Friday, November 7, 2014

SUARA RAKYAT; Di Balik Caci Maki dan Tudingan Tehadap Jenderal Soeharto

Tulisan ini secara keseluruhan menceritakan tentang mantan presiden ke2 Indonesia, yaitu Jenderal Besar H.Muhammad Soeharto. Tulisan ini memaparkan secara singkat perjalanan kehidupan yang Pak Harto lalui, kepribadian beliau, Manajemen pemerintahan yang diselenggarakan selama Pak Harto menjabat sebagai presiden, jasa-jasa serta pengabdian yang beliau berikan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dan yang menjadi bagian terpenting dari tulisan ini adalah bagian dimana suara rakyat tentang Pak Harto saya kemukakan, di balik kecaman dan cacian kepada mantan penguasa Orde Baru tersebut, masih banyak rakyat yang mengagumi, menghormati dan merindukan masa dengan kondisi kehidupan dimana Pak Harto memimpin negara Indonesia. Pada akhir tulisan, kita mengingat kejadian saat Pak Harto di gulingkan dari kursi kekuasaan. Pertengahan Mei 1998, menjadi episode akhir pemerintahan orde baru, ribuan mahasiswa yang menamakan diri mereka tentara reformasi menduduki gedung DPR/MPR untuk menuntut Pak Harto turun tahta. Kemudian, seteleh keadaan makin tak terkendali, bentrokan terjadi diberbagai tempat, kondisi pemerintahan dalam posisi yang rawan, dan Pak Harto merasa sudah tidak mungkin lagi dirinya memimpin Indonesia dengan keadaan seperti itu, tepat pada 21 Mei 1998 Jenderal Besar Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan presiden negara Indonesia, kemudian teriakan mahasiswa meledak menandakan kepuasaan mereka setelah tujuan tercapai. Namun dibalik lengsernya Sang Keprabon, terdapat suatu fakta yang sepertinya sudah menjadi rahasia umum. Banyak orang menduga, kejadian dimana ribuan mahasiswa menduduki gedung yang seharusnya sakral bagi pemerintahan Indonesia itu tidaklah terjadi secara serta merta. Kejadian tersebut bukanlah murni keinginan bangsa Indonesia, jika dikaitkan dengan bukti bahwa masih banyak rakyat yang pro terhadap Pak Harto, dapat dikatakan peristiwa itu terjadi dan diatur sedemikian rupa oleh pihak yang berlawanan dengan Pak Harto. kejadian yang  pada akhirnya melengserkan Pak Harto secara paksa dari kursi kepemimpinan dan membuat dirinya menjadi sosok tercela di negara ini adalah hasil kerja dari lawan politik yang tidak senang Pak Harto terus memimpin Negara Indonesia karena satu dan lain hal dengan atas nama reformasi.   

Pengantar
Tulisan ini membahas tentang suara rakyat dibalik caci-maki dan tudingan yang ditujukan kepada salah satu mantan presiden Indonesia. Dalam hal ini saya mengangkat Jenderal TNI Purnawirawan H.M Soeharto atau Pak Harto yang memimpin negara selama kurang lebih 32 tahun.  Saya menulis tentang suara rakyat dibalik caci-maki dan tudingan yang mereka tujukan untuk mantan presiden Soeharto, dikarenakan saya merasa miris, serta jujur saja tidak terima terhadap caci-maki dan tudingan-tudingan yang ada. Setelah era kepemimpinan Pak Harto yang sering disebut sebagai pemerintahan Orde Baru tumbang, kemudian Reformasi bergulir, saat itulah banyak bermunculan suara sumbang yang terus memojokan Pak Harto,  pasca lengser, sakit-sakitan sampai akhir hayat nya pun tidak berhenti caci-maki dan tudingan yang tertuju pada Sang Keprabon. Selain karena saya merasa miris dengan caci-maki serta tudingan yang di tujukan terhadap Pak Harto, saya menulis tentang hal ini juga karena mengagumi beliau.
Saya sudah banyak membaca buku tentang kepribadian, pengabdian, serta jasa jasa Pak Harto. Hingga saat ini ibu saya masih bekerja di Taman Mini Indonesia Indah yang merupakan salah satu bentuk jasa Pak Harto dalam melestarikan budaya Indonesia, ayah  pun dulu bekerja disana sebelum kemudian keluar dan berwiraswasta, dan saya hidup dilingkungan yang dihidupi oleh Pak Harto, karena itu saya juga sudah banyak mendengar cerita tentang sang penguasa Orde Baru tersebut dari orang-orang di sekitar saya.
Tujuan saya menulis hal ini adalah untuk membuka mata mereka, bahwasanya Jenderal Soeharto pun juga manusia biasa yang memiliki dua sisi, memiliki sisi buruk juga sisi baik. 32 tahun bukan waktu yang singkat sebagai seorang pemimpin, mungkin Pak Harto melakukan banyak kesalahan, namun Sebagai bangsa besar yang pandai menghargai jasa-jasa pahlawannya, tidak sepantasnya kita begitu saja melupakan jasa jasa besar yang telah beliau beri untuk Indonesia selama ini. Apa yang baik, perlu kita ambil. Apa yang buruk perlu kita buang. Apa yang telah di bangun Pak Harto dengan baik untuk bangsa ini harus tetap kita teruskan. Apa yang masih kurang, harus kita perbaiki dan sempurnakan. Karena semata mata untuk kemajuan dan kesinambungan bangsa Indonesia. Bukankah kita semua ingin melangkah maju ke depan? Jadi bukan untuk mundur ke belakang (Lazuardi Adi Sage, 2006).  

Jenderal Soeharto
          Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah. Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah atau yang lebih akrab di kenal dengan panggilan Ibu Tien, seorang anak dari pegawai Mangkunegaraan. Perkawinan Soeharto yang saat itu berpangkat Letkol, dengan Siti Hartinah atau Ibu Tien dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Letkol Soeharto 26 tahun dan Ibu Tien 24 tahun. Pernikahan mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
            Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel. Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Soedirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat). Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi yang adalah presiden Republik Indonesia saat itu , yaitu Ir. Soekarno ( O.G Roeder, 1976).      

            Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998. presiden RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta.

Tanda Jasa, Kepribadian dan Kepemimpinan Pak Harto
1.1.                    Berbagai Tanda Kehormatan
          Sebagai pemimpin bangsa Pak Harto tak kurang  memiliki 28 Tanda Kehormatan dari Pemerintah RI dan sekitar 37 tanda kehormatan Internasional sebagai tanda prestasi nya dalam berbagai hal (Dewi Ambar 2006: 29-32). dibawah beberapa nama tanda penghargaan yang diterima Pak Harto:
·        Pengargaan dalam negeri:
1.      Bintang Republik Indonesia Adi Purna.
2.      Bintang Mahaputra Adipurna.
3.      Bintang Jalasena Utama
4.      Bintang Dharma.
5.      Bintang Garuda.
6.      Bintang Jasa Utama.
7.      Satya Lencana Penegak dsb. 

·        Penghargaan Internasional:
1.      Medali dari pemerintah Pakistan.
2.      Golden Order of Merit (IAAF).
3.      Medal Emas Avicenna (UNESCO).
4.      Health for all Gold Medal (WHO).
5.      Grand Collier (Italia).
6.      Satyalencana Pahlavi (Iran).
7.      Bintang Badar (Saudi Arabia) dsb.

1.2  . Kepribadian dan Pengabdian Pak Harto
            (Dewi Ambar 2006: 25-117) mencantumkan kepribadian dan pengabdian Pak Harto selama beliau menjabat sebagai presiden Republik Indonesia. Di bawah ini saya mencantumkan beberapa diantara kepribadian dan pengabdian Pak Harto yang tertulis dalam buku “BERIBU ALASAN RAKYAT MENCINTAI PAK HARTO”:

Dekat  Dengan Mahasiswa         
Keberhasilan Pak Harto dalam menumpas G30S/PKI pada tahun 1965, tentu saja berkat dukungan dari MEI, rakyat dan mahasiswa yang secara serentak bersatu padu menjadi sebuah kekuatan besar lahirnya Orde Baru. Gerakan mahasiswa yang kemudian dikenal dengan sebutan Angkatan 66, tentu saja tak bisa pula dilepaskan dari kedekatan Pak Harto.                 

Falsafah Hidup Pak Harto           
Dalam kehidupannya, karakteristik Pak Harto kental diwarnai filosofi Jawa khas Indonesia yaitu: ilmu padi, ilmu teladan, ngewongke dan keseimbangan. Ilmu padi, sangat menonjol pada diri Pak Harto, makin berisi makin menunduk, makin berilmu makin merendah dan tidak banyak omong. 

Tokoh Yang Mau Belajar 
Siapa pun sulit menduga, setelah bangsa ini porak poranda di tahun 1965-1966 sebagai warisan dari Orde Lama, baik secara politik, sosial dan ekonomi, Betapa tidak, pada tahun tahun itu laju inflasi mencapai 65 persen. Karena itu, berbagai langkah atau solusi memang langsung dilakukan oleh Pak Harto, Beliau dengan kepribadian yang mau belajar mempelajari dengan serius apa yang terjadi agar dapat mengatasi keadaan dengan sesegera mungkin.        

Mencintai Petani    
Karena ia lahir dari keluarga petani, maka perhatiannya kepada para petani dan desa tidak perlu diragukan. Kendati Pak Harto menjadi pemimpin tertinggi atau orang nomor satu di Indonesia, ketika itu Pak Harto tidak pernah lupa pada rakyat kecil yang sebagian besar adalah petani.        

Prioritaskan Pertanian dan Rakyat Pedesaan          
Sebagai anak yang tumbuh dan besar di desa, Pak Harto sangat memahami sulitnya kehidupan keluarga petani. Terbatasnya lahan, rendahnya tingkat produksi, membuat kehidupan mayoritas rakyat Indonesia --petani-- jauh dari sejahtera. Melihat kondisi ini dan juga sebagai "balas budi" kepada para petani yang ikut berkorban dalam perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Pak Harto memprioritaskan pembangunan di sektor pertanian.

Tokoh Yang Sederhana  
Barangkali tidak banyak orang yang mengetahui, bahwa Pak Harto adalah sosok tokoh yang sangat sederhana. Tidak suka pada kemewahan, dan tak pernah berlebih-lebihan walaupun kekyaan yang dimiliki sangat berlebih. Penuturan dikemukakan dengan gamblang oleh sejumlah ajudan pribadi Pak Harto.                   

Sosok Yang Kebapakan 
Pak Harto seorang pemimpin yang berwibawa dan kebapakan. la dapat menempatkan diri layaknya seorang bapak kepada anaknya, beliau mau mendengar, sabar dan bijaksana dalam memberi saran, nasihat ataupun teguran       .

Pribadi Yang Merakyat     
Sejak menjadi Presiden RI, Pak Harto enggan pindah ke Istana Merdeka, dan tetap menempati rumah pribadinya di Jalan Cendana No.8, Jakarta Pusat. Pak Harto juga dikenal sangat akrab dengan anak, isteri dan keluarga, serta tetangganya. la selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan orang-orang disekitar kediamannya. Pak Harto memang selalu hidup merakyat, sebagaimana umumnya warga bangsa Indonesia.           

Hobi Memancing dan Beternak Sapi   
Sebagai manusia biasa, tentu saja Pak Harto juga memiliki hobi sebagaimana lazimnya manusia lain. Memancing dan beternak sapi adalah dua hobi yang paling disukainya selain olahraga yang lain.

Menumpas G30 S/ PKI     
Salah satu jasa besar Pak Harto yang tak bisa dilupakan adalah ketika ia menumpas PKI. Berawal dari kejadian G-30/S-PKI. Sebuah pemberontakan yang didalangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) pada tanggal 30 Sepetember 1965.       

Bapak Pembangunan      
Salah satu Ketetapan MPR tahun 1983, mengukuhkan pemberian gelar Bapak Pembangunan Indonesia kepada Pak Harto. Pertimbangannya antara lain, rakyat Indonesia menerima dengan rasa syukur kepemimpinan dan kenegarawanan yang arif dan bijaksana dari Pak Harto. 

Membangun Taman, Mini Indonesia indah (TMII)     
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) mulai dibangun atas keinginan Pak Harto guna melestarikan kebudayaan Indonesia pada tahun 1972 dan diresmikan 20 April 1975. Taman Mini merupakan suatu kawasan wisata budaya yang menggambarkan Indonesia yang besar dalam bentuknya yang kecil (sebuah miniatur) dimana berbagai aspek kekayaan alam dan budaya bangsa Indonesia yang diperagakan di areal seluas 150 hektar.            

Taman Buah Mekarsari   
Satu lagi karya besar yang ditinggalkan Bu Tien, isteri Pak Harto adalah Taman Buah Mekarsari. Taman buah ini juga dibanguti atas prakarsa Ibu Tien Soeharto yang dilandasi keinginan luhur yaitu meningkatkan harkat dan martabat kaum tani melalui pembangunan industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh.         .

Membangun Tramsmigrasi        
Salah satu kebijakan strategis Pak Harto lainnya adalah Pro-gram Transmigrasi, yakni program yang berupaya dalam pemerataan penyebaran penduduk di dalam negeri. Disamping membuka lapangan kerja, program transmigrasi juga ditujukan untuk membuka dan mengembangkan daerah produksi baru di luar Jawa dan Bali, terutama untuk membuka daerah pertanian yang baru.

Keluarga Berencana        
Hubungan pertambahan penduduk dengan tingkat kemakmuran yang hendak dicapai sangat erat. Dengan demikian, maka kebijaksanaan kependudukan yang tepat dan tereneana adalah merupakan salah satu kunci keberhasilan dari pembangunan nasional. 

GN-Orang Tua Asuh         
Sebagai pemimpin, Pak Harto sangat peduli kepada kemiskinan, anak-anak, dan keluarga tak mampu. Untuk itu, Pak Harto menggalakkan dan mencanangkan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) yang bertujuan untuk menyantuni anak-anak keluarga miskin agar tetap bisa bersekolah.  .

Pola Hidup Sederhana    
Salah satu kebijakan Pak Harto guna meredam ketimpangan sosial dan ekonomi serta kecemburuan sosial, maka pada 5 Maret 1974, ia mencanangkan program Pola Hidup Sederhana dan melakukan Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Dalam Usaha Swasta. Kebijakan itu juga tertuang pada Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1974 tentang pembatasan kegiatan pegawai negeri dalam usaha swasta.       

Membangun Masjid di Bosnia   
Selaku Ketua GNB, Pak Harto melakukan perjalanan bersejarah ke Bosnia yang sedang diamuk perang. Perjalanan ke Sarajevo, ibukota Bosnia Herzegofina, Maret 1995, memang penuh risiko. Namun tekad Pak Harto untuk berkunjung ke Bosnia sudah bulat. Perjalanannya ke Sarajevo setelah menghadiri KTT untu Pembangunan Sosial di Kopenhagen, Denmark, dan kunjungan balasan ke Kroasia.                      

Swasembada Pangan        
Pak Harto sadar betul bahwa bangsa kita adalah bangsa agraris yang mayoritas masyarakatnya hidup dan bekerja di bidang pertanian. Karena itu, pembangunan di sektor pertanian mendapat perhatian utama di era kepemimpinan Pak Harto.

1.3. Kepemimpinan Pak Harto
         
          pada bagian lain buku “BERIBU ALASAN RAKYAT MENCINTAI PAK HARTO”, (Dewi Ambar 2006:137-196) menuliskan tentang manajemen kepemimpinan Presiden Soeharto selama 32 tahun di Republik Indonesia, dan saya mengutip secara ringkas beberapa diantaranya:

Jenderal Besar Berbintang Lima          
Karena jasa dan pengabdiannya yang luar biasa kepada bangsa, Pak Harto menerima anugerah kenaikan pangkat menjadi Jenderal besar berbintang lima. Selain Pak Harto, juga menerima anugerah yang sama adalah almarhum Jenderal TNI Soedirman yang pernah menjabat sebagai Panglima Besar TNI, dan Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata (Kasab). Karena Pak Harto adalah seorang jenderal yang tegas, sektor keamanan NKRI pada masa dimana beliau memimpin terjaga dengan baik.     

Kepemimpinan dengan Filosofi Jawa 
Sesuai dengan filosofi dan latarbelakang budaya Jawa yang dianutnya, tujuan akhir kepemimpinan Pak harto terhadap bangsa ini tak lain adalah negara tata tenterem kerta raharja. Artinya, sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945, bahwa segala kemakmuran dan kesejahteraan adalah semata-mata untuk bangsa Indonesia.   

Manajemen Hasta Brata  
Kepemimpinan Pak Harto berdasarkan Hasta Brata yakni adalah suatu ajaran tentang kepemimpinan. Dijelaskannya, Hasta berarti delapan dan Brata berarti sikap atau laku. Sebagai seorang pemimpin, maka setiap orang harus mengerti bagaimana bersikap sebagai pemimpin yang baik.     

Seorang Yang Penuh. Disiplin  
Seorang pemimpin haruslah mempunyai disiplin yang tinggi. Karena, dengan disiplin yang tinggi, seorang pemimpin akan memperoleh kredibilitasnya sebagai pemimpin yang dipatuhi oleh bawahannya maupun dapat memancarkan kharisma dan kewibawan dalam dirinya. 

Trilogi Pembangunan      
Untuk membangun bangsa Indonesia dari keterpurukan, Pak Harto tentu memiliki konsep dasar sebagai landasan ia bekerja. Untuk itu, Pak Harto memperkenalkan konsep Trilogi Pembangunan pada awal pelita I.           

Membuat Konsep GBHN 
Pak Harto adalah pemimpin yang bekerja berdasarkan konsep. Selain itu juga berdasarkan mekanisme dan peraturan yang ada. Karena itu, kebijaksanaan pembangunan Pak Harto selalu dibekali oleh Tap-Tap MPRS, antara lain; melaksanakan pembangunan lima tahun pertama, menyederhanakan partai-partai politik dalam kehidupan Demokrasi Pancasila, dan melaksanakan Pemilu sebagai wujud dari pembangunan demokrasi di negeri ini        .

Menyederhanakan Partai
Karena bangsa Indonesia tengah membangun, maka stabilitas politik haruslah senantiasa dijaga dan terpelihara. Dan di mata Pak Harto Pembangunan Bangsa harus lebih diutamakan. Pembangunan dalam arti yang sesungguhnya. Disamping itu, berdasarkan pengalaman di masa lalu menunjukan, dengan banyak jumlah Partai Politik - ratusan partai politik pada Pemilu 1955 sama sekali tidak menguntungkan bagi iklim pembangunan nasional yang akan dikembangkan oleh Pak Harto ke masa depan.  

Membesarkan Golkar       
Kebesaran Golkar tak bisa dilepaskan dari peran Pak Harto. Karena memang Pak Harto lah yang ikut mendorong membangun dan membesarkan Golkar. Seperti juga kelahiran Orde Baru tidak dapat dipisahkan dengan peranan Pak Harto, demikian pula halnya Golkar yang notabene dulu bernama Sekber (Sekretariat Bersama) sebagai cikal bakal berdirinya Partai Golkar ini, juga berkat bantuan Pak Harto.

Pemilihan Umum   
Setelah tidak diselenggarakan selama 15 tahun sejak Pemilu pertama tahun 1955 dan untuk mewujudkan demokrasi Pak Harto selaku mandataris MPR menyelenggarakan Pemilu 1971 berdasarkan UUD 1945. Dalam pandangan Pak Harto selaku kepala negara, Pemilu merupakan barometer kemampuan bangsa di dalam menyalurkan aspirasi rakyat secara demokratis dan realistis.   

ABRI Tidak Berpartai       
Bagaimana dengan ABRI? Sikap Pak Harto sangat jelas, bahwa ABRI sebagai tentara nasional adalah kekuatan nasional yang independen dan tidak mengikuti Pemilu. Karena ABRI bukanlah sebuah partai politik, dan tidak mempunyai hak pilih. Adapun kedudukan ABRI di DPR sesungguhnya tak lain untuk menjaga keutuhan NKRI, Pancasila dan UUD 1945.      

Melaksanakan Repelita   
Rencana Pembangunan Lima Tahun diterapkan Pak Harto dalam kepemimpinannya. Dalam pelaksanaan pembangunan yang telah berjalan mulai dan dicanangkan mulai 1 April tahun 1969, dapat dilihat prioritas dan kebijaksanaa pembangunan yang dilakukan Pak Harto.    

Delapan Jalur Pemerataan         
Kebijaksanaan politik pemerintah dalam masalah keadilan sosial dilihat menurut perspektif peranan negara dalam kehidupan masyarakat, meliputi aspek-aspek hakekat, sifat, tujuan dan lapangan tugas negara dalam teori dan praktek, serta kegiatan-kegiatan pemerintah untuk mencapai tujuannya.    

Dwi Fungsi ABRI   
Sebagai salah satu kekuatan bangsa, sejarah kelahiran ABRI tak dapat dipisahkan dari kekuatan rakyat dan rakyat itu sendiri. Karena ABRI dilahirkan memang dari dan untuk rakyat dalam menjaga dan mempertahankan NKRI       

Manunggal ABRI dan Rakyat     
ABRI dan rakyat adalah satu. Hal itulah yang selalu dikatakan Pak Harto dan dibuktikannya dengan saling bergotong-royong, bahu membahu demi terciptanya sebuah kebersamaan. Karena itu dalam rangka manunggal ABRI dan rakyat di era Pak Harto, maka dicanangkan Program apa yang disebut AMD (ABRI Masuk Desa) dimana ABRI masuk ke desa, ke tengah-tengah rakyat, dan bersama-sama rakyat bergotong-royong membangun desa, jembatan, jalan dan lain sebagainya yang merupakan sarana dan prasarana desa. 

Tidak Mengenal Sipil Militer        
Meskipun Pak Harto berlatarbelakang militer, namun ia tak pemah menempatkan para pembantunya dari militer. Termasuk juga jabatan Wakil Presiden sebagai pendampingnya dalam menjalankan roda pemerintahan. Jabatan Wakil Presiden di masa Pak Harto sangat bervariasi, baik itu dari jabatan sipil, tentara, teknokrat, bahkan juga raja. Kabinet Orde Baru dikenal dengan nama Kabinet Pembangunan      .

Pemimpin Yang Tidak Menggurui        
Pak Harto adalah tipe pemimpin yang mampu mengendalikan dirinya, dan beliau bukan seorang pemimpin yang suka menggurui. Kepribadian yang dimiliki Pak Harto sungguh luar biasa. Pak Harto sungguh menghormati orang lain.     

Mencipta Kader Pimpinan          
Pak Harto adalah seorang King maker. Seorang tokoh yang melahirkan banyak kader pemimpin. Banyak kader Pak Harto yang kemudian muncul sebagai para tokoh dan pemimpin negeri ini, termasuk juga di era sekarang. Tak sedikit mereka adalah orang-orang yang pernah belajar kepada Pak Harto.            

Ahli Strategi Militer
Pak Harto dikenal sebagai seorang ahli strategi. Dalam bidang militer, telah terbukti keberhasilannya. Beberapa strategi militernya yang cukup menonjol antara lain adalah: Pada tahun 1949, di bawah komandonya Tentara Nasional Indonesia melakukan serangan dan menguasai kota Yogyakarta dari tangan Belanda selama 6 jam, yang dikenal dengan Serangan Oemoem 1 Maret.

Pemimpin Yang Arif          
Pak Harto adalah seorang pemimpin yang arif. Beliau benar-benar dapat mengimplementasikan manajemen sebagai ilmu sehingga pelaksanaan tugasnya dapat menghasilkan karya-karya berprestasi secara konsisten dan berkesinambungan.

Pemimpin Yang Lengkap dan Paripurna        
Sesuai dengan kategorisasi kepemimpinan dan manajemen, Pak Harto dapat disebut sebagai entrepreneurial leader dengan kualitas yang brilian. Pak Harto bisa disebut sebagai wirausaha dan sekaligus seorang manajer yang handal.  

Pemimpin Yang Kompeten         
Dalam kepemimpinan ada tiga kriteria kepemimpinan (lead-ership criteria) yang berlaku secara universal, yang juga diistilahkan sebagai Core competence bagi seorang pemimpin sekaligus manajer profesional.           

Seorang Yang Demokrat 
Dari berbagai pemikiran, ucapan dan tindakan Pak Harto selama ia memimpin, dan beberapa pemikirannya tentang demokrasi, beliau dapat dikatakan sebagai seorang yang berjiwa demokrat.          

Pemimpin Yang Dicintai Rakyat
Dalam sepanjang sejarah bangsa ini, hingga kini ada dua pemimpin besar di Republik ini. Keduanya adalah Bung Karno dan Pak Harto. Keduanya sangat dicintai rakyatnya. Demikian pula dengan Pak Harto, dengan segala kekurangan dan kelebihannya selama menjadi Presiden, toh beliau masih tetap dicintai rakyat.

1. Rakyat Bicara tentang pak Harto
            (Lazuardi Adi Sage, 2006)  menuliskan suara rakyat tentang Pak Harto yang memimpin mereka selama 32 tahun, setelah saya membaca, kemudian saya mengutip beberapa diantara tulisan itu didalam tulisan saya secara ringkas:   

Dulu Sering Ada Bantuan Langsung  
Saat Pak Harto jadi Presiden semua serba murah, bahan bakar terutama solar untuk perahu, harganya terjangkau jadi penghasilan nelayanpun lumayan. Cukuplah untuk menghidupi keluarga isteri dan tiga anak saya. Tetapi setelah Pak Harto tidak jadi Presiden, semua berubah. Kalau dibandingkan sekarang, perbedaannya jauh sekali.  

Bangga Punya Pemimpin Seperti Pak Harto 
Saya sering mendengar banyak orang menghujat Pak Harto. Tetapi menurut saya yang salah itu bukan Pak Harto. Sebenarnya Pak Harto itu orang baik. Pak Harto sangat peduli dengan rakyatnya, buktinya bahan bakar dan sembako murah. Pak Harto benar-benar ingin melihat rakyatnya sejahtera.         

Ketegasannya Membuat Segalanya Jelas
     
Kami hanya rakyat kecil yang tak tahu bagaimana sulitnya memimpin bangsa yang sangat besar ini. Tetapi saya salut dengan kepemimpinan Pak Harto yang tegas, sehingga segalanya menjadi jelas. Artinya di jaman itu rakyat merasa senang karena gampang cara makan. Kalau sekarang terasa sekali sulitnya cari makan, uangpun begitu sulit kami dapatkan.         

Mengerti Benar Kehidupan Rakyatnya           
Pak Harto seorang pemimpin yang pandai dan mengerti tentang kehidupan rakyatnya. Buktinya, nasib rakyat kecil beliau perhatikan. "Kalau di jaman Pak Harto, petani seperti saya tidak sulit mencari pupuk, dan harganya pun masih murah. Tapi, sekarang mau beli pupuk dengan harga tinggi saja sangat sulit didapat."           

Dulu Tidak Pernah Ada Keributan        
Selama memimpin negara ini lebih dari 30 tahun, saya nggak pernah dengar ada keributan atau kerusuhan, apalagi sampai besar-besaran. Sebab bila sedikit saja ada masalah maka beliau akan menyelesaikannya dengan bijak. Pak Harto merupakan sosok pemimpin yang tegas dan berwibawa.   

Suka Menanyakan Persoalan Rakyat Bawah           
Pak Harto mau turun langsung memperhatikan kami sebagai pedagang sayur yang kecil. Bahkan beliau mau berdialog, menanyakan apa saja yang menjadi persoalan kami dan menawarkan bantuan agar persoalan kami bisa menjadi ringan.   

Dulu Kebutuhan Sehari-hari Bisa Dipenuhi  
Pak Harto merupakan sosok Presiden Republik Indonesia yang begitu melekat pada diri saya. Yang saya ingat benar jasanya hanya ada dua presiden di Indonesia, yang pertama Soekarno dan yang kedua Soeharto. Selebihnya kan cuma sepintas, karena masa jabatan mereka tidak ada yang lama, jadi ya belum bisa kita nilai banyak.          

Dulu Lebih Enak    
Pak Harto adalah Presiden yang baik. Pak Harto juga merupakan pemimpin yang mempunyai sifat kebapakan, sayang terhadap keluarganya. Saya kagum, apalagi setelah saya tahu bahwa dia dulu berasal dari keluarga petani miskin di Jawa Tengah, saya jadi sangat salut kepadanya.       

Apa pun Yang Menyangkut Rakyat Lebih Diutamakan      
Saya sangat mengidolakan figur Pak Harto sejak masih duduk di bangu SMA. Di hati saya, Pak Harto sampai sekarang masih tetap terasa sebagai Presiden RI meski dia sudah tidak menjadi presiden lagi. Wajahnya yang selalu mengembangkan senyum kepada seluruh rakyatnya, masih teringat di benak saya. Rasanya kalau melihat senyumnya membuat hati terasa senang.         

Semua Serba Mudah        
Sosok pemimpin yang memiliki pribadi sederhana dan mau melihat kepada keadaan rakyat kecil la peduli dengan kesusahan rakyatnya. Itulah penilaian saya terhadap Pak Harto. "Saat Pak Harto memimpin semua serba mudah, apa-apa mudah diperoleh, tinggal tergantung pada kita, mau apa tidak melakukannya."     

Memikirkan Hingga Daerah Terpencil 
Selain merupakan seorang pemimpin yang baik, Pak Harto juga seorang yang berwibawa dan selalu memikirkan nasib rakyat kecil. Tidak hanya bagi rakyat yang ada di perkotaan saja tetapi juga sampai ke pelosok-pelosok desa, sekalipun daerah tersebut terpencil. Bahkan pada masa pemerintahannya, pak Harto sering membagi-bagikan beras secara cuma-cuma kepada rakyat miskin yang membutuhkan yang disalurkan melalui kelurahan.         

Berani Mengambil Resiko           
Menurut saya, Pak Harto adalah seorang pemimpin yang berani mengambil resiko dalam mengambil keputusan demi kesejahteraan rakyatnya. Selain tenang dalam pembawaannya, Pak Harto bukan tipe pemimpin yang suka berkoar-koar dengan janji yang muluk-muluk. Dia juga mempunyai kharisma yang kuat sewaktu menjadi presiden Indonesia dan disegani oleh rakyat, teman ataupun lawannya.   

Pembangunan di Bidang Seni Mengalami Kemajuan         
Terlepas dari segala kekurangannya, sosok Pak Harto merupakan seorang pemimpin yang banyak jasanya bagi bangsa dan negara. Contohnya saja, selama ia memimpin negara pembangunan maju dengan pesat, memperhatikan nasib rakyat dimana subsidi yang diberikan sampai kepada rakyat kecil yang membutuhkannya. Selain itu ia merupakan figur pemimpin yang bijaksana memiliki jiwa kerakyatan, ini terlihat dengan tercapainya swasembada pangan di masa pemerintahannya.           

Dulu Semua Bisa Terjangkau    
Pak Harto merupakan sosok pemimpin yang bijak dan memperhatikan kehidupan ekonomi rakyat kecil. Pada jaman pemerintahan Pak Harto segala kebutuhan hidup masyarakat kecil dapat terjangkau, karena semua harga barang-barang relatif murah, BBM pun tidak naik.

Melihat Senyumnya Sudah Senang     
Pak Harto merupakan figur seorang Bapak yang selalu memperhatikan semua kebutuhan anak-anaknya. Selain itu Pak Harto juga selalu terlihat murah senyum didepan rakyatnya. "Kalau dia dateng ke kampung-kampung semua orang senang karena ngeliat senyumnya aja membuat kita ngerasa aman, ikut bahagia."

Ikut menanam Padi dan Menggali Tanah       
Sebagai seorang Presiden, Pak Harto begitu perhatian pada rakyat kecil, beliau punya sifat merakyat. Walaupun Presiden, tapi tidak malu kalau harus ikut menanamkan padi disawah bersama-sama dengan rakyatnya atau ikut menggali tanah untuk penanaman pohon. Ini tidak hanya omongan saja. Saya melihat langsung kok, waktu Pak Harto sedang mengunjungi daerah saya yang terpencil. Beliau ikut langsung menanam padi bersama warga desa        .

Seperti Seorang Bapak Memimpin Anaknya 
Pak Harto dalam memimpin negeri ini seperti oleh seorang Bapak memimpin anak-anaknya. Apapun kebutuhan anak-anaknya pasti selalu dipenuhi oleh. Tidak hanya kesejahteraan saja, keamanan dan kemakmuran juga tetap diprioritaskan.

Kesimpulan
            Pasca lengser dari jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia pada 21 Mei 1998, Jenderal Soeharto yang tadinya sangat di hormati dan di segani mulai dicaci dan dimaki. Berbagai pihak menuntut Jenderal Soeharto diadili atas apa yang mereka sebut dengan kejahatan yang dilakukan beliau selama memimpin negeri ini. Banyak tuduhan dan dakwaan yang di tujukan kepada sang keprabon itu, diantaranya tuduhan sebagai dalang dari pemberontakan PKI pada September 1965, pelanggar HAM berat selama masa kepemimpinan, tuduhan memiliki simpanan uang illegal di luar negeri dan masih banyak tuduhan yang lainya. Semua tuduhan itu juga belum bisa dipastikan kebenaranya, namun nama Soeharto sudah terlanjur dijatuhkan. Caci-maki, tuduhan, dan sumpah-serapah yang ditujukan kepada Soeharto memberi kesan seakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang tidak tahu diri. Satu contoh perilaku yang mencerminkan perilaku tidak tahu diri bangsa ini adalah dimana alat pembayaran negara yang sah, yaitu uang Rp 50.000 pada kala itu dimusnahkan, hanya karena di pecahan Rp 50.000 itu terdapat gambar Soeharto sedang tersenyum. Menyedihkan, mereka memaki seorang pembesar yang tidak bisa dipungkiri memiliki banyak jasa untuk Indonesia. Seakan yang mereka ingat hanya keburukan Soeharto, Seakan lupa bahwa beliau pernah memimpin mereka dalam waktu yang tidak sebentar, dalam waktu yang tidak sebentar itu tentunya tidak hanya keburukan yang Soeharto miliki, namun pasti juga banyak jasa yang beliau berikan. Seharusnya, sebagai bangsa yang besar kita tahu dan mengerti bagaimana cara menghargai jasa jasa pahlawan kita. 
            Kita tahu, Soeharto dilengserkan secara paksa oleh gerakan Reformasi. Mahasiswa pelopor reformasi menduduki gedung DPR MPR pada Mei 1998, mereka menuntut soeharto berhenti dari jabatan nya sebagai presiden Republik Indonesia. Probosutedjo mengatakan “mahasiswa yang ada disana notabene berusia 18-24 tahun, lahir di masa Orde Baru yang tentunya tidak tahu betapa sulitnya Pak Harto membangun negeri ini dari warisan keterpurukan orde lama. Mereka juga boleh jadi tidak mengerti secara substansial apa yang mereka lakukan di gedung DPR MPR saat itu”. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pihak yang mungkin adalah lawan politik Soeharto  menggerakan Mahasiswa pada peristiwa Mei 1998 itu. Pada dasarnya kejatuhan Soeharto tidak sepenuhnya keinginan rakyat, suara rakyat yang umumnya berbunyi “lebih enak kehidupan di jaman Pak Harto” membuktikan bahwa dibalik semua cacian dan makian terhadap Sang Keprabon, faktanya rakyat mencintai beliau.
  

REFERENSI

·      Ambar. Dewi, dan Lazuardi Adi Sage. Beribu alasan Rakyat Mencintai Pak Harto. Jakarta: PT Jakarta Citra, 2006.
·      Soeharto, Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya, disunting oleh: Ramadhan K.H. Jakarta: Citra Lamtorogung Persada, 1989.
·      Soeharto Bapak Pembangunan Indonesia, Nugroho Tjahyadi. Semarang: Yayasan Telapak, 1984. 
·      Penuturan Probo Sutedjo kepada Lazuardi Adi Sage, Juni 2006 
·      Anak Desa – Biografi Presiden Soeharto, O.G Roeder, PT. Gunung Agung Jakarta, 1976.

·      Manajemen Presiden Soeharto, Penuturan 17 Menteri Yayasan Bina Generasi Bangsa, 1996

No comments:

Post a Comment