas Foke dengan komposisi 55,43 persen berbanding 44,57
persen untuk share of nitizen, yang
merupakan gambaran seberapa banyak unik user memberikan mention terhadap brand
tertentu dalam media sosial dibandingkan dengan total komunitasnya, dan 54,77
persen berbanding 45,23 persen untuk share
of voice. Share of voice ini
sendiri adalah seberapa banyak mention suatu brand di media sosial dibandingkan
dengan total komunitasnya. Data ini dirilis pada tanggal 20 september 2012.
Walau gerakan politik di media
sosial ini tidak identik dengan gerakan di lapangan yang cenderung dengan
pemasangan baliho dan kampenye, namun keunggulan Jokowi di media sosial hampir
sama dengan hasil sesungguhnya di lapangan seperti hasil penghitungan cepat yang
disampaikan oleh beberapa lembaga survei.
Ada enam alasan mengapa sosial
media menjadi alat yang sengat efektif digunakan oleh Jokowi-Ahok dalam pilkada,
Pertama efek penguatan, salah
satu langkah awal dalam perencanaan komunikasi politik adalah mengidentifikasi
pesan utama kampanye. Pesan yang disampaikan melalui media cetak, dan kegiatan
yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, akan mudah hilang tanpa bekas,
disinilah sosial media memainkan peranannya untuk mengingatkan pesan yang telah
disampaikan.
Kedua membentuk koneksi pribadi
kepada banyak orang dalam satu waktu. Politik memiliki ruang yang sangat luas
yang tidak mampu disentuh secara langsung, setiap orang punya keinginan yang
sama untuk bisa berinteraksi dan menyampaikan pesan secara langsung, media
sosial mampu memberi solusi tersebut.
Ketiga, perangkat yang tersedia
saat ini memudahkan penyampaian pesan, kecanggihan teknologi yang ditampilkan
dalam media sosial memungkinkan kita tinggal memilih format dan apilkasi yang
kita inginkan, pesan yang akan disampaikan ada di ujung telunjuk.
Keempat, membangun kemampuan
untuk merespons. Pilkada sering berujung pada penyampaian isu negatif yang bisa
menyebar dengan sangat cepat, di saat kondisi seperti inimedia sosial menjadi
solusi paling tepat, kerena sifat komunikasi telah terbangun dalam model
pertemanan yang memberi ruang pesan bisa sampai pada orang yang dituju secara
langsung.
Kelima, bukan hanya komunikasi,
sosial media telah menjadi alat yang tidak sekadar berkomunikasi tapi juga
sangat baik untuk mengumpulkan infomasi dari publik dan mengukur tinggal
kesukaan publik terhadap calon kandidat yang akhirnya bisa menghasilkan peta
strategis dalam menyusun program pilkada.
Keenam, media sosial menjadi
alat paling efektif dalam menyentuh dan meyakinkan komunitas pemilih cerdas
yang tidak memiliki waktu terhadap pilkada dengan mengirimkan visi-misi dan
program langsung ke personal yang bisa dibuka langsung.
Penutup
Harus diakui bahwa dunia politik
di Indonesia dewasa ini jauh lebih terbuka dan transparan dibandingkan dengan
beberapa dekade sebelumnya. Masyarakat pun semakin kritis dalam melihat permasalahan
politik yang terjadi sekarang. Sindiran dan kritikan politik dilakukan lebih
terbuka dan bebas. Tak bisa dipungkiri, dengan kehadiran sosial media Facebook, Twitter, Youtube, dsb mampu
membuat suatu kemenangan bagi pasangan Gubernur DKI Jakarta Jokowi-Ahok
Politik dan sosial media telah
di-integrasi-kan sempurna oleh Jokowi. Ini menjadi sinyal kuat untuk pilkada di
seluruh Indonesia dan juga termasuk Pemilu 2014, ada “ruang baru” dalam politik
yang harus dimaksimalkan ketika ingin memenangkan pertarungan. Model kampanye
ini bisa menjadi contoh dipemilihan umum yang akan datang.
Melihat fenomena ini ada
baiknya pasangan yang memenangkan pemilihan umum jangan hanya melakukan
pencitraan saja di media sosial, namun harus didukung dengan kinerja yang baik
setelah terpilih menjadi seorang pemimpin rakyat. Diharapkan pula janji-janji
yang selama ini diobral dalam berkampanya dilaksanakan dan ditepati, karena ini
semata-mata kembali lagi untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat yang ia
pimpin.
Kepada masyarakat pun
diharapkan jangan mudah tertipu dengan pencitraan yang dilakukan oleh calon
pemimpin dalam kampanye mereka di media sosial. Dalam memilih kita harus tahu
pasti latar belakang calon yang akan dipilih, supaya kelak kehidupan
dimasyarakat lebih makmur dan sejahtera.
Daftar Pustaka
Buku
Hikmat, Mahi M.
Komunikasi Politik; Teori dan Praktik dalam Pilkada Langsung. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2010
Cangara, Hafield.
Komunikasi Politik; Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Internet
Irawan,
Ridho. “Peran Social Media di Dunia Politik Indonesia.” Exo Digital Agency. 07-11-12.
http://www.exodigitalagency.com/blog/peran-social-media-di-dunia-politik#.UJqMKaDPjxo.
Nasution,
Belli. “Komunikasi Politik Dalam Media Massa.” Materi Kuliah Komunikasi Politik FISIP UNRI. 07-11-12. http://bellinasution.staff.unri.ac.id/files/2012/03/Materi-Kuliah-Kompol-5.pdf.
Paramita,
Rahadian. “Pengaruh Media Sosial dalam Politik.” Salingsilang.com. 07-11-12.
http://m.salingsilang.com/baca/infografik-pengaruh-media-sosial-dalam-politik-.
Khumaini,
Anwar. “SBY Bangga Pengguna Twitter RI Terbesar Ketiga Dunia.” DetikNews. 04-05-2011 http://us.news.detik.com/read/2011/05/04/135420/1632209/10/sby-bangga-pengguna-twitter-ri-terbesar-ketiga-dunia?n990102mainnews
Alexa.
“The top 500 sites in Indonesia.” Alexa
The Web Information Company. 09-01-2013,
http://www.alexa.com/topsites/countries/ID
Internet
World Stats: http://www.internetworldstats.com/stats3.htm
Checkfacebook:
http://www.checkfacebook.com/
[1] Srihandriatmo Malau, “Indonesia Peringkat Keempat Pengguna Internet di Asia,” TRIBUNnews.com, Jumat 12-10-2012, http://id.berita.yahoo.com/indonesia-peringkat-keempat-pengguna-internet-di-asia-172105302.html
[2] Telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang
dengan fungsi yang menyerupai komputer.
[3] Alexa, “The top 500 sites in Indonesia,” Alexa The Web Information Company, Rabu 09-01-2013,
http://www.alexa.com/topsites/countries/ID
[4] Khumaini, Anwar, “SBY Bangga Pengguna Twitter RI Terbesar Ketiga
Dunia,” DetikNews, 04-05-2011,
http://us.news.detik.com/read/2011/05/04/135420/1632209/10/sby-bangga-pengguna-twitter-ri-terbesar-ketiga-dunia?n990102mainnews
[5] Sebuah topik yang sedang ramai dibicarakan di dunia Twitter.
keren...
ReplyDeleteSemoga bermanfaat bagi Mas Muhammad Harisah dan terima kasih telah berkinjung.
DeleteKEREN
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat.
Deletemasya Alloh.....ini makalah singkat tapi padat
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat.
Deletesangat membantu
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat.
ReplyDelete