Produksi
adalah suatu proses pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi, atau
proses di mana masukan (input)
menjadi luaran (output)[1]. Kuantitas input
tertentu dapat
digunakan untuk memproduksi setiap barang atau jasa tertentu.
Hubungan antara masukan dan keluaran per unit waktu tertentu yang
dinyatakan secara matematis disebut fungsi produksi.
Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi (input) dan barang produksi (output) yang dihasilkan dalam proses
produksi [2]. Fungsi
produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut [3]:
Q = f (K, L, R, T)
........................................................................(1)
Di mana K
adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja yang meliputi berbagai
jenis tenaga kerja dan juga keahlian keusahawanan, R adalah kekayaan alam, dan
T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi
yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut yang
digunakan secara bersama-sama.
Untuk
menganalisis proses produksi baik secara fisik maupun dalam hubungannya dengan
biaya produksi, maka faktor produksi diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu
faktor produksi tetap (fixed input)
dan faktor produksi variabel (variable
input). Faktor produksi tetap
adalah faktor produksi dimana jumlah yang digunakan dalam proses tidak dapat
diubah secara cepat. Contohnya seperti tanah, bangunan, mesin, dan sebagainya. Faktor produksi
variabel adalah faktor produksi di mana jumlah yang digunakan dalam proses
produksi dapat diubah jumlahnya dalam waktu yang relatif singkat. Faktor ini berpengaruh secara
langsung terhadap jumlah output yang dihasilkan [4].
a. Teori
produksi dengan satu faktor berubah
Dalam teori
ini menggambarkan keterkaitan antara tingkat produksi suatu
barang dengan jumlah faktor produksi yang digunakan terdiri dari faktor
produksi tetap dan faktor produksi variabel. Teori tersebut menitikberatkan
dimana faktor produksi variabel yang digunakan hanya ada satu yaitu tenaga
kerja. Dalam analisis ini diasumsikan bahwa faktor-faktor seperti modal,
teknologi dan faktor yang lainnya adalah tetap. Berarti satu-satunya faktor yang
berubah adalah tenaga kerja [5].
Dalam teori
produksi, terdapat kaitannya terhadap produksi rata-rata dan produksi batas.
Produksi rata-rata (Average product =
AP) adalah total produksi yang dibagi dengan jumlah faktor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut. Sedangkan, produksi batas (Marginal Product) adalah tambahan
terhadap total produksi yang disebabkan oleh adanya tambahan satu unit faktor
produksi variabel ke dalam proses produksi tersebut, dimana faktor produksi
lainnya tetap jumlahnya dan tidak berubah [6].
Dalam
produksi jangka pendek, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila
kita menambah faktor produksi variabel secara terus menerus. Produksi total itu
akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah
suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. Hal ini
terjadi karena adanya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (Law of Diminishing Return)[7].
Dengan melihat Gambar 1. Produksi
Total, Produksi Rata-Rata, dan Produksi Batas, berikut ini, rangkaian proses produksi dapat dibagi menjadi
3 tahap. Tahap I meliputi daerah penggunaan faktor produksi variabel di sebelah
kiri titik 5, di mana produksi mencapai titik maksimum. Tahap ini dimulai dari TP, MP, AP, meningkat. Pada tahap tersebut produksi rata-rata per unit
variabel naik, batas dari tahap 1 adalah dimana MP = AP kemudian AP mencapai
titik maksimum. Tahap II meliputi daerah penggunaan faktor produksi variabel di
antara titik 5 dan 6. Tahap ini dimulai dari titik dimana MP = AP sampai dengan
MP = 0. Pada tahap II produk total terus naik tapi dengan laju yang berkurang, nilai
MP mengalami penurunan sehingga AP mulai menurun. Tahap III meliputi daerah
penggunaan faktor produksi variabel di sebelah kanan titik 6. Tahap ini dimulai
dari titik MP = 0. Pada tahap III TP mengalami penurunan dan MP nilainya
negatif, AP mengalami penurunan tapi tidak sampai negatif.
Gambar
1. Produksi
Total, Produksi
Rata-Rata,
dan Produksi Batas.
b. Teori
produksi dengan dua faktor berubah
Fungsi produksi yang dipaparkan sebelumnya menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan
mengalami perubahan jika dimisalkan hanya terdapat satu faktor produksi saja yang diubah yaitu tenaga kerja, sedangkan
yang lain tetap jumlahnya. Kemudian fungsi produksi berikutnya adalah
penggunaan dua faktor produksi variabel yang dikombinasikan dalam proses
produksi, misalnya tenaga kerja dan modal [8].
Dalam hal
ini, produksi dengan dua faktor berubah merupakan produksi jangka panjang.
Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor
produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat
variabel. Untuk menjelaskan fungsi produksi jangka panjang dapat digunakan
kurva isoproduk (isoquant). “Iso”
artinya sama dan “quant” berarti kuantitas [9].
1)
Isoproduk atau Isoquant
Isoquant adalah kurva yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi guna
menghasilkan tingkat produksi yang sama. Kurva isoproduk digambarkan pada
Gambar 2. Iso Produk, dengan sumbu horisontal menunjukkan faktor produksi
tenaga kerja dan sumbu tegak atau vertikal adalah faktor produksi tanah.
Gambar
2. Iso Produk
Lereng
dari kurva iso produk dinyatakan sebagai ∆T/∆L atau perbandingan antara
berkurangnya jumlah tanah yang digunakan (∆T) dan tambahan tenaga kerja yang
digunakan (∆L). Perubahan-perubahan itu tidak merubah jumlah produksi total.
Berkurangnya produksi sebagai akibat berkurangnya penggunaan T diimbangi dengan
bertambahnya produksi akibat dari bertambahnya penggunaan L.
2)
Iso-Biaya
Iso-Biaya
adalah kurva yang menggambarkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi
yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Semakin besar
anggaran perusahaan dengan harga faktor produksi tetap, maka letak dari garis
iso-biaya ini semakin menjauhi titik asal (nol). Perubahan harga salah satu
faktor produksi dengan anggaran tetap, akan menyebabkan lereng dari kurva
iso-biaya berubah.
Gambar 3. Iso-Biaya
Sumbu
horisontal menunjukkan jumlah faktor produksi L dan sumbu vertikal menunjukkan
faktor produksi T. Lereng garis iso-biaya ditentukan oleh perbandingan harga
faktor produksi L dan harga faktor produksi T, di mana L = tenaga kerja dan T =
tanah. Jika anggaran perusahaan meningkat, sedangkan harga faktor produksi
tetap, maka garis iso-biaya ini akan bergeser sejajar ke kanan, misalnya dari
iso-biaya E/PT,E/PL menjadi E’/PT, E’/PL.
[1] M. Suparmoko, 1998, Pengantar
Ekonomika Mikro, Edisi 3, BPFE, Yogyakarta, hlm. 91.
[2] Ibid., hlm. 92.
[3] Sadono Sukirno, 2001, Pengantar
Mikroekonomi, Edisi Kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 194.
[4] Pramono Hariadi & Lilis Siti
B, 2008, Teori dan Perilaku Harga,
Kanisius, Yogyakarta, hlm. 111.
[5] Sukirno, Op. Cit., hlm.195.
[9] Suparmoko, Op. Cit.,hlm. 102.
No comments:
Post a Comment