Kepribadian
merupakan sebuah konsep pokok dalam psikologi, dasar kepribadian ditempatkan oleh
Makhluk Politik, biasanya lewat pengaruhi dari pengalaman hidup dari individu.
Perilaku politik dalam psikopatologi bisa dilihat dari bagaimana para pemimpin
dalam memainkan motivasi politiknya, contohnya zaman Orde Baru ketika
masyarakat yang ada menentang keputusan sang presiden, mereka akan dihakimi karena
telah bertentangan dengan rezim yang sedang berkuasa. Kepribadian ini akan berdampak
pada peran menyangkut perilaku politiknya, kaitan-kaitan antara kepribadian dan
kognisi, serta dampak kepribadian pada interaksi Makhluk Politik melalui
orang-orang yang ada di lingkungan politik antara kami dan mereka dalam satu diagam
Makhluk Politik.
Disini
ada sebuah definisi yang mungkin cenderung berfokus pada penelitian psikologi
dan politik, Ewen adalah yang pertama menunjukkan sebuah konsep disiplin
psikologi “tidak ada satu pun definisi ‘kepribadian’ yang diterima secara
universal’, ataupun ‘teori ‘kepribadian’ yang diakui secara universal’.
Greenstein mengamati kepribadian terhadap psikolog dengan penggunaan
komperhensif dengan menggolongkan keteraturan psikis, dan merujuk ke dalam
sebuah entitas yang disimpulakan. Dengan kata lain, kepribadian mengacu kepada
keteraturan perilaku seorang individu dalam merespons stimulus yang berbeda.
Terdapat 20 teori mengenai kepribadian yang bisa dikategorikan menjadi sembilan,
yaitu psikoanalisis, neopsikoanalisis, hubungan antar pribadi, sifat,
perkembangan, humanisme, kognitif, behaviorisme, dan domain terbatas.
Studi
tentang kepribadian dalam psikologi politik bisa dilihat dari ciri-ciri
perbedaan individu daripada mencari sesuatu secara keseluruhan, misalnya,
ketika individu melakukan perilakunya dengan komposisi yang dimiliki, seperti
kognisi, motivasi, afek, ego, sikap, dan lain sebagainya. Bidang ini akan
berpusat pada jenis perbedaan individual, dalam menjelaskan kepempinan, gaya
kepemimpinan, dan perilaku politik. Misalnya Presiden Soeharto dengan Presiden
SBY, setiap individu pasti akan sangat berbeda sifat dan kepribadianya meskipun
keduanya adalah seorang lulusan militer, gaya kepemimpinannya jelas berbeda
ketika zaman Presiden Soeharto kepemimpinanya adalah otoriter, kebijakan pers
yang terlalu sempit karena tidak banyak mengomentari kepemimpinan ORBA, berbeda dengan Presiden SBY yang lebih
menerapkan sistem politik yang demokratis dengan kebijakan kepada pers yang
lebih longgar.
KAPAN KEPRIBADIAN PENTING DALAM POLITIK?
Untuk
memahami perilaku kita perlu memahami mengenai kepribadian seseorang dan konteks
suatu perilaku observasi. Lewin menekankan bahwa interaksi antar orang bisa dipahami
lewat situasinya seperti halnya memahami perilaku. Faktor situasional dilakukan
oleh Mischel untuk meninjau penelitian tentang pentingnya kepribadian untuk
memprediksi perilaku dalam berbagai situasi, contohnya ketika seorang individu kurang
konsisten dalam berbagai situasi dari apa yang dianggap sebelumnya, lebih rincinya
misalnya seorang presiden yang tengah berkampanye mengeluarkan beberapa
statement dan mengumbar janji, tetapi ketika dia menjabat sebagai presiden
ternyata tidak semua janji yang diumbarnya dulu dapat di tepati dengan baik.
Dengan kata lain individu memiliki
sumber-sumber kekuasaan pribadi dikarenakan posisi mereka dalam sistem
politiknya (yakni, presiden, perdana menteri, jendral, gubernur, dsb).
Kekuasaan ini akan mempengaruhi proses kebijakan, seperti kekuasan/kelemahan,
kepribadian, pengalaman. Contohnya politik luar negeri Indonesia yaitu bebas
aktif, Indonesia tidak pernah memihak terhadap blok manapun, dan selalu aktif
dalam keorganisasian antar negara atau kegiatan bilateral/multilateral dengan
negara-negara sahabat.
TEORI DAN PENDEKATAN UNTU MEMPELAJARI
KEPRIBADIAN
Teori
mengenai kepribadian yang terpenting adalah psikoanalisis, yang berbasis teori
sifat, dan teori berbasis motivasi. Disini akan mengacu pada bebarapa teori
kepribadian dari psikologi, kemudian mengeksplorasi teori dalam psikologi
politik.
Pendekatan Psikoanalisis
Teori
psikoanalisis melihat suatu peran ketidaksadaran dalam manusia, serta
motif-motif dan dorongan-dorongan yang mendasari perilaku seseorang. Perilaku
merupakan hasil dari dorongan dengan usaha yang tidak disadari oleh individu
untuk menahan dan menyalurkan peran oleh hasrat dalam mengambil keputusan.
Freud berpendapat mengenai struktur kepribadian pada tiga elemen, yaitu Id adalah insting dan respons terhadap
fungsi tubuh, misalnya individu akan tertawa ketika ada sesuatu yang
dianggapnya lucu. Ego adalah penengah
dari id dan hasrat tentang kesenangan, dengan kehidupan sosialnya, dengan
berdasarkan prinsip realitas tuntutan id akan dicegah atau di salurkan dengan
realitas, misalnya seorang individu yang sedang patah hati dia biasanya akan
merasa tersalurkan emosinya ketika dia menangis. Superego adalah untuk bersikap baik kepada semua orang dan
memaafkan mereka atas perilaku buruk mereka, contohnya ketika Megawati dan SBY
saling bertemu dalam pertemuan Pilpres 2009, mereka berjabat tangan dan
terlihat akur ketika berfoto bersama sebenarnya mereka sedang berkompetisi
menduduki kekuasaan saat itu. Disini kita melihat jelas teori yang disampaikan
oleh Freud dalam psikolog.
Teori lainnya
dari Fromm tentang mengeksplorasi interaksi antar orang dan masyarakat, dengan
melihat perubahan dalam masyarakat manusia untuk mengasilkan kebebasan dari
pengekangan, seperti perbudakan dan perhambaan, teori tersebut mengalami
ketidaksamaan dalam memperbaiki suatu hal. Selain itu, ada Freudian yang banyak
berkontribusi pada psikoanalisis terhadap tahap-tahap perkembangan kepribadian
individual dan identitas, dengan mempertahankan bahwa ego yang berkembang setelah masa kanak-kanak dan akan memiliki dampak
di kehidupan masyarakat pada kepribadian individu, pendekatan yang dilakukannya
menggunakan asosiasi bebas mengenai analisis mimpi dan representasi simbol dari
pemikiran individu yang telah terjadi di masa lampau. Hasil studi penting
ditunjukkan kepada Mahatma Gndhi dan Martin Luther.
Psikobiografi
Psikobiografi
lebih melihat kedalam sejarah kehidupan seorang individu, konsentrasinya kepada
jenis gangguan kepribadian individu yang spesifik, gangguan narsisme sampai
gangguan paranoid. Misalnya Bung Hatta semasa kecilnya telah menempuh
pendidikan yang cukup mumpuni, dia juga menjadi aktif dan seorang penulis
ketika mudanya. Ilmu ekonomi dan ilmu tentang tata negara yang Ia dapatkan semasa
di Belanda, dan ketika dia menjadi orang nomor dua di Indonesia. Perkembangan
ekonomi ditularkan dengan konsep koperasi, dengan menggunakan sistem kekeluargaan
dia berhasil mensejahterakan masyarakat dengan membangun yang namanya koperasi.
Secara
umum, para psikolog politik memeriksa gangguan-gangguan kepribadian pada para
pemimpin secara berulang-ulang dengan menggunakan kriteria diagnostik American
Psychiatic Association, dengan memandu dan menstrukturkan analisis terhadap
kepribadian dan perilaku pemimpin.
Sifat-sifat, Motif, dan Perbedaan
Individual
Teori Sifat
Sifat
kepribadian mencirikan orang lain dan diri kita sendiri. Sifat adalah
karakteristik kepribadian yang stabil dari waktu ke waktu dan dalam situasi
yang berbeda, komposisi dari sifat itu lewat seseorang berfikir, merasa, atau
bertindak dalam pola tertentu menyangkut suatu peristiwa atau situasi. Allport
menganggap bahwa kepribadian merupakan hal pokok yang menentukan seseorang dalam
merespons lingkungannya, dengan membedakan dua sifat utama (cardinal traits) sangat penting dan
mendominasi kehidupan seseorang, contohnya keotoriterian masa dimana Raja Louis
14 memiliki anggapa bahwa negara ditangan raja, semua harus tunduk kepada raja
dan harus menaati semua peraturan dan kemauan sang raja, siapa yang melanggar
dia akan dihukum. Dimasa dulu atau kiranya zaman kerajaan raja-raja dulu memang
memiliki kekuasaan yang besar terhadap wilayah yang dikuasainya. Sifat tengah (central traits) adalah sesuatu yang
mempengaruhi secara rutin, namun tidak dalam setiap situasi, contohnya kejujuran,
. ketiga sifat sekunder (secondary traits)
paling tidak penting dan tidak teratur dalam mempengaruhi perilaku , contohnya ketika
kita berjalan dan berpapasan dengan orang yang tidak kita kenal.
Eyseck
mengidentifikasi tentang sifat kepribadian terdapat tiga dimensi introver-ekstrover adalah seberapa ramah
dan percaya diri, neuroticism adalah seberapa stabil emosi seseorang, dan psychoticsm adalah seberapa orang
terisolasi dan tidak sensitif terhadap orang lain. Costa dan McCrae Sifat
kerpibadian Lima Besar (Big Five) naurotisism, extroversion, keramahan (agreeableness), keterbukaan (oppenness) terhadap pengalaman, dan
kehati-hatian (conscientiousness). Sifat
psikologi politik saat ini disajikan dalam manifestasi politiknya, seperti keterbukaan
terhadap pengalamannya. Sifat umum yang digunakan mirip dengan sifat
kepribadian Lima Besar.
Teori Motif
Motif
adalah aspek-aspek kepribadian yang berkenaan dengan tujuan-tujuan dan
tindakan-tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Motif ini memberikan
energi, mengarahkan, dan menyeleksi perilaku. Perhatian ini mengarahkan ke Tiga
Besar (Big Three) psikologi dan
psikologi politik, yaitu kebutuhan akan kekuasaan (mementingkan dampak dan
prestise), kebutuhan akan keintimasi afiliasi (mementingkan relasi-relasi dekat
dengan orang lain), dan kebutuhan akan pencapaian (mementingkan keunggulan dan
penyelesaian tugas).
Winter
dan Stewart berpendapat bahwa orang yang memiliki kebutuhan tinggi akan
kekuasaan dan kebutuhan rendah akan afiliasi merupakan seorang pemimpin yang
lebih baik, daya tariknya populer seorang pemimpin bisa diukur dari
keberhasilan pemilihan umum, dengan sebuah fungsi dari kecocokan antar motif
dirinya dan motif masyarakat. Contohnya Gubernur Jakarta Joko Widodo dengan
memenuhi ambisinya untuk melangkah kearah yang lebih tinggi dari walikota ke
gubernur, dia berusaha untuk menunggangi sebuah partai untuk mendulang suara
dan juga pendukung, keberhasilannya memimpin Kota Solo dan penghargaan yang dia
dapatkan tentang pemimpin paling berpengaruh, dia berdidikasih untuk merubah
Kota Jakarta yang sudah sangat kritis kehidupan sosial maupun alamnya. Dengan
kerendahan hati, keberhasilannya menunggangi sebuah partai dia memenangi
perolehan teratas dari putaran pertama sampai putaran kedua, hal ini
mengartikan masyarakat Jakarta sangat mengharapkan Jokowi untuk melakukan
perubahan terhadap Jakarta itu sendiri.
BEBERAPA KERANGKA ACUAN DARI PSIKOLOGI
POLITIK
Teori-teori
kepribadian oleh psikologi politik menggunakan eklektik atau memiih yang
terbaik dari beberapa sumber, dari acuan inilah kita mencoba mengadaptasi
sebuah teori dan konsep kepada konteks politik. Misalnya sifat-sifat
kepribadian dan motivasi-motivasi yang dibahas dalam psikolog secara angsung
digunakan dalam analisis politik untuk disajikan dalam suatu manifestasi
politik.
Source: FG
izin save
ReplyDeleteizin save
ReplyDelete