Media massa
adalah yang paling memiliki kekuatan dan begitu berpengaruh bagi pemikiran
publik karena memiliki legitimasi sosial yang kuat. Meskipun media adalah alat
penyalur sebuah informasi dari realitas sosial, namun melalui
informasi-informasi yang diberikan tersebut merupakah hasil kerja seorang
jurnalis. Karya-karya jurnalis lewat media massa dapat menciptakan perubahan
pola pikir masyarakat yang tradisional ke pola pikir modern. Dalam hal ini,
legitimasi sosial dari media massa begitu berperan bahkan perkembangannya pun
bisa menuju ke perubahan masyarakatnya. Umumnya media massa dapat menimbulkan
berbagai tafsiran dan pendapat yang berbeda dari kalangan publik.
Media massa merupakan salah satu unsur komunikasi yang
berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, tidak bisa dipungkiri jika fungsi media
massa dijadikan sarana penyebarluasan informasi kepada publik baik di tingkat
lokal sampai tingkat internasional. Dengan upaya membentuk opini publik lewat
media cetak, elektronik, dan berita televisi dapat menghasilkan pemberitaan
yang bisa mengundang perhatian, tanggapan, dan bahkan tindakan politik. Pada
akhirnya manusia kian bergantung pada media massa untuk memperoleh informasi,
termanipulasi, dan adanya eksploitasi kalangan tertentu di masyarakat yang
menguasai media.
Adapun hubungan yang saling berpengaruh antara dunia dan
media massa yang sudah berlangsung lama. Adanya teknologi komunikasi dan cetak
yang menjadikan sekat-sekat antar negara menjadi bias karena kemunculan dan
perkembangannya menjadi sangat dipengaruhi oleh sosial, ekonomi, politik, dan
budaya. Terlepas dari perubahan bentuk media massa akibat dinamika sosial dan
politik, media massa saat ini justru memainkan peran sebagai salah satu agen
perubahan itu sendiri. Apalagi di era-globalisasi media massa gencar memberikan
informasi yang begitu luas, tak dapat dipungkiri ada sisi posiif yang bisa
didapatkan sebagai kontruksi wawasan publik ataupun sisi negatif yang
seharusnya dapat difilter terhadap informasi yang diterima. Bagaimanapun
peranan media massa dan globalisasi terdapat nilai positif di antara keduanya.
Di kehidupan masyarakat Indonesia peran media massa kian
penting karena menganut sistem demokrasi, sehingga memberikan legitimasi
politik kepada kebebasan pers dalam menyoroti setiap pemberitaan khususnya
tentang perpolitikan. Namun demikian media massa kerap kali dijadikan alat
kekuasaan kaum elit, misalnya saja Aburizal Bakrie yang memiliki stasiun
televisi TVOne yang cenderung memihak kepada partai politiknya sendiri, yaitu
Golkar. Dengan memanfaatkan media sebagai komunikasi politik bahkan media
dijadikan alat untuk membongkar setiap kejelekan lawan politik. Pada akhirnya
media massa memiliki kekuatan untuk mempromosikan kepentingan pemiliknya saja,
lewat iklan yang ditampilkan.
Sistem demokrasi di
Indonesia melahirkan pula kebebasan untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan seperti yang tercantum di UUD
1945. Legitimasi hukum dari media banyak tertuang di UUD 1945 bahkan sampai ke
profesi wartawan. Selain itu, secara yuridis kebebasan pers mulai bangkit pasca
reformasi bahkan menjadi wacana dominan, yang telah tercermin dalam UU No.
40/1999, mulailah pers menjadi berani mengungkapkan realitas politik. Ketika
sebelumnya pers begitu dikendalikan oleh pemerintah, pasca reformasi pers
banyak menguak peristiwa yang banyak tertutupi, bahkan media menjadi sorotan
publik setiap harinya untuk mengetahui setiap perkembangan perpolitikan. Dalam
hal ini, pers mulai berpindah posisi dan perannya, dari menjalankan supremasi
negara (state) menjadi pelaksana
supremasi rakyat (people).
Dari segi ekonomi media
dijadikan sumber pendidikan bagi setiap konsumennya, kemajuan teknologi membuat
perkembangan media cetak seperti koran dan majalah begitu diminati, apalagi mulai
berkembang dengan adanya media online di smartphone
yang berdampak pada meningkatnya permintaan pada hp smarthphone dan tablet. Industri media kini semakin maju dan
menguasai segala konten informasi, perkembangan tersebut membuat para pengusaha
swasta dan pemilik modal semakin meminati industri media massa, bukan hanya
untuk mencapai profit yang setinggi-tingginya namun juga kerap dijadikan
komunikasi politik, misalnya saja MNC Group yang di pegang oleh Harry
Tanoesudibyo kini lahan bisnis menjadi luas, sebut saja tv RCTI, MNC TV, Global
tv, media elektonik okezone.com, media cetak Koran Sindo, dsb. Pada akhirnya
media dijadikan tempat yang strategis untuk mendapatkan pencitraan publik. Pada
akhirnya persaingan semakin bebas di antara media massa, kita bisa melihat
media massa kini sudah lebih ke persaingan informasi dan hiburan. Semuanya
bersaing untuk mendapatkan konsumen dan pengiklanan.
Dengan demikian kita bisa
mengetahui bahwa media massa memiliki kekuatan yang bisa mempengaruhi opini
publik dari realitas sosial dan pemberitaan yang disajikan. Di Indonesia yang
menganut sistem demokrasi menjadikan media massa memiliki kebebasan untuk
berpendapat baik tulisan maupun lisan, yang telah tercantum di dalam
Undang-undang. Media massa juga berpengaruh dalam bidang ekonomi adanya
persaingan untuk mendapatkan keuntungan dari berbagai media cetak maupun
elektronik yang juga berdampak pada hp smarthphone yang makin canggih untuk
mengakses berita, sehingga masyarakat kini semakin mengikuti arus jaman akibat
sistem informasi dan komunikasi yang semakin maju dan peran media massa dalam kekuatannya
mempengaruhi wacana publik.
Source:
Hammad, Ibnu. KONTRUKSI REALITAS POLITIK
DALAM MEDIA MASSA. Jakarta: Granit, 2004.
Rivers, William L., Jay W. Jensen, and Theodore Peterson. MEDIA MASSA DAN MASYARAKAT MODERN trans,
Harris Munandar dan Dudy Priatna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2003.
No comments:
Post a Comment